Anda di halaman 1dari 3

Franky August Todoan

201511955
Management

TUGAS MANAJEMEN STRATEGI

Kinerja audit internal atau analisa internal menyangkut bidang:

Financial
Mengapa?
Audit finansial merupakan jenis audit yang lebih berorientasi kepada masalah keuangan. Sasaran audit
keuangan adalah kewajaran atas laporan keuangan yang disajikan manajemen. Secara umum, laporan
keuangan perlu diaudit supaya informasi keuangan yang disajikan di dalam laporan keuangan bersifat adil
(fair) bagi semua pihak yang berkepentingan (manajemen, pemegang saham, pemerintah, dan kreditur).
Kata ‘fair’ dalam hal ini maksudnya: akurat dan tidak bias (tidak disalah-interpretasikan/ tidak
menyesatkan).
Bagaimana?
Dengan menggunakan laporan keuangan sebuah perusahaan sebagai sumber informasi dalam mengaudit.
Dapat dilakukan oleh pihak ke-3 seperti Kantor Akuntan Publik (KAP) atau Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Marketing
Mengapa?
Tujuan audit pemasaran adalah untuk melihat seberapa baik perusahaan dalam menerapkan konsep
pemasarannya, serta menciptakan nilai bagi konsumennya dalam tingkat laba. Dengan melakukan audit
pemasaran atau marketing audit, akan memungkinkan manajemen melihat lebih jauh di luar ramalan
penjualan (sales forecast) dan peramalan pangsa pasar (market share forecast), sehingga perusahaan kita
bisa lebih berkembang daripada perusahaan yang tidak melakukan audit pemasaran.
Bagaimana?
Beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan marketing audit adalah sbb:
1. Task-Force Audit. Merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari departemen
pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan membuat analisis terhadap bagian -bagian yang
diaudit tersebut. Yang melakukan audit ini adalah beberapa senior manager lintas fungsi. Misalnya:
manager keuangan dan manager produksi melakukan audit pada departemen pemasaran, dan begitu
pula terjadi sebaliknya.
2. Audit from Above. Top manajemen secara langsung yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari
fungsi pemasaran perusahaan. Dalam hal ini yang melakukan audit adalah direktur utama dibantu oleh
tim internal auditnya.
3. Outside Auditor. Perusahaan menunjuk konsultan / auditor eksternal yang merupakan orang luar
perusahaan agar hasil auditnya bisa se-objektif mungkin dan bebas dari kolusi.
4. Self-Audit. Dalam hal ini tim yang ada di departemen marketing akan di-audit berdasarkan monthly
report yang mereka buat di akhir bulan. Yang melakukan audit adalah manajer marketing nya sendiri.
Objektivitas harus benar-benar ditegakkan jika perusahaan mau melakukan metode ini.
Tahapan dalam melakukan marketing audit:

Melakukan audit pemasaran secara rutin dan menyeluruh


dengan langkah yang terstruktur adalah hal yang sangat
berguna. Sebab, hal ini dapat memberi suatu perusahaan
akan pengetahuan bisnis, trend di pasar, dan di mana nilai
tambah yang saat ini dimiliki oleh perusahaan pesaing.
Audit menjadi dasar untuk menetapkan tujuan dan
strategi.

Human Resource
Mengapa?
Untuk menjamin bahwa potensi SDM telah dikembangkan secara optimal. Audit SDM adalah
pemeriksaan kualitas kegiatan Sumber Daya Manusia secara menyeluruh dalam suatu departemen, divisi
atau perusahaan, dalam arti mengevaluasi kegiatan-kegiatan SDM dalam suatu perusahaan dengan
menitikberatkan pada peningkatan atau perbaikan.
Bagaimana?
Pendekatan:
1. Menentukan ketaatan pada hukum dan berbagai peraturan yang berlaku
2. Mengukur kesesuaian program dengan tujuan organisasi
3. Mengukur kinerja program
Ruang lingkup:
1. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM hingga proses
seleksi dan penempatan.
2. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah ada di
perusahaan, dimulai dari pelatihan dan pengembangan sampai dengan penilaian kinerja karyawan.
3. Pemutusan hubungan kerja (PHK) Karena mengundurkan diri maupun pemecatan akibat pelanggaran
aturan perusahaan

Operational
Mengapa?
Tujuan audit operasi pengendalian internal adalah mengevaluasi efisiensi dan efektivitas, serta membuat
rekomendasi untuk manajemen. Lingkup audit operasi berkenaan dengan setiap pengendalian yang
mempengaruhi efisiensi atau efektivitas. Misalnya, audit operasional dapat berfokus pada kebijakan dan
prosedur yang dilakukan oleh departemen pemasaran untuk menentukan efektivitas katalog dalam
pemasaran produk.
Bagaimana?
Jenis atau pendekatan:
1. Audit fungsional
Audit fungsional mengurusi satu atau lebih fungsi dalam suatu organisasi, misalnya mengenai
efektivitas dan efisiensi fungsi penggajian untuk suatu organisasi secara keseluruhan.
2. Audit Organisasional
Mengurusi seluruh unit organisasi seperti departemen, cabang, atau anak perusahaan. Contohnya,
sistem koordinasi antara pusat dengan cabang.
3. Penugasan khusus
penugasan khusus muncul atas permintaan dari manajemen dengan bermacam-macam jenis audit.
Contohnya, meneliti kemungkinan kecurangan dalam divisi, dan membuat rekomendasi agar dapat
mengurangi biaya produksi.

Forensic (Fraud)
Mengapa?
Bertujuan mendeteksi atau mencegah berbagai jenis kecurangan (fraud). Adalah audit yang ditujukan
untuk mengungkap adanya kasus yang berindikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang merugikan
perusahaan/negara dan menguntungkan pribadi maupun kelompok (organisasi) atau pihak ketiga. Istilah
lain dari fraud audit adalah audit khusus atau audit investigasi.
Bagaimana?
Dalam praktik di Indonesia, audit forensik hanya dilakukan oleh auditor BPK, BPKP, dan KPK (yang
merupakan lembaga pemerintah) yang memiliki sertifikat CFE (Certified Fraud Examiners).

Compliance
Mengapa?
Audit ketaatan/kepatuhan adalah suatu audit yang bertujuan untuk menguji apakah pelaksaan/kegiatan
telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Peraturan/ketentuan yang dijadikan kriteria:
1. Peraturan/Undang-undang yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah atau Badan/Lembaga lain yang
terkait
2. Kebijakan/Sistem dan Prosedur yang ditetapkan oleh manajemen perusahaan (Direksi).
Bagaimana?
Compliance audit dapat dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Bagi perusahaan yang telah mendapatkan ISO 19000 dan
sejenisnya, compliance audit perlu dilakukan oleh auditor ISO dalam rangka mempertahankan sertifikat
ISO yang telah diraih perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai