Anda di halaman 1dari 5

SURAT KEPUTUSAN

No. Kpts- /…../..... /20….

Tentang
KEBIJAKAN PERENCANAAN PULANG BAGI PASIEN YANG DIRAWAT
DI RUMAH SAKIT ”JIH”

Bismillahirrahmanirrahiem
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ”JIH”

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan perawatan lanjutan bagi pasien di


RS JIH Yogyakarta maka perlu disusun kebijakan perencanaan pulang
bagi pasien yang dirawat;
b. bahwa berdasarkan huruf a dan b tersebut diatas, dipandang perlu
Direktur Utama membuat Surat Keputusannya.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tentang Praktek Kedokteran
4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Keperawatan
5. PMK No 512/Menkes/PER/X/2007 Tentang Ijin Praktek dan
Pelaksanaan Preaktek Kedokteran
6. PMK No 17 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Kesehatan No HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktek Perawat
7. PMK No 1464/Menkes/PER/X/2012 Tentang Ijin dan Penyelenggaraan
Praktek Bidan
8. PMK No 80 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktek Fisioterapis
9. PMK No 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktek Tenaga Gizi
10. PMK No 269/Menkes/PER/III/2008 Tentang Rekam Medis
11. Surat Keputusan Kepala Badan Kerjasama dan Penanaman Modal
Prop.DI Yogyakarta Nomor: 445/650/GR.I/2013 tanggal 12 September
2013 tentang Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit ”JIH”
12. Akta Pendirian Perseroan Terbatas PT. UNISIA MEDIKA FARMA
Nomor : 33 Tanggal 24 Februari 2005 yang dibuat di hadapan Notaris
Winahyu Erwiningsih, SH, M. Hum yang berkedudukan di Sleman
dan telah mendapatkan pengesahan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-17298
HT.01.01.TH.2005 tanggal 22 Juni 2005 dan telah diumumkan dalam
lembaran Berita Negara No.84 Tahun 2005 pada halaman tambahan-
tambahan No.11273, Akta Pernyataan Keputusan Rapat Nomor: 197
tanggal 24-02-2014 tentang perubahan Susunan Direksi dan Komisaris
PT. UNISIA MEDIKA FARMA yang dibuat dihadapan DR. Winahyu
Erwinigsih, SH, M.Hum Notaris di Sleman;
-2- SK Direktur Utama Rumah Sakit ”JIH”
Nomor : Kpts- /.../... /20….
Tanggal : .......... 20.....

13. Surat Keputusan Direktur Utama PT Unisia Medika Farma Nomor :


001/PT UMF/I/2010 tentang STATUTA/Hospital Bylaws Jogja
International Hospital.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEBIJAKAN PERENCANAAN PULANG BAGI PASIEN YANG


DIRAWAT DI RUMAH SAKIT ”JIH”

Pertama : Memberlakukan Kebijakan Perencanaan Pulang Bagi Pasien Yang


Dirawat Di Rumah Sakit ”JIH” sebagaimana tersebut dalam lampiran
Surat Keputusan ini.
Kedua : Semua ketentuan yang diperlukan sehubungan penetapan Kebijakan
Perencanaan Pulang Bagi Pasien Yang Dirawat Di Rumah Sakit ”JIH”
sebagaimana dimaksud pada diktum pertama akan ditetapkan
kemudian.
Ketiga : Surat keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan.

Apabila di kemudian hari ternyata diketahui belum atau belum


cukup diatur dalam Surat Keputusan ini, maka akan dilakukan
pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Yogyakarta
Pada tanggal : .............20....

RUMAH SAKIT ”JIH”


Direktur Utama,

dr. Mulyo Hartana, Sp. PD


Lampiran Surat Keputusan Direktur Utama RS JIH
Nomor
Tanggal
Tentang : Kebijakan Perencanaan Pulang Bagi Pasien Yang Dirawat

KEBIJAKAN PERENCANAAN PULANG BAGI PASIEN YANG DIRAWAT

I. Pengertian

Perencanaan pulang adalah rangkaian kegiatan berupa perencanaan maupun


tindakan yang diberikan kepada pasien setelah dilakukan assesmen bagi pasien
rawat jalan dan rawat inap.

II. Tujuan

1. Memberikan kejelasan tentang perencanaan maupun tindakan yang akan dilakukan


untuk semua pasien yang direncanakan pulang.
2. Untuk mendapatkan gambaran informasi yang jelas tentang kondisi pasien secara
lengkap serta tindak lanjutnya.

III. Kebijakan :

1. Assesmen bagi pasien yang direncanakan pulang meliputi :

 Rawat inap.
 Layanan gawat darurat

2. Setiap assesmen mencantumkan perencanaan pulang bagi pasien baik untuk


dirumah maupun untuk tindakan lanjutan yang akan dilakukan dalam rekam medis
yang telah tersedia di RS JIH sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Isi minimal dari assesmen awal bagi pasien baik rawat inap dan layanan gawat
darurat minimal mencakup riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik dan data lain
sesuai dengan format yang telah disahkan.
4. Pelaksanaan assesmen ulang disesuaikan dengan interval dan kondisi pasien,
rencana asuhan, kebutuhan individual atau sesuai dengan kebijakan dan prosedur
serta protokol yang berlaku.
5. Assesmen ulang bagi pasien non akut dilakukan sesuai dengan keadaan pasien, tipe
pasien dan populasi pasien. pelaksanaan assesmen ulang dari dokter bisa kurang
dari sehari sekali dan menetapkan jadwal assesmen ulang.
6. Perencanaan pulang oleh dokter dan perawat untuk pasien rawat inap dilaksanakan
dalam 2 x24 jam sejak kedatangan.
7. Apabila diagnosis belum bisa ditegakkan dalam 2x24 jam sejak kedatangan maka
perencanaan pasien pulang ditetapkan 1x24 jam setelah diagnosis tegak.
8. Perencanaan pulang mencakup medis dan non medis, meliputi masalah fisik,
psikologi, sosial, ekonomi, gizi, nyeri, risiko jatuh, status fungsional, riwayat
kesehatan.
9. Perencanaan pulang harus dilakukan pada pasien di UGD setelah ada program
lanjutan baik perencanaan maupun tindakan medis.
10. Bagi pasien dalam kondisi sangat khusus maka harus dilakukan perencanaan
pulang yang mendalam, misalnya pada kasus sebagai berikut :

 Geriatri : yaitu pada pasien lebih dari 60 tahun


 Pasien dengan sakit terminal : yaitu pasien dengan kondisi sakit yang secara medis
yang tidak bisa disembuhkan.
 Pasien dengan nyeri yang hebat atau kronis : pasien yang menderita penyakit yang
memerlukan perawatan dalam waktu yang lama. Pada kondisi ini sebagian besar
juga mengalami nyeri atau kesakitan.
 Wanita bersalin : adalah pasien yang datang untuk melahirkan.
 Wanita yang mengalami terminasi kehamilan : yaitu pasien hamil yang harus
diterminasi kehamilan karena alasan tertentu.
 Pasien dengan gangguan emosi atau kejiwaan : yaitu pasien dengan gangguan jiwa
baik ringan maupun berat.
 Pasien yang dicurigai memiliki ketergantungan obat dan atau alcohol.
 Pasien terlantar atau disakiti : yaitu pasien yang mendapatkan ruda paksa baik fisik
maupun mental.
 Pasien dengan penyakit infeksi atau penyakit menular : yaitu pasien dengan
penyakit infeksi yang sangat berbahaya dan berisiko tinggi untuk ditularkan.
 Pasien yang menjalani kemoterapi atau radioterapi : yaitu pasien yang mendapatkan
terapi kemoterapi dan radioterapi karena menderita keganasan.
 Pasien dengan kondisi immune-compromise : yaitu pasien dengan kondisi daya
tahan tubuh yang lemah karena suatu penyakit atau akibat dari suatu proses terapi.

11. Semua dokumen perencanaan pulang harus dicatat dalam rekam medis.

DIREKTUR UTAMA

Anda mungkin juga menyukai