PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
1. Mahasiswa dapat mengetahui Teori dan Model Konseptual dalam
Keperawatan Komunitas ?
2. Mahasiswa dapat mengetahui Peran dan Fungsi Perawat dalam
Keperawatan Komunitas ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Teori dan Model Konseptual dalam Keperawatan Komunitas
2
Model dan konsep teori keperawatan digunakan untuk memberikan pengetahuan
dalam praktik keperawatan. Pelayanan keperawatan komunitas yang
menitikberatkan pada peningkatan status kesehatan masyarakat mengacu pada
berbagai model konseptual yang ada. Tidak ada teori global yang sesuai untuk
setiap situasi. Sehingga pemahaman mengenai model konsep dan teori menjadi
penting guna membuka wawasan dan menstimulasi peningkatan kualitas serta
inovasi intervensi keperawatan.
3
Kerangka kerja konsep sistem king terdiri dari tiga subsistem yaitu sistem
personal, sistem interpersonal, dan sistem sosial. Sistem personal merupakan
sistem terbuka yang terdiri atas konsep mengenai presepsi dirinya, pola tumbuh
kembang, body image, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan. Sistem
interpersonal mengenai interaksi manusia, masyarakat, transaksi, peran, dan
stress. Sedangkan sistem sosial meliputi organisasi, otoritas, kekuatan, status,
dan pembuatan keputusan.
4
positif maupun negatif. Kemampuan adaptasi seseorang dipengaruhi oleh 3
(Tiga) komponen yaitu penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya
perubahan itu sendiri dan pengalaman beradaptasi terhadap perubahan yang
ada. Kedua, Individu selalu berada dalam rentang sehat sakit, yang
berhubungan dengan efektivitas koping yang dilakukan untuk mempertahankan
kemampuan adaptasi.
Skema model adaptasi Roy dimulai dari proses input yang menjelaskan
adanya 3 (tiga) tingkatan stimulu adaptasi pada manusia, diantaranya :
5
c. Stimuli residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan
lingkungan yang sulit untuk diobservasi.
Tahap selanjutnya setelah adanya input stimuli adaptasi yaitu proses
kontrol yang melibatkan 3 (tiga) komponen, yaitu :
a. Mekanisme Koping
Pada sistem ini terdapat dua mekanisme yaitu pertama mekanisme
koping bawaan yang prosesnya secara tidak disadari manusia. Proses
tersebut ditentukan secara genetik atau secara umum dipandang
sebagai proses yang otomatis pada tubuh. Kedua yaitu mekanisme
koping yang didapat dimana koping tersebut diperoleh melalui
pengembangan atau pengalaman yang diperoleh melalui
pengembangan atau pengalaman yang dipelajarinya.
b. Regulator Subsistem
Merupakan proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu
saraf, proses kimiawi, dan sistem endokrin.
c. Cognator Subsistem
Proses koping seseorang yang menyertakan 4 (empat) sistem
pengetahuan dan emosi yaitu pengolahan persepsi dan informasi,
pembelajaran, pertimbangan, dan emosi (Widyanto, 2014).
Roy mengemukakan pandangan tentang manusia sebagai penerima asuhan
keperawatan dalam kaitannya dengan teori adaptasi, bahwa manusia makhluk
bio-psiko-sosial secara utuh. Adaptasi dijelaskan oleh Roy melalui sistem
efektor/model adaptasi yang terdiri dari 4 (empat) faktor, yaitu :
a. Fungsi Fisiologis
Sistem adaptasi fisiologis antara lain oksigenasi, nutrisi, eliminasi,
aktivitas dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit,
fungsi neurologis, endokrin dan reproduksi.
b. Konsep Diri
Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana individu
dalam mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan
orang lain. Konsep diri menunjukan pada nilai, kepercayaan, emosi,
cita-cita serta perhatian yang diberikan untuk menyatakan keadaan
fisik.
c. Fungsi Peran
Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran
individu dalam mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan
6
dengan orang lain. Interaksi tersebut tergambar pada peran primer,
sekunder, maupun tersier.
d. Interdependen (saling ketergantungan)
Kemampuan seseorang mengenal pola-pola tentang kasih sayang cinta
yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat
individu maupun kelompok.
Proses terakhir dari skema adaptasi Roy adalah adanya respon adaptasi
individu yang dapat berupa respon adaptif maupun meladaptif. Tujuan dari
aplikasi model adaptasi Roy dalam keperawatan komunitas adalah
denganmempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku maladaptif
pada komunitas. Bentuk upaya pelayanan keperawatan yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan komunitas dengan memberikan intervensi yang
mampu mempertahankan perilaku adaptif. Kegiatan lain yang dapat dilakukan
dapat berupa upaya menekan stressor yang ada dalam komunitas untuk
meningkatkan mekanisme adaptasi (Widyanto, 2014).
7
secara dimensional. Neuman bependapat bahwa stressor merupakan kekuatan
dilingkungan yang dapat mengubah kestabilan sistem. Stressor dikategorikan
dalam 3 (tiga) area, yaitu:
Selain itu terdapat normal line of defense atau garis pertahanan normal
yang merupakan tingkat kesehatan komunitas yang dicapai saat itu. Garis
pertahanan normal berupa pola koping dan kemampuan dalam pemecahan
masalah dalam jangka panjang yang diperlihatkan sebagai kesehatan
komunitas. Garis pertahanan normal tersebut seperti ketersediaan pelayanan,
adanya perlindungan terhadap status nutrisi secara menyeluruh, tingkat
pendapatan (cost level), sikap atau perilaku masyarakat terhadap kesehatan,
kondisi, rumah yang memenuhi syarat kesehatan. Selanjutnya terdapat
resitance defense atau garis perthanan resisten yang merupakan mekanisme
internal untuk menghadapi stressor seperti tingkat pendidikan masyarakat,
ketersediaan pelayanan kesehatan, transportasi, tempat rekreasi, dan cakupan
imunisasi. Intervensi ditekankan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang
mengalami gangguan, yaitu :
8
a. Intervensi pada gangguan garis pertahanan fleksibel bersifat promosi
dengan memberikan pendidikan kesehatan serta demonstrasi
keterampilan keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah
atau komunitas guna meningkatkan kesehatan dan keseimbangan
pertahanan normal.
b. Intervensi pada gangguan garis pertahanan normal bersifat prevensi
seperti detekdi dini tumbuh kembang balita atau keluarga.
c. Intervensi pada gangguan garis pertahanan resisten bersifat kuratif dan
rehabilitatif. Seperti melakukan prosedur keperawatan melatih klien
duduk atau berjalan, memberikan konseling untuk penyelesaian
masalah, melakukan kerjasama lintas program maupun lintas sektor
untuk menyelesaikan masalah serta melakukan rujukan lintas program
maupun lintas sektor.
Model konsep Neuman ini menganalisis interaksi 4 (empat) variabel yang
menunjang keperawatan komunitas yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek
sosial dan kultural, serta aspek spiritual. Asumsi Neuman tentang keterkaitan
keempat aspek tersebut dengan paradigma keperawatan adalah sebagai
berikut :
a. Manusia, merrupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merepukan satu kesatuan dari
variabel yang utuh yaitu fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan, dan spiritual.
b. Lingkungan, meliputi seluruh faktor internal dan eksternal atau
pengaruh dari sekitar atau sistem spiritual.
c. Sehat, merupakan kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan
kebutuhan serta suatu keseimbanganyang dinamis sebagai dampak
keberhasilan dalam menghindari atau mengatasi stressor. Sehat
menurut Neuman merupakan keseimbangan bio, psiko, sosio, kultural,
dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien yaitu pertahanan
fleksibel, normal, dan resisten. Sehat dapat diklasifikasikan menjadi 8
(delapan), yaitu:
1) Normally well, yaitu sehat psikologi, medis, dan sosial.
2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung
harapan baik misalnya khawatir sakit atau ragu-ragu akan
kesehatannya.
9
3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik tetapi kurang
mampu secara ekonomi maupun interaksi sosial dengan
masyarakat.
4) Hypocondriacial, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan
tanpa alasan.
5) Medically, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan
diukur.
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal daripada
menyerah karena mempertahankan kesehatannya serta berjuang
untuk keselamatan/kesehatan orang lain.
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan sosial sakit tetapi
mempunyai harapan baik.
8) Seiously ill, yaitu benar-benar sakit,baik psikologis, medis,
maupun sosial.
10
komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan (Widyanto, 2014).
11
keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan implementasi, dan evaluasi.
Dalam Model Self Care, Orem mengembangkan dua bentuk teori tersebut,
yaitu :
12
1) Self care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu yang
dilaksanakan oleh individu dalam memenuhi serta
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraan.
13
vertebra, dan klien lain yang tidak mampu mengurus dirinya
sendiri.
c. Eliminasi
14
f. Memilih cara berpakaian, berpakaian, dan melepas pakaian.
15
a. Pencapaian, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui
ketrampilan yang kreatif.
b. Perhubungan (afilisasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan
yang adekuat.
c. Penyerangan (agresif), koping terhadap ancaman di lingkungan.
d. Ketergantungan, keamanan serta kepercayaan.
e. Eliminasi pengeluaran sampah yang tidak berguna secara biologis.
f. Ingesti, sumber dalam memelihara integritas serta mencapai
kesenangan pencapaian pengakuan lingkungan.
g. Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai.
16
landasan yang nyata dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang
efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Struktur sosial seperti
kepercayaan, politik, ekonomi, dan kekeluargaan adalah kekuatan signifikan
yang berdampak pada “care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi
sehat (Widyanto, 2014).
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar yang
bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seseorang pada situasi sosial tertentu (Kozier Barbara, 1995 dalam Buku Ajar
Keperawatan Komunitas, 2012).
17
professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi
untuk kejelasan (Mubarak, 2005).
2. Elemen Peran
Client Advocate
Counselor
Educator
Coordinator
Change Agent
Consultant
Interpersonal
Process
a. Care Giver
18
3) Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis.
Tugas perawat :
1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlakukan untuk
mengambil persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya.
2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus di lakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga
diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
3) Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembela
termasuk di dalamnya peningkat apa yg terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
klien (Disparty, 1998:140).
Hak-Hak Klien antara lain:
a. Hak Atas pelayanan yg sebaik-baiknya
b. Hak atas informasi tentang penyakitnya
c. Hak atas privacy
d. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e. Hak Untuk menerima ganti rugi akibat kelainan tindakan
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
a. Hak atas informasi yg benar
b. Hak untuk berkerja sesuai standart
c. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klein
d. Hak untuk menolak tindakan yg kurang cocok
e. Hak atas rahasia pribadi
f. Hak atas balas jasa
c. Conserol
19
Konseling adalah proses membantu klein untuk menyadari dan
mengatasi tekanan psikologi atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya di berikan dukungan emosional dan intelektual
Peran perawatan:
1) Mengidentifikasi perubahan pola interaksasi klien terhadap
keadaan sehat dan sakitnya.
2) Perubahan pola interaksasi merupakan “Dasar” Dalam
merencanakan motedo untuk meningkatan kemampuan adaptasinya
3) Memberikan konseling atau bimbingan penyeluhan kepada
individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengamalan
kesehatan dengan pengamalan yang lalu
4) Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
5) Mengubah prilaku hidup sehat (perubahan pola intereksasi).
d. Educator
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru
membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif
antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek
khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Resman,
1998 :8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan
baru atau ketrampilan secara teknis.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian (1),
perencanaan (2), pelaksanaan (3), dan evaluasi (4).Hal ini sejalan dengan
proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji
kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.
Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama
evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat.Banyak faktor yang
mempengaruhi peningkatan kebutuhan pembelajaran tentang kesehatan
oleh perawat.Saat ini ada kecenderungan baru untuk peningkatan dan
penjagaan kesehatan daripada pelayanan, sebagai akibatnya masyarakat
ingin dan bisa memperoleh banyak pengetahuan dibidang kesehatan.
Peran perawat :
20
1) Dapat dilakukan kepada klien atau keluarga, tim kesehatan lain baik
secara spontan pada saat berinteraksi maupun formal (sudah
disiapkan terlebih dahulu).
2) Membantu klien mempertinggi pengetahuan dalam upaya
meningkatkan kesehatan, gejala penyakitnya sesuai kondisi dan
tindakan yang spesifik.
3) Dasar pelaksanaan peran adalah intervensi dalam proses
keperawatan.
e. Collaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerja sama dengan ahli radiology dan lain lain dalam kaitannya
membantu mempercepat proses penyembuhan klien.
f. Coordinator :
Peran perawat adalah:
1) Mengarahkan
2) Merencanakan
3) Mengonrganisasikan
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima
pelayanan dari banyak professional.Misal : pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Aspek yang harus diperhatikan adalah : jenisnya, jumlah,komposisi,
persiapan, pengelolaan, cara memberikan, monitoring, motivasi, edukasi,
dan lain sebagainya.
21
Peningkatan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan,melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan
kesehatan klien tersebut.
h. Consultant
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap
masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan.
3. Peran Perawat
Advokat
Edukator
Kolaborator
Konsultan
Pembaharu
1) Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan
melalui perawat dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar
22
manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan
diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.Asuhan
keperawatan yang diberikan dari hal yang sederhana sampai dengan
yang kompleks.
2) Peran Sebagai Advokat
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien,juga dapat
berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang
meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya,hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3) Peran Sebagai Edukator
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku
dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4) Peran Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien.
5) Peran Sebagai Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari : dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain dengan
berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan
termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6) Peran Sebagai Konsultan
Yaitu peran sebagai konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan.Peran ini dilakukan atas
23
permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7) Peran Sebagai Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan,kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah
sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
24
sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam system pelayanan
kesehatan tetap bersatu dalam profesi lain dalam pelayanan
kesehatan.Setiap tenaga kesehatan adalah anggota potensial dalam
kelompoknya dan dapat mengatur,merencanakan, melaksanakan dan
menilai tindakan yang diberikan, mengingat perawat merupakan
anggota professional yang paling lama bertemu dengan klien, maka
perawat harus merencanakan, melaksanakan dan mengatur berbagai
alternative terapi yang harus diterima oleh klien.Tugas ini menuntut
adanya kemampuan menegerial yang handal dari perawat.
3) Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan
Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu
keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga
kesehatan lainnya.Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku
merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan.Perawat
harus bisa berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
4) Perawat sebagai peneliti pengembang pelayanan keperawatan
Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator)
dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreativitas, inisiatif, cepat
tanggap terhadap rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat
diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian pada
hakikatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,
menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat menggerakkan
orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan,
perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti
perkembangan, memanfaatkan media massa atau media informasi lain
dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelitian
dalam rangka : mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan
praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan
pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan.Perawat juga
25
menunjang pengembangan dibidang kesehatan dengan berperan serta
dalam kegiatan penelitian kesehatan.
1) Definisi Fungsi
a) Fungsi Independent
26
tingkat individu utuh, mencakup seluruh siklus kehidupan, sampai
pada tingkat masyarakat yang juga mencerminkan pada tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat system organ
fungsional sampai molecular. Kegiatan ini dilakukan dengan
diprakarsai oleh perawat, dan perawat bertanggung jawab serta
bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindakannya.
b) Fungsi dependent
c) Fungsi Interdependent
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
28
Model konseptual adalah seperangkat konsep dan pernyataan yang
mengintegrasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model
keperawatan dapat diartikan sebagai kerangka piker suatu cara melihat
keperawatan, atau suatu gambarantentang lingkup keperawatan (Anderson
McFarlane, 2006 dalam buku Widyanto, 2014).
Teori keperawatan merupakan konseptualitas dari beberapa aspek
keperawtan guna menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan, serta dasar
pelaksanaan asuhan keperawatan (Meleis, 2006 dalam buku Widyanto, 2014).
3.2 Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
30