Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklampsia adalah sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya


perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi
endotel (Angsar, 2010). Sebanyak 3,9% dari semua wanita hamil di dunia
mengalami preeklampsia (Cunningham, 2010). Salah satu penyulit dalam
kehamilan adalah preeklampsia yang menyebabkan sakit berat, kecacatan jangka
panjang, serta kematian pada ibu, janin dan neonatus (Bastani, 2008).

Preeklampsia dan eklampsia adalah komplikasi pada masa kehamilan yang


merupakan salah satu penyebab kematian dan kesakitan ibu dan bayi di seluruh
dunia (Luca, 2008). Kehamilan yang disertai preeklampsia merupakan kehamilan
yang beresiko tinggi karena 30%-40% dapat menyebabkan kematian maternal dan
30%-50% kematian perinatal (Sofoewan, 2010).

Data Kementerian Kesehatan dalam Metrotvnews.com oleh Indriani


(2016) mengatakan pada tahun 2016 tercatat 305.000 ibu di Indonesia meninggal
per 100.000 orang. Gilbert dan Harmon (2010) mengatakan preeklampsia di
kawasan Asia menduduki peringkat keenam yang merupakan gangguan hipertensi
dengan persentase sebesar 9,1%, dan di Indonesia merupakan penyebab kematian
ibu peringkat kedua dengan persentase sebesar 24%. Pada tahun 2012, kejadian
preeklampsia di Indonesia menjadi 32,4% dan 32,4%. Sedangkan persentase di
Sumatera sebesar 33,3% (Depkes RI, 2007).

Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥


160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih

1
dari 5 g/24 jam (Angsar, 2010). Hal utama yang menjadi penyebab kematian dan
kesakitan ibu preeklamsia adalah abrasion plasenta, edema pulmonary, kegagalan
ginjal dan hepar, miokardial infark, disseminated intravascular coagulation (DIC),
perdarahan serebral (Gilbert & Harmon, 2010). Sedangkan efek preeklamsia pada
fetal dan bayi baru lahir adalah insufisiensi plasenta, asfiksia neonatorum, intra
uterine growth retardation (IUGR), prematur, dan abrasion plasenta (Gilbert &
Harmon, 2010). Kematian pada masa perinatal yang disebabkan karena asfiksia
sebesar 28%. (Cunningham, 2008).

Komplikasi akibat preeklampsia pada bayi yaitu terhambatnya


pertumbuhan dalam uterus, prematur, asfiksia neonatorum, kematian dalam
uterus, peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal (Mitayani, 2013).

Berdasarkan penelitian oleh Winarsih (2009), menyatakan bahwa kondisi


bayi yang dilahirkan dari ibu preeklampsia berat yaitu asfiksia, berat badan lahir
rendah, kelahiran prematur, dan tidak mengalami kelainan kongenital. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Bertin (2014) menyatakan bahwa adanya
hubungan antara preeklampsia dengan kejadian berat badan bayi lahir rendah dan
preeklampsia merupakan faktor resiko 2,48 kali lebih besar penyebab BBLR
dibandingkan non preeklampsia.

Menurut Riskesdas (2007) masalah utama penyebab kematian pada bayi


dan balita adalah pada masa neonatus yaitu sebanyak 78,5% dari kematian
neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Keluaran persalinan yang sering ditemukan
pada keluaran perinatal dari persalinan dengan preeklampsia antara lain neonatal
yang lahir dengan asfiksia neonatorum (44%), BBLR (35,3%), kelahiran prematur
(15–67%), pertumbuhan janin yang terhambat/IUGR (10–25%), cedera hipoksia
neurologik (<1%), dan kematian perinatal (1–2%).

2
B. Rumusan Masalah

Dari beberapa hal yang telah diungkapkan pada latar belakang diatas
penulis menguraikan rumusan masalah:
1. Bagaimana Melakukan Manajemen Kasus Kebidanan ?
2. Contoh Implementasi Survailans Kebidanan ?
3. Bagaimana Kedudukan Manajemen Kasus dan Survailans ?
4. Apa Tujuan Kasus tersebut Dikelola ?
5. Apa saja Unsur-unsur Manajemen yang diperlukan ?
6. Kasus yang Ditetapkan Dibuat Kerangka Kerja dan Kerangka Konsep ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang Manajemen Kasus dan
Survailans Kebidanan.

2. Tujuan Khusus
1) Memahami Bagaimana Melakukan Manajemen Kasus Kebidanan
2) Mengetahui Contoh Implementasi dan Survailans Kebidanan
3) Mengetahui Bagaimana Kedudukan Manajemen Kasus dan Survailans
4) Mengetahui Tujuan Kasus tersebut Dikelola
5) Mengetahui Unsur-unsur Manajemen yang Diperlukan
6) Memahami Kerangka Kerja dan Kerangka Konsep Kasus tersebut

D. Manfaat

Untuk pengembangan ilmu tentang Manajemen Kasus dan Survailans


dalam Kebidanan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Kasus Kebidanan

Studi Kasus Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny.C. N


Dengan Preeklamsia Berat Di Ruang Bersalin di RSUD Kabupaten
Ciamis

Tanggal 22 Agustus 2017 Pukul 18.10 WIB

1. Pengkajian Data
a) Data Subjektif

Nama : Ny. C N Nama Suami : Tn. Y N

Umur : 39 Tahun Umur : 46 Tahun

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl. Jend. Sudirman No. 10, Ciamis – Jawa Barat

Keluhan Sakit kepala sejak tiga hari yang lalu, pusing, oedema
pada bagian ekstremitas bawah sejak 1 hari yang lalu. Riwayat
kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini merupakan
kehamilan yang ketiga, anak pertama lahir Spontan di Puskesmas di
tolong bidan tahun 1998, berat lahir 2800 gr panjang badan 46 cm
keadaan anak sekarang baik umur 14 tahun. Anak ke dua lahir Spontan di
Puskesmas berat lahir 3100 gr panjang badan 48 cm keadaan anak
sekarang baik umur 4 tahun. Riwayat kehamilan sekarang Hari pertama
haid terakhir 21-12-2016, Taksiran persalinan 28-09-2017, ANC 5x di

4
Dokter Swasta. Keluhan-keluhan Trimester I mual, muntah, Trimester II
pusing, Trimester III pusing, bengkakpada ekstremitas bawah, Imunisasi
TT1 13-03-2017, TT2 10-04-2017. Pergerakan janin pertama kali
dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 5 bulan (20 minggu), Pergerakan
janin dalam 24 jam terakhir : dirasakan kuat oleh ibu (>20x dalam
sehari), Aktivitas sehari-hari Istirahat siang tidur siang pukul 13.00-
14.00 ( ± 1 jam),malam tidur malam pukul 21.00 ( ± 8-9 jam), Pekerjaan
ibu rutin mengerjakan pekerjaan rumah tangga, pola Seksualitas
Trimester pertama tidak pernah melakukan hubungan seksual, Trimester
ke dua hubungan seksual 2 kali seminggu dan Trimester ketiga hubungan
seksual 1x seminggu. Pola eliminasi (BAK) 5-6 x/hari, warna kuning
keruh, BAB 2 kali sehari konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan.
Riwayat penyakit sistemik yang pernah di derita: ibu mengatakan tidak
pernah menderita penyakit sistemik seperti penyakit jantung, ginjal,
asma, TBC paru, hepatitis, dan hipertensi. Riwayat penyakit keluarga dan
keturunan ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keluarga dan
keturunan seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan
gemelli. Riwayat KB sudah 3 tahun memakai Pil. Riwayat sosial
ekonomi dan Psikologi Status perkawinan Sah Kawin : 1 Kali Lama
nikah 14 Tahun Menikah pertama pada umur 26 Tahun. Kehamilan ini
direncanakan, Perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan Senang.
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Suami dan Istri .

b) Data Objektif

Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) Data Obyektif Keadaan umum


Kesadaran kompos mentis Tanda-tanda vital Tekanan darah 170/110
mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu badan 36,5 0C, Respirasi 24 x/menit,

5
Pengukuran tinggi badan dan berat badan, Berat badan 78 Kg, Tinggi
badan 154 cm, LILA 34 cm. Pemeriksaan Fisik Inspeksi Postur tubuh
Kepala Rambut Warna hitam, panjang dan sedikit ikal, tidak rontok, kulit
kepala tidak ada ketombe, bersih, tidak ada benjolan. Muka terdapat
Cloasma dan Oedema Tidak ada Mata Simetris, Polip Tidak ada,
KonjungtivaTidak anemis, Sclera Tidak Ikterus, Hidung Simetris Polip
Tidak ada, Gigi dan mulut Bibir basah, lidah merah, gusi bersih, gigi
tidak ada caries. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tyroid. Payudara
Bentuk simetris Payudara simetris, Keadaan puting susu Menonjol,
Areola mamae Ada Hiperpigmentasi. Colostrum ada dan sudah keluar.
Abdomen Pembesaran perut sesuai usia Kehamilan, Linea Nigra Bekas
luka/operasi tidak ada. Varises Tidak ada. Oedema Tidak ada,
Pembesaran kelenjar bartolini Tidak ada, Pengeluaran pervagina Ada
lendir, berwarna putih kental, tidak berbau. Bekas luka/jahitan perineum
tidak ada. Anus tidak ada hemoroid, bersih, tangan dan kaki Simetris, :
Simetris kiri dan kanan, Oedema pada tungkai bawah: Ada kiri dan
kanan Varices Tidak ada Pergerakan Normal, Palpasi Payudara Simetris,
ada pembesaran payudara Colostrum ada. Benjolan Tidak ada. Abdomen
Tinggi Fundus Uteri: 31 cm Leopold I Tinggi Fundus uteri 31 cm (3 jari
bawah procesus xypoideus). Leopold II Bagian perut kanan perut ibu
teraba keras, rata seperti papan, bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil
dan tidak rata. Leopold III Bagian terendah janin teraba melenting dan
keras tidak dapat digoyang letak kepala. Leopold IV Bagian terendah
janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) jari – jari penolong dapat
bertemu (convergen). Taksiran berat janin: 2926 gram. Perhitungan
menurut Donald Tinggi fundus uteri(dalam cm)-12 x 154. Kontraksi
Kadang – kadang, belum teratur. Auskultasi Denyut Jantung Janin (DJJ)

6
Terdengar disebelah kanan, Frekuensi 140 x/menit, teratur/tidak, Perkusi
Refleks patella kanan dan kiri positif Pemeriksaan dalam dilakukan oleh
Dokter Pukul : 19.20 WIB, Dinding Vagina normal Portio Lunak,
Pembukaan servik Belum ada Pembukaan, Ketuban Utuh, Presentasi
Fetus Kepala Posisi Letak belakang kepala, Penurunan bagian terendah
HI, Pemeriksaan Penunjang Tanggal 22 Agustus 2017 Urine Proteinuria
++, Hb 10,6 gr%.

2. Interpretasi Data Dasar


Diagnosa : G3 P2 A0, Ny. C. N, 39 Tahun, Hamil 34 - 35 minggu, janin
intrauterin tunggal hidup, letak kepala V puka dengan Preeklamsia Berat.
Masalah Tekanan darah meningkat, takut dan cemas menghadapi
kehamilannya. Kebutuhan mendapat dukungan moril, beri tahu ibu tentang
kehamilannya dan komplikasi yang mungkin terjadi, istirahat dan diet.
3. Diagnosa Potensial

Potensial terjadi Eklamsi

4. Tindakan Segera

Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian obat Dopamet 3 x 500


mg dengan cara oral.

5. Intervensi

Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital, Observasi denyut


jantung janin tiap 30 menit, Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
dan obat dengan cara oral, persiapkan alat untuk pemasangan infus, berikan
MgSO4 disuntikkan di bokong sebelah kanan sesuai dengan kolaborasi dokter,
persiapkan alat untuk pemasangan kateter urine, jelaskan tentang keadaan

7
kehamilannya, Jelaskan kepada ibu bahwa ibu harus diet rendah garam, lemak
serta karbohidrat dan tinggi protein (kurangi makan daging), anjurkan ibu
untuk istirahat, anjurkan suami dan keluarga untuk membantu ibu selama
dalam perawatan dan memberikan dukungan moril, mengontrol Intake dan
Output.

6. Implementasi

Jam 19.35 WIB Mengobservasi keadaan umum dan tanda – tanda vital
ibu, Keadaan umum : Sakit kepala dan ekspresi wajah ibu meringis, Tanda –
tanda vital, Tekanan darah 170/110 mmHg Nadi 88 x/menit, Suhu badan 36,5
0
C, Respirasi 24 x/menit, Jam 19.45 WIB Mengobservasi detak jantung janin :
144 x/menit.

Jam 19.50 WIB Memberi obat Dopamet 3 x 500 mg dengan cara oral
sesuai dengan kolaborasi dokter. Jam 19.55 WIB Memasang cairan infus
Ringer Laktat 500 cc, 20tts/menit di tangan kanan. Jam 20.05 Wita
Memberikan MgSO4 20% 10 gr 3 cc disuntikkan dibokong bagian kanan . Jam
20.20 WIB Mempersiapkan alat untuk memasang kateter dan memasang
kateter urine. Jam 20.25 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang kehamilannya
bahwa ada peningkatan tekanan darah, oedema pada tungkai dan sakit kepala
serta pusing, proteinuria karena pengaruh kehamilannya sehingga memerlukan
perawatan yang intensif di rumah sakit.

Jam 20.30 WIB Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi tentang


pemberian makanan pada ibu dan membantu menjelaskan bahwa ibu harus diet
rendah garam kurangi makanan berlemak dan karbohidrat serta menganjurkan
ibu untuk makan makanan yang tinggi protein seperti hati, kuning telur 3
buah/hari, ikan 50 gr, nasi 1500 gr, sayur 50 gr dan 1 buah pisang. Jam 20.35

8
WIB Ibu harus istirahat badrest total dan semua aktifitas ibu dilakukan
ditempat tidur. Jam 20.40 WIB Menganjurkan suami dan keluarga agar
mendampingi ibu untuk memberikan dukungan moril dan membantu ibu
selama perawatan. Jam 20.55 WIB Mengontrol Intake dan Output (jam 19.55
wita masuk cairan Ringer Laktat 60 ml = 1200 tts, air mineral 50 cc, urine
keluar 50 cc).

7. Evaluasi

Tanggal 23 Agustus 2017 Jam 06.00 WIB Observasi keadaan umum


dan Tanda – tanda vital : TD 170/110 mmHg, N 84 x/menit SB 36,5 0C, R 24
x/menit, Observasi denyut jantung janin (144 x/menit) Infus terpasang baik
dengan cairan Ringer Laktat 600 cc 20tts/menit. Obat sudah diberikan
Dopamet 3 x 500 mg dengan cara oral. Ibu dan keluarga mengerti dengan
semua penjelasan yang diberikan. Ibu telah makan dan dengan diet tinggi
protein, rendah garam, lemak dan karbohidrat misalnya hati, kuning telur,
kacang-kacangan, kurangi makan daging, buah apel, pisang dan papaya.
Mengontrol Intake dan Output (jam 19.55 WIB masuk cairan infus Ringer
Laktat 60ml = 1200tts, jam 06.00 WIB urine keluar 650 cc, mengganti cairan
Ringer laktat 500cc jam 04.00 WIB botol kedua).

CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke-3 Sabtu, 24 Agustus 2017 Jam


10.00 WIB

Data Obyektif : Ibu mengatakan sudah tidak pusing lagi

Data Obyektif : Keadaan umum Cukup, kesadaran kompos mentis, tanda – tanda
vital: Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 84 x/menit, Suhu Badan 36,5 0C,
Respirasi 20 x/menit. Palpasi Tinggi fundus Uteri 31 cm, Auskultasi denyut
jantung janin 144 x/menit, oedema Masih ada.

9
Assesment : G3 P2 A0, Ny. C, 39 Tahun, hamil 34 – 35 minggu, janin
intrauterine tunggal hidup, letak kepala V, punggung kanan.

Plan : Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital, observasi Denyut
jantung janin, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat 1 x 500 mg dengan
cara oral, penuhi kebutuhan nutrisi ibu, istirahat dan tidur. Konseling tentang
kebersihan dan perawatan payudara.

CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke-4 Minggu, 25 Agustus 2017 Jam


15.00 WIB

Data Subyektif : Ibu mengatakan sudah tidak pusing lagi dan ibu mengatakan
ingin pulang.

Data Obyektif : Keadaan umum baik, kesadaran kompos mentis tanda – tanda
vital Tekanan darah 130/90 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu badan 36 0C, respirasi
20 x/menit. Palpasi Tinggi fundus Uteri 31 cm Auskultasi denyut jantung janin
(144 x/menit), oedema Sudah mulai berkurang.

Assesment : G3 P2 A0, Ny. C. N, 39 Tahun, hamil 34 – 35 minggu, janin


intrauterine tunggal hidup, letak kepala V , punggung kanan.

Plan : Observasi keadaan umum dan tanda – tanda vital, observasi denyut
jantung janin, ingatkan kembali untuk diet dan tetap istirahat, obat diteruskan
minum sesuai dengan instruksi dokter Dopamet 1 x 500 mg dengan cara oral,
anjurkan ibu untuk kontrol tekanan darah setiap hari ke petugas kesehatan
terdekat dengan tempat tinggal ibu dan jelaskan pada ibu untuk periksa kehamilan
1 minggu kemudian atau bila ada keluhan.

10
B. Contoh Implementasi Survailans Kebidanan

Menurut WHO surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,


analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu
kegiatan pengamatan penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis
terhadap kejadian dan distribusi penyakit serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya pada masyarakat sehingga dapat dilakukan penanggulangan
untuk dapat mengambil tindakan efektif.

Contoh Survailens Kebidanan dalam hal kasus Pre-eklamsi berat adalah


dihasilkannya Protab yang mengacu pada kasus pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta
disebarluaskan kepada seluruh bidan di RSUD Kabupaten Ciamis dan Bidan di
wilayah ciamis.

11
Preeklamsia Berat

Preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan salah satu atau lebih gejala dan
tanda dibawah ini:
TD ≥ 160/90mmHg
Proteinuria ≥ 5 gr/jumlah urin selama 24 jam
Oliguria: produksi urin < 400-500 ml/24 jam
Kenaikan kreatinin serum
Oedema paru dan Cyanosis
Gangguan otak dan Virus
Gangguan fungsi hati
Trombositopenia < 100.000cell/mm3
Sindrom Hemolysis Elevated Liver Enzym Low Platelet Count (HELLP)

Pada kehamilan dengan penyulit

Ya Tidak
Dilakukan terapi pada penyulitnya
terapi medikamentosa dengan Rencana sikap terhadap kehamilan
pemberian obat-obatan untuk
penyulitnya

Bila umur kehamilan < 37 minggu: Bila umur kehamilan ≥ 37


kehamilan dipertahankan sambil minggu: kehamilan diakhiri
memberikan terapi medikamentosa setelah mendapat terapi
medikamentosa untuk stabilisasi
ibu

12
C. Kedudukan Manajemen Kasus dan Survailans
Suatu sistem survelians dikatakan berguna apabila dapat membantu
mencegah atau menanggulangi penyakit atau peristiwa kesehatan yang
menganggu termasuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang akibat dari
keadaan tersebut . Sistem ini akan berguna bila dapat membantu untuk
menentukan dan menjelaskan suatu penyakit atau peristiwa kesehatan yang
sebelumnya tampak kurang penting menjadi peristiwa kesehatan yang sebelumnya
tampak kurang penting menjadi peristiwa kesehatan yang sangat penting.
Tergantung pada tujuan sistem survelians tertentu, maka suatu sistem
surveilans dikatakan berguna bila memenuhi satu dari berbagai hal berikut ini.
1. Dapat mendeteksi kecendrungan (trend) perubahan kejadian penyakit
tertentu.
2. Dapat mendeteksi kejadian luar biasa (epidemik).

13
3. Dapat memberikan perkiraan tentang besarnya morbiditas dan mortalitas
sehubungan dengan masalah kesehatan yang menjalani surveilans tersebut.
4. Dapat meransang dan mendorong untuk diadakannya penelitian
edpidemiologis tentang adanya kemungkinan pencegahan dan
penanggulangannya.
5. Dapat mengidentifikasi faktor resiko yang berkaitan dengan kejadian
penyakit.
6. Dapat memperhitungkan kemungkinan tentang adanya pengaruh efek upaya
penanggulangan kejadian penyakit atau gangguan kesehatan.
7. Dapat memberikan perbaikan dibidang klinik bagi pelaksana pelayanan
kesehatan (health care provider) yang juga merupakan bagian dari unsur
pokok sistem surveilans.
Kegunaan suatu surveilans mungkin saja dipengaruhi oleh semua atribut
suveilans. Dalam hal ini peningkatan suatu nilai sentivitas dapat pula memberikan
kemungkinan yang lebih besar terhadap identifikasi keadaan luar biasa serta
pengertian tentang riwayat peristiwa kesehatan yang mengganggu komunitas.
Juga dengan perbaikan ketetapan waktu akan memungkinkan kegiatan
penanggulangan serta kegiatan pencegahan dilakukan lebih dini. Disamping itu
dengan peningkatan nilai ramalan positif (predictive value positive)
memungkinkan petugas kesehatan untuk bekerja lebih terarah pada kegiatan yang
produktif. Sistem surveilans yang tepat mampu menggambarkan karakteristik dari
peristiwa kesehatan dalam suatu populasi tertentu dan sistem surveilans yang
sederhana (simple) fleksibel serta mudah dilaksanakan juga cenderung untuk lebih
berguna.

14
D. Apa Tujuan Kasus tersebut dikelola?
1. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3. Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin
terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin
setelah matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan
lebih berat jika persalinan ditunda lebih lama.
5. Mengurangi AKI (Angka Kematian Ibu) dan Angka Kematian Bayi

Kesimpulannya kasus tersebut harus dikelola untuk:

1. Menjamin kesehatan, keselamatan, ibu dan bayi


2. Mewujudkan keluarga bahagia, berkualitas
3. Menjaga kelangsungan hidup
4. Derajat kesehatan setinggi-tingginya

E. Unsur-unsur Manajemen yang diperlukan?


1. Man, yaitu tenaga kerja (SDM/Sumber Daya manusia): Bidan, Dokter
Obgyn, Tenaga Kesehatan lainnya (Apotek, Laboratorium), bagian
Administrasi, dan lain sebagainya.
2. Money, yaitu uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Seperti Biaya
Rumah Sakit, Biaya Transportasi dan lain sebagainya.
3. Methods, yaitu cara-cara yang digunakan dalam pencapaian tujuan seperti
pemeriksaan antenatal care, pemeriksaan laboratorium, menentukan diagnosa
(Pre-eklamsi berat), pengambilan keputusan (rawat inap). Dan lain
sebagainya.
4. Material, yaitu bahan-bahan yang digunakan untuk mancapai tujuan seperti
Obat, cairan infus dan lain sebagainya.

15
5. Machines, yaitu peralatan yang diperlukan untul mancapai tujuan seperti
stetoscop, dopler, tensimeter, alat USG, alat infus dan lain sebagainya.
6. Market, yaitu pasar untuk menjual output dan jasa-jasa yang dihasilkan
seperti Penyuluhan Kesehatan terkait Pre-eklamsi berat.

6. Kasus yang ditetapkan dibuat kerangka kerjanya?

1. Secara sistematis melengkapi data


2. Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
3. Mengidentifikasi kebutuhan asuhan kebidanan
4. Memberikan informasi dan support
5. Membuat rencana asuhan komprehensif
6. Bertanggung jawab saat implementasi
7. Melakukan konsultasi,perancanaan dan melaksanakan manajemen dengan
kolaborasi merujuk
8. Merencanakan manajemen komplikasi tertentu
9. Evaluasi bersama klien
Berbagai usaha untuk menurunkan AKI telah dilakukan, diantaranya:

1. Dengan Program Safe Motherhood pada Tahun 1988


2. Dengan Gerakan Sayang Ibu pada Tahun 1996
3. Dengan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy
Saver (PMS)
4. Atas kerjasama FOGI, IDAI, IDI, Ikatan Bidan Indonesia, dan Departement
Kesehatan pada Tahun 2002, oleh Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo telah diterbitkan Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara
optimal oleh setiap insan kesehatan (Bidan, Dokter, Dokter Spesial Obstetrik
dan Ginekologi) diseluruh pelosok tanah air.

16
Kerangka Konsep

Umur Ibu

Pre-Eklamsia
Gravida

Umur Kehamilan

Antenatal Care

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini
ditandai dengan tekanan darah yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar
protein dalam urine. Dan dapat menyebabkan gangguan peredaran darah pada
plasenta. Hal ini menyebabkan berat badan bayi yang akan dilahirkan relative
kecil, si ibu akan melahirkan secara premature.
Wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami peningkatan TD,
gagal ginjal, kejang-kejang dan dapat menyebabkanm koma, atau bahkan
kematian baik sebelum atau setelah melahirkan.

18

Anda mungkin juga menyukai