MODEL FASIES
DI SUSUN OLEH
Kelas : 1 (satu)
2018
a. Model Fasies Bouma
Menurut Bouma (1962) dalam hal pengenalan endapan turbidit salah satu ciri yang penting
adalah struktur sedimen, karena mekanisme pengendapan arus turbid memberikan
karakteristik sedimen tertentu. Banyak klasifikasi struktur sedimen hasil mekanisme arus
turbid, salah satunya karakteristik genetik dari Selly (1969). Selly (1969) mengelompokan
struktur sedimen menjadi 3 berdasarkan proses pembentukannya :
Struktur yang terbentuk bersamaan dengan pengendapan sedimen, dan merupakan struktur
yang penting dalam penentuan suatu endapan turbidit. Beberapa struktur sedimen yang
penting diantaranya adalah perlapisan bersusun, perlapisan sejajar dan perlapisan
bergelombang.
(2)Bedforms
(3)Cross lamination
(4)Irregular stratification
Umumnya struktur sedimen yang ditemukan pada endapan turbidit adalah struktur sedimen
yang terbentuk karena proses sedimentasi, terutama yang terjadi karena proses
pengendapan suspensi dan arus.
Bouma (1962) memberikan urutan ideal endapan turbidit yang dikenal dengan Bouma
Sequence, dari interval a-e. Urut-urutan endapan turbidit yang umumnya berupa
perselingan antara batupasir dan batulempung merupakan suatu satuan yang berirama
(ritmis), dimana setiap satuan merupakan hasil episode tunggal dari suatu arus turbid.
Bouma Sequence yang lengkap dibagi 5 interval, peralihan antara satu interval ke interval
berikutnya dapat secara tajam, berangsur, atau semu, yaitu :
1)Gradded Interval (Ta)
Merupakan perlapisan bersusun dan bagian terbawah dari urut-urutan ini, bertekstur pasir
kadang-kadang sampai kerikilatau kerakal. Struktur perlapisan ini menjadi tidak jelas atau
hilang sama sekali apabila batupasir penyusun ini terpilah baik. Tanda-tanda struktur
lainnya tidak tampak.
Merupakan perselingan antara batupasir dengan serpih atau batulempung, kontak dengan
interval dibawahnya umumnya secara berangsur.
Merupakan lapisan sejajar, besar butir berkisar dari pasir sangat halus sampai lempung
lanauan. Interval paralel laminasi bagian atas, tersusun perselingan antarabatupasir halus
dan lempung, kadang-kadang lempung pasirannya berkurang ke arah atas. Bidang sentuh
sangat jelas.
Urut-urutan idealseperti diatas mungkin tak selalu didapatkan dalam lapisan, dan umumnya
dapat merupakan urut-urutan internal sebagai berikut (Gb.2.5) :
Urutan interval ini merupakan urutan turbidit yang lebih utuh, sedangkan bagian bawahnya
hilang. Bagian yang hilang bisa Ta, Ta-b, Ta-c dan Ta-d.
2)Truncated sequence
Urutan interval yang hilang dari sekuen yang hilang adalah bagian atas, yaitu : Tb-e, Tc-e,
Td-e, Te. Hal ini disebabkan adanya erosi oleh arus turbid yang kedua.
Urutan ini merupakan kombinasi dari kedua kelompok base cut out sequence dan truncated
sequence yaitu bagian atas dan bagian bawah bisa saja hilang.
Bouma (1962) telah membuat bentuk hipotetik kerucut tunggal dan ganda (gb.2.5). Pada
dasarnya endapan oleh arus turbid yang besar mempunyai rangkaian yang lengkap dan
setelah pengendapan material yang kasar kecepatan berkurang dan pada saat tertentu
dimana kecepatan sangat rendah mulai terbentuk laminasi interval (Tb-e = T2). Proses
berkurangnya kecepatan dan ukuran butir sedimen berjalan terus selama pengendapan,
sehingga terbentuk rangkaian (Tc=T3), (Td-e=T4) dan (Te=T5).
Berdasarkan sifat jauh dekatnya sumber, maka endapan turbidit dapat dibagi menjadi 3
fasies, yaitu : fasies proximal, intermediate dan distal. Distal merupakan endapan turbidit
yang pengendapannya relatif lebih jauh dari sumbernya atau tidak mengandung interval a
dan b. endapannya dicirikan oleh adanya perselingan yang teratur antara batupasir dan
serpih, lapisan batupasirnya tipis-tipis dan lapisan serpihnya lebih tebal. Pengendapan yang
relatif lebih dekat dengan sumbernya disebut turbidit proximal, biasanya berbutir kasar,
kadang0kadang konglomeratan dan sedikit serpih.
b. Model Fasies Walker