KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas untuk diucapkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa yang karena bimbingan-Nya maka kami dapat menyelesaikan sebuah
laporan pemetaan 2 yang berjudul busur lapangan
Laporan ini dibuat dengan berbagai pemikiran yang kami lakukan mengenai busur
lapangan, sehingga menghasilkan sebuah laporan yang dapat kami pertanggung jawabkan
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam laporan ini.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Terimakasih dan Semoga laporan ini dapat memberikan sumbangan positif bagi kita
semua.
Kelompok 2
1
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Lokasi Praktikum Busur Lapangan di Parkiran Mobil Tamu ITS Manyar .. 6
Gambar 2 Metode Pengukuan Busur Lapangan ............................................................. 8
Gambar 3 Metode Perhitungan Selisih Busur sama Panjang.......................................... 9
Gambar 4: Metode Perhitungan Selisih Busur sama Panjang ...................................... 11
Gambar 5: Metode Perpanjangan Tali Busur ............................................................... 13
Gambar 6 Metode Polar ................................................................................................ 14
Gambar 7 Metode Polygon ............................................................................................ 16
Gambar 8 Theodolit ..................................................................................................... 18
Gambar 9 Tripod .......................................................................................................... 18
Gambar 10 Payung ....................................................................................................... 19
Gambar 11 Rollmeter.................................................................................................... 19
Gambar 12 Yalon .......................................................................................................... 19
Gambar 13 Buku dan Alat Tulis ................................................................................... 20
Gambar 14 Praktikum busur lapangan ........................................................................ 26
Gambar 15 Praktikum busur lapangan ........................................................................ 26
Gambar 16 Praktikum busur lapangan ........................................................................ 26
Gambar 17 Praktikum busur lapangan ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 18 Praktikum busur lapangan ................................ Error! Bookmark not defined.
3
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
DAFTAR TABEL
4
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghubungkan dua arah yang berpotongan supaya
perpindahan dari arah satu kearah yang lain dapat berjalan lancar.
2. Mahasiwa mampu mengolah data dan melakukan koreksi pada data itu sendiri.
3. Mahasiswa memahami cara pengoperasian dan pengukuran dengan menggunakan
alat theodolit dengan benar.
4. Mahasiswa mampu menguasai dalam pembacaan alat ukur theodolit.
5
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Gambar 1 Lokasi Praktikum Busur Lapangan di Parkiran Mobil Tamu ITS Manyar
6
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB II
ISI
Misal :
2. Jalan raya
5. Lintasan udara
Titik perpotongan V disebut “Point of Intersection“atau disingkat “PI“ mempunyai
besar sudut φ 1 dan besar sudut φ 2, Untuk membuat busur/ lengkung lapangan tentunya
ada beberapa titik titik utama dalam pembuatan lengkung/ busur tersebut, diantaranya :
φ = φ2 – φ1 = ( jika sudut φ2 > φ1) = adalah sudut perpotongan dari tangen I
dan tangen II.
φ = 180⁰ - ( φ 1 – φ 2 ) = (jika sudut φ 1 >φ 2 ) = adalah sudut perpotongan dari
tangent I dan tangent II
Persamaan kedua tangent :
1
VT1 = VT2 = R.tg 2φ, dimana T1 dan T2 adalah titik tangent dimulainya busur.
7
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Langkah awal :
4. Putar sudut searah jarum jam sebesar (180 − 𝜑), ukur jarak dari titik V kearah
1
tersebut, sebesar VT1= R tan 2 𝜑, akan ketemu titik T1
8
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
5. Metode poligon.
Soal atau data yang ditentukan :
Untuk mendapatkan perhitungan busur lapangan ada beberapa cara, yaitu sebagai
berikut:
Sumber: Google
9
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
X1 = R sin(∆𝜑) Y1 = R - √𝑅 2 − X12
X2 = R sin(2∆𝜑) Y2 = R - √𝑅 2 − 𝑋22
X3 = R sin(3∆𝜑) Y3 = R - √𝑅 2 − 𝑋32
X4 = R sin(4∆𝜑) Y4 = R - √𝑅 2 − 𝑋42
dst… dst…
2. Buat sudut sebesar (180-φ o), ukur jarak VT1 = R tan ⅟2 φ o => ketemu titik T1
3. Pindahkan alat ke titik T1, sentring alat, arahkan dari T1 ke V, ukur jarak sebesar
X1, ketemu absis 1; ukur jarak sebesar X2, ketemu absis 2 dan seterusnya jarak
X3, X4 dst akan ketem absis 3, absis 4, dst. (di jalur T1V).
4. Dari titik titik absis-absis ini diletakkan alat theodolith, sentring, buat sudut siku-
siku terhadap jalur T1V, diukur jarak Y1, Y2, Y3 dst., akan ketemu titik-titik detail
1, detail 2 dan detail 3 dst. (di busur lingkaran).
5. Atau lakukan pengukuran seperti no. 3 sampai no. 4, jarak pada T1 jalur 2, ukur
jarak-jarak X1, X2, X3 dst. Maka akan ketemu titik detail 1, detail 2, detail 3 dst
pada busur lingkaran dari jalur 2 (di busur).
6. Jadi pelaksanaannya bisa dilakukan dari dua sisi, separoh titik detail dari T1 (jalur
1) dan separohnya lagi dari T2 (jalur 2)
Catatan :
2. Jika sudut 𝜑 < 90°, maka Xmaks = 𝑅 cos (90° − 𝜑), Ymaks < R
3. Jika sudut 𝜑 > 90°, Ymaks bias > 𝑅, maka pengambilan detail bisa dilakukan
10
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Sumber: Google
Perhitungan :
1. Besar sudut 𝜑°= sudut perpotongan dua arah = 𝜑1° − 𝜑2°
2. R = radius lingkaran (m)
1
3. VT1 = VT2 = R tan 2 𝜑° = dari titik potong 2 arah ke titik singgung 1 dan 2
11
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
X4 = 4 X1 Y4 = R - √𝑅 2 − 𝑋42
dst… dst…
Catatan :
2. Jika sudut 𝜑 < 90°, maka Xmaks = 𝑅 cos (90° − 𝜑), Ymaks < R
3. Jika sudut 𝜑 > 90°, Ymaks bias > 𝑅, maka pengambilan detail bisa dilakukan
dari 2 arah jalur masing-masing separoh titik detail
2. Buat sudut sebesar (180-φ o), ukur jarak VT1 = R tan ⅟2 φ o => ketemu titik T1
3. Pindahkan alat ke titik T1, sentring alat, arahkan dari T1 ke V, ukur jarak sebesar
X1, ketemu absis 1; ukur jarak sebesar X2, ketemu absis 2 dan seterusnya jarak
X3, X4 dst akan ketem absis 3, absis 4, dst. (di jalur T1V).
4. Dari titik titik absis-absis ini diletakkan alat theodolith, sentring, buat sudut siku-
siku terhadap jalur T1V, diukur jarak Y1, Y2, Y3 dst., akan ketemu titik-titik detail
1, detail 2 dan detail 3 dst. (di busur lapangan).
5. Atau lakukan pengukuran seperti no. 3 sampai no. 4, jarak pada T1 jalur 2, ukur
jarak-jarak X1, X2, X3 dst. Maka akan ketemu titik detail 1, detail 2, detail 3 dst
pada busur lingkaran dari jalur 2 (di busur).
6. Jadi pelaksanaannya bisa dilakukan dari dua sisi, separoh titik detail dari T1 (jalur
1) dan separohnya lagi dari T2 (jalur 2)
12
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Sumber: Google
Perhitungan :
1. Besar sudut 𝜑°= sudut perpotongan dua arah = 𝜑1° − 𝜑2°
2. R = radius lingkaran (m)
1
3. VT1 = VT2 = R tan 2 𝜑° = dari titik potong 2 arah ke titik singgung 1 dan 2
Perpanjangan Tali Busur dan Panjang Siku dari perpanjangan tali busur:
1 1
(T1-1’) = tb x cos 2 ∆𝜑 dan (1’-1) = tb x sin 2 ∆𝜑
2. Buat sudut sebesar (180-φ o), ukur jarak VT1 = R tan ⅟2 φ o => ketemu titik T1
3. Pindahkan alat ke titik T1, sentring alat, arahkan dari T1 ke V, ukur jarak sebesar
X1, ketemu absis 1; ukur jarak sebesar X2, ketemu absis 2 dan seterusnya jarak
X3, X4 dst akan ketem absis 3, absis 4, dst. (di jalur T1V).
4. Dari titik titik absis-absis ini diletakkan alat theodolith, sentring, buat sudut siku-
siku terhadap jalur T1V, diukur jarak Y1, Y2, Y3 dst., akan ketemu titik-titik detail
1, detail 2 dan detail 3 dst. (di busur lapangan).
5. Atau lakukan pengukuran seperti no. 3 sampai no. 4, jarak pada T1 jalur 2, ukur
jarak-jarak X1, X2, X3 dst. Maka akan ketemu titik detail 1, detail 2, detail 3 dst
pada busur lingkaran dari jalur 2 (di busur).
6. Jadi pelaksanaannya bisa dilakukan dari dua sisi, separoh titik detail dari T1 (jalur
1) dan separohnya lagi dari T2 (jalur 2)
Sumber: Google
14
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Perhitungan :
1. Besar sudut 𝜑°= sudut perpotongan dua arah = 𝜑1° − 𝜑2°
2. R = radius lingkaran (m)
1
3. VT1 = VT2 = R tan 2 𝜑° = dari titik potong 2 arah ke titik singgung 1 dan 2
dst... dst...
1 1
Δ φ-akhir = 2 (𝜑) tb-akhir = 2R 𝑠𝑖𝑛 2 (𝜑)
Catatan :
2. Jika sudut 𝜑 < 90°, maka Xmaks = 𝑅 cos (90° − 𝜑), Ymaks < R
3. Jika sudut 𝜑 > 90°, Ymaks bias > 𝑅, maka pengambilan detail bisa dilakukan
dari 2 arah jalur masing-masing separoh titik detail
15
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Perhitungan :
1. Besar sudut 𝜑°= sudut perpotongan dua arah = 𝜑1° − 𝜑2°
2. R = radius lingkaran (m)
1
3. VT1 = VT2 = R tan 2 𝜑° = dari titik potong 2 arah ke titik singgung 1 dan 2
16
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
2. buat sudut sebesar ( 180 - 𝜑° ), ukur jarak VT1 = R tan ½ 𝜑° → ketemu titik T1.
3. pindahkan alat ke titik T1, sentering alat, arahkan dari T1 ke V, putar searah
jarum jam sebesar sudut = ½ ∆𝜑°, kemudian ukur jarak sebesar tb = 2R Sin ½
∆𝜑°, maka ketemu titik detail 1 (pada busur).
4. kemudian alat dipindah di titik detail 1, sentering, kemudian arahkan ke titik T1,
atur sudut horizontal = 0° 0′ 0", putar searah jarum am sebesar = (360° - (180° -
∆𝜑°)) = (180° + ∆𝜑°), ukur jarak dari titik detail 1 sebesar tb, maka ketemu
titik detail 3 (pada busur).
7. Sebelum bertemu titik singgung T2, besar sudut yang searah jarum jam adalah =
(360° - (180° - ½ ∆𝜑°- ½ ∆𝜑°′)) = ( 180 + ½ ∆𝜑° + ½ ∆𝜑°′), ukur jarak tb’ dan
harus tepat daapt apda titik singgung T2 (kalau hitungan semua tepat)
17
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum busur lingkaran dan diagonal eyepiece
adalah sebagai berikut:
1. Theodolit
Gambar 8 Theodolit
Sumber : Google
2. Tripod
Gambar 9 Tripod
Sumber : Google
18
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
3. Payung
Gambar 10 Payung
Sumber : Google
4. Rollmeter
Gambar 11 Rollmeter
Sumber : Google
5. Yalon
Gambar 12 Yalon
Sumber : Google
19
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Sumber : Google
20
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB IV
4.1 Data
R Xp Yp Xq Yq φ1 φ2
12 100 -100 200 500 45,7625 135,763
Tabel 1 Data
m1 = cotg φ1 m2 = cotg φ2
m1 = 0,97 m2 = -1,03
Yp = m1.xp + p1 Yq = m2.xq + p2
p1 = -197 p2 = 706
Mencari koordinat V
𝑃1−𝑃2 𝑚1𝑃2−𝑚2𝑃1
Xv = − 𝑚1−𝑚2 Yv = 𝑚1−𝑚2
−197−(706) ((0,97)(706))−((−1,03)(−197))
= − (0,97)−(−1,03) = (0,97)−(−1,03)
Xv = 451,5 Yv = 240,955
(451,5; -536,57)
Mencari Koordinat T
(108,60 ; -91,63)
21
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
(208,37 ; 508,60)
= 12 tan 45°
= 12
3. Δ φ = (bsx360°):(2xπ xR)
= (1,5x360°):(2 x3,14x 12)
= 7,17°
1
4. Tb = 2 x R sin 2 Δ φ
1
= 2 x 12 sin (2x 7,17)
= 1,5 m
φ
5. n = Δφ
90
=7,17
= 12,55 ≈12
= 12
6. Δ φ’= φ - n Δ φ <Δ φ
= 90°-(12,55 x 7,17) < 7,17
= 90° - 89,98 < 7,17
= 0,02 < 7,17
22
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
7. Tb’ = 2 x R sin Δ φ’
= 2 x 12 x sin 0,02
= 0,00838
= 0,01
Absis sumbu arah jalur 1 : Ordinat, tegak lurus arah jalur 1 :
1
X1 = tbcos ( Δ φ) Y1 = R - √𝑅 2 − (𝑋1 )2
2
1 = 12 - √122 − (1,5)2
= 1,5 x cos (2 7,17)
= 1,497 m = 12 - 14,92
≈ 1,50 m = 0,09 m
X2
1
= 2 x tbcos (2 Δ φ) Y2 = R - √𝑅 2 − (𝑋2 )2
1 = 12 -√122 − (3,00)2
= 2 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 0,38 m
= 3,00 m
1 Y3 = R - √𝑅 2 − (𝑋3 )2
X3 = 3 x tbcos (2 Δ φ)
= 12 -√122 − (4,5)2
1
= 3 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 0,88 m
= 4,50 m
Y4 = R - √𝑅 2 − (𝑋4 )2
1
X4 = 4 x tbcos (2 Δ φ)
= 12 -√122 − (6,00)2
1
= 4 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 1,61 m
= 6,00 m
23
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
1
X5 = 5 x tbcos (2 Δ φ) Y5 = R - √𝑅 2 − (𝑋5 )2
1 = 12 -√122 − (7,50)2
= 5 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 7,50 m = 2,63 m
X6
1
= 6 x tbcos (2 Δ φ) Y6 = R - √𝑅 2 − (𝑋1 )2
1 = 12 -√122 − (9,00)2
= 6 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 4,06 m
= 9,00 m
1 Y7 = R - √𝑅 2 − (𝑋7 )2
X7 = 7 x tbcos (2 Δ φ)
= 12 -√122 − (10,50)2
1
= 7 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 6,19 m
= 10,50 m
Y8 = R - √𝑅 2 − (𝑋8 )2
1
X8 = 8 x tbcos (2 Δ φ)
= 12 -√122 − (12,00)2
1
= 8 x 1,5 x cos (2 7,17)
= 12,00 m
= 12,00 m
No Absis Ordinat
(m) (m)
1 1,50 0,08
2 3,00 0,34
3 4,50 0,86
4 6,00 1,61
5 7,50 2,63
6 9,00 4,06
7 10,50 6,19
8 12,00 12,00
Tabel 2 Absis (x) dan Ordinat (y)
24
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum busur lapangan ini, kita dapat mengetahui pengertian tentang
busur lapangan yaitu untuk menghubungkan dua arah yang berpotongan menjadi
sebuah busur lingkaran, agar perpindahan dari arah satu ke arah yang lainnya berjalan
lancar, aman, nyaman, dan tidak timbul gejolak pada saat diaplikasikan ke lapangan.
Metode selisih absis sama panjang mempunyai hitungan yang lebih simpel
dibanding dengan cara pengukuran yang lain, tapi sayangnya letak titik-titik kurang
akurat saat diterapkan di lapangan.
5.2 Saran
1. Sebelum praktikum sebaiknya disketsa terlebih dahulu.
2. Gunakan alat dengan baik
3. Gunakan baju atau perlengkapan praktik dengan baik.
25
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
BAB VI
DOKUMENTASI
26
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
27
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
GLOSARIUM
Absis : unsur pertama dari pasangan terurut dari dua suku (x, y) pada sistem koordinat
Kartesius untuk mengalamatkan suatu titik, di dalam sumbu sistem koordinat tegak lurus
tetap.
Busur: garis lengkung yang merupakan bagian dari keliling lingkaran, maka untuk
menentukan panjang busur lingkaran digunakan perbandingan dengan keliling lingkarannya.
Jari – jari : garis lurus yang menghubungkan titik pusat dengan lingkaran.
Koordinat : suatu sistem yang menggunakan satu atau lebih bilangan, atau koordinat, untuk
secara unik menentukan posisi suatu titik atau unsur geometris lain pada manifold seperti
ruang Euklides.
Koordinat Polar : system koordinat kutub sistem koordinat 2-dimensi di mana setiap titik
pada bidang ditentukan dengan jarak dari suatu titik yang telah ditetapkan dan suatu sudut dari
suatu arah yang telah ditetapkan.
Sentring : mendirikan alat dengan posisi tegak lurus dengan muka tanah.
Tali Busur : garis lurus di dalam lingkaran yang memotong lingkaran pada dua titik yang
berbeda.
Theodolith : instrument / alat yang dirancang untuk pengukuran sudut yaitu sudut mendatar
yang dinamakan dengan sudut horizontal dan sudut tegak yang dinamakan dengan sudut
vertical.
28
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Tripod : alat stan untuk membantu agar badan theodolite/ waterpass/ total station bisa berdiri
dengan tegak dan tegar
Waterpass : alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis
dalam posisi rata baik pengukuran secara horizontal
Yalon : batang bulat dengan diameter kurang lebih 1 inchi, terbuat dari aluminium atau besi
dan diberi warna merah putih. Panjang jalon biasanya 1m atau 2m. Yalon berfungsi untuk
menandai titik-titik tertentu yang akan diukur jarak atau ketiggiannya.
29
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
DAFTAR PUSTAKA
http://engineersblogs.blogspot.com/2008/07/
http://aryadhani.blogspot.com/2012/03/
http://share.its.ac.id/pluginfile.php/40499/mod_resource/content/1/6.1%20Busur%20lapangan%20
%28edit%20alfan%29.pdf
30