Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TELAAH AMDAL

KA ANDAL, ANDAL, RKL, RPL


PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT INDRIYANTI YOGYAKARTA
Dosen : 1. Agus Suwarni, SKM, M.Kes
2. Eddy Suwandi Saputra

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1 Fera Anissa P07133217049
2 Gina Restyana P07133217050
3 Kamilia Safitri P07133217052
4 Khairunnisa Agustina P07133217054
5 Mega Maulida P07133217056
6 Ridho Azhari P07133217057

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
DIPLOMA IV ALIH JENJANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pembangunan pada periode pembangunan jangka panjang
kedua adalah pembangunan berwawasan lingkungan, sebagai upaya sadar
dan berencana mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup.
Dalam setiap pembangunan akan ada berbagai usaha atau kegiatan yang
pada dasarnya akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, oleh
karena itu perlu dijaga keserasian antar usaha/kegiatan tersebut dengan
menganalisa dari sejak awal perencanaannya.

Dengan demikian langkah pengendalian dampak negatif dapat


dipersiapkan sedini mungkin. Rumah sakit sebagai salah satu hasil
pembangunan dan upaya penunjang pembangunan dalam bidang kesehatan
merupakan sarana pelayanan umum, tempat berkumpulnya orang sakit
maupun orang sehat yang memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan, gangguan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan
penyakit. Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja
memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, tetapi juga
mungkin dampak negatif. Dampak negatif itu berupa cemaran akibat
proses kegiatan maupun limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang
benar. Pengelolaan limbah medis yang tidak baik akan memicu resiko
terjadinya kecelakaan kerja dan penularan penyakit dari pasien ke pekerja,
dari pasien ke pasien, dari pekerja ke pasien maupun dari dan kepada
masyarakat pengunjung rumah sakit. Aktivitas selain rumah sakit seperti :
puskesmas, klinik, balai pengobatan, praktek dokter bersama, dan
laboratorium kesehatan juga akan menghasilkan sejumlah hasil samping
berupa limbah, baik limbah padat, cair, dan gas yang mengandung kuman
patogen, zat-zat kimia serta alat-alat kesehatan yang pada umumnya
bersifat limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk itu telah
dilakukan berbagai upaya penanggulangan dampak lingkungan Rumah
Sakit yang dimulai dari analisa dampak lingkungan (AMDAL). Kenyataan,
upaya tersebut tidak dapat dilaksanakan karena berbagai kendala
khususnya biaya.

Adanya Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 Tentang Analisis


Dampak Lingkungan, merupakan suatu terobosan baru yang
memungkinkan setiap Rumah Sakit yang terkena wajib AMDAL (Rumah
Sakit dengan kapasitas lebih dari 400 tempat tidur ) dapat melaksanakan
dengan baik. Sedangkan bagi yang tidak wajib AMDAL dapat
melaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi Rumah Sakit tetapi masih
memenuhi persyaratan sanitasi lingkungan yang baik.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu menelaah dokumen KA RS Indriati Yogyakarta
2. Mahasiswa mampu menelaah dokumen ANDAL RS Indriati
Yogyakarta
3. Mahasiswa mampu menelaah dokumen RKL-RPL RS Indriati
Yogyakarta
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Mengaplikasikan ilmu mata kuliah AMDAL yang telah dipelajari
serta menambah wawasan dan pengetahuan khususnya dalam telaah
dokumen AMDAL RS Indriati Yogyakarta
2. Bagi Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
Menambah pengetahuan tentang telaahan AMDAL dan
menambah referensi kepustakaan pada Jurusan Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Evaluasi Dokumen Kerangka Acuan


1. Alasan rencana usaha dan/atau kegiatan ini wajib memiliki AMDAL
dan pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau
kawasan)
a. Wajib memiliki AMDAL karena Kegiatan pembangunan RS Indriati
Yogyakarta diprakirakan akan menimbulkan dampak dampak penting
hipotetik (DPH) sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu tahap pra-
konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi.
b. Dampak Penting Hipotetik (DPH) diperoleh berdasarkan pada hasil
penelusuran dampak kegiatan pembangunan RS Indriati Yogyakarta
yang dilakukan melalui proses pelingkupan dimulai dengan
melakukan identifikasi dampak potensial yang diperkirakan akan
terjadi dengan menggunakan matriks sederhana yang menggambarkan
interaksi antara rencana komponen kegiatan dengan komponen
lingkungan di sekitarnya. Dampak Potensial (DP) kemudian dilakukan
evaluasi untuk diperoleh dampak penting hipotetik, maka terdapat 37
Dampak Penting Hipotetik (DPH), 10 Dampak Tidak Penting
Hipotetik (DTPH) yang harus dikelola dan dipantau dan 3 Dampak
Tidak Penting Hipotetik (DTPH) yang tidak dilakukan pengelolaan
dan pemantauan.

2. Alasan mengapa rencana usaha kegiatan dinilai KPA Pusat,


Provinsi, atau Kabupaten/Kota
Tidak ada
3. Uraian umum maupun rinci mengenai tujuan dilaksanakannya
rencana usaha dan/atau kegiatan
Tujuan yang ada pada dokumen AMDAL ini hanya mengenai tujuan
rona lingkungan awal, untuk tujuan dilaksanakannya rencana usaha
dan/atau kegiatan tidak dijelaskan secara gamblang.
Berikut tujuan rona lingkungan awal :
a. Untuk menilai kualitas lingkungan hidup yang ada dan dampak
lingkungan hidup yang timbul akibat dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan.
b. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penting lingkungan hidup atau
daerah geografis tertentu sehingga dapat melakukan mitigasi dari
pelaksanaan pembangunan dengan resiko lingkungan hidup yang
buruk, seperti pada segmen sungai tertentu, kondisi udara berkualitas
buruk di suatu wilayah, habitat yang terancam, dan spesies yang
dilindungi.
c. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan yang tidak
mengenal lokasi rencana kegiatan berkaitan dengan kelayakan
lingkungan hidup.
d. Memberikan informasi sebagai dasar dalam menetapkan pemenuhan
kebutuhan proyek.

4. Siapa yang bertindak sebagai pelaksana studi AMDAL


Dalam pelaksana studi AMDAL, pemrakarsa melakukan tindakan dalam
kegiatan AMDAL memberikan sosialisasi dengan cara langsung maupun
tak langsung. Kewajiban pemrakarsa untuk menginformasikan atau
menjelaskan kepada masyarakat sekitar tentang rencana Pembangunan RS
Indriati Yogyakarta diatur berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012 tentang Pedoman Keterlibatan
Masyarakat dalam Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL) dan Izin Lingkungan.
5. Status studi AMDAL apakah dilaksanakan terintegrasi, bersamaan
atau setelah studi kelayakan teknik dan ekonomis
Dilaksanakan terintegrasi dilakukan untuk mengetahui Rona lingkungan
hidup awal digunakan sebagai data awal dalam kajian Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) untuk memprakirakan kondisi lingkungan
hidup yang akan datang tanpa adanya proyek yang dibandingkan dengan
kondisi lingkungan hidup dengan adanya proyek pembangunan RS Indriati
Yogyakarta. indikator yang paling tepat dan penting dalam kaitannya
dengan komponen lingkungan hidup yang diprakirakan menjadi dampak
penting hipotetik. Komponen lingkungan hidup yang akan dijabarkan dalam
uraian ini meliputi: komponen fisik-kimia, komponen biotik, komponen
sosial, komponen kesehatan masyarakat, serta komponen transportasi
(lalulintas).

6. Dalam pelingkupan telah disajikan informasi mengenai Analisis


Hasil pelibatan masyarakat
a. Ada tetapi tidak semua menjadi Dampak Penting Hipotetik (DPH)
seperti Mobilisasi peralatan kontruksi dan material dan Pemanfaatan
sumber daya listrik cadangan (genset)
b. Masyarakat diikutsertakan dalam penyusunan AMDAL melalui
pengumuman yang diterbitkan di media cetak dan di papan
pengumuman yang dipasang di tapak proyek. Pengumuman kepada
masyarakat dilakukan melalui media cetak yang dimuat di Koran Jawa
Pos/Radar Jogja hari Selasa tanggal 20 September 2016. Secara
langsung, masyarakat diajak tatap muka dalam pertemuan konsultasi
publik. Adanya sosialisasi kepada masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan yang merupakan masyarakat terkena dampak, masyarakat
pemerhati, tokoh-tokoh masyarakat, instansi pemerintah yang terkait
serta muspika setempat, menunjukkan bahwa keterbukaan informasi
dan komunikasi telah terjalin. Kegiatan konsultasi publik secara
langsung dilakukan dengan metode sebagai berikut:
1) Kegiatan konsultasi publik melibatkan aparat, tokoh masyarakat,
tokoh agama, masyarakat yang bermukim di sekitar tapak proyek
dan pemerhati lingkungan agar dapat menyampaikan saran,
pendapat dan tanggapan masyarakat mengenai rencana kegiatan.
2) Materi konsultasi publik menjelaskan secara transparan mengenai
tahapan perencanaan proyek, dampak yang diprakirakan terjadi
dan manfaat dari keberadaan proyek tersebut.
3) Sosialisasi akan berlanjut karena merupakan kegiatan yang
memberitahukan kepada warga terkena dampak mengenai progres
maupun bila terjadi perubahan-perubahan perencanaan.
c. Harapan warga masyarakat terkait rencana pembangunan RS Indriati
Yogyakarta telah berlangsung sejak tahap pra konstruksi. Harapan
tersebut adalah agar ada penanggungjawab harian proyek. Harapan
masyarakat terkait proyek pada tahap konstruksi antara lain pelibatan
masyarakat dalam menyediakan material alam (sirtu). Harapan warga
pada tahap operasional RS Indriati Yogyakarta antara lain pelibatan
masyarakat dalam tenaga kerja operasional dan peluang usaha kuliner.

B. Evaluasi Dokumen ANDAL


1. Prakiraan dampak penting dilakukan memperhatikan dampak yang
bersifat langsung dan/atau tidak langsung
Prakiraan dampak penting yang dikaji dalam studi Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) rencana kegiatan pembangunan RS Indriati
Yogyakarta mengacu pada dampak penting hipotetik hasil pelingkupan.
Dampak penting hipotetik yang dikaji meliputi dampak langsung maupun
tidak langsung. Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan secara
langsung oleh adanya suatu usaha dan/atau kegiatan. Sementara itu dampak
tidak langsung adalah dampak yang timbul sebagai akibat berubahnya
suatu komponen lingkungan hidup dan/atau dampak primer oleh adanya
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Penelaahan terhadap prakiraan dampak penting yang ditimbulkan
oleh kegiatan Pembangunan RS Indriati Yogyakarta dengan
mempertimbangkan :
a) Perbedaan kondisi dan kualitas lingkungan dengan atau tanpa kegiatan
Pembangunan RS Indriati Yogyakarta berlangsung baik pada tahap
prakonstruksi, konstruksi dan operasi.`
b) Dampak yang bersifat langsung dan dampak ikutan untuk berbagai
komponen lingkungan.
c) Tingkat kepentingan dampak ditentukan berdasarkan kriteria yang
diatur oleh Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
Metode yang digunakan untuk memprakirakan sifat penting dampak,
menggunakan pedoman penentuan dampak penting yang disesuaikan
dan/atau dimodifikasi berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun
2009, penjelasan Pasal 15 ayat (1) tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 2012 tentang
Izin Lingkungan dan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056 Tahun
1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Penentuan sifat
penting dampak didasarkan pada 7 (tujuh) kriteria sebagai berikut:
1) Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha
dan/atau kegiatan;
2) Luas wilayah persebaran dampak;
3) Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
4) Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang terkena dampak;
5) Sifat kumulatif dampak;
6) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak dan / atau;
7) Kriteria Lain yang berhubungan dengan perkembangan teknologi.
2. Prakiraan dampak penting dilakukan untuk masing- alternatif,
dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif
komponen rencana usaha
Prakiraan dampak penting dilakukan untuk masing-masing kegiatan mulai
dari prakontruksi, kontruksi dan operasi diperkirakan secara cermat.

3. Terdapat kesimpulan kelayakan lingkungan hidup dari rencana


kegiatan terhadap kriteria kelayakan lingkungan hidup berupa
kepentingan pertahanan keamanan Negara
Kegiatan pembangunan RS Indriati Yogyakarta oleh PT. Delta Merlin
dapat dinyatakan layak secara lingkungan. Pihak Pemrakarsa akan selalu
melakukan komunikasi dan koordinasi yang baik dengan masyarakat
sekitar, khususnya yang menyangkut keterbukaan informasi terkait dengan
berbagai kegiatan pada berbagai tahap kegiatan baik pra konstruksi,
konstruksi, maupun operasi.

4. Analisis kelayakan lingkungan hidup berupa prakiraan secara


cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek bio-
geofisik, kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, kesehatan
masyarakat
a. Komponen Geofisik-Kimia
1) Iklim
Klasifikasi Schmidt & Fergusson dimanfaatkan untuk
menunjukkan gambaran komponen utama iklim pada wilayah studi.
Maka nilai Q (Quotient) menurut Schmidt dan Ferguson adalah
68,66 %. Dari hasil perhitungan tersebut maka tipe curah hujan di
lokasi kegiatan adalah curah hujan tipe D yaitu tipe daerah sedang
yaitu 60,0% ≤ Q < 100,0%.
2) Kualitas Udara
Kualitas udara ambien di lokasi rencana pembangunan RS Indriati
Yogyakarta dan sekitarnya masih baik, tidak ada parameter kualitas
udara ambien yang melampaui baku mutu udara ambien
berdasarkan SK Gub. Provinsi DIY No. 153 Tahun 2002.
3) Kebisingan
tingkat kebisingan dilokasi tapak proyek rencana pembangunan RS
Indriati Yogyakarta dan akses masuk rencana pembangunan sudah
melampaui baku mutu tingkat kebisingan untuk rumah sakit. Hal
ini disebabkan karena sebelah barat lokasi merupakan jalan raya
yang cukup ramai sehingga perlu adanya upaya yang baik untuk
menurunkan tingkat kebisingan.
4) Topografi
Secara topografi, lokasi rencana pembangunan RS Indriati
Yogyakarta merupakan daerah dataran dengan kemiringan lereng
0-3% dan ketinggian berkisar 45 m diatas permukaan air laut.
Kondisi ini memberikan pengaruh terhadap arah aliran air
permukaan, yang ditentukan oleh relief mikro (relief setempat)
bukan relief makro (kemiringan secara umum).
5) Geologi dan Geomorfologi
Berdasarkan Peta Geologi Tata Lingkungan Skala 1: 100.000
Lembar Yogyakarta (Lembar 1408-2), dapat dijelaskan bahwa
lokasi Rencana Pembangunan RS Indriati Yogyakarta merupakan
endapan alluvial (alluvial deposit), dengan material penyusun
lempung, lempung, lanau, lempung organik, pasir dan kerikil.
Secara makro tidak tergambarkan adanya bidang patahan dan
retakan.
6) Bencana Geologis
Wilayah Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Provinsi DIY
merupakan wilayah yang mempunyai resiko terjadi gempa
tektonik.
7) Kondisi tanah
Tanah yang terbentuk di rencana Pembangunan RS Indriati
Yogyakarta mempunyai jenis tanah Aluvial, yang bahan induknya
merupakan hasil sedimentasi. Berdasarkan hasil selidik cepat di
lapangan, karakteristik tanah mempunyai tekstur pasir berlempung,
struktur tanah remah, konsistensi dalam keadaan basah agak lekat
dan solum tanah lebih dari 30 cm.
8) Hidrologi
Berdasarkan sistem drainasenya secara makro dapat
dijelaskan bahwa di wilayah Kabupaten Bantul terdapat 3 (tiga)
DAS utama yaitu DAS Progo, DAS Opak, dan DAS Oya. Secara
mikro sistem drainase dikendalikan oleh Sungai Ngireng-ireng
yang melewati Kampung Mangunan, Desa Panggungharjo yang
merupakan bagian hulu dari Sungai Selayon, anak cabang Sungai
Winongo yang akhirnya bermuara di Sungai Opak.
Secara mikro kondisi air tanah di sekitar lokasi rencana
Pembangunan RS Indriati Yogyakarta mempunyai kedalaman air
dangkal 1,55 m – 2,77 m.
hasil analisis laboratorium menunjukan beberapa parameter
air permukaan melebihi baku yang ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 dan Peraturan Gubernur DIY No.
20 Tahun 2008.
hasil analisis kualitas air tanah di atas Parameter Coliform
Total pada semua lokasi melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.
b. Komponen Biotik
1) Pengamatan Jenis Flora Terestrial
Jenis flora di lokasi rencana pembangunan RS Indriati Yogyakarta
berupa semak belukar atau tegalan yang sudah tidak dipelihara.
Pengamatan Jenis Flora yang ada di dalam lokasi RS Indriati
Yogyakarta dilakukan dengan sampling di 2 lokasi yaitu Plot
Pengamatan 1 dengan koordinat 7°51'16,32" LS, 110°21'24,91" BT
dan Plot Pengamatan 2 dengan koordinat 7°51'17,63" LS,
110°21'24,20" BT. Sampling jenis flora dibedakan menjadi jenis
semak/rumput (12 jenis), perdu (11 jenis), dan pohon (5 jenis)
2) Pengamatan Jenis Fauna
Di sekitar rencana lokasi RS Indriati Yogyakarta tidak ditemukan
jenis fauna langka dan dilindungi sesuai Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa di Indonesia. Jenis fauna disekitar RS
terdapat 16 jenis.
3) Pengamatan Jenis Plankton
Jenis plankton terdapat 20 jenis, benthos terdapat 10 jenis.
c. Komponen Sosial
1) Kependudukan
Penduduk Kecamatan Sewon pada Tahun 2015 berjumlah 112.504
jiwa (Kabupaten Bantul Dalam Angka, 2016). Data tersebut pada
Tahun 2014 mengalami kenaikan 1,7% (112.245 jiwa) jika
dibandingkan Tahun 2013 (110.355 jiwa) dan Tahun 2012 (106.929
jiwa). Dengan demikian penduduk di Kecamatan Sewon
mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2015.
Menurut data Kecamatan Sewon Dalam Angka Tahun 2016,
penduduk di Desa Panggungharjo dan Bangunharjo didominasi
oleh penduduk laki-laki. Mayoritas responden memiliki tingkat
pendidikan sampai tamat SMA sebanyak 31 orang,
2) Ekonomi
Pertumbuhan angka PDRB yang merupakan salah satu indikator
pertumbuhan ekonomi Provinsi/Kabupaten/Kota. Selain inflasi,
pertumbuhan ekonomi menjadi dasar perhitungan upah minimum.
Upah minimum Kabupaten Bantul tahun 2015 sebesar
Rp.1.163.800,00.
Salah satu dampak yang diharapkan dari adanya sebuah
perencanaan pembangunan yaitu terbukanya kesempatan kerja bagi
warga masyarakat di sekitarnya. Sehubungan dengan adanya
rencana pembangunan RS Indriati Yogyakarta di Desa
Panggungharjo, kesempatan kerja merupakan parameter yang
terdampak, karena diharapkan adanya penyerapan tenaga kerja
untuk konstruksi pembangunan RS Indriati Yogyakarta maupun
ketika tahap operasional.
3) Budaya
Kebudayaan dari mayoritas masyarakat di Kecamatan Sewon
adalah Kebudayaan Jawa, Kejawen adalah pembagian wilayah
Jawa menurut Geertz untuk Daerah-daerah Jawa pedalaman yang
mempunyai pusat budaya dalam kota-kota kerajaan seperti
Yogyakarta. Bahasa Jawa yang digunakan sehari-hari di dalam
keluarga atau dalam berinteraksi antar warga masyarakat sangat
memperhatikan kaidah-kaidah bahasa krama inggil, krama madya
dan ngoko, tergantung dengan siapa seseorang sedang berhadapan
atau berbicara.
d. Komponen Kesehatan Masyarakat
1) Sub Komponen Sanitasi Lingkungan
Secara umum, tingkat sanitasi lingkungan Kabupaten Bantul sudah
baik. Sanitasi lingkungan meliputi rumah sehat, ketersediaan air
bersih, akses jamban keluarga, STBM, TTU dan TPM, Pengelolaan
sampah rumah tangga, vektor penyakit.
2) Sub Komponen Perilaku Kesehatan
Perilaku masyarakat yang terkait dengan masalah atau derajat
kesehatan meliputi PHBS, dan gerakan serentak PSN.
3) Sub Komponen Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan masyarakat telah dilaksanakan dengan baik
oleh Puskesmas dan Rumah Sakit Daerah maupun swasta dan
perseorangan di Kabupaten Bantul. Pelayanan kesehatan di
Puskesmas diarahkan pada upaya promotif dan preventif melalui
program Yankesmas (pelayanan kesehatan masyarakat), dengan
tetap memaksimalkan upaya kuratif dan rehabilitatif melalui
program Yanklinis (pelayanan klinis).
4) Sub Komponen Kependudukan
Indikator pada sub komponen kependudukan kaitannya dengan
derajat kesehatan masyarakat, yaitu: (1) Umur Harapan Hidup
(UHH); (2) Angka Kesakitan; (3) Angka Kematian; (4) Status
Gizi Balita/bayi dan (5) Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

C. Evaluasi Dokumen RKL dan RPL


1. Kolom Dampak lingkungan pada matriks RKL telah diuraikan dampak
yang terjadi akibat rencana kegiatan
Telaah di pada tabel Ringkasan Evaluasi Dampak Rencana Kegiatan
Pembangunan RS Indriati Yogyakarta, besaran dampak dan dampak yang
terjadi akibat rencana kegiatan telah di uraikan dalam kolom tabel sifat dan
besaran dampak yang ditimbulkan. Sifat dampak dan besaran dampak di
representatifkan dalam kajian negatif dan positif.
Pada rencana kegiatan pembangunan di jelaskan mulai dari pra kontruksi,
konstruksi, dan operasi.
Dijelaskan sebagai berikut :
A. Tahap Pra Konstruksi
a. jenis kegiatan sosialisasi dan konsultasi publik dengan sifat dampak
negatif dan besaran dampak kecil jenis dampak penting dan wajib
dkelola.
b. Sosialisasi dan konsultasi publik, sifat positif dan besaran dampak
kecil dampak yang ditimbulkan adalah munculnya sikap dan
presepsi masyarakat yang penting dan dikelola.
B. Tahap Konstruksi
Secara keseluruhan telah di lakukan penilaian jenis dampak
berdasarkan sifat dan jenis dampak yang ditimbulkan yakni komponen
fisik-kimia dan komponen sosial telah di jelaskan secara detail jenis
dampak yang di timbulkan dan sifat dampak besa atau kecil positf dan
negatif serta evaluasi penting di kelola atau penting dan tidak di kelola
yakni sebagai berikut :
1. Komponen Fisik-Kimia
a) Penurunan Kualitas Udara
Penurunan kualitas udara merupakan dampak penting negatif
yang bersifat sementara dari tahap konstruksi. Kualitas udara
akan berbalik setelah masa konstruksi selesai.
b) Peningkatan Intensitas Kebisingan
Peningkatan kebisingan merupakan dampak penting negatif
yang bersifat sementara dari tahap konstruksi. Peningkatan
kebisingan akan berbalik setelah masa konstruksi selesai.
c) Gangguan aliran airtanah dangkal
Pada pembuatan basement, gangguan aliran air tanah dangkal
mempunyai sifat dampak negatif, besar dampak kecil dan
tidak penting sehingga tidak dilakukan pengelolaan dan
pemantauan.
d) Gangguan aliran air permukaan
Pekerjaan fisik RS Indriati Yogyakarta akan berdampak
terhadap gangguan aliran air permukaan, dengan sifat dampak
negatif, besar dampak kecil dan penting sehingga perlu
dilakukan pengelolaan dan pemantauan.

e) Penurunan kualitas air


Penurunan kualitas air merupakan dampak tidak penting negatif
yang bersifat sementara dari tahap konstruksi. Kualitas air akan
berbalik setelah masa konstruksi selesai.

2. Komponen Sosial

a) Terbukanya Kesempatan Kerja

Kegiatan pembangunan RS Indriati Yogyakarta memerlukan


tenaga kerja konstruksi dengan berbagai keahlian.
b) Munculnya keresahan masyarakat

Kegiatan pada tahap konstruksi pembangunan RS Indriati yang


memunculkan keresahan pada masyarakat sekitar yaitu
kegiatan penerimaan tenaga kerja konstruksi serta ketika
pembangunan fisik konstruksi dan pemasangan instalasi RS
Indriati.

c) Munculnya sikap dan persepsi masyarakat

Penerimaan tenaga kerja konstruksi diprakirakan


mempengaruhi sikap dan persepsi masyarakat. Telah dilakukan
survey dengan langsung turun kelapangan dengan metode
wawancara.

C. Tahap Operasi

Secara keseluruhan telah di lakukan penilaian jenis dampak


berdasarkan sifat dan jenis dampak yang ditimbulkan yakni
komponen fisik-kimia dan komponen sosial telah di jelaskan secara
detail jenis dampak yang di timbulkan dan sifat dampak besa atau
kecil positf dan negatif serta evaluasi penting di kelola atau penting
dan tidak di kelola.

2. Dampak lingkungan hidup yang disampaikan konsisten/relevan


dengan hasil pelingkupan KA dan kajian pada ANDAL
Relevan. Sesuai dengan KA dan ANDAL.

3. Sumber dampaknya konsisten/relevan dengan penjelasan


sebelumnya pada KA dan ANDAL.
Relevan. Sesuai dengan KA dan ANDAL.

4. Kolom sumber dampak pada matiks/tabel RKL telah diuraikan


mengenai komponen kegiatan penyebab dampak secara singkat
Digambarkan secara singkat. Terlampir
5. Kolom bentuk pemantauan pada matriks RPL diuraikan secara
singkat mengenai metode yang akan digunakan untuk memantau
indikator/parameter dampak lingkungan.
Belum memiliki matriks RPL namun memiliki Hasil evaluasi dampak
penting yang akan digunakan sebagai dasar untuk membuat arahan
penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Matriks evaluasi dampak penting
secara holistik disajikan pada Tabel 4.1 dan 4.2. Tabel terlampir.

D. Telaah AMDAL Berdasarkan Panduan Kepmen LH No.08/2013

1. Dokumen KA

Berikut penilaian dokumen KA secara singkat :

No Ya Tidak Keterangan
1 √
2 √ Tidak ada keterangan dinilai oleh KPA
3 √
4 “Ya” untuk bagian a dan pertanyaan
√ √
awal, dan tidak untuk bagian b point b
5 √ “Ya” untuk bagian b poin a
6 “Ya” untuk seluruh bagian a dan bagian
√ √
b poin a, “tidak untuk bagian b poin b
7 Koran jawa pos/radar Jogja (Selasa, 20

Juni 2016)
8 √
9 √ √ “tidak” untuk poin c
10 √
11 “tidak” pada bagian metode
√ √ pengumpulan dan analisis data, dan
evaluasi secara holistic.
12 √
13 √
14 √
15 Terbalik antara ... dan penerbit pada
√ √
beberapa daftar pustaka
16
Tabel lengkap terlampir.
2. Dokumen ANDAL

Berikut penilaian dokumen ANDAL secara singkat :

No Ya Tidak Keterangan
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
8 √
9 √
10 √
11 √
12 √
13 √
14 √
15 √
16 √
17 √
18 √
19 √
20 √
21 √
22 √
23 √
24 √
25 √
26 √
27 √
28 √
29 √
30 √
31 √
32 √
33 √
34 √
35 √
36 √ Beberapa ada yang kurang pas
37
Tabel lengkap terlampir.
3. Dokumen RKL-RPL

Berikut penilaian dokumen RKL-RPL secara singkat :

No Ya Tidak Keterangan
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
8 √
9 √
10 √
11 √
12 √
13 √
14 √
15 √
16 √
17 √
18 √
19 √
20 √
21 √
22 √
23 √
24 √
25 √
26 √
27 √
28 √
29 √
30 √ Gabungan
31 √ Peta rancangan RPL
Tabel lengkap terlampir.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Wajib memiliki AMDAL karena Kegiatan pembangunan RS Indriati
Yogyakarta diprakirakan akan menimbulkan dampak dampak penting
hipotetik (DPH) sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan, yaitu tahap pra-
konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi.
2. Prakiraan dampak penting yang dikaji dalam studi Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) rencana kegiatan pembangunan RS Indriati
Yogyakarta mengacu pada dampak penting hipotetik hasil pelingkupan.
Dampak penting hipotetik yang dikaji meliputi dampak langsung maupun
tidak langsung.
3. Telaah di pada tabel Ringkasan Evaluasi Dampak Rencana Kegiatan
Pembangunan RS Indriati Yogyakarta, besaran dampak dan dampak yang
terjadi akibat rencana kegiatan telah di uraikan dalam kolom tabel sifat dan
besaran dampak yang ditimbulkan. Sifat dampak dan besaran dampak di
representatifkan dalam kajian negatif dan positif.

B. Saran
Disarankan agar dalam penyusunan dokumen AMDAL
mempertimbangkan kaidah penilaian menurut Kepmen LH Nomor 08 Tahun
2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan
Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai