Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap guru tentunya menginginkan menjadi seorang guru yang disenangi

peserta didiknya. Menjadi seorang guru matematika memiliki banyak tantangan,

diantaranya pelajaran matematika yang sebahagian besar peserta didik

beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit, terlalu banyak rumus, dan

banyak hitung-hitungan akibatnya peserta didik tersebut tidak memiliki motivasi

dan minat untuk belajar matematika. Padahal matematika itu sangat berguna bagi

kehidupannya. Hal ini dibuktikan dengan diwajibkannya mereka untuk belajar

matematika dari tingkat pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Matematika

dapat melatih peserta didik dalam berpikir logis, sistematis, dan mampu

memecahkankan masalah dengan baik. Oleh karena itulah saya ingin menjadi

guru yang mampu memotivasi dan meningkatkan minat peserta didik untuk mau

belajar matematika.

Dalam pelajaran matematika, jika motivasi belajar peserta didik tidak ada

maka tujuan pembelajaranpun tidak akan tercapai dengan baik. Hal ini

dikarenakan peserta didik tidak mengetahui kegunaannya dimasa yang akan

datang tentang apa tujuan mereka mempelajari materi tersebut. Menurut Djamarah

(2008 : 148), peserta didik yang tidak memiliki motivasi untuk belajar maka ia

tidak akan mungkin ia melakukan aktivitas belajar. Jika aktivitas belajar tidak

mereka lakukan, maka tujuan pembelajaran tidak akan mungkin tercapai.

1
Selain itu seorang guru harus memiliki sifat yang sabar dan percaya diri.

Sabar dalam menghadapi peserta didik yang bermasalah ataupun peserta didik

yang lambat dalam memahami pelajaran matematika karena kemampuan dan

karakteristik setiap peserta didik itu berbeda-beda, serta percaya diri dalam

menunjukan bahwa kita mampu mengajarkan mereka matematika supaya harapan

akan menguasai matematika itu dapat terlaksana. Seorang guru yang profesional

dalam mengajarkan mata pelajaran matematika harus menguasi materi tersebut

dengan baik serta menggunakan dan menguasai model pembelajaran agar materi

yang akan diajarkan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh peserta didik saat

proses pembelajaran berlangsung.

Namun, saat ini ketika saya ingin mengajar, kemampuan peserta didik

yang berbeda-beda juga menjadi penyebab kesulitan saya untuk menjelaskan

materi pembelajaran. Terkadang saya terfokus kepada peserta didik yang memiliki

kemampuan matematika yang baik sehingga pembelajaran yang saya lakukan

terkesan terlalu cepat. Terkadang saya terlalu terfokus pada peserta didik yang

memiliki kemampuan matematika yang kurang baik, sehingga saya harus

menjelaskan satu demi satu konsepnya dengan baik dan secara perlahan,

akibatnya pembelajaran yang saya lakukan menjadi monoton dan terkesan lambat,

serta membosankan. Hal tersebut merupakan akibat kurang mampunya saya

dalam menggunakan model pembelajaran yang baik serta belum mampu

memberikan motivasi pembelajaran dengan baik kepada peserta didik sehingga

berakibat pada kondisi belajarnya. Mereka menjadi bosan dan tidak lagi

berkonsentrasi dalam menerima pembelajaran yang saya berikan. Ketika mereka


telah merasa bosan dan tidak memiliki motivasi dalam belajar, banyak diantara

peserta didik tersebut yang sibuk mencoret-coret bukunya, tidur-tiduran, dan

keluar masuk kelas, serta bercerita dengan teman sebangkunya sehingga

pembelajaran yang dilakukan tidak lagi efektif dan efisien karena suasana belajar

tidak lagi kondusif. Pembelajaran yang dilakukan tidak lagi efektif dapat terlihat

pada saat pemberian soal latihan yang berkaitan dengan materi tersebut. Peserta

didik banyak yang tidak mengerjakan latihan tersebut. Hal ini disebabkan karena

ketidakpahaman mereka dengan materi yang diajarkan sehingga mereka tidak

mampu menyelesaikan soal latihan tersebut dengan baik. Jika hal ini dibiarkan

secara terus menerus akan berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik.

Rendahnya hasil belajar peserta didik menyebabkan mereka tidak lagi memiliki

motivasi untuk belajar matematika.

Salah satu upaya yang harus dilakukan guru adalah memotivasi mereka

untuk mau belajar matematika. Upaya yang dapat meningkatkan motivasi belajar

peserta didik adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif serta

dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan. Jika

suasana kelas meriah dan menyenangkan maka peserta didik tersebut mau belajar

matematika karena mereka tidak lagi merasa bosan pada saat belajar matematika

di kelas. Salah satu model pembelajaran yang menjadikan suasana kelas yang

meriah dan menyenangkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Course

Review Horay (CRH). Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran

yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena

setiap peserta didik yang dapat menjawab dengan benar soal yang diberikan guru,
mereka diwajibkan untuk bertetiak “horee” atau yel-yel lainnya yang mereka

sukai. Menurut Shoimin (2014:55), model pembelajaran ini dapat menjadi salah

satu model pembelajaran yang menarik sehingga peserta didik tidak merasa bosan

dalam proses pembelajaran, mereka menjadi lebih bersemangat dalam

menyelesaikan permasalahan yang diberikan karena setiap kelompok yang benar

akan meneriakkan kata “horee” atau menyanyikan yel-yel singkat kelompok

mereka sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak lagi monoton dan tidak

menegangkan sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.

Model pembelajaran CRH juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik karena model ini menguji pemahaman peserta didik terhadap materi yang

diajarkan oleh guru dalam proses pembelajaran tersebut. Mereka harus menjawab

soal yang dituliskan oleh guru pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor.

Jika kelompok tersebut benar dalam menjawab soal tersebut maka mereka akan

berteriak “horee” atau menyanyikan yel-yel yang mereka siapkan dalam

kelompok. Model pembelajaran ini juga dapat melatih peserta didik dalam

menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil, lebih

meningkatkan kerja sama dalam kelompoknya, serta menjadikan suasana belajar

yang lebih menarik.

Model pembelajaran CRH ini dapat mengembangkan kemampuan

motorik, kognitif, afektif, dan komunikasi peserta didik. Kemampuan motorik

dapat dikembangkan melaui ekspresi dan respon peserta didik dengan membuat

gerakan mengangkat tanga dan berteriak “hore” atau menyanyikan yel-yel

kelompoknya. Kemampuan kognitif dapat dikembangkan karena melatih peserta


didik untuk berkonsentrasi dan berpikir kritis dalam mencari informasi yang

berkaitan dengan materi tersebut agar mereka mampu menyelesaikan

permasalahan yang diberikan oleh guru dengan baik. Kemampuan afektif dapat

dikembangkan dengan baik, karena suasana belajar dan interaksi yang

menyenangkan menjadikan peserta didik lebih menikmati pelajaran yang

dilakukan pada saat itu dan menjadikan suasana kelas menjadi lebih akrab. Rasa

gembira dan percaya diri juga dapat ditingkatkan melalui model CRH ini. Serta

dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik karena mereka

diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat mereka dalam

menyelesaikan permasalahan tersebut.

Model CRH ini dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

belajar sambil bermain sehingga suasana pembelajaran menjadi menyenangkan

dan menjadikan mereka termotivasi untuk mengikuti proses pembalajaran dengan

baik yang juga berdampak pada meningkatnya hasil belajar peserta didik tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti melalakukan penelitian tindakan kelas

dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Course Review

Horay (CRH) Untuk Meningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik di

Kelas VII SMPN 30 Padang.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut,

teridentifikasi beberapa masalah, diantaranya :

a. Kurang maksimalnya guru dalam memotivasi peserta didik untuk belajar

b. Kurangnya motivasi belajar peserta didik

c. Guru terfokus pada kelompok peserta didik tertentu

d. Kurang menariknya pembelajaran yang dilakukan

e. Adanya kebosanan oleh peserta didik saat proses pembelajaran

berlangsung

f. Kurang konsentrasinya peserta didik dalam menerima materi yang

diberikan

g. Rendahnya hasil belajar peserta didik

C. BATASAN MASALAH

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan kemampuan yang dimiliki

guru, dan agar penelitian yang dilakukan lebih maksimal, maka guru membatasi

masalah yang akan diteliti, yaitu pada upaya penerapan model pembelajaran

cooperatif tipe Course Rivew Horay (CRH) untuk meningkatkan motivasi dan

hasil belajar peserta didik.

D. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah penelitian tindakan kelas saat ini adalah terkait

dengan bagaimana proses peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik
pada saat proses pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay

(CRH).

E. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui

peningkatan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada saat proses

pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horay (CRH).

F. MANFAAT PENELITIAN

Bertitik tolak dari tujuan yang hendak dicapai, maka manfaat penelitian ini

adalah:

1. Bagi peneliti, sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman yang dapat

diterapkan dalam menjalankan profesi mengajar nantinya.

2. Bagi peserta didik, penerapan pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe

Course Review Horay (CRH). dapat menjadi salah satu solusi dalam

meningkatkan motivasi dan hasil belajar agar mudah mempelajari materi

yang ada.

3. Bagi guru, untuk mengetahui motivasi peserta didik pada pelajaran

matematika serta menjadi solusi untuk meningkatkan motivasi belajar

peserta didik dan masukan bagi guru dalam variasi metode pembelajaran.

4. Bagi kepala sekolah, tindakan yang dilakukan pada penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan manfaat dalam

rangka meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.


5. Bagi peneliti lain, sebagai reverensi peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai