Tugas 2 Eksmet
Tugas 2 Eksmet
PIROMETALURGI
Dosen Pengampuh:
Ir. A. Taufik Arief, M.S.
Dibuat sebagai Tugas Mata Kuliah Ekstraksi Metalurgi pada Jurusan Teknik
Pertambangan
Oleh:
Irfan Amhar Hamidy (03021381621066)
A. DEFINISI
Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas. Suhu yang
dicapai ada yang hanya 50o - 250o C (proses Mond untuk pemurnian nikel), tetapi
ada yang mencapai 2.000o C (proses pembuatan paduan baja). Yang umum
dipakai hanya berkisar 500o - 1.600o C ; pada suhu tersebut kebanyakan metal
atau paduan metal sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar
dapat mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat
juga dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic). Semua jenis proses yang dilakukan pada temperature tinggi (diatas
5000 C) dapat dikategorikan sebagai proses pirometalurgi. Proses – proses
tersebut meliputi beberapa tahap dalam produksi logam. Tahap pertama adalah
pengerjaan pendahuluan (tahap pra olahan / pra ekstraksi) yang berlangsung di
bawah titik leleh bahan baku.
briquieting
2. ekstraksi metal
1. Drying (Pengeringan)
Adalah proses pemindahan panas kelembapan cairan dari material.
Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap dengan
pembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil. Pada
beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa disediakan oleh udara
panas gas yang secara tidak langsung memanaskan.
Biasanya suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
120oC.pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat
larut, sushu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan..
2. Calcining (Kalsinasi)
Kalsinasi adalah dekomposisi panas material. Contohnya dekomposisi
hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric oksida dan uap air atau
dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium oksida dan karbon
diosida dan atau besi karbonat menjadi bsi oksida.
M(OH)2 = MO +H2O
ΔGT˚ = - RT ln PH2O
3. Roasting (Pemanggangan)
Adalah pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan
pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan
pemanasan ini tidak mencapai titik leleh (didih).
a. Oksida Roasting
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada
temperatur tinggi (direduksi langsung). Pada temperatur rendah :
M2 S + C 2M + CS2
b. Reduksi Roasting
Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida
mengalami proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang
dimaksudkan untuk menurunkan derajat oksidasi suatu logam.
Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida yang
sangat stabil..
c. Chlor Roasting
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa
klorida (CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah :
d. Fluor Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
e. Yodium Roasting
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.
4. Smelting
a. Schacht Oven
b. Scraal Oven (revergeratory Furnace
c. Electric Oven (Electric Furnace)
a. Reduksi smelting
b. Oksidasi smelting
c. Netral smelting
d. Sementasi smelting
e. Sulfida smelting
f. Presipitasi smelting
g. Flash smelting (peleburan semprot)
h. Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.
5. Refining
FEED
DRYING
KALSINASI
ROASTING
SINTERISASI
SEGREGATION
SMELTING
CONVERTING
DISTILASI
FUMING
Contoh Proses Ekstraksi Metaluri Secara Pirometalurgi
1. Peleburan tembanga (Cu)
Konsentrat tembaga
(20% - 30%)
flux
udara Bessemer converter SO2 dialirkan ke pabrik H2 SO4
FIre refining
Bijih besi
PBG Ampas
Bongkah-bongkah Ukuran kecil
Sintering, pelletizing
Besi wantah
(pig iron / hot metal)
Scrap
1. Panas yang terasa oleh para pekerja yang berada di sekitar peralatan lebur.
2. Gas buangan yang mengandung racun (CO, NO2, SO2, dll).
3. Debu dan padatan yang beterbangan di sekitar pabrik.
4. Terak (slag) yang bisa mengotori atau merusak lahan, walaupun dapat juga
dimanfaatkan sebagai material pengisi (land fill), pengeras jalan (road
aggregate) dan campuran beton ringan (light weight concrete aggregate).
Kegunaan utama besi adalah untuk membuat baja yang bias digunakan
untuk membuat mainan anak, perkakas dapur, industri kendaraan, konstruksi
bangunan, jembatan, rel kereta api. Baja tahan karat banyak digunakan untuk
membuat perkakas sepereti gunting, obeng dan kunci, perkakas dapur seperti
sendok dan panci. Baja yang terkenal adalah stainless stell yang merupakan
paduan besi dengan kromium (14-18%) dan nikel (7-9%) yang mempunyai sifat
keras, liat yang digunakan untuk membuat senjata dan kawat.
Ada 2 tahap untuk mengolah besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk
mereduksi bijih besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna
dalam pembuatan baja. peleburan besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast
furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter
dan punya diameter sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang
dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon
denagan prinsip reaksi:
2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2
Suhu dalam reaksi tersebut sangat tinggi sehingga besi mencair dan
disebut besi gubal(pig iron). Besi cair pada umumnya langsung diproses
untuk membuat baja. Tetapi, juga dilairkan ke dalam cetakan untuk membuat
besi tuang (cast iron) yang mengandung 3-4 % karbon dan sedikit pengotor
lain seperti Mn, Si, P. Besi yang mengandung karbon sangat rendah (0,005-
0,2%) disebut besi tempa (wrought iron).
Batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu untuk mengikat pengotor yang
bersifat asam, seperti SiO2 membentuk terak. Reaksi pembentukan terak
adalah sebagai berikut. Mula mula batu kapur terurai membentuk kalsium
oksida (CaO) dan karbondioksida (CO2).