PENDAHULUAN
1
daerah yang mengalami pemanasan lebih banyak dari Matahari dibanding daerah lainnya di
Bumi.
Daerah panas ditunjukkan dengan warna merah, oranye, dan kuning pada gambar
inframerah dari temperatur permukaan laut yang diambil dari satelit NOAA-7 pada Juli 1984.
Udara panas lebih ringan daripada udara dingin dan akan naik ke atas sampai mencapai
ketinggian sekitar 10 kilometer dan akan tersebar ke arah utara dan selatan.
Jika Bumi tidak berotasi pada sumbunya, maka udara akan tiba di kutub utara dan kutub
selatan, turun ke permukaan lalu kembali ke khatulistiwa. Udara yang bergerak inilah yang
merupakan energi yang dapat diperbaharui, yang dapat digunakan untuk memutar turbin dan
akhirnya dapat menghasilkan listrik.
1.3 Proses Terjadinya Angin
Angin terjadi bila terdapat pemanasan permukaan bumi yang tak sama oleh sinar matahari.
Di siang hari udara di atas lautan relati lebih dingin daripada daratan. Sinar matahari
menguapkan air lautan dan diserap lautan. Penguapan dan obsorsi sinar matahari di daratan
kurang sehingga udara di atas daratan lebih panas. Dengan demikian udara di atas
mengembang,jadi ringan dan naik ke atas.
Udara dingin yang lebih berat turun mengisi kekurangan udara di daratan, maka terjadilah
aliran udara yang disebit angin dari lautan ke daratan tepi pantai. Di malam hari peristiwa yang
sebaliknya terjadi, angin di permukaan laut mengalir dari pantai ke tengah lautan dan peristiwa
inilah yang dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mencari ikan di lautan. Angin di lereng
gunung juga terjadi demikian. Pada sekitar puncak pegunungan lebih dulu panas dibandingkan
dengan daerah lembah. Karena perbedaan panas ini sehingga menimbulkan perbedaan tekanan
yang akhirnya timbul angin biasa yang disebut angin lembah dan angin gunung.
1.4 Turbin Angin sebagai Alternatif Pembangkit Listrik
Menurunnya tinggi muka air di berbagai bendungan-terutama yang dimanfaatkan sebagai
sumber pembangkit listrik tenaga air (PLTA)-telah menurunkan pasokan listrik di Jawa hingga
500 megawatt. Sebagai salah satu sumber pemasok listrik, PLTA bersama pembangkit listrik
tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) memang memegang peran
penting terhadap ketersediaan listrik terutama di Jawa, Madura, dan Bali. Energi angin yang
sebenarnya berlimpah di Indonesia ternyata belum dimanfaatkan sebagai alternatif penghasil
listrik.
Padahal, di berbagai negara, pemanfaatan energi angin sebagai sumber energi alternatif
nonkonvensional sudah semakin mendapatkan perhatian. Hal ini tentu saja didorong oleh
kesadaran terhadap timbulnya krisis energi dengan kenyataan bahwa kebutuhan energi terus
2
meningkat sedemikian besarnya. Di samping itu, angin merupakan sumber energi yang tak ada
habisnya sehingga pemanfaatan sistem konversi energi angin akan berdampak positif terhadap
lingkungan.
1.5 Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pembangkit listrik tenaga angin, yang diberi nama Wind Power System memanfaatkan
angin melalui kincir, untuk menghasilkan energi listrik. Alat ini sangat cocok sekali digunakan
masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil. Secara umum, sistem alat ini memanfaatkan
tiupan angin untuk memutar motor. Hembusan angin ditangkap baling-baling, dan dari putaran
baling-baling tersebut akan dihasilkan putaran motor yang selanjutnya diubah menjadi energi
listrik.
Wind Power System ini terdiri dari empat bagian utama, yaitu rotor, transmisi, elektrikal,
dan tower. Bagian rotor terdiri dari baling-baling dengan empat daun, bentuknya seperti baling-
baling pesawat. Dengan bentuk seperti ini diharapkan energi angin yang tertangkap bisa
maksimal agar bobotnya lebih ringan. Baling-baling ini dibuat dengan diameter 3,5 dan
bahannya dibuat dari fiberglass.
Untuk mendapat hembusan angin, baling-baling diletakkan pada tower setinggi delapan
meter. Sedangkan pada bagian transmisi digunakan sistem kerekan dan tali, sistem transmisi
ini digunakan untuk menyiasati kekuatan angin yang kecil. Karena kecepatan angin di
Indonesia relatif kecil, transmisi ini sangat menguntungkan untuk meningkatkan putaran
sebagai pengubah energi digunakan alternator dua fase 12 volt, energi listrik yang dihasilkan
oleh alternator dapat disimpan dalam aki.
Sementara kapasitas daya yang didapat sebesar 1,5 KW. Wind Power System telah diuji
coba oleh para mahasiswa di pantai kenjeran, kurang dari satu jam hasil dari percobaan tersebut
sudah dapat menghasilkan energi listrik untuk menyalakan TV dan lampu sampai 100 watt.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Darrieus tahun 1920. Keuntungan dari turbin angin jenis Darrieus adalah tidak memerlukan
mekanisme orientasi pada arah angin (tidak perlu mendeteksi arah angin yang paling tinggi
kecepatannya) seperti pada turbin angin propeler.
Di Indonesia telah mulai dikembangkan proyek percontohan baik oleh lembaga penelitian
maupun oleh pusat studi beberapa perguruan tinggi. Proyek ini perlu memperoleh perhatian
dari pihak yang terkait untuk dikembangkan karena membutuhkan riset yang cukup intensif
mengenai kecepatan angin, lokasi penempatan turbin angin, serta cara untuk mengatur
pembebanan turbin yang tidak merata. Misalnya pada malam hari angin cukup kencang,
sedangkan pada pagi dan siang hari kecepatan angin turun sehingga harus ada mekanisme
penyimpanan energi serta mekanisme untuk menstabilkan fluktuasi tegangan listrik yang
dihasilkan.
Dalam situasi yang serba kekurangan pasokan listrik seperti sekarang, tampaknya alternatif
energi angin perlu dikaji ulang. Selain hasilnya selalu berkelanjutan, harganya pun kompetitif
dibanding pembangkit listrik lainnya.
5
Baik anemometer setengah bola maupun propeller tidak tepat dalam mengukur kecepatan
angin. Perputaran mangkuk setengah bola atau propeller lebih cepat disaat angin kencang dan
lebih lambat saat hembusan angin kurang.
2.4 Angin Sebagai Sumber Alternatif.
Pembangkit didalam menghasilkan suatu energi listrik dan agar terus dapat menyediakan
pasokan listrik bagi konsumen dalam jangka waktu yang terus-menerus dimasa yang akan
datang maka kebutuhan akan bahan baku yaitu bahan bakar tentunya harus tetap tersedia guna
membantu proses pengoperasian daripada pembangkit listrik didalam menghasilkan energi
listrik. Tetapi hal itu tidak akan menjamin, karena diperkirakan bahan baku minyak mentah
yang terkandung di bumi akan habis jika terus digunakan/diambil untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Untuk dapat menggantikan pembangkit yang dalam pengoperasiannya mengunakan bahan
bakar maka perlu suatu pembangkit alternative yang dapat digunakan sebagai sumber penghasil
energi listrik baru yang mampu menjamin ketersediaan pasokan listrik dimasa yang akan
datang. Angin merupaka energi alam yang berlimpah yang tidak akan pernah habis yang dapat
digunakan atau berpotensi, dikembangkan serta dimanfaatkan sebagai suatu sumber energi
alternative baru dalam menghasilkan energi listrik yang murah, bebas polusi dan banyak variasi
pemanfaatan baik dalam keperluan mekanis maupun elektris.
6
2. Dengan berakhirnya Perang Dunia II, kebutuhan akan tersedianya tenaga listrik
diperkirakan akan meningkat, sedangkan persediaan bahan bakar fosil tidak mencukupi
sehingga di beberapa Negara Eropa mulai memikirkam untuk memanfaatkan sumber
energi pengganti lain termasuk sumber energi angin dan prototype yang telah diproduksi
berkapasitas 100 KW.
3. Sejak tahun 1958 penelitian mengenai tenaga angin mulai ditinggalkan karena
berkembangnya teknologi tenaga nuklir yang nampaknya mempunyai prospek yang lebih
baik, serta telah stabilnya penyediaan bahan bakar konvensional yang harganya relatif lebih
murah dan mungkin besarnya ukuran unit pembangkit listrik tenaga termis yang ternyata
lebih menguntungkan.
4. Sejak melandanya krisis energi tahun 1973 pada saat harga bahan bakar minyak mulai
melonjak dan pada saat bersamaan masyarakat di negara-negara maju mulai memberikan
tanggapan negatif pada pembangunan pembangkit-pembangkit listrik tenaga nuklir
khususnya mengenai hal bahaya pencemaran lingkungan maka sejak itu energi angin mulai
mendapat perhatian lagi dalam perkembangannya.
5. Di Indonesia, tenaga angin telah dikembangkan pemanfaatannya sejak tahun 1979 yang
dimulai dengan penelitian-penelitian dan pengukuran data angin serta konsep-konsep
teknologi sesuai dengan kondisi dan energi angin yang tersedia di Indonesia.
2.7 Perencanaan Kincir Angin.
Untuk perencanaan kincir angin diperlukan data sebagai berikut:
1. Survei data angin
2. Lokasi kincir yang baik
3. Rumus energi angin yang baik
4. Perencanaan
2.8 Macam-Macam Kincir Angin.
Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi aerospace, maka sampai pada saat
ini telah banyak dikenal jenis-jenis kincir angin, baik yang berporos horizontal maupun yang
berporos vertikal. Masing-masing jenis kincir angin mempunyai prinsip kerja dan karakteristik
yang berbeda-beda.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kincir angin untuk penggerak
muka mula suatu generator adalah :
1. Mempunyai efisiensi daya tinggi.
2. Besar investasi dan biaya operasi harus serendah mungkin sehingga cukup memadai
terhadap daya yang dihasilkan.
7
3. Bahan yang digunakan mudah didapat serta mudah pengolahannya disamping harus
mempunyai kekuatan yang memenuhi syarat teknis.
Dengan melihat dan mempertimbangkan persyaratan diatas maka jenis-jenis kincir angin
yang mempunyai prospek cukup baik dimasa mendatang yaitu :
8
c. Kincir Angin Giromill
Kincir angin giromill mempunyai prinsip kerja hampir sama dengan kincir angin darrieus
dengan perbedaan pada kincir angin giromill bentuk sudutnya lurus dan dipasang vertikal
dengan sudut variable Pitch dan tidak memerlukan kecepatan awal.
Karena bentuk sudutnya lurus maka pembuatannya mudah dan murah. Tetapi
kelemahannya adalah menpunyai perbandingan putaran yang rendah dan energi yang
diekstesikan kecil. Keuntungan dari kincir angin giromill :
1. Dapat melakukan start sendiri.
2. Efisiensi aerodinamika lebih tinggi dari rotor darrieus.
3. Sudut rotor yang lurus mudah dibuat.
9
3. Biasanya jenis down wind memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap arah
angin, sehingga tidak memerlukan ekor sebagai penyearah.
Kerugian jenis Down Wind :
1. Memerlukan sudut orientasi.
2. Karakteristik aerodinamika angin tergantung karena angin terhalang oleh menara.
3. Biaya kontruksi lebih tinggi.
10
Kelemahan daripada kincir angin Belanda ini adalah memerlukan angin yang besar untuk
dapat menggerakkan kincir angin yang berat. Kalau angin bertiup lemah maka kincir tidak akan
dapat bergerak. Beruntung negeri Belanda terletak di pinggir laut utara yang berangin kencang
sehingga kincir yang berat itu tetap dapat berputar.
Untuk dapat menghasilkan tenaga listrik, idealnya kincir Belanda dihubungkan dengan
gear box percepatan sebelum ke generator. Rasio perbandingan gear box yang akan
dipergunakan didapat dari perhitungan putaran rata-rata kincir dan putaran yang dibutuhkan
oleh generator.
11
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keuntungan dan Kerugian Energi Angin adalah sebagai berikut ini :
Dari segi keuntungan :
1. Angin merupakan sumber daya alam yang tidak pernah habis.
2. Tidak diperlukan bahan bakar sehingga bebas pengaruh transport dan perubahan harga bahan
bakar.
3. Dari segi pengaruh lingkungan sangat kecil.
4. Memiliki banyak variasi pemanfaatannya, baik untuk keperluan mekanis maupun elektris.
Dari segi kerugian :
1. Tidak tentu dalam penyediaanya baik dalam waktu dan jumlah.
2. Energi kinetik rendah dalam suatu volume udara.
3. Bila dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik yang melayani beban dasar diperlukan alat
penyimpanan tenaga listrik yang cukup mahal.
4. Karena sifat angin yang tersebar (tidak terkonsentris), dibutuhkan biaya besar untuk dapat
memusatkan angin ini.
5. Pembangkit listrik tenaga angin unit tunggal menghasilkan kapasitas relatif kecil
dibandingkan sumber tenaga lain yang lazim dipakai sehingga diperlukan jumlah unit
pembangkit yang banyak yang akan mempengaruhi segi estetika.
12