oleh
I Gusti Putu Suharta
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
ABSTRACT
This research aimed to show: (1) the elementary schools teacher’s ability in
problem solve of realistic mathematics, and (2) dominant factor that impact it. The
research was a case study. The data were collected by tes, questionnaire, and
interview. Then the data were analyzed by using descriptive statistics. The results
showed that the elementary schools teacher’s ability in problem solve of realistic
mathematics is “NR” ie not-realistic, have not logic reason and dominant factor to
impact it is teacher’s experients.
1. Pendahuluan
guru, dan perilaku guru dipengaruhi oleh karakteristik guru. Mengacu pendapat
Koehler dan Grouws tersebut berarti, kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah matematika realistik dipengaruhi oleh pengalaman siswa dalam proses
belajar di kelas yang diciptakan oleh guru. Dengan kata lain, kemampuan guru
sendiri dalam memecahkan masalah matematika realistik akan berpengaruh
langsung terhadap pengalaman belajar siswa. Karena itu, kemampuan guru dalam
memecahkan masalah matematika realistik perlu diungkap. Masalah penelitian ini
adalah (1) bagaimanakah kemampuan guru-guru SD dalam pemecahan masalah
matematika realistik , (2) faktor-faktor apa yang dominan mempengaruhi
kemampuan guru-guru SD dalam memecahkan masalah matematika realistik
Masalah matematika realistik seperti halnya masalah cerita sangat penting
diberikan ke pada siswa. Menurut Verschaffel, Greer & De Corte (Novotna, 2000)
fungsi masalah matematika realistik adalah (1) aplikasi, yaitu untuk mempraktikan
apa yang mereka pelajari di sekolah ke dalam situasi se hari-hari, (2) motivasi, yaitu
masalah cerita dapat juga digunakan untuk mendorong siswa bahwa secara real
mereka perlu matematika, untuk hidup dalam dunia real, (3) pemancing pikiran,
yaitu untuk latihan siswa berpikir kreatif dan mengembangkan keterampilan
heuristik mereka dan kemampuan pemecahan masalah, dan (4) keterampilan
formasi konsep yaitu untuk mengembangkan konsep dan ketrampilan matematika
Dengan demikian, fungsi masalah matematika realistik dalam belajar
matematika sangatlah penting yaitu agar anak dapat melihat manfaat matematika
dalam kehidupan real dan dalam bidang yang lain, mengembangkan penalaran, dan
meningkatkan sikap siswa. Selain itu, masalah matematika realistik dapat digunakan
sebagai sumber inspirasi pembentukan dan pengkonstruksian konsep-konsep
matematika atau pengembangan konsep-konsep matematika.
2. Metode Penelitian
2.1 Subyek Penelitian
Sebagai subyek penelitian ini adalah 6 orang guru-guru SD yang terdiri atas
2 orang guru kelas IV dan 4 orang guru kelas V. Karakteristik dari subyek
penelitian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 1: Karakteristik Subyek Penelitian
Jenis kelamin Kualifikasi Pendidikan Terakhir Pengalaman Kerja
Selain itu, jawaban komentar pada kotak dibubuhi tanda “+” atau “-“.
Tanda “+”dibubuhkan bila komentar menunjukkan pengetahuan dunia nyata atau
pertimbangan realistik, sedangkan tanda “-“ dibubuhkan bila komentar tidak
realistik.
Data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan guru dalam
memecahkan masalah realistik, dianalisis secara deskriptif (persentase).
dipindahkan ?
2 Putu mempunyai 12 batang kayu 4 1 1
yang masing-masing panjangnya
2,25 meter. Setiap kayu dipotong
menjadi beberapa bagian. Berapa
banyak potongan kayu dengan
panjang 1 meter dapat dibuat dari
semua kayu tersebut ?
3 Anis mempunyai 15 orang teman, 6
dan Dedi mempunyai 5 orang
teman. Anis dan Dedi memutuskan
untuk mengadakan pesta bersama-
sama. Mereka mengundang semua
teman-teman mereka, dan
semuanya hadir. Berapa banyak
teman-teman mereka yang hadir ?
4 Robi lahir tahun 1990. Sekarang 6
tahun 2002. Berapa umur Robi ?
5 Jarak rumah Ayu dengan sekolah 1 5
adalah 8 km, sedangkan jarak
rumah Made dengan sekolah
adalah 12 km. Berapakah jarak
antara rumah Ayu dan Made ?
Subyek T
Subyek T
Subyek D
Subyek S
*apakah pernah memberikan soal seperti ini pada siswa #belum, disini siswa kan
diajar yang menggunakan angka (pengetahuan matematika) belum menggunakan
pertimbangan sehari-hari.* Pernahkan Ibu sebelumnya mengerjakan masalah seperti
ini, misalnya pada waktu kuliah #belum *apakah soal seperti ini perlu diberikan
kepada siswa #perlu, supaya siswa bisa tidak hanya pengetahuan matematika tetapi
juga pertimbangan realistiknya tahu.
Subyek P
*pernah nggak Bapak mengerjakan soal seperti ini #di SD belum pernah, namun
soal yang demikian ada yang mengandung. Apa jawaban yang diberikan oleh anak-
anak kami betulkan yang jelas ada kedekatan jawaban. *pemecahan masalah ini
disamping menggunakan pengetahuan matematika juga menggunakan pengetahuan
sehari-hari. Kalau diberikan kepada siswa bagaimana kira-kira #bagus tetapi
kemampuan di SD belum mampu. Kalau di SD itu tidak akan mampu menggunakan
pemikiran sehari-hari. *Ada nggak situasi masalah yang tidak dapat dibayangkan #
tidak, Cuma menuntuk penguasaan orang. *Pernahnggak mengerjakan soal seperti
ini sebelumnya #tak pernah *tapi kok bisa menjawab bagus #menggunakan logika
Keterangan:
* : pertanyaan peneliti; # : respon subyek peneliti
3.2 Pembahasan
Masalah pertama menyangkut konsep pembagian bersisa. Kemampuan guru
dalam memecahkan masalah ini adalah hanya 3 orang guru yang mempunyai
kategori “JR-“ dan 3 orang mempunyai jawabab “TR+”. Hal ini berarti sebanyak 50
% guru kurang mampu memberi alasan sesuai dengan pertimbangan realistik, dan
ada sebanyak 50 % guru tidak memberi jawaban realistik tetapi dapat memberi
alasan yang logis. Jawaban banyaknya almari yang dipindahkan 37,5 almari jelas
tidak realistik.
Masalah kedua menyangkut konsep perkalian. Ada sebanyak 66,7 % guru
mempunyai kemampuan “JR-“ , sebanyak 16,65 % guru mempunyai kemampuan
dengan kategori “TR+”, dan sebanyak 16,65 % guru mempunyai kemampuan
dengan kategori “TR-”. Hal ini menunjukkan sebagian besar guru mempunyai
jawaban realistik tetapi alasannya tidak logis.
Masalah ketiga menyangkut konsep penjumlahan. Semua guru mempunyai
jawaban dengan kategori “TR-“. Hal ini berarti jawaban guru tidak realistik, dan
alasannya juga tidak logis.
Masalah keempat menyangkut konsep pengurangan. Semua guru (100 %)
mempunyai jawaban dengan kategori “TR-“, dengan kata lain jawaban guru tidak
realistik dan tidak dapat memberi alasan yang logis.
Masalah kelima menyangkut operasi hitung penjumlahan atau pengurangan.
Hanya seorang guru atau 16,65 % yang mempunyai jawaban realistik dan alasan
yang logis, sedangkan lainnya (83,35 %) berada pada kategori jawaban tidak
realistik dan alasan tidak logis.
Secara umum jawaban guru atau kemampuan guru memecahkan masalah
realistik disebabkan oleh tidak mempunyai pengalaman dalam pemecahan masalah
realistik. Guru dalam mengerjakan masalah dominan menggunakan pengetahuan
matematik daripada pertimbangan realistik. Hal ini dapat dipahami karena guru
memang belum mempunyai pengalaman, baik pengalaman sebelum menjadi guru,
atau pengalaman dalam profesionalisme sebagai guru tentang pemecahan masalah
realistik. Disisi lain, pengalaman guru sebelumnya sangat mempengaruhi unjuk
kerja guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Medley (dalam Mitzel, 1982) kelompok
variabel yang langsung mempengaruhi hasil belajar siswa adalah pengalaman belajar
dan karakteristik siswa. Pengalaman belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru,
dan faktor di luar kelas, sedangkan kompetensi guru ditentukan oleh karakteristik
yang dibawanya ketika ia diterima menjadi guru dan oleh pendidikan dalam
jabatannya.
4. Penutup
Berdasarkan uraian sebelumnya. disimpulkan : (1) secara umum
kemampuan guru SD dalam pemecahan masalah realistik tergolong “TR-“ atau
dengan kata lain, tidak realistik dan kurang mampu memberi pertimbangan/ alasan
yang logis, dan (2) kemampuan guru dalam pemecahan masalah realistik lebih
dominan dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya.
Walaupun simpulan penelitian ini bersifat kasuistik (hanya berlaku untuk
subyek penelitian ini) tetapi hasil ini menunjukkan indikasi yang cukup kuat bahwa
guru tidak mempunyai pengalaman dalam memecahkan masalah realistik. Oleh
karena itu, disarankan kepada lembaga penghasil guru sekolah dasar untuk
meninjau kembali silabi perkuliahan matematika. Masalah-masalah yang
memerlukan pengetahuan matematik dan pertimbangan realistik perlu diberikan
kepada mahasiswa sehingga kelak mereka dapat memecahkan masalah realistik dan
mentransfer pengalamannya kepada anak didik.
Kepada peneliti lainnya disarankan untuk mengadakan penelitian sejenis dengan
melibatkan subjek yang lebih banyak dan luas sehingga mendapatkan hasil yang
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Koehler dan Grouws. 1992. “Mathematics Teaching Practices and Their Effect”.
Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning. New York:
Macmillan
Mitzel H.E. 1982. Encyclopedia of Education Research. Vol.4. New York. Free
Press. A Division of Mc Millan Publ.Co,Inc.P. 1894 - 1903
Reusser dan Stebler. 1997. “Every Word Problem has a Solution: The Case of
Word Problems ”. Jurnal Learning and Instruction, Vol 7 No.4. hlm. 309 -
327