TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
daur kehidupan manusia. Menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13
usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
adalah unik, oleh karena itu perawat harus memberikan pendekatan yang
berbeda antara satu lansia dengan lansia lainnya (Potter & Perry, 2009).
2.1.2 Karakteristik
7
8
sampai spiritual dan kondisi adaptif sampai maladaptif (Budi Anna Keliat,
berikut :
tiga yaitu : young old (65-74 tahun), middle old (75-84 tahun) dan old
age) adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi
ke dalam usia 70-75 tahun (young old), 75-80 tahun (old) dan lebih
2.1.3 Klasifikasi
1) Pralansia (prasenelis)
2) Lansia
tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003 dalam
Maryam 2012).
9
4) Lansia potensial
yang dapat menghasilkan barang atau jasa (Depkes RI, 2003 dalam
Maryam 2012).
bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI, 2003 dalam Maryam
2012).
2) Tipe mandiri
penuntut.
10
4) Tipe pasrah
5) Tipe bingung
dan acuh tak acuh.Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, konstruktif,
proses menua, proses penuaan pada tingkat sel, proses penuaan menurut
1) Teori biologis
masih berfungsi dalam suatu harmoni. Akan tetapi, bila tidak lagi
Baha eror akan terjadi pada struktur DNA, RNA dan sintesis
Teori biologis yang paling tua adalah teori pemakaian dan keausan
(tear and wear), dimana tahun demi tahun hal ini berangsung dan
2) Teori Psikososial
a) Disengagement theory
b) Teori aktivitas
c) Teori kontinuitas
hidupnya.
d) Teori subkultur
Teori ini yang dikemukakan oleh Riley (1972 dalam Tamher 2009)
perubahan sosial.
1) Aspek Psikologis
dikenal pula isu yang erat hubungannya dengan lansia, yaitu teori
expectancy).
2) Aspek Biologis
dan Vinch 1990 dalam Tamher 2009). Dengan angka kematian khusus
3) Aspek Sosial
Quality Life) menurut Clark, D.O (2000 dalam Tamher 2009). Lansia
yang seusia dan yang berasal dari tempat yang sama akan memiliki
Dissease).
19
2.2.1 Definisi
beberapa ahli.
keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
budaya.
adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau
suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
adalah :
20
1) Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
tangga.
gotong royong.
2.2.3 Tipe
a) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami,
c) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
d) Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
e) Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
c) Commune family
bersama.
melalui pernikahan.
f) Cohabiting Couple
g) Group-marriage family
i) Foster family
j) Homeless family
k) Gang
kehidupannya.
24
1) Patrilineal
ayah.
2) Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
3) Matrilokal
istri.
4) Patrilokal
suami.
5) Keluarga kawin
2.2.5 Fungsi
a) Struktur legalisasi
(permissiveness).
a) Fungsi afektif
akan tercapai.
b) Fungsi sosialisasi
c) Fungsi reproduksi
keturunan.
d) Fungsi ekonomi
yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
kesehatan masyarakat.
a) Affection
e) Socialization
f) Controls
2.3.1 Definisi
kemunduran memori atau daya ingat (pelupa) dan demensia berkaitan erat
mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir lain yang secara nyata
15% pasien demensia akan mengalami penyakit yang reversible jika terapi
2.3.2 Etiologi
pada sebagian besar demensia. Sering kali tidak ada diagnosis definitif
kasus. Kausa demensia lain yang dirinci dalam DSM-IV adalah penyakit
2) Demensia vascular
3) Penyakit Pick
4) Penyakit Huttington
yang tampak pada penyakit ini adalah demensia tipe subkortikal, yang
kesulitan tugas yang rumit, namun memori, bahasa dan tilikan relatif
5) Penyakit Parkinson
Kriptokokus.
33
2.3.3 Klasifikasi
2.3.4 Pathofisiologi
Demensia
pekerjaan).
1) Ringan
hal ini melebihi pelupa yang kadang-kadang terjadi dan normal, yang
2) Sedang
yang dikenal masih tetap dikenali. Pada akhir tahap ini, individu tidak
3) Berat
1) CT-Scan
2) Imejing otak
3) EEG
perlambatan.
dimanfaatkan.
2.3.8 Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan umum
a) Terapi elektrokonvulsif.
2) Pengobatan
d) Antidepresan.
e) Laxatives.
Tabel 2.5 : Daftar obat yang biasanya untuk mengobati klien dengan
Demensia.
Nama Rentang Dosis dan Cara Pertimbangan Khusus
Pemberian
Takrin (Cognex) 40-160 mg per oral setiap hari Pantau enzim hati untuk
yang dibagi dalam 4 dosis mengetahui adanya efek
hepatoksik.
Dapat menyebabkan
gangguan Gastrointestinal,
gejala lain seperti flu.
Donepezil (Aricept) 5-10 mg per oral setiap hari Pantau adanya mual,
diare, insomnia.
Lakukan pemeriksaan
feses secra periodic untuk
mengetahui adanya
perdarahan
Gastrointestinal.
2.4.1 Pengkajian
1) Anamnesis
kelompok usia lanjut, 50% populasi berusia lebih dari 85 tahun), jenis
2) Keluhan utama
bahwa klien sering mengalami tingkah laku aneh dan kacau serta
sering keluar rumah sendiri tanpa mengatakan pada keluarga yang lain
diperhatikan.
penyakit.
6) Pengkajian psikososiospiritual
konsep diri didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan,
(ingatan).
7) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum.
(1) B1 (Breathing)
(2) B2 (Blood)
(3) B3 (Brain)
kognitif klien.
ketajaman penglihatan.
47
ini.
saraf ini.
darah regional.
kognitif.
dan trapezius.
pemeriksaan.
48
(4) B4 (Bladder)
postural.
(5) B5 (Bowel)
(6) B6 (Bone)
c) Sistem Neurologi
2.4.2 Diagnosa
demensia pada klien sangat besar, hampir tidak ada bagian kehidupan
mereka yang tidak terjamah diagnosa keperawatan salah satu nya adalah
resiko cidera yang sesuai dengan tujuan penelitian dan kondisi klien.
50
Resiko Cidera
00035)
2) Faktor resiko :
a) Eksternal
b) Internal
(9) Malnutrisi.
2.4.3 Intervensi
pendekatan bahwa setiap klien adalah individu unik dan tetap unik, pada
1) Manajemen Demensia
pasien.
atau kecemasan.
stress.
keluyuran.
53
pasien.
sederhana, dsb).
keluyuran.
pemeliharaan rumah.
5) Peningkatan Keamanan
periode kecemasan.
2.4.4 Implementasi
tim kesehatan lain maka lansia berada di Panti Jompo atau Rumah Sakit.
berbahaya bagi klien, sediakan alas kaki yang tidak licin baik di kamar
2.4.5 Evaluasi
Berikut ini adalah kriteria hasil pada diagnosa resiko cidera sesuai
Kesehatan 2015 :
57
e) Membantu eliminasi.
f) Membantu mandi.
diri sendiri.
2) Orientasi Kognitif
3) Tingkat Demensia
k) Disorientasi waktu.
l) Disorientasi tempat.
m) Disorientasi orang.
n) Inkontinensia urin.
i) Jatuh.
2.5.1 Pengkajian
meliputi :
fisik).
60
a) Anamnesis
pendekatan sistemik.
perubahan defekasi.
inkontinensia, hematuria.
61
sensitivitas.
kebingungan.
b) Pemeriksaan fisik
2) Status gizi
tidak jarang mengubah kebiasaan makan dan intake gizi secara normal.
riwayat diri lansia. Pada umumnya masalah gizi kurang pada lansia
berupa kurang energi kronis (KEK), anemia dan kekurangan zat gizi
3) Kapasitas fungsional
4) Status psikososial
examination).
2.5.2 Diagnosa
gangguan eliminasi urin dan alvi, gangguan pola tidur dan gangguan
fungsi seksualitas.
2.5.3 Intervensi
menjadi dua golongan, yaitu bagi lansia yang aktif dan lansia yang pasif.
Adapun strategi intevensi bagi kedua golongan itu melipui hal-hal berikut
ini adalah :
64
lansia.
werda).
2.5.4 Implementasi
proses ini melakukan dari apa yang telah diintervensikan oleh perawat.
2.5.5 Evaluasi
yang dibuat oleh perawat. Evaluasi ini beracuan pada kriteria hasil sesuai