Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dimensia adala kemunduran fungsi mental umum, terutama intelegensi yang

disebabkan oleh kerusakan jaringan otak yang tidak dapat kembali lagi (irreversible).

Daerah otak yang terutama terkena adalah lobus parietalis, temporalis dan frontalis.

Dimensia adalah suatu penyakit persarafan kronik dengan karakteristik degeratif dan

progresif dari neuron di korteks serebri yang menyebabkan penurunan fungsi intelektual

(kognitif). Istilah dimensia digunakan untuk meggambarkan sindroma klinis dengan

gejala menurunnya daya ingat dan hilangnya fungsi intelektual lainnya. Definisi dimensia

menurut Unit Neurobehavior pada Boston Veterans Administration Medical Center

(BVAMC) adalah kelainan fungsi intelektual yang didapat dan bersifat menetap, dengan

adanya gangguan paling sedikit 3 dari 5 komponen fungsi luhur yaitu gangguan bahasa,

memori, visuospasial, emosi dan kognisi (Iskandar Japardi, 2002). DSM IV (1994)

mendefinisikan demensia sebgai sindrom (diakibatkan oleh banyak kelainan, penyakit)

yang ditandai oleh gangguan tingkat intelektual yang sebelumnya lebih tinggi. Gangguan

mencakup memori dan bidang kognitif lainnya (termasuk berbahasa, orientasi,

kemampuan konstruksional, berfikir abstrak, kemampuan memecahkan persoalan da

praksis) dan harus cukup berat sehingga menganggap kemampuan okupasional atau

social atau keduanya, perubahan kepribadian dan afek smping sering dijumpai. Factor
resiko dimensia adalah riwayat keluarga, sindrom Down, trauma kepala, peyakit tiroid,

dan stroke.

Ada sekitar 46 juta jiwa di dunia yang menderita penyakit ini, dan sebanyak 22 juta

jiwa diantaranya berada di Asia. Dari beberapa survey di Indonesia didapatkan jumlah

kasus dimensia yagn akurat sebelumnya belum ada, tetapi AAZI memeperkirakan kasus

sudah mencapai sekitar satu juta angka (Dr. Martia Wiewie Setiawan, SP.kj (K) ) salah

satu pengurus AAZI, tidak dapat dianggap enteng karena meski sedikit dimensia

menimbulkan beban yang sangat besar bagi masyarakat Menurut berbagai hasil peelitian

bahwa hasil dimensia terbanyak di kabupaten Kediri mencakup sekitar 700.000-800.000

lansia, pada tahun 2008 (10-20%) dan pada tahun 2009 mencapai 30%.

Dimensia sering terjadi pada lansia karena ditinjau dari penurunan sistem persarafan

dan imunologi sesuai dengan bertambah usia nya. Berbagai muncul masalah keperawatan

pada lansia dengan dimensia diantaranya ,gangguan persepsi sensori memori, gangguan

pola tidur, kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, resiko cidera, deficit perawatan diri,

kerusakan komunikasi verbal, koping individu tiadk efektif, dsb. Namun yang banyak

terjadi pada lansia dengan dimensia adalah gangguan persepsi sensori memori karena

penuunan aliran darah di korteks parietalis superior yang menyebabkan degenarasi

neuron kolinergik, gangguan pola tidur karena penurunan dari persepsi sensori memori

sehingga lansia kurang tau akan waktu antara pagi, siang dan malam hari, dan resiko

cidera karena kehilangan memori dan lansia dengan dimensia sering jalan-jalan sendiri

tidak tau akan waktu dan jalan nya. Resiko cidera adalah rentan mengalami cidera fisik

akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan sumber

defensifindividu, yang dapat mengganggu kesehatannya.


Berbagai masalah keperawatan yang muncul salah satu nya yaitu resiko cidera.

Resiko cidera dapat terjadi karenan penurunan fungsi kognitif sehingga klien sering lupa

atau bahkan tidak mengetahui apakah tempat tersebut berbahaya bagai diri nya atau tidak.

Dengan masalah keperawatan yang sedemikian rupa, maka intervensi keperawatan utuk

mengatasi masalah keperawatan tersebut juga banyak. Namun ada sebagian intervensi

yang harus kolaborasi dengan keluarga apabila klien nya di keluarga, namun ada juga

yang harus kolaborasi dengan tim kesehatan lain apabila klien berada di Panti Jompo atau

rumah sakit. Dengan masalah keperawatan resiko cidera maka dapat dilakukan

pemberian alat bantu melihat yaitu kacamata, modifikasi lingkungan, pencegahan

kerusakan integritas kulit, dsb.

Melihat uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Asuhan Keperawatan pada Lansia yang mengalami Dimensia dengan Resiko Cidera di

UPTD. Puskesmas Bendo Desa Darungan Pare Kabupaten Kediri”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada Studi Kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien yang

mengalami Dimensia dengan Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa

Darungan Pare Kabupaten Kediri.

1.3 Rumusan Masalah

“Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami Dimensia dengan

Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare Kabupaten Kediri?”
1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami Dimensia dengan

Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare Kabupaten

Kediri.

1.4.2 Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian data pada klien yang mengalami Dimensia dengan

Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare

Kabupaten Kediri.

2) Menetapkan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami Dimensia

dengan Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare

Kabupaten Kediri.

3) Menyusun perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami Dimensia

dengan Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare

Kabupaten Kediri.

4) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien yang mengalami Dimensia

dengan Resiko Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare

Kabupaten Kediri.

5) Melakukan evaluasi pada klien yang mengalami Dimensia dengan Resiko

Cidera di UPTD. Puskesmas Bendo di Desa Darungan Pare Kabupaten

Kediri.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan

1.5.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Sebagai tambahan ilmu bagi pengembang ilmu keperawatan tentang asuhan

keperawatan pada klien dengan Dimensia yang mengalami resiko cidera.

2) Bagi Peneliti lain

Sebagai masukan dalam pemberi asuhan keperawatan yang sama pada klien

dengan Dimensia yang mengalami resiko cidera.

3) Bagi Rumah Sakit

Diharapkan hasil asuhan keperawatan memberikan informasi kepada petugas

kesehatan yang bersangkutan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan

Dimensia yang mengalami resiko cidera.

4) Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan acuan dan masukan untuk meningkatkan ilmu

pengetahuan dalam memberikan pengajaran kepada mahasiswa.

5) Bagi Responden

Diharapkan dengan pemberian auhan keperawatan ini klien dapat mengetahui

tentang Dimensia.

Anda mungkin juga menyukai