Dew Fix
Dew Fix
I. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami proses pembuatan biodiesel.
2. Mengetahui dan memahami variabel yang berpengaruh pada proses pembuatan
biodiesel.
3. Mengetahui dan memahami uji kualitas biodiesel.
4. Membuat neraca ekonomi skala industri.
II. TEORI
Biodiesel secara umum adalah bahan bakar mesin diesel yang terbuat dari
bahan terbarukan atau secara khusus merupakan bahan bakar mesin diesel yang
terdiri atas ester alkil dari asam-asam lemak. Biodiesel dapat dibuat dari minyak
nabati, minyak hewani atau dari minyak goreng bekas/daur ulang. Biodiesel
merupakan salah satu bahan bakar mesin diesel yang ramah lingkungan dan dapat
diperbarui (renewable). Biodiesel tersusun dari berbagai macam ester asam lemak
yang dapat diproduksi dari minyak tumbuhan maupun lemak hewan. Minyak
tumbuhan yang sering digunakan antara lain minyak sawit (palm oil), minyak
kelapa, minyak jarak pagar dan minyak biji kapok randu.
Biodiesel disintesis dari ester asam lemak dengan rantai karbon antara C6-
C22 dengan reaksi transesterifikasi. Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena
dapat bercampur dengan segala komposisi dengan minyak solar, mempunyai sifat-
sifat fisik yang mirip dengan solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung
untuk mesin-mesin diesel yang ada hampir tanpa modifikasi (Prakoso, 2003).
Bahan-bahan mentah pembuatan biodiesel menurut Mittelbach, 2004 adalah:
a. trigliserida-trigliserida, yaitu komponen utama aneka lemak dan minyak-lemak,
dan
b. asam-asam lemak, yaitu produk samping industri pemulusan (refining) lemak dan
minyak-lemak.
Trigliserida
Trigliserida adalah triester dari gliserol dengan asam-asam lemak, yaitu asam
asam karboksilat beratom karbon 6 sampai dengan 30. Trigliserida banyak
terkandung dalam minyak dan lemak. Trigliserida merupakan komponen terbesar
penyusun minyak nabati. Selain trigliserida, terdapat juga monogliserida dan
digliserida. Struktur molekul dari ketiga macam gliserid tersebut dapat dilihat pada
Gambar 1.
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terpisahkan dari trigliserida,
digliserida, monogliserida, dan gliserin bebas. Hal ini dapat disebabkan oleh
pemanasan dan terdapatnya air sehingga terjadi proses hidrolisis. Oksidasi juga
dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas dalam minyak nabati.
Tabel 1. Karakteristik biodiesel dari berbagai biji-biji dengan diesel minyak.
JARAK KACANG-
KARAKTER SAWIT KELAPA KAPUK DIESEL
KEPYAR KACANGAN
0,92 – 0,92 – 0,80 –
Densitas 0,93 0,92 0,92 – 0,98
0,95 0,94 0,86
Visco. 20OC
88,6 51,9 -- 293 150 – 160 2–8
(cst)
H. value
39,5 37,5 37 18.822 -- 45,2
(MJ/kg)
Flame point 270 –
314 -- 150 -- > 55
C 300
Cetane
42 -- -- 53,9 -- > 45
Number
Melting
25 – 30 22 – 26 -- 17 -- --
point C
Water cont. 0,1 < 0,25 -- < 0,25 -- < 0,2
Sulfur cont. -- -- -- -- -- < 0,3
Tabel 2. Beberapa sumber minyak nabati yang potensial sebagai bahan baku
Biodiesel.
EKSTRAKSI
SOLVEN
Minyak Jarak
Jatrova
(90 – 100%)
Ampas EVAPORASI
Bungkil
1. Esterifikasi
Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester.
Esterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Asam sulfat, asam sulfonat
organik atau resin penukar kation asam kuat merupakan katalis-katalis yang biasa
terpilih dalam praktek industrial (Soerawidjaja, 2006). Untuk mendorong agar reaksi
bisa berlangsung ke konversi yang sempurna pada temperatur rendah (misalnya
paling tinggi 1200C), reaktan metanol harus ditambahkan dalam jumlah yang sangat
berlebih (biasanya lebih besar dari 10 kali nisbah stoikhiometrik) dan air produk
yang ikut reaksi, harus disingkirkan dari fasa reaksi, yaitu fasa minyak. Melalui
kombinasi-kombinasi yang tepat dari kondisi-kondisi reaksi dan metode
penyingkiran air, konversi sempurna asam-asam lemak ke ester metilnya dapat
dituntaskan dalam waktu satu sampai beberapa jam. Reaksi esterifikasi, yaitu:
2. Transesterifikasi
Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi
dari trigliserida (minyak nabati) menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol,
dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol. Di antara alkohol-alkohol
monohidrik yang menjadi kandidat sumber/ pemasok gugus alkyl, metanol adalah
yang paling umum digunakan, karena harganya murah dan reaktifitasnya paling
tinggi (sehingga reaksi disebut metanolisis). Jadi, di sebagian besar dunia ini,
biodiesel praktis identik dengan ester metil asam-asam lemak (Fatty Acids Metil
Ester, FAME). Produk yang diinginkan dari reaksi transesterifikasi adalah ester
metil asam-asam lemak. Terdapat beberapa cara agar kesetimbangan lebih ke arah
produk, yaitu :
a. Menambahkan metanol berlebih ke dalam reaksi
b. Memisahkan gliserol
Reaksi pembuatan biodiesel berasal dari minyak jarak yang dihidrolisis dengan
alkohol adalah sebagai berikut :
O O
O O
CH O C R2 + CH3OH CH3 O C R2 + CH OH
O O
Diagram alir proses pembuatan biodiesel dalam industri adalah sebagai berikut :
H2O
Metil
Alkali
Ester
MeOH
MeOH
Separator
MeOH
Crude
Alkali
Gliserol
MeOH Gliserin
Analisis Biodiesel
Bilangan ester adalah jumlah asam organik yang bersenyawa sebagai ester,
dan mempunyai hubungan dengan bilangan asam dan bilangan penyabunan.
Bahan
1. Minyak jelantah
2. Minyak kelapa
3. Minyak jarak
4. NaOH
5. KOH
6. HCl
7. Indikator PP
V. DATA PERCOBAAN
Penentuan Densitas
M.HCl : 0,5 M
Volume HCl untuk titrasi biodiesel : 2,8 ml; 2,8 ml; 2,8 ml
Volume HCl untuk titrasi blanko : 8,8 ml; 8,8 ml; 8,8 ml
VI. PERHITUNGAN
A. Analisis Biodisel
1. Densitas ( 29°C )
ρaq = 0,995945 gr/ml
maq = (20,5450-10,2960) gr
= 10,249 gr
𝑚 10,249 𝑔𝑟
vpikno= = 𝑔𝑟 = 10,29 𝑚𝑙
𝜌 0,995945 ⁄𝑚𝑙
Biodiesel I
Massa = (18,8977-10,2960)gr
= 8,6017 gr
𝑚
𝜌=
𝑣
8,6017 𝑔𝑟
=
10,29 𝑚𝑙
=0,83587
2. Viskositas (29°C)
µaq = 0,8180 cp
ρaq = 0,995945 gr/ml
taq = 4,61 detik
𝜇𝑎𝑞 𝜌𝑎𝑞 𝑥 𝑡𝑎𝑞
=
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 𝜌𝑏𝑖𝑜 𝑥 𝑡𝑏𝑖𝑜
Viskositas Biodiesel
Biodiesel I
𝜇𝑎𝑞 𝜌𝑎𝑞 𝑥 𝑡𝑎𝑞
=
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 𝜌𝑏𝑖𝑜 𝑥 𝑡𝑏𝑖𝑜
𝑔𝑟
0,8180 𝑐𝑝 0,995945 ⁄𝑚𝑙 𝑥 4,61 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
= 𝑔𝑟
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 0,83587 ⁄𝑚𝑙 𝑥 7,59 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝜇𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙 = 1,12949 cp
56,1 𝑥 𝑉 𝑥 𝑁 𝑚𝑔 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚 = ( )
𝑀 𝑔𝑟 𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
𝑚𝑔 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚 = 0,468 ( )
𝑔𝑟 𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
Dengan cara yang sama diperoleh:
I 2 0,167 0,468
II 2 0,2 0,561
IV 2 0,2 0,561
C. Bilangan penyabunan
Biodiesel III (sampel minyak jarak)
Molaritas HCl ≈ Normalitas HCl
0,5 M ≈ 0,5 N
56,1 (𝐵 − 𝐶) 𝑁 𝑚𝑔 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 = ( )
𝑀 𝑔𝑟 𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
56,1 (8,8 − 2,8) 0,1 𝑚𝑔 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 = ( )
2 𝑔𝑟 𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
𝑚𝑔 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 = 16,83 ( )
𝑔𝑟 𝑏𝑖𝑜𝑑𝑖𝑒𝑠𝑒𝑙
B. Biaya tetap
Pengadaan alat proses = Rp 25.000.000
Biaya gedung = Rp 150.000.000
Pemeliharaan alat = Rp 250.000
Biaya listrik (pemanas selama reaksi) = Rp 2.000.000
Biaya analisis = Rp 150.000
Cicilan hutang = Rp 5.000.000
Gaji pegawai20%xRp 157.201.000.000 = Rp 31.440.160.107
Penyusutan Gedung = Rp 10.000.000
Total = Rp 31.632.560.107
Intercept = 31.632.560.107
Diperoleh persamaan:
y1 = 5.240.026,684 x + 31.632.560.107
dimana: y1 sebagai biaya pengeluaran (rupiah)
x sebagai banyak biodiesel dan gliserol yang terjual (L)
y2 = 5.475.000x
dimana: y2 sebagai biaya pemasukan (rupiah)
x sebagai banyak biodiesel dan gliserol yang terjual (L)
x = 134.621,9252
Jadi, biaya masuk akan sama dengan biaya keluar atau modal akan kembali pada
saat penjualan biodiesel dan gliserol mencapai 134.621,9252 liter dengan
nominal sebesar Rp 737.055.000.000.
Jika kapasitas produksi biodiesel dan gliserol per hari adalah 30.000 liter maka
modal kembali setelah 4,48 ≈ 5 hari penjualan.
VII. PEMBAHASAN
Merajuk pada tujuan yang kedua berdasarkan pada beberapa factor yang
berpengaruh, maka dalam percobaan ini dilakukan variasi pada jenis minyak yang
digunakan, konsentrasi atau banyaknya reaktan (minyak dan alcohol) yang
digunakan, serta banyaknya katalisator yang ditambahkan. Pada pembuatan
biodiesel I, dengan menggunakan komposisi minyak jelantah 10 ml, alcohol 50 ml,
dan NaOH 0,1 gram menghasilkan biodiesel sebanyak 40 ml dengan densitas
sebesar 0,83587 gr/ml dan viskositas sebesar 1,12949 cp. Pada pembuatan biodiesel
II, dengan menggunakan komposisi minyak kelapa 15 ml, alcohol 50 ml, dan NaOH
0,1 gram menghasilkan biodiesel sebanyak 27 ml dengan densitas sebesar 0,86568
gr/ml dan viskositas sebesar 1,80681 cp. Pada pembuatan biodiesel III, dengan
menggunakan komposisi minyak jarak 15 ml, alcohol 50 ml, dan NaOH 0,2 gram
menghasilkan biodiesel sebanyak 40 ml dengan densitas sebesar 0,83342 gr/ml dan
viskositas sebesar 1,18405 cp. Pada pembuatan biodiesel IV, dengan menggunakan
komposisi minyak kelapa 10 ml, alcohol 40 ml, dan NaOH 0,1 gram menghasilkan
biodiesel sebanyak 40 ml dengan densitas sebesar 0,83469 gr/ml dan viskositas
sebesar 1,26809 cp. Dalam hal ini, yang bisa diamati adalah pada pembuatan
biodiesel II dan IV karena menggunakan jenis minyak yang sama, yaitu minyak
kelapa dengan perbandingan katalis sama dan jumlah alcohol serta minyak yang
digunakan lebih banyak pada pembuatan biodiesel II maka banyaknya biodiesel
yang dihasilkan lebih kecil. Hal ini belum diketahui parameter yang berpengaruh
terhadap banyaknya biodiesel yang dihasilkan, apakah minyak atau alcohol sehingga
untuk pembuatan biodiesel II dibandingkan dengan biodiesel III dengan
menggunakan jumlah katalis yang berbeda. Dengan menggunakan asumsi densitas
minyak yang sama, maka dapat dilihat bahwa pada komposisi minyak dan alcohol
yang sama namun dengan jumlah katalis yang berbeda, maka dalampembuatan
biodiesel yang menggunakan katalis lebih banyak menghasilkan biodiesel yang
lebih banyak. Sehingga diantara beberapa factor yang berpengaruh, factor katalislah
yang dapat diamati pada percobaan yang telah dilakukan. Dengan menarik
kesimpulan bahwa semakin banyak katalis yang digunakan, maka biodiesel yang
dihasilkanpun semakin banyak. Hal ini dikarenakan banyaknya katalis yang
digunakan semakin mempercepat terjadinya reaksi sehingga makin cepat pula
biodiesel yang terbentuk.
Dalam memenuhi tujuan yang terakhir, maka dilakukan pengujian biodiesel
dengan melakukan analisis terhadap bilangan asam, bilangan penyabunan, dan
bilangan ester. Penentuan bilangan asam dimaksudkan untuk mengetahui bilangan
asam minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel. Penentuan bilangan penyabunan
dimaksudkan untuk mengetahui jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menyabunkan
sejumlah minyak. Sedangkan penentuan bilangan ester dimaksudkan untuk
mengetahui jumlah asam organic yang bersenyawa sebagai ester. Pada penentuan
bilangan asam, untuk pembuatan biodiesel I sampai IV berturut-turut diperoleh
0,468 mg KOH/gr biodiesel; 0,561 mg KOH/gr biodiesel; 0,561 mg KOH/gr biodiesel
dan 0,561 mg KOH/gr biodiesel. Jika dibandingkan dengan Tabel 3. Persyaratan
kualitas biodiesel menurut SNI-04-7182-2006, angka ini dikatakan dapat diterima
dikarenakan masih berada dibawah angka asam maksimum (0,8 mg KOH/gr biodiesel).
Untuk penentuan bilangan penyabunan hanya dilakukan pada pembuatan biodiesel III
dengan minyak jarak dan diperoleh 16,83 mg KOH/gr biodiesel sehingga bilangan
esternya adalah 16,269 mg KOH/gr biodiesel.
Oleh karena percobaan ini pada dasarnya hanyalah simulasi pembuatan
biodiesel yang notabene hanya untuk mengetahui proses pembuatan biodiesel, maka
dalam percobaan ini tidak dilakukan pencucian dan pemurnian terhadap biodiesel
sehingga biodiesel yang diperoleh dalam percobaan ini belum bisa dikatakan
biodiesel murni sehingga neraca massanyapun tidak bisa dibuat.
Selain telah dipenuhinya ketiga tujuan percobaan tersebut, dalam percobaan
ini dicoba untuk menghitung neraca ekonomi skala industry dengan mengacu pada
pembuatan biodiesel III skala laboratorium yang telah diujicobakan dalam
percobaan ini menggunakan sampel minyak jarak. Berdasarkan neraca ekonomi
yang telah dibuat, hasilnya divisualisasikan dalam bentuk kurva BEP (terlampir)
yang dapat memprediksikan modal akan kembali setelah ±5 hari penjualan mencapai
134.621,9252 liter (biodiesel+gliserol) dengan omzet sebesar Rp 737.055.000.000.
VIII. KESIMPULAN
1. Proses pembuatan biodiesel dengan katalis NaOH merupakan proses
transesterifikasi yang berlangsung secara alkoholis.
2. Variabel yang berpengaruh dalam percobaan ini adalah katalisator dalam
mempengaruhi cepatnya reaksi untuk menghasilkan biodiesel.
3. Pada uji kualitas biodiesel terkait penentuan bilangan asam dikatakan dapat
diterima, yaitu berada di bawah angka asam maksimum yang diizinkan.
4. Pada pembuatan neraca ekonomi, modal akan kembali setelah ±5 hari penjualan
mencapai 134.621,9252 liter (biodiesel+gliserol) dengan omzet sebesar Rp
737.055.000.000.
BATAN
Estadual de Campinas
http://id.wikipedia.org/wiki/Biodiesel
http://www.scribd.com/doc/56702929/Jurnal-Pembuatan-Biodiesel
http://www.jurnalinsinyurmesin.com/index.php?option=com_content&view=article
&id=50
http://id.wikipedia.org/wiki/Etanol
http://www.alpensteel.com/article/53-101-energi-terbarukan--renewable-
energy/2843--minyak-jarak-sebagai-bahan-biodiesel-yang-banyak-
digunakan-.html
http://www.merck-chemicals.com/indonesia/sodium-hydroxide-natrium-hidroksida-
/MDA_CHEM-
106498/p_7cqb.s1L1oQAAAEWX.EfVhTl?WFSimpleSearch_NameOrID=
Natrium+Hidroksida&BackButtonText=search+results