Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MOTOR DAN TENAGA PENGGERAK

KONSTRUKSI DAN DESAIN MOTOR BAKAR TORAK

Disusun Oleh:
Ade Fitra Wijaya
NIM. J1B116022
R001

Dosen Pengampu:
Zainal Arifin, S. Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Konstruksi dan Desain Motor Bakar Torak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Motor dan Tenaga
Penggerak (TEP 313). Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun penambah pengetahuan bagi pembaca.
Makalah ini jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan
didalamnya, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Jambi, 20 September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii
BAB I PENDALUHUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 1
1.3 Manfaat ....................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 2
2.1 Motor Bakar ................................................................................. 2
2.2 Motor Diesel dan Motor Bensin .................................................. 2
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................... 3
3.1 Konstruksi dan Desain Motor Bakar Torak ................................ 3
3.2 Roda Gaya .................................................................................. 10
3.3 Ratio Stroke-Bore ....................................................................... 11
3.4 Desain Ruang Bakar ................................................................... 12
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 16
4.2 Saran ............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Blok Silinder ........................................................................................ 4
2. Model Timing Gear ............................................................................... 5
3. Model Timing Chain ............................................................................. 5
4. Model Timing Belt ............................................................................... 6
5. Kelengkapan Piston ............................................................................... 6
6. Ring Piston ........................................................................................... 7
7. Pena Piston ........................................................................................... 7
8. Poros Engkol ........................................................................................ 8
9. Roda Penerus ......................................................................................... 8
10. Panci Oli ................................................................................................ 9
11. Sistem Pengapian Konvensional ........................................................... 10
12. Ruang Bakar Terbuka ........................................................................... 12
13. Ruang Bakar Kamar Buka .................................................................... 13
14. Ruang Bakar Turbulen .......................................................................... 14
15. Ruang Bakar Lanova ............................................................................. 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kegiatan industri, khususnya dalam industri pertanian, penggunaan
mesin tentu tidak dapat dipisahkan dalam pembuatan produk industri tersebut. Baik
dalam industri besar maupun industri kecil, ada sedikitnya alat atau mesin yang
digunakan untuk pengoprasian secara otomatis. Selain itu juga penggunaannya
dimanfaatkan untuk mengejar hasil yang lebih efisien dan efektif dengan
mempertimbangkan kualitas dan kuantitas produknya, serta keuntungan yang
tinggi. Dalam mengoprasikan mesin untuk menghasilkan produk industri pastilah
membutuhkan sumber tenaga atau motor pembangkit tenaga untuk dapat
menjalankan mesin yang akan digunakan.
Salah satu pengembangan alsintan yang perlu dipahami lebih lanjut adalah
penggunaan motor bakar. Motor bakar merupakan salah satu sumber tenaga
penggerak yang banyak dipakai di bidang pertanian. Motor bakar mempunyai peran
penting di bidang pertanian. Motor bakar banyak dipakai pada berbagai
pemanfaatan, antara lain: traktor, pompa air, bengkel pertanian, gilingan padi /
gabah / beras, penggerak pada mesin-mesin pengolah hasil pertanian, sarana angkut
di perkebunan untuk pengangkutan alat, bahan, dan hasil pertanian.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui komponen-
komponen yang ada pada motor bakar torak, stroke-bore ratio dan desain ruang
bakar.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini untuk memberi pemahaman dan
wawasan khususnya mahasiswa dan pembaca tentang komponen-komponen pada
ruang bakar dan desain ruang bakar.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motor Bakar


Motor bakar dalam bekerja dengan cara membakar bahan bakar dengan
campuran udara dalam ruang bakar. Proses ini menghasikan kerja dan panas. Panas
berlebih yang ditimbulkan dari proses ini dapat mengganggu kinerja mesin. Oleh
karena itu motor bakar atau mesin memerlukan sebuah sistem pendingin untuk
mencgah panas berlebih yang mungkin timbul. Selain dari proses pembakaran,
panas juga ditimbulkan oleh gesekan antara komponen-komponen mesin yang
bergerak. Hal ini sesuai dengan hukum fisika, dimana energi gerak pada benda yang
bergesekan sebagian akan diubah menjadi panas (Carey, 1968).
Secara umum motor bakar dibedakan menjadi dua, yaitu motor bakar dalam,
yaitu bila proses pembakarannya didalam ruang yang sama dengan terjadinya
pengubahan tenaga panas menjadi kerja mekanik. Dan motor bakar luar, yaitu bila
proses pembakarannya diluar tempat terjadinya pengubahan tenaga panas menjadi
kerja mekanis.

2.2 Motor Diesel dan Motor Bensin


Motor diesel adalah suatu motor bakar yang pada langkah pertama
menghisap udara murni dari saringan udara sedangkan pemasukan bahan bakar
dilakukan pada akhir langkah kompresi yang segera terbakar kerena tekanan udara
pada akhir langkah kompresi yang mempunyai tekanan tinggidan menghasilkan
suhu yang mempu menyalakan bahan bakar. Motor bensin dan motor diesel bekerja
dengan torak bolak balik (naik turun pada motor gerak). Keduanya bekerja pada
prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya digunakan pada teknik mobil. Untuk
motor dengan penyalaan busi disebut motor bensin dengan menggunakan bahan
bakar bensin (premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar
solar atau minyak diesel.

2
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konstruksi dan Desain Motor Bakar Torak


3.1.1 Komponen Utama Konstruksi Motor Bakar Torak
Komponen utama motor bakar torak terdiri dari: spark plug, exhaust cam,
exhaust valve, cluth, gearbox, flywheel, crank, connecting rod, piston, intake valve,
intake cam.
 Spark plug atau busi dalam sistem pengapian berfungsi untuk memercikkan
bunga api yang diperlukan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar
yang telah dikompresi, sehingga terjadi langkah usaha.
 Exhaust cam shaft adalah penggerak mekanik katup buang
 Exhaust valve berfungsi untuk membuka dan menutup saluran buang atau
exhaust manifold.
 Cluth berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak ke poros
yang digerakkan, dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya.
 Gearbox berfungsi untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke salah satu
bagian mesin lainnya, sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan
sebuah pergerakan baik putaran maupun pergeseran.
 Flywheel sebagai peringan putaran pada poros engkol dan sebagai starter mesin.
 Crank sebagai tempat tumpuan batang piston
 Connecting rod berfungsi sebagai bantalan
 Piston berfungsi untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan
untuk memutar poros engkol melalui connecting rod.
 Intake valve berfungsi untuk membuka dan menutup saluran pemasukan bahan
bakar dan udara.
 Intake cam sebagai penggerak mekanik katup masuk.

3.1.2 Komponen Utama Motor Bakar Internal


Engine terdiri dari komponen-komponen engine dan bagian-bagian
pendukung kerja engine. Yang dimaksud komponen-komponen engine meliputi:
Blok silinder, kepala silinder, mekanik katup, kelengkapan piston, poros engkol,

3
poros nok dan roda penerus. Sedang bagian-bagian penunjang kerja engine
meliputi: Sistem pendinginan, sistem pelumasan, sistem bahan bakar dan sistem
pengapian.
a. Blok Silinder
Pada bagian linernya sebagai tempat terjadinya proses pembakaran. Selain itu
juga sebagai tempat kerjanya komponen-komponen yang lain seperti piston,
poros engkol, poros nok. Pada bagian atas blok silinder dipasang kepala silinder
dan pada bagian bawah dipasang panci oli.

Gambar 1. Blok Silinder

b. Kepala Silinder (Cylinder Head)


Membentuk ruang bakar atau tempat ruang bakar tambahan. Pada kepala silinder
juga digunakan untuk menempatkan kelengkapan mekanik katup, saluran
pemasukan dan juga saluran pembuangan.
c. Mekanik Katup (Valve Mekanism)
Katup pada umumnya diletakkan pada kepala silinder. Metode penggerak
mekanik katup menggunakan: timing gear, timing chain atau dengan timing
belt. Adapun fungsi katup untuk membuka dan menutup ruang bakar sesuai
proses yang terjadi di dalam silinder.
 Model timing gear digunakan pada motor jenis OHV (Over Head Valve)
dan menggunakan lifter serta push rod. Timing gear berfungsi untuk
penghubung putaran poros engkol dengan poros nok, sekaligus menepatkan
posisi katup dengan piston.

4
Gambar 2. Model Timing Gear

 Model timing chain digunakan pada motor jenis OHC (Over Head Cam
shaft) atau DOHC (Double Over Head Cam shaft). Poros Noknya terletak
pada kepala silinder, digerakkan oleh rantai, serta Roda gigi sprocket
sebagai pengganti timing gear. Tegangan rantai diatur oleh tensioner dan
getarannya diredam oleh Vibration damper.

Gambar 3. Model Timing Chain

 Pada model timing belt, poros nok digerakkan oleh sabuk yang Bergigi
sebagai pengganti rantai. Jenis ini tidak memerlukan tensioner dan
pelumasan. Cam shaft dan crank shaft timing pulley: untuk menepatkan posisi
katup dengan piston.

5
Gambar 4. Model Timing Belt

d. Kelengkapan Piston (Piston Assy)


Piston berfungsi menghisap dan mengkompresi campuran bahan bakar dan
udara pada motor bensin atau udara murni pada motor disel, juga sebagai
pembentuk ruang bakar. Selain itu piston juga meneruskan tenaga panas hasil
pembakaran menjadi tenaga mekanik pada poros engkol melalui batang piston.
Kelengkapan piston terdiri dari: Piston, ring piston, pena piston dan batang
piston.

Gambar 5. Kelengkapan Piston

 Compression ring grooves: untuk menempatkan ring kompresi


 Oil ring grooves: untuk menempatkan ring oli
 Piston pin boss: untuk bantalan dudukan pena piston
 Piston pin hole: untuk menempatkan pena piston
 Lands: sebagai pembatas ring piston
 Skirt: sebagai penyerap panas.

6
Ring piston terdiri dari ring kompresi (compression ring) dan ring Oli (oil ring).
Ring kompresi sebagai perapat kompresi sekaligus Perapat agar pembakaran
tidak merambat ke bawah piston. Sedang ring oli untuk menyapu oli pelumas
pada dinding silinder agar kembali ke panci oli. Untuk motor dua langkah tidak
menggunakan ring oli karena panci oli terpisah dengan ruang engkol.

Gambar 6. Ring Piston

Pena piston berfungsi menyambung piston dengan batang piston agar dapat
bergerak sesuai fungsinya masing-masing. Oleh sebab itu penyambungan pena
piston ada beberapa tipe, antara lain: tipe Fixed, full floating dan semi floating.

Gambar 7. Pena Piston

e. Poros Engkol (Crank Shaft)


Poros engkol menerima beban dari piston dan batang piston, akibat tenaga hasil
pembakaran. Poros ini berfungsi untuk meneruskan tenaga/putaran ke roda
penerus.

7
Gambar 8. Poros Engkol

 Oil hole: Untuk saluran pelumasan


 Crank pin: untuk tempat tumpuan big end batang piston
 Crank journal: sebagai titik tumpu pada blok motor
 Counter balance weight: sebagai bobot penyeimbang putaran
f. Poros Nok (Cam Shaft)
Poros nok adalah sebuah poros yang dilengkapi dengan nok-nok sebagai
penggerak mekanik katup. Poros nok sebagai penggerak mekanik katup ada
yang hanya untuk katup buang atau katup masuk saja, ada pula yang sekaligus
menggerakkan katup masuk dan buang.
g. Roda Penerus (Flywheel)
Roda penerus dipasang pada out put poros engkol dan berfungsi sebagai
penerus putaran/tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga kendaraan
(Power train). Kecual i itu roda penerus juga untuk meneruskan putaran dari
motor starter ke poros engkol agar mesin dapat distart.

Gambar 9. Roda Penerus

h. Panci Oli (Oil Punch)


Panci oli dipasang pada blok motor paling bawah dan berfungsi sebagai
penampung oli motor.

8
Gambar 10. Panci Oli

i. Sistem Pendingin (Cooling System)


Secara umum sistem pendinginan engine bensin dan disel sama. Sedangkan
fungsi utama sistem pendinginan adalah untuk mengontrol suhu kerja engine.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya, sistem pendinginan dilengkapi dengan
komponen-komponen berikut:
 Radiator: menampung air pendingin untuk didinginkan.
 Slang bawah radiator: Untuk mengalirkan air ke engine.
 Slang atas radiator: Untuk mengalirkan air panas dari engine.
 Thermostaat: Sebagai pengontrol suhu kerja engine.
 Pompa air/Water pump: untuk mensirkulasikan air.
 Tali kipas/Fan belt: Untuk menggerakkan kipas pendingin.
j. Sistem Pelumasan (Lubrycating System)
Sebagian besar mekanik engine yang bergerak memerlukan pelumasan, hal ini
dimaksudkan agar komponen-komponen engine tidak cepat aus dan kinerja
engine tetap terjaga. Adapun komponen sistem pelumasan meliputi: Saringan
(strainer), pompa oli, saringan oli (Oil filter), saluran oli (hole).
k. Sistem Bahan Bakar (Fuel System)
Pada prinsipnya sistem bahan bakar berfungsi menyuplai bahan bakar sesuai
kebutuhan engine. Sistem bahan bakar engine bensin menggunakan karburator
dan sistem bahan bakar engine disel menggunakan pompa injeksi dan nozel.
Sistem bahan bakar engine bensin terdiri dari:
 Tangki (Fuel tank): sebagai penampung bahan bakar
 Pompa (Fuel pump): Menyuplai bahan bakar dari tangki ke Karburator.
 Karburator: Untuk mencampur udara dan bahan bakar.

9
 Saringan : Untuk menyaring bensin dari kotoran yang ada.
l. Sistem Pengapian Konvensional
Sistem pengapian digunakan pada engine bensin, adapun fungsinya memberikan
api bertegangan tinggi ke dalam ruang bakar untuk pembakaran. Komponen-
komponen sistem pengapian antara lain:
 Baterai: sebagai penyimpan arus listrik.
 Kunci kontak (Switch): Untuk memutus dan menghubungkan arus listrik
dengan sistem.
 Koil: Merubah arus primer menjadi arus skunder bertegangan Tinggi.
 Distributor: Mendistribusikan/membagi arus tegangan tinggi ke busi-busi.
 Kondensator: Menyimpan arus primer saat platina menutup, dan
menyalurkan kembali saat platina membuka.
 Busi: Meloncatkan api bertegangan tinggi ke dalam ruang bakar untuk
pembakaran.

Gambar 11. Sistem Pengapian Konvensional

3.2 Roda Gaya


Roda gaya adalah energi yang tersimpan pada suatu rotor yang berputar
adalah energi kinetik atau lebih spesifik disebut energi rotasi, besarnya adalah :

Ek = Energi dalam rotor


I = Momen inersia
ω = Kecepatan sudut

10
3.3 Ratio Stroke-Bore
Stroke adalah panjang langkah dari kerja piston diukur dari titik mati atas
(TMA) sampai titik ati bawah (TMB). Sedangkan bore adalah diameter lubang
sebelah dalam dari silinder. Perbandingan antara stroke dan bore menentukan
karakteristik Engine, dan dinamakan stroke-bore ratio. Rasio bore-stroke
merupakan istilah yang umum digunakan di Amerika Serikat, Inggris, Australia dan
beberapa negara. Engine yang mempunyai ukuran bore lebih besar dari stroke
mempunyai rasio bore-stroke lebih besar dari disebut Engine oversquare atau
shortstroke. Jika engine mempunyai ukuran bore lebih pendek dari stroke atau
mempunyai rasio bore-stroke lebih kecil dari satu, dan disebut engine under square
atau long stroke. Jika ukuran bore sama dengan stroke atau rasio bore-stroke sama
dengan 1, maka disebut engine square. Umumnya rasio bore-stroke berkisar antara
0.95 sampai dengan 1.04 disebut sebagai Engine square.
Suatu Engine dikatakan oversquare atau shortstroke jika ukuran bore lebih
panjang dari stroke. Engine oversquare disebut mempunyai karakter positif, karena
stroke yang pendek berarti mempunyai friksi yang lebih kecil serta poros engkol
yang lebih kuat. Engine overstroke juga biasanya handal dan dapat dioperasikan
pada kecepatan tinggi. Engine jenis ini tidak mengalami kerugian daya, namun pada
kecepatan rendah torsi relatif rendah. Kelemahan Engine oversquare antara lain
tidak bisa mempunyai perbandingan kompresi setinggi tipe Engine understroke,
sehingga menyebabkan Engine overstroke lebih boros bahan bakar dengan emisi
gas buang yang lebih jelek dibandingkan dengan Engine understroke. Walaupun
Engine dimodifikasi dengan memendekkan stroke untuk mencapai rpm maksimum
dan top-end horsepower namun dengan kompensasi torsi rendah pada putaran
rendah. Engine overstroke lebih ringan dan pendek ukurannya namun cenderung
mudah overheat.
Motor bakar torak disebut undersquare atau longstroke jika silindernya
mempunyai ukuran bore yang lebih pendek dibandingkan dengan ukuran stroke.
Engine tipe ini mempunyai karakteristik negatif karena stroke yang panjang berarti
friksi yang lebih besar dan poros engkol yang lemah, dan bore yang lebih kecil
berarti ukuran katup juga kecil sehingga membatas pertukaran gas walaupun
klelemahan ini umumnya dapat diperbaiki pada Engine modern dewasa ini. Engine

11
jenis ini umumnya mempunyai torsi putaran rendah yang lebih besar, juga dapat
mempunyai rasio kompresi yang lebih tinggi, juga berarti lebih hemat bahan bakar
dan menghasilkan gas buang yang lebih bersih. Walaupun mempunyai keungulan
torsi maksimum, Engine jenis ini jarang diproduksi sebab lebih berat dan lebih
tinggi.

3.4 Desain Ruang Bakar


Pada motor diesel konstruksi ruang bakar sangat penting. Ruang bakar
adalah ruangan yang dibentuk antara kepala silinder dengan piston bagian atas,
dengan maksud agar pembakaran dapat terlaksana dengan sempurna dan
menyeluruh pada langkah tenaga. Menurut Arismunandar (1994) ada 4 jenis ruang
bakar yang umum digunakan yaitu :
1. Ruang Bakar Terbuka
Ruang bakar terbuka adalah desain ruang bakar yang paling sederhana. Disini,
tugas penyemprot bahan (injector) bakar sangat berat, karena harus
mengkabutkan dan menistribusikan secara merata agar terjadi pembakaran
sempurna. Bahan bakar ini harus bercampur dengan udara yang dipadatkan
sampai bagian terjauh, namun harus dijaga agar tidak menembus sampai silinder
karena dapat merusak kualitas pelumas. Tipe ruang pembakaran ini
menggunakan tekanan injektor 180-300 kg/cm2 bahkan dapat mencapai 1500-
2000 kg/cm2 enjin diesel besar. Ruang bakar ini lebih cocok dipergunakan pada
motor diesel putaran rendah. Motor diesel putaran rendah dikatakan paling
ekonomis konsumsi bahan bakarnya spesifiknya, yaitu antara 150-185 g/PS-jam.

Gambar 12. Ruang Bakar Terbuka

12
2. Ruang Bakar Kamar Buka
Ruang bakar kamar muka, terdiri dari dua bagian, yaitu kamar muka dan ruang
bakar utama seperti ditunjukkan pada Gambar. Kamar muka berupa ruang kecil
(30-40% volume ruang sisa) disebelah ruang bakar utama, dimana injektor
ditempatkan. Menjelang 25-30 derajat sebelum TMA bahan bakar
disemprotkan. Pembakaran yang terjadi di kamar muka, namun karena jumlah
udara dalam kamar muka terbatas maka pembakaran masih belum sempurna.
Namun demikian, adanya tekanan udara yang tinggi hasil pembakaran awal ini
mendorong bahan bakar ke ruang bakar utama dengan kecepatan tinggi sehingga
pembakaran lanjutan dapat dilakukan lebih sempurna. Proses ini disebut proses
pengabutan kedua. Ruang bakar tipe ini tidak membutuhkan injektor tekanan
tinggi, biasanya digunakan tipe nosel pasak dengan tekanan semprot antara 85-
140 kg/cm2 dengan rasio kompresi berkisar antara 16-17. Ini menguntungkan
karena bahan bakarnya lebih murah, dan dapat menggunakan bahan bakar
dengan viskositas lebih tinggi. Tekanan gas maksimum berkisar antara 50 - 60
kg/cm2.
Dibandingkan dengan ruang bakar kamar terbuka, pemakaian bahan
bakar spesifik sekitar 15% lebih boros, yaitu antara 190-220 g/PS-jam. Kerugian
kalor ini disebabkan volume ruang bakarnya yang lebih besar, sehingga banyak
panas yang hilang karena proses pindah panas melalui dinding ruang bakar.
Pada saat dingin kadang sulit dihidupkan, sehingga perlu ditambahkan pemanas
di kamar muka.

Gambar 13. Ruang Bakar Kamar Buka

13
3. Ruang Bakar Turbulen
Ruang bakar turbulen mempunyai konstruksi yang mirip dengan ruang bakar
kamar muka, yaitu mempunyai 2 bagian. Namun demikian bagian turbulen
merupakan 80-90% dari volume sisa, seperti ditunjukkan pada Gambar.
Dengan desain seperti angka 9, maka udara yang ditekan pada langkah
kompresi mengalami turbulensi, dan bergerak makin kencang seiringdengan
kecepatan torak yang mendorong udara tersebut. Pada saat bahan bakar
disemprotkan, turbulensi ini membantu proses pengkabutan bahan bakar dan
pencampurannya dengan udara. Karena itu enjin dengan ruang bakar ini juga
tidak memerlukan injektor dengan tekanan tinggi, umumnya antara 85-140
kg/cm2. Seperti juga ruang bakar kamar muka, enjin dengan ruang bakar ini
juga memerlukan pemanas (glow plug). Adanya turbulensi mempersingkat
perioda pembakaran terkendali, sehingga ruang bakar ini sangat baik untuk
motor diesel tekanan tinggi. Tekanan gas maksimum berkisar 60-70 g/cm2.
Pemakaian bahan bakar spesifik pada jenis ruang bakar ini juga cukup irit, yaitu
berkisar 185-210 g/PS-jam.

Gambar 14. Ruang Bakar Turbulen

4. Ruang Bakar Lanova


Prinsip kerja ruang bakar lanova mirip dengan ruang bakar terbuka, perbedaan
utamanya terletak pada penempatan injektornya tidak dalam ruang lanova tetapi
di sebelah luarnya. Sekitar 60% bahan bakar disemprotkan di ruang lanova kecil
(yang volumenya hanya 10% dari ruang sisa). Ruang lanova terbagi dua, yaitu
ruang lanova kecil dan ruang lanova besar. Pada saat bahan bakar disemprotkan,
mula-mula terjadi pembakaran pada ruang lanova kecil. Kenaikan tekanan
karena pembakaran ini menyebabkan campuran bahan bakar yang belum
terbakar menyembur ke ruang lanova besar pada kecepatan tinggi, maka terjadi

14
proses pencampuran yang lebih efektif dan menyebabkan arus turbulen. Pada
saat torak mulai turun dari TMA menuju ke TMB terjadi perbedaan tekanan yang
sangat besar antara ruang lanova dan ruang bakar utama, sehingga campuran
bahan bakar dan udara memasuki ruang bakar utama dengan kecepatan lebih
tinggi dan terjadi proses pembakaran yang lebih sempurna. Ruang bakar ini
menggunakan tekanan nosel 125-130 kg/cm2, dengan sudut pancaran yang lebih
kecil. Jenis ruang bakar ini cocok untuk bahan bakar dengan nilai cetan yang
lebih tinggi. Perbandingan kompresi umumnya untuk enjin dengan ruang bakar
jenis ini berkisar 13-15 (cukup rendah). Tekanan gas maksimum mencapai 60-
100 kg/cm2. Pemakaian bahan bakar spesifik juga lebih irit jika dibandingkan
dengan ruang bakar kamar terbuka. Ruang bakar jenis ini sangat
menguntungkan, terutama penggunaannya pada mesin diesel dengan beragam
kecepatan, termasuk kecepatan tinggi.

Gambar 15. Ruang Bakar Lanova

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Komponen utama motor bakar torak terdiri dari: spark plug, exhaust cam,
exhaust valve, cluth, gearbox, flywheel, crank, connecting rod, piston, intake valve,
intake cam. Komponen utama motor bakar internal terdiri dari: blok silinder, kepala
silinder, mekanik katup, kelengkapan piston, poros engkol, poros nok, roda
penerus, panci oli, sistem pendingin, sistem pelumasan, sistem bahan bakar dan
sistem pengapian konvensional. Desain ruang bakar terdiri dari empat jenis yaitu
desain ruang bakar terbuka, ruang bakar kamar buka, ruang bakar turbulen dan
ruang bakar lanova.

4.2 Saran
Saran dari penulis adalah selain mempelajari tentang konstruksi motor bakar
torak diharapkan dapat dipraktekkan langsung di lapangan agar lebih memahami
tentang materi yang dibuat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, 1994. Motor Bakar torak. Tiga Serangkai. Jakarta.


Purwadi, Tri, dkk. 2009. Buku Panduan Praktikum Azas Konversi dan Konservasi
Energi. Yogyakarta: Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian Jurusan
Teknik Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Smith dan Wilkes, 2003. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Tiga Serangkai. Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai