Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan dan keteknikan yang berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori hidrolika yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida, hidrolika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga menggunakan fluida yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika membentang dalam banyak aspek sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen seperti aliran tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air, hitungan dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka seperti sungai dan selokan. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari atau menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam ini. Hal ini meliputi berbagai bentuk air yang menyangkut perubahan-perubahannya antara keadaan cair, padat dan dalam atmosfer, di atas permukaan tanah, di dalamnya tercangkup juga air laut yang merupakan sumber dan pusat penyimpanan air yang mengaktifkan penghidupan di planet bumi ini. Sedangkan siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir kelaut kembali. Berikut gambar dari siklus hidrologi tersebut.
2. Ilmu-ilmu yang Menunjang Hidrologi
Para teknisi sangat berkepentingan dalam perencanaan dan eksploitasi bangunan air dan untuk pengendalian bangunan air terutama yang mengalir aliran sungai, pembuatan waduk-waduk dan saluran irigasi. Oleh karena itu mereka terus mempelajari ilmu hidrologi dalam arti yang luas. Karena bagian-bagiannya banyak yang berasal dari matematika, ilmu alam, statistik, meteorologi, oseanografi, geografi, geologi, dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan itu. Pada dasarnya bukan ilmu yang sepenuhnya eksak, tetapi ilmu yang memerlukan interpretasi, pekerjaan- pekerjaan eksperimen dalam hidrologi sangat dibatasioleh besar kecilnya peristiwa alam dan riset dalam hal-hal tertentu. Syarat-syarat fluida mental yang diperlukan adalah hasil-hasil data pengamatan dalam semua aspek presipitasi, limpasan, debit sungai, infiltrasi, perkolasi, evaporasi, dan lain-lain. Dengan data-data tersebut dan ditunjang oleh pengalaman- pengalaman dalam banyak ilmu yang berkaitan dengan hidrologi. Maka ahli hidrologi akan memberikan penyelesaian dalam persoalan yang menyangkut keperluan dan penggunaannya dengan perancangan teknis bangunan-bangunan air.
3. Penggunaan Hidrologi dalam Perencanaan Teknis
Dalam praktek, para teknisi yang berkepentingan dengan perencanaan dan pembangunan air, tidak dapat mengabaikan hidrologi sebagai alat penganalisa sejumlah air untuk maksud tersebut di atas. Dengan meluasnya sumber-sumber daya air daerah-daerah pengaliran sungai, maka perencanaan hidrologi semakin penting. Ilmu ini tidak hanya berperan dalam perencanaan bangunan air saja, tetapi juga ikut menentukan macam dan luas daerah pertanian yang harus dikerjakan, penentuan letak daerah industripelayaran diperairan, pedalaman dan sebagainya.
4. Perkembangan Hidrologi Di Indonesia
Ilmu hidrologi di dunia sudah ada sejak orang mulai mempertanyakan dari mana asal mula air yang ada di sekelilingnya. Zaman Leonardo Da Vinci pengertian dasar tentang hidrologi mulai dikenal dengan benar. Ketidak mampuan para pendahulu dalam menetapkan pengertian yang tepat karena didasari pada anggapan bahwa tanah terlalu keras kedap (imprevius) sehingga tidak memungkinkan air untuk masuk ke dalam tanah. Jumlah hujan tidak cukup banyak untuk dapat menimbulkan air sebesar yang terlihat di sungai, danau, dan sebagainya. Permulaan perkembangan ilmu hidrologi di Indonesia tidak diketahui dengan jelas. Pada beberapa pendidikan tinggi pada tahun 60- an, mata kuliah hidrologi masih merupakan bagian dari mata kuliah lain seperti irigasi, bagian tenaga air. Mulai awal tahun 1970-an, ilmu hidrologi berkembang pesat, diantaranya ditandai dengan cukup banyaknya pertemuan-pertemuan ilmiah dalam bentuk seminar, loka karya, diskusi yang mempersoalkan peran ilmu hidrologi di berbagai bidang keinsinyuran. Didukung oleh suasana pembangunan secara keseluruhan, perkembangn ilmu hidrologi secara kualitatif, maupun kuantitatif menjadi sangat pesat, munculnya beberapa organisasi profesi seperti Himpunan Ahli Teknik Hidrolika Indonesia (HATHI) sangat mendukung perkembangn tersebut. Hal yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh para Hidrologi di Indonesia adalah pemahaman masalah- masalah khas Indonesia, dengan tidak mengabaikan pengalaman dan pendalaman terhadap perkembangan ilmu hidrologi secara umum. Kondisi hidrologi di Indonesia dan dimanapun adalah khas, sehingga tidak semua cara dan konsep dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidrologi di Indonesia. Masih banyak masalah hidrologi yang masih belum terselesaikan. Oleh sebab itu maka penelitian-penelitian pengembangan maupun penelitian aplikatif perlu dilakukan terus sehingga paling tidak cara-cara khas untuk menangani masalah hidrologi di Indonesia dapat ditemukan. (Analisa Hidrologi, Sri Harto Br).
5. Contoh Kasus
1) CONTOH 1 : Perubahan Lingkungan terhadap aktivitas kontruksi
(Studi kasus Kawasan Kapuk, Jakarta Utara)
Hutan AngkeKapuk yang sejak 10 Juni 1977 ditetapkan Menteri
Pertanian sebagai hutan lindung dansisanya untuk hutan wisata dan pembibitan. Namun sesuai Persetujuan perubahanfungsi tertulis dalam SK Dirjen Kehutanan 31 Juli 1982, kawasan hutan mangrove diubahmenjadi permukiman, kondominium, pusat bisnis, rekreasi, dan lapangan golf dan fungsiperkotaan lainnya.
Komponen lingkungan yang dapat mengalami degradasi adalah :
a). lingkungan Fisik
Konversi lahan hutan mangrove kapuk menjadi areal pemukiman
memberikan dampak secara langsung terhadap perubahan lingkungan fisik. Beberapa dampak yang dapatdilihat yaitu :
- Perubahan siklus hidrologi
- Abrasi Pantai
- Perubahan topografi
b). Lingkungan Biologi
Komponen lingkungan biologis yang terpengaruh dari
pengembangan konstruks adalah:
- Menurunnya keanekaragaman biota sungai, muara dan laut
- Ketidakseimbangan ekosistem
-Flora dan Fauna
c).Lingkungan Kimiawi
Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kadarlogam
Hg, Cd, Pb, dan Ni dalam air estuaria muara Angke teluk Jakarta Meningkatterus. Meningkatnya konsentrasi logam berat akibat aktivitas pembuangan limbahindustry. Limbah tersebut akan merusak ekosistem biota perairan dan juga kesehatan pada penduduk setempat.
d).lingkungan sosial, ekonomi dan budaya
Perubahan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dapat terlihat
jelas,terutama dari segi pendapatan, ada indikasi yang kaya semakin kayadan miskin semakin melarat. Semakin terlihat kesenjangan social terutama padakalangan yang berduit dengan rumah yang mewah dikawasan PIK (Pondok IndahKapuk). Kesimpulannya :
Kegiatan konstruksi pengembangan kawasan Kapuk, Jakarta Utara
tidak layak dari segi lingkungan, karena dampak akibat kerusakan lingkungan yang ditimbulkan lebihbesar. Seperti banjir yang terjadi setiap tahun akibat kurangnya daerah resapan airoleh perubahan daerah resapan air menjadi bangunan kedap air. Kerugian akibatbanjir di Jakarta jika dinominalkan sampai triliunan rupiah setiap tahun belum lagidengan aspek kesehatan masyarakat yang mengalami dampak limbah padat maupuncair. Berdasarkan konsep pembangunan yang terdiri tiga pilar yaitu social, ekonomidan ekologi, namun kebanyakan pembangunan mengabaikan aspek ekologi atau lingkungan.
2) CONTOH 2 : Kerusakan Lingkungan Akibat Reklamasi Pantai Demi
Pembangunan Industri Pariwisata
Pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran dan menciptakan keaneka-ragaman kegiatan perekonomian, seperti adanya pembangunan sektor pertambangan, pertanian, perindustria, peternakan, jasa-jasa dan pariwisata serta banyak sektor lainnya. Pariwisata memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut:
1.Air
Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen
pencucian linen hotel) dan limbah padat(sisa makanan tamu).
2. Pegunungan dan area liar
Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area
liarnya. Pembukaan jalur pendakian, pendirian hotel di kaki bukit, pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan fasilitas lainnya merupakan beberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak gunung dan area liar. 3. Pantai dan pulau
Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian
prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan infrastruktur (bandara, pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau. Lingkungan tepian pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai tradisional dan erosi pantai menjadi beberapa akibat pembangunan pariwisata
3) CONTOH 3 : Reklamasi Pantai dan Pariwisata Kaitannya dengan
pariwisata, ada beberapa kasus reklamasi akibat pembanguanan pariwisata yang menyebabkan lingkungan sekitar rusak seperti trjadinya abrasi pantai, kehancuran terumbu karang tempat ikan hias, hilangnya pekerjaan nelayan, tercabutnya tradisi lokal, dan masalah sosial lainnya. Kasus-kasus tersebut antara lain:
1.Reklamasi Pantai Donggala
Reklamasi pantai yang dilakukan sebagai aktifitas proyek jalan
lingkar kota Donggala,Saat ini telah menyebabkan pohon-pohon mangrove yang tumbuh di kawasan ini menjadi rusak, batu-batu karang yang biasanya terlihat di pinggir pantai pun sudah tidak tampak lagi, yang terlihat hanyalah tumpukan tanah kapur hasil reklamasi,yang sebahagiannya telah diratakan. 2. Reklamasi Pantai Kota Manado
Kota Manado menjadi lebih condong ke arah pantai/laut sebingga
Kawasan Boulevard lebih terbuka dan menjadi salah satu bagian depan kota yang berorientasi ke laut. Hal ini menyebabkan aktivitas masyarakat banyak terserap pada kawasan tersebut, baik untuk menikmati keindahan pantai ataupun dimanfaatkan oleh sektor informal untuk mencari nafkah. Kondisi seperti yang disebutkan di atas membawa pengaruh terhadap keberadaan ruang publik di Kawasan Boulevard. Pengembangan wilayah reklamasi di sekitar kawasan tersebut memperlihatkan gejala mulai hilangnya ruang publik yang ada. Akses masyarakat terhadap view pantai dan pesisirnya mulai berkurang seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan di wilayah tersebut.
3.Reklamasi Pantai Jerman, Kuta-Bali
Lokasi pantai ini di sebelah utara Bandara Ngurah Rai menuju ke
pusat pariwisata Kuta. Disebut pantai Jerman karena dulunya ada perumahan orang-orang Jerman. Tapi, perumahan tersebut kini tak ada lagi. Mereka terdesak abrasi, garis pantai pun makin mendekat ke daratan. Padahal, menurut cerita warga, dulu garis pantai berjarak lebih dari 500 meter dari pantai saat ini.abrasi di Pantai Jerman makin parah setelah ada reklamasi untuk pembangunan Bandara Ngurah Rai BaliLandasan pacu bandara terbesar di Bali ini memang hasil reklamasi pada 1963-1969. Reklamasi sepanjang 1,5 km dilakukan untuk memperpanjang landasan pacu seiring tujuan menjadikannya sebagai bandara internasional. Tapi, reklamasi di Bandara Ngurah Rai dalam batas tertentu bisa dimaklumi. Ada tujuan lebih besar, penyediaan transportasi publik.
4. Reklamasi Jakarta
Provinsi Jakarta, khususnya di Jakarta Utara direncanakan
pengembangan reklamasi Pantura Jakarta. Proyek itu dimaksudkan selain untuk memperbaiki kualitas lingkungan juga untuk pusat niaga dan jasa skala internasional, perumahan, dan pariwisata.Namun, harus disadari pula bahwa reklamasi pantura Jakarta bukan hanya sekadar mengeruk, kemudian memunculkan daratan baru atau untuk kepentingan komersial semata. Lebih dari itu,yang harus dipikirkan bagaimana dampak ekologis kawasan pantai dengan reklamasi tersebut. Contoh saja ketika Pantai Indah Kapuk dibangun, yang terjadi kemudian adalah akses jalan tol ke bandara tergenang air sehingga banjir. Lalu, saat PT Mandara Permai membangun Perumahan Pantai Mutiara di Muara Karang, PLTU Muara Karang pun terganggu. Padahal, pasokan listrik untuk Jakarta dan sekitarnya berasal dari PLTU Muara Karang, Jakarta Utara, Hamisi (2010) Solusi
Konstruksi Berkelanjutan
Konstruksi berkelanjutan merupakan proses konstruksi yang
menggunakan metode atau konsep, bahan bangunan yang tepat, efisien dan ramah lingkungan di bidang konstruksi. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai respon dalam penanganan pemanasan global. Dukungan diperlukan di bidang konstruksi adalah penerapan teknologi. Setiap proyek konstruksi membutuhkan berbagai sumberdaya proyek yang tidak dapat ditinggalkan, diantaranya adalah: bahan bangunan, metoda, alat, pekerja, uang. Kelima sumberdaya proyek yang tidak secara langsung mempengaruhi dalam implementasi proyek pembangunan berkelanjutan adalah uang, sedangkan empat lainnya berpengaruh langsung.
Dalam merencanakan dan merealisasikan pembangunan berkelanjutan
diperlukan totalitas dari tim proyek dengan cara:
a. Memperbaiki sistem perpindahan dan penyimpanan material serta
mengurangi sisa material konstruksi b. Mendaur ulang material seperti top soil, aspal, beton untuk bangunan baru; c. Menyiapkan persyaratan tata cara instalasi produk dan material untuk mengantisipasi terjadinya permasalahan kualitas udara; d. Memberikan pelatihan yang intensif kepada subkontraktor tentang manajemen sisa konstruksi; e. Memperhatikan tingkat kelembaban pada berbagai aspek pada saat tahap konstruksi; f. Memperhatikan kekerasan tanah pada lokasi pekerjaan untuk menjamin tidak terjadinya erosi dan sedimentasi; g. Meminimalkan pengaruh tahap konstruksi, seperti pemadatan