Anda di halaman 1dari 10

1.

Pengertian Hidrolika dan Hidrologi


Hidrolika merupakan satu topik dalam Ilmu terapan dan keteknikan
yang berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari
perilaku aliran air secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida
meletakkan dasar-dasar teori hidrolika yang difokuskan pada rekayasa
sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida, hidrolika digunakan untuk
pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga menggunakan fluida yang
dimampatkan. Topik bahasan hidrolika membentang dalam banyak aspek
sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konspen seperti aliran
tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air,
hitungan dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran
terbuka seperti sungai dan selokan.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari atau menjelaskan tentang
kehadiran dan gerakan air di alam ini. Hal ini meliputi berbagai bentuk air
yang menyangkut perubahan-perubahannya antara keadaan cair, padat dan
dalam atmosfer, di atas permukaan tanah, di dalamnya tercangkup juga air
laut yang merupakan sumber dan pusat penyimpanan air yang
mengaktifkan penghidupan di planet bumi ini. Sedangkan siklus hidrologi
adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan
tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya
mengalir kelaut kembali. Berikut gambar dari siklus hidrologi tersebut.

2. Ilmu-ilmu yang Menunjang Hidrologi


Para teknisi sangat berkepentingan dalam perencanaan dan
eksploitasi bangunan air dan untuk pengendalian bangunan air terutama
yang mengalir aliran sungai, pembuatan waduk-waduk dan saluran irigasi.
Oleh karena itu mereka terus mempelajari ilmu hidrologi dalam arti yang
luas. Karena bagian-bagiannya banyak yang berasal dari matematika, ilmu
alam, statistik, meteorologi, oseanografi, geografi, geologi, dan ilmu-ilmu
yang berhubungan dengan itu. Pada dasarnya bukan ilmu yang
sepenuhnya eksak, tetapi ilmu yang memerlukan interpretasi, pekerjaan-
pekerjaan eksperimen dalam hidrologi sangat dibatasioleh besar kecilnya
peristiwa alam dan riset dalam hal-hal tertentu. Syarat-syarat fluida mental
yang diperlukan adalah hasil-hasil data pengamatan dalam semua aspek
presipitasi, limpasan, debit sungai, infiltrasi, perkolasi, evaporasi, dan
lain-lain. Dengan data-data tersebut dan ditunjang oleh pengalaman-
pengalaman dalam banyak ilmu yang berkaitan dengan hidrologi. Maka
ahli hidrologi akan memberikan penyelesaian dalam persoalan yang
menyangkut keperluan dan penggunaannya dengan perancangan teknis
bangunan-bangunan air.

3. Penggunaan Hidrologi dalam Perencanaan Teknis


Dalam praktek, para teknisi yang berkepentingan dengan
perencanaan dan pembangunan air, tidak dapat mengabaikan hidrologi
sebagai alat penganalisa sejumlah air untuk maksud tersebut di atas.
Dengan meluasnya sumber-sumber daya air daerah-daerah pengaliran
sungai, maka perencanaan hidrologi semakin penting. Ilmu ini tidak hanya
berperan dalam perencanaan bangunan air saja, tetapi juga ikut
menentukan macam dan luas daerah pertanian yang harus dikerjakan,
penentuan letak daerah industripelayaran diperairan, pedalaman dan
sebagainya.

4. Perkembangan Hidrologi Di Indonesia


Ilmu hidrologi di dunia sudah ada sejak orang mulai
mempertanyakan dari mana asal mula air yang ada di sekelilingnya.
Zaman Leonardo Da Vinci pengertian dasar tentang hidrologi mulai
dikenal dengan benar. Ketidak mampuan para pendahulu dalam
menetapkan pengertian yang tepat karena didasari pada anggapan bahwa
tanah terlalu keras kedap (imprevius) sehingga tidak memungkinkan air
untuk masuk ke dalam tanah. Jumlah hujan tidak cukup banyak untuk
dapat menimbulkan air sebesar yang terlihat di sungai, danau, dan
sebagainya. Permulaan perkembangan ilmu hidrologi di Indonesia tidak
diketahui dengan jelas. Pada beberapa pendidikan tinggi pada tahun 60-
an, mata kuliah hidrologi masih merupakan bagian dari mata kuliah lain
seperti irigasi, bagian tenaga air. Mulai awal tahun 1970-an, ilmu
hidrologi berkembang pesat, diantaranya ditandai dengan cukup
banyaknya pertemuan-pertemuan ilmiah dalam bentuk seminar, loka
karya, diskusi yang mempersoalkan peran ilmu hidrologi di berbagai
bidang keinsinyuran. Didukung oleh suasana pembangunan secara
keseluruhan, perkembangn ilmu hidrologi secara kualitatif, maupun
kuantitatif menjadi sangat pesat, munculnya beberapa organisasi profesi
seperti Himpunan Ahli Teknik Hidrolika Indonesia (HATHI) sangat
mendukung perkembangn tersebut. Hal yang paling mendasar yang harus
dimiliki oleh para Hidrologi di Indonesia adalah pemahaman masalah-
masalah khas Indonesia, dengan tidak mengabaikan pengalaman dan
pendalaman terhadap perkembangan ilmu hidrologi secara umum. Kondisi
hidrologi di Indonesia dan dimanapun adalah khas, sehingga tidak semua
cara dan konsep dapat digunakan untuk memecahkan masalah hidrologi di
Indonesia. Masih banyak masalah hidrologi yang masih belum
terselesaikan. Oleh sebab itu maka penelitian-penelitian pengembangan
maupun penelitian aplikatif perlu dilakukan terus sehingga paling tidak
cara-cara khas untuk menangani masalah hidrologi di Indonesia dapat
ditemukan. (Analisa Hidrologi, Sri Harto Br).

5. Contoh Kasus

1) CONTOH 1 : Perubahan Lingkungan terhadap aktivitas kontruksi


(Studi kasus Kawasan Kapuk, Jakarta Utara)

Hutan AngkeKapuk yang sejak 10 Juni 1977 ditetapkan Menteri


Pertanian sebagai hutan lindung dansisanya untuk hutan wisata dan
pembibitan. Namun sesuai Persetujuan perubahanfungsi tertulis dalam SK
Dirjen Kehutanan 31 Juli 1982, kawasan hutan mangrove diubahmenjadi
permukiman, kondominium, pusat bisnis, rekreasi, dan lapangan golf dan
fungsiperkotaan lainnya.

Komponen lingkungan yang dapat mengalami degradasi adalah :


a). lingkungan Fisik

Konversi lahan hutan mangrove kapuk menjadi areal pemukiman


memberikan dampak secara langsung terhadap perubahan lingkungan
fisik. Beberapa dampak yang dapatdilihat yaitu :

- Perubahan siklus hidrologi

- Abrasi Pantai

- Perubahan topografi

b). Lingkungan Biologi

Komponen lingkungan biologis yang terpengaruh dari


pengembangan konstruks adalah:

- Menurunnya keanekaragaman biota sungai, muara dan laut

- Ketidakseimbangan ekosistem

-Flora dan Fauna

c).Lingkungan Kimiawi

Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kadarlogam


Hg, Cd, Pb, dan Ni dalam air estuaria muara Angke teluk Jakarta
Meningkatterus. Meningkatnya konsentrasi logam berat akibat aktivitas
pembuangan limbahindustry. Limbah tersebut akan merusak ekosistem
biota perairan dan juga kesehatan pada penduduk setempat.

d).lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

Perubahan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dapat terlihat


jelas,terutama dari segi pendapatan, ada indikasi yang kaya semakin
kayadan miskin semakin melarat. Semakin terlihat kesenjangan social
terutama padakalangan yang berduit dengan rumah yang mewah
dikawasan PIK (Pondok IndahKapuk).
Kesimpulannya :

Kegiatan konstruksi pengembangan kawasan Kapuk, Jakarta Utara


tidak layak dari segi lingkungan, karena dampak akibat kerusakan
lingkungan yang ditimbulkan lebihbesar. Seperti banjir yang terjadi setiap
tahun akibat kurangnya daerah resapan airoleh perubahan daerah resapan
air menjadi bangunan kedap air. Kerugian akibatbanjir di Jakarta jika
dinominalkan sampai triliunan rupiah setiap tahun belum lagidengan aspek
kesehatan masyarakat yang mengalami dampak limbah padat maupuncair.
Berdasarkan konsep pembangunan yang terdiri tiga pilar yaitu social,
ekonomidan ekologi, namun kebanyakan pembangunan mengabaikan
aspek ekologi atau lingkungan.

2) CONTOH 2 : Kerusakan Lingkungan Akibat Reklamasi Pantai Demi


Pembangunan Industri Pariwisata

Pada hakikatnya pembangunan bertujuan untuk meningkatkan


kemakmuran dan menciptakan keaneka-ragaman kegiatan perekonomian,
seperti adanya pembangunan sektor pertambangan, pertanian, perindustria,
peternakan, jasa-jasa dan pariwisata serta banyak sektor lainnya.
Pariwisata memberikan keuntungan dan kerugian, sebagai berikut:

1.Air

Air mendapatkan polusi dari pembuangan limbah cair (detergen


pencucian linen hotel) dan limbah padat(sisa makanan tamu).

2. Pegunungan dan area liar

Aktivitas di pegunungan berpotensi merusak gunung dan area


liarnya. Pembukaan jalur pendakian, pendirian hotel di kaki bukit,
pembangunan gondola (cable car), dan pembangunan fasilitas lainnya
merupakan beberapa contoh pembangunan yang berpotensi merusak
gunung dan area liar.
3. Pantai dan pulau

Pembangunan fasilitas wisata di pantai dan pulau, pendirian


prasarana (jalan, listrik, air), pembangunan infrastruktur (bandara,
pelabuhan) mempengaruhi kapasitas pantai dan pulau. Lingkungan tepian
pantai rusak (contoh pembabatan hutan bakau untuk pendirian akomodasi
tepi pantai),kerusakan karang laut, hilangnya peruntukan lahan pantai
tradisional dan erosi pantai menjadi beberapa akibat pembangunan
pariwisata

3) CONTOH 3 : Reklamasi Pantai dan Pariwisata Kaitannya dengan


pariwisata, ada beberapa kasus reklamasi akibat pembanguanan
pariwisata yang menyebabkan lingkungan sekitar rusak seperti
trjadinya abrasi pantai, kehancuran terumbu karang tempat ikan
hias, hilangnya pekerjaan nelayan, tercabutnya tradisi lokal, dan
masalah sosial lainnya. Kasus-kasus tersebut antara lain:

1.Reklamasi Pantai Donggala

Reklamasi pantai yang dilakukan sebagai aktifitas proyek jalan


lingkar kota Donggala,Saat ini telah menyebabkan pohon-pohon mangrove
yang tumbuh di kawasan ini menjadi rusak, batu-batu karang yang
biasanya terlihat di pinggir pantai pun sudah tidak tampak lagi, yang
terlihat hanyalah tumpukan tanah kapur hasil reklamasi,yang
sebahagiannya telah diratakan.
2. Reklamasi Pantai Kota Manado

Kota Manado menjadi lebih condong ke arah pantai/laut sebingga


Kawasan Boulevard lebih terbuka dan menjadi salah satu bagian depan
kota yang berorientasi ke laut. Hal ini menyebabkan aktivitas masyarakat
banyak terserap pada kawasan tersebut, baik untuk menikmati keindahan
pantai ataupun dimanfaatkan oleh sektor informal untuk mencari nafkah.
Kondisi seperti yang disebutkan di atas membawa pengaruh terhadap
keberadaan ruang publik di Kawasan Boulevard. Pengembangan wilayah
reklamasi di sekitar kawasan tersebut memperlihatkan gejala mulai
hilangnya ruang publik yang ada. Akses masyarakat terhadap view pantai
dan pesisirnya mulai berkurang seiring dengan semakin berkembangnya
pembangunan di wilayah tersebut.

3.Reklamasi Pantai Jerman, Kuta-Bali

Lokasi pantai ini di sebelah utara Bandara Ngurah Rai menuju ke


pusat pariwisata Kuta. Disebut pantai Jerman karena dulunya ada
perumahan orang-orang Jerman. Tapi, perumahan tersebut kini tak ada
lagi. Mereka terdesak abrasi, garis pantai pun makin mendekat ke daratan.
Padahal, menurut cerita warga, dulu garis pantai berjarak lebih dari 500
meter dari pantai saat ini.abrasi di Pantai Jerman makin parah setelah ada
reklamasi untuk pembangunan Bandara Ngurah Rai BaliLandasan pacu
bandara terbesar di Bali ini memang hasil reklamasi pada 1963-1969.
Reklamasi sepanjang 1,5 km dilakukan untuk memperpanjang landasan
pacu seiring tujuan menjadikannya sebagai bandara internasional. Tapi,
reklamasi di Bandara Ngurah Rai dalam batas tertentu bisa dimaklumi.
Ada tujuan lebih besar, penyediaan transportasi publik.

4. Reklamasi Jakarta

Provinsi Jakarta, khususnya di Jakarta Utara direncanakan


pengembangan reklamasi Pantura Jakarta. Proyek itu dimaksudkan selain
untuk memperbaiki kualitas lingkungan juga untuk pusat niaga dan jasa
skala internasional, perumahan, dan pariwisata.Namun, harus disadari pula
bahwa reklamasi pantura Jakarta bukan hanya sekadar mengeruk,
kemudian memunculkan daratan baru atau untuk kepentingan komersial
semata. Lebih dari itu,yang harus dipikirkan bagaimana dampak ekologis
kawasan pantai dengan reklamasi tersebut. Contoh saja ketika Pantai Indah
Kapuk dibangun, yang terjadi kemudian adalah akses jalan tol ke bandara
tergenang air sehingga banjir. Lalu, saat PT Mandara Permai membangun
Perumahan Pantai Mutiara di Muara Karang, PLTU Muara Karang pun
terganggu. Padahal, pasokan listrik untuk Jakarta dan sekitarnya berasal
dari PLTU Muara Karang, Jakarta Utara, Hamisi (2010)
Solusi

 Konstruksi Berkelanjutan

Konstruksi berkelanjutan merupakan proses konstruksi yang


menggunakan metode atau konsep, bahan bangunan yang tepat, efisien dan
ramah lingkungan di bidang konstruksi. Hal tersebut perlu dilakukan sebagai
respon dalam penanganan pemanasan global. Dukungan diperlukan di bidang
konstruksi adalah penerapan teknologi. Setiap proyek konstruksi
membutuhkan berbagai sumberdaya proyek yang tidak dapat ditinggalkan,
diantaranya adalah: bahan bangunan, metoda, alat, pekerja, uang. Kelima
sumberdaya proyek yang tidak secara langsung mempengaruhi dalam
implementasi proyek pembangunan berkelanjutan adalah uang, sedangkan
empat lainnya berpengaruh langsung.

Dalam merencanakan dan merealisasikan pembangunan berkelanjutan


diperlukan totalitas dari tim proyek dengan cara:

a. Memperbaiki sistem perpindahan dan penyimpanan material serta


mengurangi sisa material konstruksi
b. Mendaur ulang material seperti top soil, aspal, beton untuk bangunan baru;
c. Menyiapkan persyaratan tata cara instalasi produk dan material untuk
mengantisipasi terjadinya permasalahan kualitas udara;
d. Memberikan pelatihan yang intensif kepada subkontraktor tentang
manajemen sisa konstruksi;
e. Memperhatikan tingkat kelembaban pada berbagai aspek pada saat tahap
konstruksi;
f. Memperhatikan kekerasan tanah pada lokasi pekerjaan untuk menjamin
tidak terjadinya erosi dan sedimentasi;
g. Meminimalkan pengaruh tahap konstruksi, seperti pemadatan

Anda mungkin juga menyukai