Anda di halaman 1dari 8

MENGGALI TEOLOGI KRISTEN

ISU KRUSIAL YANG DIPERDEBATKAN TENTANG


HAKIKAT ALLAH

Disusun oleh:
KELOMPOK 2

NAMA:-ORILLIO PASKANA TANJUNG


-MERLYN CAROLINE SAGALA
-RISMA ULI SIAHAAN
KELAS:18K01
DOSEN:SAHMI PURBA

AMIK TUNAS BANGSA


KOTA PEMATANGSIANTAR
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “ TIDAK HAWATIR “ ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengajarkan
pada semua orang agar selalu percaya kepada Yesus Kristus dan tidak
merasa khawatir untuk masa yang akan dating.
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah.
Kami tahu makalah kami memang jauh dari kesempurnaan maka dari
itu,kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar
menjadi panduan dalam penyusunan makalah kami berikutnya.

Pematangsiantar, September 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teologi merupakan hubungan yang sangat erat hubungannya
dengan pemikiran yang ilahi dan menyingkapkan berbagai hal yang
mungkin sangat diperlihatkan oleh setiap manusia. Oleh karena itu
dalam hal memahami arti teologi harus memiliki pemahaman yang
benar-benar membuat orang mempelajari teologi itu bukanlah main-
main. Dengan mempelajari dan meneliti iman Kristen dari aspek
doktrinnya secara sistematis dan logis, akan bermanfaat bagi para
mahasiswa teologia maupun kaum awam yang ingin mempelajari
teologia.
Teologi sistematika membahas tentang Allah. Disini penulis
membahas “manfaat belajar teologi” . Disini penulis membahas
penting belajar, sumber-sumber, sifat, serta syarat untuk belajar
teologi.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan adalah untuk melaksanakan kewajiban
sebagai seorang mahasiswa, mengerjakan tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing. Dengan adanya makalah ini, pembaca dapat
menambah wawasan tentang teologi.

BAB II
MANFAAT BELAJAR TEOLOGI

A. Definisi Teologi
Istilah teologi tidak mudah didefinisikan, sekalipun jelas
bahwaistilah teologi berasal dari dua kata Yunani yakni: Theos
(Allah) Dan logos (kata, penelitian, ilmu), namun ini telah dipakai
secara luas. Secara etimologi theologi berarti ajaran tentang Allah.
sdangkan secara luas yaitu keseluruhan ajaran kristen untuk
memahami istilah teologis dalam lingkingan iman kristen, maka
makna secara etimologi tidak cukup.
Definisi teologi menurut Chafer sebagai mengoleksi, menyusun
secara ilmiah, membandingkan, mendemonstrasikan dan
mempertahankan semua fakta dari sumber manapun yang berkaitan
dangan Allah dan ajarannya. [1]

B. Pentingnya Belajar Teologi


1. Sebagai penjelasan tentang kekristenan
Teologi sitematika penting sebagai studi penelitian dan penjelasan,
demikian pula pengorganisasian scara sistematis dari dokrtin-doktrin
yang merupakan dasar dan penting bagi kekristenan.
2. Sebagai apologetik
Teologi sistematika memampukan orang kristen untuk
mempertahankan kepercayaan mereka secara rasional terhadap lawan-
lawan iman mereka.
3. Sebagai alat untuk kepercayaan orang kristen
Teologi sistematika adalah esensi dari kebenaran orang kristen: ini
berarti bahwa teologi sistematika adalah kebenaran-kebenaran yang
esensial bagi kedeasaan orang percaya.[2]

C. Syarat-syarat Belajar Theologi

1. Inspirasi kitab suci, apabila doktrin ini ditinggalkan, maka hal


itu akan menjadikan penalaran sebagai sumber otoritas dari penalaran
akan duduk sebagai hakim atas teks kitab suci.
2. Pendekatan ilmiah, teologi harus ilmiah, dalam arti menerapkan
seni secara umum, budaya dan bahasa Alkitab dalam menarik
konklusi teologis.
3. Objektivitas, teologi harus berdasarkan pada riset induktif dan
konkluksi-konkluksi, bukan berdasarkan penalaran secara deduktif.
4. Iluminasi, orang percaya dibantu oleh pelayanan Roh Kudus,
yaitu iluminasi untuk membimbing orang percaya pada suatu
pegertian akan kebenaran ilahi (1 Kor 2:11-13).
5. Pengakuan akan keterbatasan manusia, pada wakt menerapkan
metode, para murid harus menyadari keterbatasannya. Manusia tidak
akan pernah bisa memahami Allah secara total, ia harus puas dengan
pengetahuan yang terbatas.[3]

D. Sumber-sumber Teologi
1. Kitab suci merupakan sumber utama bagi teologi yang
mewahyukan tentang Allah dan relasi manusi dengan Dia. apabila
Allah telah mewahyukan diri-Nya. Kitab suci adalah sumber utama
dari pengetahuan manusia akan Allah. Disamping itu alam semesta
juga menjadi sumber utama pengetahuan akan Allah (Maz 19). Alam
yang diwahyukan secara harmonis, adalah saksi yang terus menerus
tentang sifat-sifat Allah, kuasa-Nya, dan natur ilahinya (Rm 1:20).
2. Pengakuan-pengakuan doktrinal, misalnya Kredo Nicea, adalah
penting bagaimana orang kristen yang lain telah mengerti konsep
teologi.
Tradisi, meskipun bisa salah namun penting untuk dapat
memahami afirmasi tentang iman kristen.
Penalaran dibimbing oleh Roh Kudus, adalah juga
suatu sumber teologi. Namun penalaran tetap harus takluk pada
supranatural, daripada berusaha untuk menjelaskannya.[4]

E. Sifat Teologi

1. Bersifat adikodrat, kebenaran teologi bukanlah kebenaran yang


dapat dibuktikan secara empiris dan masuk akal, tetapi kebenaran
yang dapat diterima oleh iman karena wahyu Allah.
2. Bersifat ilmiah, nampak dalam cara para teolog dalam
mengadakan penelitian secara metode dicarilah kebenaran yang mana
yang diwahyukan dan apa maksud dari wahyu tersebut.
3. Teologi berbeda dengan objek formalnya. Sebagai ilmu iman,
teologi mempelajari wahyu Allah. Objek material adalah apa yang
diwahyukan Allah.[5]

F. Manfaat Belajar Teologi


Supaya kita dapat mengetahui:
1. Keberadaan Allah
Bukti Alkitab, manusia sudah mempunyai kesadaran di dalam
dirinya tentang keberadaan Allah (meskipun hanya samar-samar),
tetapi menolak kesaksian ini. Tugas orang Kristen adalah
menghadapkan orang bukan Kristen dengan Allah, bukan untuk
mempertimbangkan perkiraan bahwa mungkin Allah ada. Orang
berdosa hanya dapat memperoleh pengetahuan sesungguhnya tentang
Allah melalui dilahirkan kembali oleh Roh Kudus pada waktu mereka
mendengar Injil, Rom 1:18-32.
2. Pengenalan Akan Allah
a. Kemungkinan pengenalan akan Allah
1. Pengertian bahwa Allah tidak dapat dimengerti tapi dapat dikenali.
a. Allah tidak dapat dimengerti/dipahami secara mutlak Ayub
11:7 Yes 40:18 Ulangan 29:29
b. Tapi dapat dikenali secara pribadi Yoh 14:7 Yoh 17:3 1Yo 5:20
2. Penyataan Allah sendiri sebagai syarat mutlak untuk pengenalan
akan Allah
b. Penyataan Allah: Perbuatan Allah yang
menyatakan/menunjukkan kebenaran- kebenaranNya kepada manusia.
c. Penyataan dan agama-agama lain
d. Penyataan sebagai sumber untuk mengenal Allah.[6]
3. Aribut Allah
a. Ketidakberubahan Allah Allah tidak berubah dalam hakekat/jati
diri-Nya, kesempurnaanNya, tujuanNya, dan janji-janji-Nya; namun
demikian Allah memang bertindak dan merasakan emosi, Ia bertindak
dan merasakan secara berbeda dalam meresponi situasi-situasi yang
berbeda.
1. Allah tidak berubah sesuai dengan yang dinyatakan dalam
Alkitab. Maz 102:25-27; Mal 3:6; Yak 1:17
2. Apakah Allah kadang-kadang berubah pikiran? Kel 32:9-14;
Yes 38:1-6; Yun 3:4, 10; Kej 6:6; 1Sam 15:10.
3. Proses Theologi Kalau Allah tidak berubah, maka tidak ada
satupun tindakan manusia yang mempengaruhi/berarti untuk Tuhan.
Oleh karena itu Allah harus berubah, supaya hidup/tindakan manusia
berarti.
4. Pentingnya doktrin Ketidakberubahan Allah. Allah tidak
mungkin berubah untuk lebih baik atau lebih buruk, Kalau Allah
berubah maka berarti janji-janji Allah juga tidak mungkin bisa
dipercayan.
b. Kekekalan Allah Allah tidak mempunyai awal atau akhir; atau
urutan-urutan momen dalam hakekat-Nya. dan Ia melihat semua
waktu secara jelas dan "sederajad"; Allah melihat semua peristiwa
dalam waktu dan bertindak dalam waktu. Doktrin ini mengajarkan
bahwa Allah tidak terbatas/dibatasi oleh waktu. Allah tidak berubah
dengan/oleh waktu. (Maz 90:2, 4; Ayu 36:26; Wah 1:8; 4:8; Yoh
8:58; Kel 3:14). Bagi Allah peristiwa masa lampau atau yang akan
datang dan juga sekarang adalah sama jelasnya bagi Allah.
c. Kemahahadiran Allah Allah tidak mempunyai dimensi bentuk
atau tempat dan Ia, ada/hadir pada setiap tempat dengan seluruh
hakekatNya; namun demikian Allah bertindak secara berbeda di
tempat yang berbeda. Allah hadir dimana- mana: Ula 10:14; Yer
23:23-24; Maz 139:7-10 Allah ada dimana-mana 1Ra 8:27; Yes 66:1-
2; Kis 7:48.
d. Kesatuan Allah Allah tidak terbagi-bagi dalam bagian-bagian;
namun demikian kita melihat atribut-atribut Allah berbeda ditekankan
pada saat-saat yang berbeda.[7]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam makalah ini penulis membahas “Manfaat Belajar Teologi”.
Teologi yang berbicara tentang Allah dan manfaat belajar teologi
adalah manfaat bagi pembaca belajar tentang Allah. Banyak cara
manusia belajar tentang Allah yaitu dengan berbagai hal seperti
sumber-sumber belajar teologi itu juga sangat bagus dan bermanfaat.

B. Saran
Dalam membuat makalah ini penulis banyak kekurangan
yang harus di perbaharui dalam membuat makalah ini. Dan penulis
juga tidak luput dari kesalahan serta penuis sendiri mengharapkan
saran dari setiap pembaca untuk memperbaiki makalah ini, supaya
penulis dapat membuat makalah lebih baik lagi untuk kedepannya.

[1] Paul Enns. The Moody Hand Book Of


Theology. (Malang: Literatur Saat, 2003), 177
[2] Pdt. Uli Saut P. Nainggolan, M.Th. Diktat Pengantar
Teologi Sistematika. (Jakarta: STT IKSM SA, 2009), 3
[3] Paus Enn, Loc Cit, 181
[4] Pdt. Uli Saut P. Nainggolan, M. Th. Loc Cit, 5
[5] Pdt. Uli Saut P. Nainggolan, 6
[6] http://sabda.org/learning/baca.php?b=teo_sistem
[7] Ibid.

Anda mungkin juga menyukai