Fitri
Fitri
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tiga faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni pendarahan,
hipertensi saat hamil atau pre eklamasi dan infeksi. Pendarahan menempati
persentase tertinggi penyebab kematian ibu (28%) (Profil Kesehatan Aceh, 2010).
Anemia dan Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab
utama terjadinya pendarahan yang merupakan faktor kematian ibu. Di berbagai
negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh
pendarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10 % sampai hampir 60 %.
Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah mengalami pendarahan
pasca persalinan, namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat
(anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan
(WHO, 2010)
Kesehatan ibu sering didiskusikan bersamaan dengan kesehatan anak,
karena dua hal ini tidak dapat dipisahkan. Bila kita melihat MDGs butir keempat
yaitu bertujuan untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB). Target utama
yang ingin dicapai adalah menurunkan AKB 2/3 pada tahun 2015. Angka
kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi merupakan indikator kuat untuk
menilai keberhasilan pembangunan kesehatan, karena itu menjadi acuan dalam
pencapaian MDGs. Keberhasilan sistem kesehatan terletak pada ketersediaan
tenaga kesehatan, fasilitas baik sarana dan prasarana yang mudah diakses,
terjangkau, dapat diterima, mempunyai kualitas yang bagus serta tidak ada
diskriminasi dalam memberi layanan (Istifadah, 2014)
Salah satu indikator penting yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
menilai derajat kesehatan suatu bangsa adalah “angka kematian ibu dan bayi”.
Sampai saat ini, Indonesia termasuk salah satu negara dengan angka kematian
ibu dan bayi yang cukup tinggi. Kematian ibu dan bayi biasanya terjadi sejak
masa kehamilan sampai dengan masa nifas. Oleh karena itu, pemdampingan
maksimal dan deteksi awal perlu dilakukan sedini mungkin (Sulistyawati, 2010).
Angka kematian ibu adalah Jumlah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan. Kematian yang dihitung
dapat terjadi karena kehamilannya, persalinannya dan masa nifas bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Untuk mengetahui besaran
masalah kesehatan ibu, indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Ibu
(AKI). Perhitungan AKI disetiap kabupaten/kota sulit dilakukan, karena jumlah
kelahiran hidup tidak mencapai 100.000 kelahiran dan masih ada kemungkinan
under reported. Upaya efektif untuk menurunkan angka kematian ibu adalah
dengan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan profesional
di fasilitas kesehatan, meningkatkan penggunaan kontrasepsi paska salin dan
penanganan komplikasi maternal. jumlah kematian ibu pada tahun 2012 di Aceh
sebanyak 170 kasus. AKI tahun 2012 di Aceh sebesar 192/100.000 Lahir Hidup
(Profil Aceh, 2012).
Jumlah kematian ibu di Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2014 sebanyak 9
orang Kematian terbanyak terjadi pada ibu hamil dan ibu nifas masing-masing
sebesar 4 kasus. Hal ini juga diperngaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Semakin
muda usia ibu maka akan semakin rendah tingkat pendidikan ibu sehingga
pengetahuan ibu akan semakin kurang mengenai tablet Fe namun sebaliknya
semakin tinggi usia ibu maka akan semakin tinggi pula tingkat pendidikan ibu
sehingga tingkat pengetahuan ibu tentang tablet Fe akan semakin tinggi. Usia
serta paritas ibu juga sangat mempengaruhi pengetahuan ibu, hal ini dikarenakan
semakin muda usia ibu maka akan semakin sedikit pengetahuan yang ibu miliki,
namun semakin tua usia ibu pengetahuan ibu akan semakin banyak karena
banyaknya pengalaman serta lingkungan yang mendukung. Dari segi paritas
akan semakin tinggi paritas ibu akan semakin banyak pengetahuan ibu, hal ini
dikarenakan dalam setiap kehamilan ibu akan mendapatkan penyuluhan
mengenai kehamilan ibu sehingga pengetahuan ibu akan semakin tinggi (Profil
Dinas Kesehatan Aceh Tengah, 2013)
B. Tujuan
C. Manfaat
1. Secara Teoritis
Penelitian ini memberikan manfaat sebagai penerapan proses berfikir
secara ilmiah dan sebagai media menambah wawasan ilmu pengetahuan
terutama menambah pengetahuan ilmu kebidanan khususnya mengenai
Asuhan Kebidanan Laporan Tugas Akhir Kehamilan, persalinan, Nifas dan
Bayi Baru Lahir.
2. Secara Praktis/klinis
a) Untuk Kebijakan Daerah
Meningkatkan program Dinas Kesehatan khususnya mengenai Asuhan
Kebidanan Laporan Tugas Akhir Kehamilan, persalinan, Nifas dan Bayi
Baru Lahir
b) Untuk Pelayanan
Meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya mengenai Asuhan
Kebidanan Laporan Tugas Akhir Kehamilan, persalinan, Nifas dan Bayi
Baru Lahir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Ibu hamil adalah seorang ibu yang mengandung janin setelah hasil
terjadinya ovulasi atau pertemuan sperma dan ovum sehingga menghasilkan
sel telur dan selanjutnya berkembang di rahim ibu selama 9 bulan atau 36
minggu (Wongso, 2013).
d. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi (menyusui). Akibatnya
pengaruh dari hormone akan terjadi penimbunan air dan garam sehingga
payudara menjadi lebih besar. Proses pembesaran ini akan menyebabkan
saraf tertekan dan menimbulkan rasa sakit. Kelenjar pada daerah sekitar
putting tampak makin jelas. Puting susu makin menonjol. Akibat pengaruh
hormone pula akan terjadi rangsangan pengeluaran kolostrum (cairan).
Sesudah melahirkan kolostrum tampak agak kental dan berwarna kuning.
Pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi.
e. Cairan Tubuh
Selama kehamilan, diduga cairan tubuh wanita bertambah sekitar
40%. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya hormon estrogen yang
berefek retensi (menahan) air. Jika tidak timbul faktor penyulit, kondisi
seperti ini dianggap normal.
f. Volume Darah
Selama kehamilan, volume darah semakin meningkat. Jumlah
serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi
semacam pengenceran darah. Proses ini mencapai puncaknya pada usia
kehamilan 32 minggu. Serum darah bertambah sebesar 25-30%,
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
g. Sel Darah Merah
Selama kehamilan terjadi penambahan sel darah merah sekitar
18%. Jika wanita hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, volume darah merah akan bertambah sekitar 30%. Penambahan ini
tidak seimbang dengan kecepatan penambahan volume darah. Akibatnya
akan terjadi pengenceran darah yang disertai anemia secara alami.
h. Sistem Respirasi (Pernafasan)
Sistem respirasi wanita hamil mengalami perubahan karena
kebutuhan oksigen bertambah sekitar 18%, ventilasi meningkat sekitar
40%, kapasitas pertukaran udara pada satu pernafasan normal naik dari
500ml menjadi 700 ml, dan resional volume menurun. Sebagai
kompensasi, ibu hamil akan berbafas lebih dalam sekitar 20-25% dari
pernafasan normalnya. Kondisi ini harus diperhatikan oleh ibu hamil
karena di tengah kehamilannya baju menjadi sempit di daerah diafragma.
i. Sistem Pencernaan dan Sistem Urine
Organ ginjal mengalami perubahan selama kehamilan. Ginjal
akan bertambah panjang dan berat. Fungsi penyaringan pun semakin
meningkat sehingga zat-zat dan vitamin yang larut dalam air hilang
terbawa oleh air seni. Kondisi ini akan menyebabkan proses pengeluaran
air seni dari ureter kanan terhambat. Di lain pihak produksi air seni cukup
banyak. Akibatnya akan terjadi penahanan air seni sampai ke ginjal yang
mengakibatkan terjadinya infeksi pada ginjal kanan.
j. Pigmentasi
Selama kehamilan, kulit mengalami perubahan deposit pigmen
dan hiperpigmentasi karena pengaruh hormone. Umumnya, garis
pertengahan kulit perut mejadi jelas berpigmen, Bercak-bercak kecoklatan
tidak teratur dengan berbagai ukuran tampak pada wajah dan leher.
Peregangan kulit akan muncul di sekitar perut, payudara, bokong dan
pangkal paha. Setelah melahirkan, perubahan kulit ini akan berubah
menjadi keperak-perakkan
a. Mual-Muntah
b. Gangguan Berkemih
Gangguan ini paling sering dialami ibu hamil, namun ibu sering
tidak menyadari karena gejalanya tidak muncul atau gejalanya muncul tapi
diabaikan. Keluhan yang dirasakan biasanya anyang-anyangan atau
sering terasa ingin kencing tapi tidak keluar, kencing tapi jumlahnya
sedikit-sedikit saja, atau nyeri saat berkemih. Jika infeksi tidak ditangani
segera, bisa terjadi keluhan yang semakin hebat seiring dengan infeksi
yang meluas. Yang terberat, tidak bisa BAK, muncul demam tinggi,
menggigil dan bahkan bisa meninggal karena terjadi infeksi kuman di
seluruh tubuh (sepsis). ISK dapat dicegah dengan selalu menjaga
kebersihan organ intim dan tidak menahan BAK.
d. Sesak nafas
Meski jarang dikeluhkan ibu hamil, bukan berarti masalah ini jarang
terjadi. Paling tidak ada beberapa masalah yang kerap terjadi, yaitu air liur
berlebihan (hipersalivasi). Hal ini dialami terutama di awal kehamilan
namun tidak berakibat serius bagi ibu maupun janin, Gusi berdarah.
Kelainan gusi akibat hormon kehamilan adalah epulis gravidarum, yaitu
keadaan dimana gusi membengkak dan tumbuh hingga di sela-sela gigi.
Radang gusi. Ditandai dengan gusi yang lebih merah dari biasanya,
bengkak, mudah berdarah dan nafas tidak sedap. Gangguan ini dapat
menimbulkan kontraksi yang berlebihan. Padahal kontraksi yang
berlebihan bisa menyebabkan persalinan prematur.
f. Varises
g. Keletihan
h. Sakit Punggung
j. Kaki Bengkak
k. Preeklamsia
l. Sakit Kepala
n. Gatal-Gatal