PENDAHULUAN
1
penularan penyakit. Hal ini terwujud bila ditunjang dengan keadaan sanitasi Tempat
Pengolahan Makanan (TPM) yang baik dan dipelihara secara bersama oleh pengusaha dan
masyarakat, karena tempat pengolahan maknaan memiliki potensi yang cukup besar untuk
menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan keracunan akibat dari makanan yang
dihasilkan. Dengan demikian kualitas makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh
TPM harus memenuhi syarat-syarat kesehatan. Melalui makalah ini kami akan membahas
tentang faktor lingkungan yang terkait dengan sanitasi tempat pengolahan makanan mulai
dari persyarat tempat pengolahan makanan yang baik dan manfaat memiliki sanitasi tempat
pengolahan makanan yang baik.
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM).
b. Untuk mengetahui persyaratan dari Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM).
c. Untuk mengetahui cara Pembersihan dan Pemeliharaan Tempat Pengolahan
makanan(TPM).
d. Untuk mengetahui manfaat dari Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan (TPM).
2
BAB II. PEMBAHASAN
3
penghancur bahan makanan, alat mengocok telur bertenaga listrik), memungkinkan untuk
membangun dapur berdekatan dengan ruang makan. Untuk memudahkan mencuci bahan
makanan yang akan diolah, atau piring, dan peralatan lainnya, dibuat bak cuci permanen
pada salah satu dinding dapur, oleh karena itu dapur mempunyai peranan yang penting
dalam proses pengolahan makanan sehingga, kebersihan dapur dan sekitarnya harus terus
dijaga dan harus mememnuhi persyaratan sanitasi.
4
membuat sudut mati) dengan tujuan agar sisa-sisa kotoran mudah dibersihkan dan
tidak tertinggal atau menumpuk di sudut-sudut lantai. Pemakaian karpet sebagai
penutup lantai harus dari bahan yang mudah dibersihkan. Karpet tidak boleh
digunakan pada area preparasi makanan, ruang penyimpanan, dan area pencucian
peralatan karena akan terekspos air atau minyak ( cichy, 1984).
2. Dinding
Dinding pada tempat pengolahan sekurang – kurangnya satu meter diatas
permukaan lantai harus kedap air. Permukaan dinding bagian dalam harus rata
berwarna terang , halus, kuat dan kokoh, taham lama, tahan garam, tahan asam,
tahan basa, dan bahan kimia lainnya seta mudah dibersihkan. Dinding tidak dalam
keadaan rusak dan lembab.
Permukaan dinding yang sering terkena percikan air misalnya di tempat
pencucian dan tempat percikan dipasang porelin atau logam anti karat setinggi 2
(dua) meter dari langit. Tinggi dua meter dimaksudkan sebagai batas jangkauan
tangan dalam posisi berdiri, sehingga bilamana dinding pada jangkauan tersebut
dipasang porselin dapat mudah dibersihkan untuk itu, apabila digunakan pelapis
dinding, bahannya harus tidak beracun ( nontoxic).
Dari segi keamanan, dapur harus di buat dari bahan yang tidak mudah terbakar.
Kalau keuangan mengijinkan, ¾ dinding dibuat dari tegel porselin, tetapi bila
tidak mungkin di cat pun baik; kedua macam dinding tersebut selain tidak mudah
terbakar, dapat du cuci bila perlu. Dari segi kepraktisan dapur seharunya
berdekatan dengan ruang makan.
3. Atap
Atap pada pengolahan makanan air harus dibuat kedap air dan tidak bocor.
Tidak mudah terbakar atau tahan lama serta konstruksinya bebas tikus. Tinggi
langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai, makin tinggi langit-langit, makin
baik perysratannya, karena jumlah oksigen ruangan semakin banyak.
4. Langit-langit : langit-langit harus terbuat dari bahan yang tahan debu, tahan lama,
kedap air, dan mudah dibersihkan. Luas langit-langit harus menutupi permukaan
bawah atap dan rata, konstruksi bebas tikus dan sekurunag-kurangnya 2,4 meter
5
dari permukaan lantai. Permukaan langit-langit bagian dalam harus rata dan
berwarna ternag, kedap air, mudah dibersihkan, dan dalam keadaan bersih.
5. Pencahayaan : pecahayaan sebaiknya tidak menyilaukan dan tersebar merata
sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan bayangan nyata. Intensitas
pencahayaan/ penerangan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan
pengolahan makanan secara efektif dan kegiatan pembersih ruangan.
6. Penghawaan atau ventilasi : penghawaan ini harus cukup, sehingga tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat menjaga keadaan nyaman .Suhu
nyaman berkisar 28oc-32oc, sehingga Ventilasi yang cukup dapat mencegah udara
dalam ruangan menjadi panas, mencegah terjadinya kondensasi uap air atau lemak
pada lantai, dinding atau langit, dan membuang asap, bau dan pencemaran lain
dari ruangan. Luas ventilasi ini minimal 10% dari luas lantai ruangan. Ventilasi
dapat diperoleh secara alamiah dengan membuat lubang penghawaan yang cukup.
Lubang penghawaan bisa berupa penghawaan tetap dan ditutup ( misalnya jendela
yang bisa dibuka dan dituttup). Bila ventilasi alamiah tidak dapat memenuhi
persyaratan maka bisa dibuat ventilasi buatan berupa ventilasi mekanis, misalnya
kipas angin dan AC.
7. Pintu dan Jendela
Pintu di ruangan memasak harus dapat ditutup sendiri (self closing) dan membuka
ke arah luar. Jendela, pintu dan lubang ventilasi harus dilengkapi dengan kawat
kasa yang dapat dibuka dan dipasang. Semua pintu dari ruang tempat pengolahan
makanan dibuat menutup sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kawat
kasa, tirai plastik, pintu rangkap dan lain-lain. Setiap bagian bawah pintu
sebaiknya dilapisi dengan logam setinggi 36 cm., untuk mencegah masuknya
tikus. Jarak pintu dengan lantai harus cukup rapat dan tidak lebih dari 5mm. Pintu
dapur dibuat membuka kearah luar dengan maksud agar:
a. Mencegah masuknya lalat, karena pada saat pintu dibuka terjadi dorongan
angin sehingga lalat menjauh dari pintu.
b. Untuk memudahkan penyelamatan diri pada waktu keadaan darurat seperti
kebakaran dan sebagainya. Pada waktu panik, pintu langsung terdorong ke
arah luar.
6
8. Pembuangan Asap
Persyaratan sanitasi tempat pengolahan makanan untuk pembuangan asap adalah
dapur harus dilengkapi dengan pengumpal asap dan juga harus dilengkapi dengan
penyedot asap untuk mengeluarkan asap dan cerobongnya.
9. Penyediaan Air bersih
Air bersih harus tersedia dengan cukup untuk seluruh kegiatan pengolahan
makanan. Kualitas air bersih harus memenuhi syarat Peraturan Menteri kesehatan
nomor: 461/menkes/Per/IX/1990 yaitu air bersih secara fisik adalah jernih, tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau dan bebas dari kuman penyakit. Untuk
air biasa harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan.
10. Penampungan dan Pembuangan Sampah
Sampah harus ditangani sedemikian rupa untuk menghindari pencemaran
makanan dari tempat sampah harus dipisahkan antara sampah basah dan sampah
kering serta diusahakan pencegahan masuknya serangga ketempat pembuangan
sampah yang memenuhi syarat kesehatan antara lain:
a. Terbuat dari bahan yang kuat dan tidak mudah berkarat.
b. Mudah dibersihkan dan bagian dalam dibuat licin, serta bentuknya dibuat
halus.
c. Mudah diangkat dan ditutup.
d. Kedap air, terutama menampung sampah basah.
e. Tahan terhadap benda tajam dan runcing.
Disamping itu sampah harus dikeluarkan dari tempat pengolahan makanan
sekurang-kurangnya setiap hari. Segera setelah sampah dibuang, tempat sampah
dan peralatan lain yang kontak dengan sampah harus dibersihkan.
11. Pembuangan Limbah
Harus ada sistem pembuangan limbah yang memenuhi syarat kesehatan. Bila
tersedia saluran pembuangan air limbah di Kota, maka sistem drainase dapat
disatukan dengan alur pembuangan tersebut harus didesain sedemikian rupa
sehingga air limbah segera terbawa keluar gedung dan mengurangi kontak air
limbah dengan lingkungan di luar sistem saluran.
7
12. Perlindungan dari serangga dan tikus
Serangga dan tikus sangat suka berserang ataupun berkembang biak pada tempat
pengolahan makanan, oleh karena itu pengendaliannya harus secara rutin karena
binatang tersebut bisa sebagai pembawa penyakit dan sekaligus menimbulkan
kerugian ekonomi.
Karena kebiasaan hidupnya, mereka dapat menimbulkan gangguan kesehatan .
Mereka dapat memindahkan kuman secara mekanis baik langsung kedalam
makanan/bahan makanan atau langsung mengontaminasi peralatan pengolahan
makanan dan secara biologis dengan menjadi vektor beberapa penyakit tertentu.
Beberapa penyakit penting yang dapat ditularkan/disebarkan antara lain demam,
malaria, disendtri, pest. Infestasi serangga tikus, tikus dapat pula menimbulkan
kerugian ekonomi karena mereka merusak bahan pangan dan peralatan
pengolahan makanan.
13. Jamban dan Peturasan
Tempat Pengolahan Makanan (TPM) harus mempunyai jamban dan peturasan
yang memenuhi syarat kesehatan serta memenuhi pedoman pumbling Indonesia.
Jamban harus dibuat dengan leher angsa dan dilengkapi dengan air penyiraman
dan untuk pembersih badan yang cukup serta tissue dan diberi tanda
pemberitahuan bahwa setiap pemakai harus mencucui tangan dengan sabun
sesudah menggunakan jamban.
14. Fasilitas Pencucian peralatan dan bahan makanan
Terbuat dari bahan yang tidak kuat, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.
Peralatan dan bahan makanan yang telah disimpan dalam tempat yang terlindung
dari kemungkinan pencemaran oleh serangga, tkus dan serangga lainnya.
15. Tempat cuci tangan
Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan mauppun
bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan tertutup,
bak penampungan, sabun dan pengering.
8
2. Tata Letak Dapur
Tata letak peralatan dapur yang baik pada dasarnya harus memenuhi 2 tuntutan yaitu :
9
a. Prinsip pembersih ruangan
Pada prinsipnya pembersihan ruangan adalah sebagai berikut:
Tersedia sarana pembersih.
Mengetahui jenis lantai, dinding, plafon, ventilasi dan karakteristiknya.
Menggunakan teknik dan prosedur yang benar dan sesuai dengan tujuannya.
Waktu dan frekuensi pencucian atau pembersih.
b. Sarana pencucian/pembersih ruangan
Sarana yang diperlukan adalah peralatan, air, deterjen, desinfektan dan deodorant.
Peralatan mesin tentu lebih efektif daripada manual untuk bidang yang lebih luas,
akan tetapi akan sulit untuk bidang kerja yang lebih sempit. Contohnya seperti:
Sapu yang digunakan sebagai pembersih debu dan sampah yang agak kecil,
mulai dari yang halus sampai yang kasar.
Brush (sikat) untuk membersihkan kotoran atau noda yang sulit dibersihkan
oleh sapu seperti kotoran pada celah atau kotoran yang lengket di lantai, mulai
dari bulu, plastik dan logam.
Kain pel untuk membersihkan sekaligus mengeringkan lantai dan permukaan
yang dibersihkan lainnya, mulai dari kain kasar sampai bahan kanebo.
Monceng yang digunakan untuk membersihkan debu yang menempel pada
kca, meja dan perabotan, mulai dari bulu ayam, sintesis dan bulu palsu.
Kain lap yang digunakan untuk melap barang-barang agar bersih dari kotoran
dan debu, seperti lap meja, lap tangan, lap piring dan sebagainya.
Mesin penghisap debu
Untuk membersihkan debu pada lantai.
c. Cara pembersihan peralatan lainnya adalah:
Tangga, pegangan pintu/jendela, pipa-pipa dicuci dengan kain atau air dan
deterjen dibersihkan setiap minggu.
Semua permukaan atas meja kerja, kursi dan kakinya dicuci dan dilap dnegan
air panas, deterjen, dan dibersihkan setiap selesa dan dipergunakan.
Mesin pengiris/pemotong/penggiling daging, bumbu, cabe. Pertama-tama
matikan mesinnya, cabut sambungan listriknya, bongkar dan pisahkan bagian-
bagian yang tidak boleh kena air. Rendam bagian yang boleh kena air panas
10
yang diberi deterjen dan keringkan dan pembersihan dilakukan selesai
dipergunakan.
Mesin cuci piring, gelang, sendok dan lain-lain disikat, dengan kain basah
yang diberi deterjen.
Almari, laci, rak-rak dan tempat penyimpanan lainnya. Dipindah isi dari
almari kemudian dibersihkan dnegan kain basah dan dikeringkan dan
dibersihkan setiap minggu.
Troli (kereta dorong) dan ban berjalan dibersihkan dengan kasin basah
menggunakan air, deterjen, kemudian dikeringkan dan dilakukan rutin setiap
seminggu sekali.
Lemari pendingin/pembeku. Pertama matikan kontaknya dengan listrik,
setelah bunga es mencair bersihkan dengan kain basah menggunakan air,
deterjen, kemudia dikeringkan. Pembersihan dilakukan sebulan sekali.
Pintu penutup plastik
Dibersihkan dengan kain basah menggunakan air, deterjen, kemudian
dikeringkan dan pembersihan dilakukan setiap hari.
Gang disebelah tempat penyimpanan makanan dibersihkan dengan kain basah
yang mengandung deterjen, kemudian dikeringkan semiggu sekali.
Menurut ( Badan Pengawas Obat dan Makanan Deput Badan Penagawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya Direktorat Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan :
2002), bahwa manfaat dari tempat makanan yang baik adalah sebagai berikut :
1. Menentukan mutu dan keamanan kualitas makanan yang dihasilkan suatu industri
makanan. Kondisi tempat pengolahan yang nyaman akan membuat karyawan bekerja
dengan tenang, sebaliknya kondisi setempat pengolahan yang dikacaukan menganggu
pekerjaan karyawan. Oleh karena itu, selain harus tetap bersih, tempat pengolahan
juga harus dijaga tetap nyaman.
11
2. Ventilasi yang cukup menghasilkan pertukaran udara panas dan lembab didalam
ruangan pengolahan, diganti dengan udara segar.
12
BAB III. PENUTUP
3.1 Simpulan
Makanan merupakan kebutuhan pokok utama untuk menunjang segala aktivitas manusai
karena berfungsi sebagai sumber energi dan sumber zat gizi yang diperlukan di dalam
tubuh seperti karbihidrat, lemak, vitamin, mineral protein dan zat gizi lain yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Dalam mengolah makanan hal yang sangat penting di
perhaitikan adalah Sanitasi. Sanitasi menjadi bagian penting dalam pengelolaan
makanan yang harus dilaksanakan dengan baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai
suatu usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-
faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit tersebut. Selain itu
dalam mengolah makanan menggunakan sanitasi yang baik maka hal yang perlu di
perhatikan adalah tempat pengolahan makanan itu sendiri dimana Tempat Pengolahan
makanan adalah suatu tempat dimana makanan-makanan diolah sampai disajkan atau
yang biasa disebut dengan dapur dan Terdapat dua hal yang menentukan dalam
menciptakan saniter dapur adalah konstruksi dapur dan tata letak dapur. Tempat
pengolahan makanan atau dalam hal ini adalah dapur juga sangat penting untuk di jaga
kebersihannya adapun hal yang harus di perhatikan antara lain mengetahui prinsip
pembersihan ruangan, terdapatnya sarana pencucian atau pembersihan ruangan dan
mengetahui cara-cara pembersihan peralatan.
3.2 Saran
Perlunya masyarakat dalam mengelola makanan menggunakan cara pengolahan atau
sanitasi yang baik agar makanan yang di kelola tetap sehat untuk di konsumsi
Untuk pengoptimalan penggunaan tempat pengolahan makanan dalam hal ini dapur
,secara baik maka masyarakat harus mengetahui akan pentingnya tempat pengolahan
makanan yang bersih, mengetahui prinsip-prinsip pembersihan ruangan.
13