Anda di halaman 1dari 12

Ginjal

Muhamad Rizauddin bin Che Riah

102015201

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta Barat 11510 Indonesia

Email: muhamad.2015fk201@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Kata kunci:

Abstract

Keywords:

Pendahuluan

Ginjal merupakan alat untuk menyaring darah sehingga zat-zat sisa-sisa metabolisme yang
bersifat racun dan tak berguna dapat dikeluarkan dari dalam tubuh melalui air kencing. Zat-zat
tersebut harus dikeluarkan karena dapat mengganggu kesehatan. Selain itu, ginjal juga berperan
menjaga keseimbangan air dalam tubuh atau menjaga tekanan osmotik cairan tubuh sehingga
perannya sangat penting dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap seimbang dan dinamis
(homeostasis) atau terciptanya kondisi sehat. kencing tampak berbuih, berwarna kuning dan
berbau, merupakan hasil penyaringan cairan darah yang dilakukan oleh ginjal.

Untuk mempertahankan homeostasis, eksresi air dan elektrolit pada asupan harus melebihi
ekresi karena sebagian dari jumlah air dan elektrolit tersebut akan diikat dalam tubuh. Jika
asupan kurang dari eksresi, maka jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal
untuk mengubah eksresi natruim sebagai respon terhadap perubahan asupan natrium akan
sangat besar. Hal ini menunjukkan bahwa pada manusia normal, natrium dapat ditingkatkan.
Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium,
hydrogen, magnesium dan fosfat. Oleh sebab itu ginjal sangatlah penting, teritama dalam
sistem urinaris.

1
Makroskopis Ginjal

Ginjal atau ren merupakan organ rongga abdomen yang termasuk dalam sistem urinaria atau
sistem kemih, yang terletak di belakang peritoneum (retroperitoneal) pada bagian belakang
rongga abdomen, di antara peritoneum parietale dan fascia transversa andominis. Ginjal kanan
terletak setinggi iga 12 sampai lumbal 3-4, dan ginjak kiri terletak setinggi iga 11 sampai
lumbal 2-3.1 Ginjal kanan lebih rendah dari yang kiri karena adanya hati (hepar). Ginjal
berbentuk seperti kacang, dan mempunyai dua polus/ ekstremitas yaitu ekstremitas superior
dan inferior, dua margo yaitu margo medialis dan lateralis, dan dua facies yaitu facies anterior
dan posterior. Pada ekstremitas superior ginjal kanan maupun kiri ditempati oleh glandula
suprarenalis atau anak ginjal, yang dipisahkan oleh lemak perirenalis. Pada margo medialis
ginjal, terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis, yang merupakan tempat masuknya
pembuluh-pembuluh darah, limfe, saraf, dan ureter.1

Selubung

Setiap ginjal mempunyai pembungkus, yaitu capsula fibrosa, capsula adiposa, fascia renalis
dan corpus adiposum pararenale. Capsula Fibrosa hanya melekat pada ginjal dan hanya
menyelubungi ginjal (tidak membungkus glandula suprarenalis). Lapisan ini melekat dengan
erat pada permukaan luar ginjal. Capsula adiposa mengandung banyak jaringan lemak
perirenalis dan membungkus baik ginjal maupun anak ginjal. Capsula adipose juga berfungsi
untuk mempertahankan ginjal pada tempatnya. Fascia renalis merupakan kondensasi jaringan
ikat yang terletak di luar capsula adipose serta meliputi ginjal dan glandula suprarenalis. Di
lateral fascia ini melanjutkan diri sebagai fascia transversalis. Dapat dikatan lapisan ini terdiri
dari fascia prerenalis dan fascia retrorenalis yang keduanya bersatu ke arah cranial. Corpus
adiposum pararenale terletak di luar fascia renalis dan sering didapatkan dalam jumlah besar.
Corpus Adiposum ini membentuk sebagian lemak retroperitoneal.2

Struktur

Ginjal terdiri atas korteks renalis dan medulla renalis. Korteks renalis merupakan zona luar
ginjal yang terdiri dari glomerolus dan pembuluh darah. Medulla renalis merupakan zona
dalam ginjal yang terdiri dari piramida-piramida ginjal (pyramid renalis). Puncak dari pyramid
renalis disebut papila renalis, dan dasarnya yang berbatasan dengan korteks disebut basis
renalis. Di antara pyramid renalis terdapat columna renalis (Bertini) ynag masih merupakan
bagian dari korteks renalis. Pada korteks renalis terdapat garis-garis yang berasal dari medula
renalis yang disebut processus medularis (Ferheini). Papila renalis ditembusi oleh saluran-
2
saluran yang disebut ductus papilaris (Bellini). Papila renalis menonjol ke dalam calyx minor.
Beberapa calyx minor akan membentuk calyx mayor. Beberapa calyx mayor akan membentuk
pelvis renalis yang kemudian menjadi ureter.3

Gambar 1: Ginjal4

Pendarahan

Ginjal dipendarahi oleh A. Renalis cabang aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1-2. A.
Renalis kanan lebih panjang daripada yang kiri karena harus menyilang V. Cava inferior di
belakangnya. A. Renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan bercabang ke bagian
depan dan belakang ginjal, yang akan bertemu pada bagian lateral ginjal pada garis Broedel.
A. Renalis bercabang dan berjalan di antara lobus ginjal yang disebut A. Interlobaris. Pada
perbatasan korteks dan medula renalis, A. Interlobaris bercabang menjadi A. Arcuata atau A.
Arciformis yang mengelilingi korteks dan medula renalis. A. Arcuata mempercabangkan A.
Interlobularis yang berjalan samapai tepi ginjal (korteks renalis). Pembuluh balik ginjal
mengikuti jalannya arteri. Darah di alirkan dari V. Interlobularis atau Vv. Stellatae (Verheyeni)
menuju V. Arcuata, lalu menuju V. Interlobaris, V. Renalis, dan bermuara ke dalam V. Cava
inferior.3

Aliran Limfe

Aliran getah bening yang berasal dari jaringan ginjal dan subcapsularis mengikuti V. Renalis
menuju Nnll. Aorticus, sedangkan getah bening dalam jaringan lemak perirenalis akan

3
langsung bermuara ke Nnll. Aorticus. Pembuluh-pembuluh darah ginjal sampai nefron
dipersarafi oleh saraf simpatis yang derabut aferensnya memasuki korda spinalis pada vertebra
thoracalis 10-12.2

Glandula Suprarenalis

Glandula suprarenalis atau glandula adrenal atau anak ginjal merupakan kelenjar endokrin yang
terletak superomedial terhadap ginjal. Glandula Suprarenalis kanan berbentuk piramid,
Glandula Suprarenalis kiri lebih pipih dan berbentuk semiulnar (bulan sabit). Glandula
Suprarenalis terdiri atas korteks dan medula. Glandula suprarenalis mendapat vaskularisasi dari
A. Suprarenalis superior cabang A. Phrenica inferior, A. Suprarenalis cabang aorta
abdominalis, dan A. Suprarenalis inferior cabang A. Renalis. Pembuluh baliknya melalui V.
Suprarenalis dextra yang selanjtnya bermuara pada V. Cava inferior, dan V. Suprarenalis
sinistra yang bermuara pada V. Renalis sinistra yang biasanya membentuk suatu saluran
bersama dengan V. Phrenica inferior.5

Getah bening korteks Glandula Suprarenalis lebih sedikit daripada medulanya. Aliran getah
bening pada Glandula Suprarenalis mengikuti aliran limfe menuju ke Nnll. Lumbales atau Nnll.
Aortica. Glandula suprarenalis mendapat persarafan dari plexus coeliacus dan plexus
hypogastricus. 5

Mikroskopis

Irisan sagital ginjal menampakan bagian korteks yang lebhih gelap di bagian luar, dan bagian
medula yang lebih pucat di bagian dalam yang terdiri atas piramid renal berbentuk kerucut.
Juluran menurun korteks di antara piramid membentuk kolumna renali. Dasar setiap piramid,
disebut papila renalis, dikelilingi kaliks minor berbentuk corong. Kaliks minor bergabung
membentuk kaliks major yang pada gilirannya bergabung membentuk pelvis renalis. Susunan
fungsional ginjal disebut nefron. Ginjal tersusun atas banyak nefron, yang berfungsi untuk
filtrasi dan pembentukan urin.6
Satu unit nefron terdiri dari glomerulus yamg merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi
oleh sel – sel epitel lapis ganda atau biasa disebut Kapsul Bowman. Bertindak seperti saringan,
menyaring darah yang datang dari Arteriol Aferen. Membentuk urin primer yang berupa cairan
pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa, sudah tidak ditemukan.
Tubulus Kontortus Proksimal(TKP) ialah satu saluran mikro yang amat berliku dan panjang
dan mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan lumen. 6

4
Ansa Henle ialah saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari bagian yang tipis
dan yang tebal. Bagian tebal terdiri atas Tubulus rectus proximal dan tubulus rectus distal.
Pada bagian yang tipis, didominasi oleh reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal,
didominasi oleh reabsorpsi elektrolit, seperti NaCl. Dan pada ansa henle ini lah nantinya akan
terjadi mekanisme counter current, yaitu salah satu mekanisme dalam pembentukan urine. 6

Tubulus Kontortus Distal (TKD) merupakan saluram mikro yang juga panjang dan berliku.
Disini, sedikit dilakukan reabsorpsi air. 6
Ductus Coligentus pula ialah suatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah
melewati Tubulus Kontortus Distal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang selanjutnya akan
dibawa ke Calix Mayor Renalis, lalu ke Pelvis Renalis. 6

Gambar 3: Nefron6

Nefron dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian antara lain;

a. Berdasarkan letak korpuskel dalam korteks

1) Kapsular atau superfisial

2) Korteks tengah atau Yukstamedular

b. Berdasarkan panjangnya ansa henle


5
1) Nefron pendek (korteks)

Nefron ini meluas sampai ke zona luar medula

2) Nefron panjang (Yukstamedular)

Nefron ini meluas sampai zona dalam medula, bahkan dekat puncak papila.

Nefron pendek lebih banyak daripada nefron panjang. Berikut ini merupakan pembahasan
secara mikroskopis sel-sel yang ada dalam nefron;

1. Glomerolus, terdiri atas:

 Kutub vaskular, merupakan masuknya arteriol afferen dan keluarnya arteriol


efferen

 Kutub urinarius , merupakan mulainya Tubulus Kontortus Proksimal (TKP)

 Lamina basal tebal, bekerja sebagai barir filtrasi

 Sel2-sel mesangial, melekat ke kapiler

2. Kapsula glomerulus, terdiri atas:

 selapis epitel membran

 Lapisan parietal luar, yang membentuk dinding korpuskel luar

 Lapisan parietal dalam melapisi kapiler

 Lap viseral terdiri dari podosit

 Perluasan kaki-pedikel yang membentuk celah filtrasi/filtration slits

3. Apparatus jukstaglomerular, terdiri atas:

Di atas badan malpighi ada aparatus/ kompleks juxtaglomerulus, terdiri dari:

1) Sel-sel juxtaglomerulus

Sel ini menghsilkan renin yang berperan dalam system autoregulasi bila
adanya hipertensi

2) Sel-sel mesangial ekstraglomerular ( sel polkisen atau sel lacis)

Fungsinya mungkin menghasilkan eritropoetin

3) Makula densa

Berfungsi sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal


6
4. Tubulus Kontortus Proximal (TKP), terdiri atas:

 epitel kuboid rendah, inti bulat


 bersifat asidofil
 inti sel dengan jarak berjauhan
 lumen tidak jelas kerana terdapat brush border

5. Tubulus Kontortus Distalis (TKD), terdiri atas:

 epitel selapis kuboid rendah


 bersifat basofil
 inti sel dengan jarak berdekatan
 lumen jelas, tidak terdapat brush border
 Lumen lebih lebar drpd T.K.P
 Makula densa menempel di T.K.D dekat glomerulus

6. Duktus Koligens, terdiri atas:

 Diameter 40 um: ep kuboid/torak, menjadi lebih torak pada tubulus pengumpul


distal (sampai diameter 200 um)
 Sitoplasma pucat
 Batas selnya jelas

7. Duktus Papilaris, terdiri atas:

 Duktus koligens berjalan dalam berkas medula menuju ke medula


 Di bagian medula yang ke tengah bbrrp duktus koligens bersatu utk membentuk
duktus yang besar, bermuara ke apeks papila  disebut duktus papilaris
(bellini)

8. Sawar Ginjal, terdiri atas:

Memisahkan darah kapiler glomerulus dari filtrat dalam rongga kapsula bowman.

 Sawar meliputi:

- Endotel bertingkat

- Lamina basal

- Pedikel Podosit yang dihubkan dengan membran celah

7
 Lamina basal dianggap sebagai saringan utama yang mencegah masuknya
molekul besar6

Filtrasi glomerulus

Filtrat glomerulus ialah plasma tanpa protein (hanya sekitar 0.03%). Laju filtrasi glomerulus
(GFR) dalam keadaan normal adalah sekitar 125 ml/mnt, atau sekitar 20% dari aliran plasma
ginjal.7,8

Ada beberapa hal yang mempengaruhi GFR, di antaranya ialah peningkatan tekanan kapsula
Bowman yang dapat menurunkan GFR. Dalam keadaan normal, perubahan pada tekanan
kapsula Bowman tidak mengontrol GFR, namun pada keadaan patologik tertentu, seperti
obstruksi saluran kemih, tekanan kapsula bowman dapat meningkat sedemikian tinggi
sehingga GFR menurun. Sebagai contoh, pengendapan kalsium atau asam urat dapat
menghasilkan batu yang tersambut di saluran kemih, sering di ureter dan menyumbat aliran
urin serta meningkatkan tekanan di kapsula bowman. 7,8

Peningkatan tekanan osmotic koloid kapiler glomerulus menurunkan GFR. Dua faktor yang
mempengaruhi tekanan osmotic koloid kapiler glomerulus adalah tekanan osmotic koloid arteri
dan fraksi plasma yang disaring oleh kapiler glomerulus (fraksi filtrasi). Peningkatan tekanan
osmotic koloid arteri atau fraksi filtrasi meningkatkan tekanan osmotic koloid kapiler
glomerulus. Sebaliknya, penurunan tekanan osmotic koloid plasma arteri atau fraksi filtrasi
menurunkan tekanan osmotic koloid glomerulus. Karena fraksi filtrasi adalah rasio GFR aliran
plasma ginjal, penurunan aliran plasma ginjal akan menurunkan fraksi filtrasi. Bahkan dengan
tekanan hidrostatik glomerulus yang tetap, penurunan aliran darah ginjal cenderung
meningkatkan tekanan osmotic koloid glomerulus dan menurunkan GFR. 7,8

Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus meningkatkan GFR. Tekanan hidrostatik


glomerulus ditentukan oleh beberapa variable. Yang pertama ialah tekanan arteri,
meningkatnya tekanan arteri cenderung meningkatkan tekanan hidrostatik glomerulus dan
GFR. Kedua, resistensi arteriol aferen. Meningkatnya resistensi arteriol aferen, menurunkan
tekanan hidrostatik glomerulus dan GFR. Ketiga, resistensi arteriol eferen. Peningkatan
resistensi arteriol eferen meningkatkan resistensi aliran keluar kapiler glomerulus dan tekanan
hidrostatik glomerulus sehingga cenderung meningkatkan GFR sepanjang peningkatan
resistensi eferen tidak banyak mengurangi aliran darah ginjal. Pada konstriksi eferen yang
parah, penurunan mencolok aliran darah ginjal akan melebihi peningkatan tekanan hidrostatik
glomerulus dan menurunkan GFR. 7,8

8
Reabsorpsi tubulus

Sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi gradien
kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85%
natrium klorida dan air serta semua glukosa dan asam amino pada filtrat glomerolus direabsopsi
dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsospsi berlangsung pada semua bagian
nefron. 7

Reabsorpsi ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus
kontortus proksimal kedalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya lebih
rendah. Ion-ion natrium ditranspor secara aktif dengan pompa natrium kalium, akan keluar dari
sel-sel epitel untuk masuk ke cairan intertisial didekat kapilar peritubular. 7

Reabsorpsi glukosa,fruktosa, dan asam amino carrier glukosa dan asam amino sama dengan
carrier ion natrium dan digerakan melalui kontrasnpor. Reabsorpsi air, air bergerak bersama
ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam
lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan intertisial
dan kapilar peritubular. 7

Reabsorpsi urea seluruh area yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerolus. Sekitar 50%
urea secara pasif direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi. Dengan
demikian 50% urea yang difiltrasi akan disekresi dalam urine. Reabsorpsi ion anorganik lain,
seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organik melalui transpor aktif. 7

Sekresi tubular

Sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar
peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urine. Zat-
zat seperti ion hidrogen, kalium, dan amonium produk akhir metabolik kreatinin dan asam
hipurat serta obat-obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen dan
amonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul.
Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hidrogen dan amonium membantu dalam pengaturan
pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular merupakan suatu
mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia atau tidak diinginkan. 7

9
Hormon ginjal

Renin
Berada dalam bentuk tidak aktif di dalam mioepitel sel jukstaglomerulus arteriola aferen ginjal.
Faktor primer yang menginduksi sekresi renin mencakup penurunan dalam konsentrasi natrium
serum atau mencakup penurunan dalam tekanan arteri renalis rata-rata.9
Setelah dikeluarkan ke dalam darah, renin bekerja sebagai enzim untuk mengaktifkan
angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensinogen adalah suatu protein plasma yang
disintesis oleh hati dan selalu terdapat di plasma dalam konsentrasi tinggi. Ketika
melewati paru melalui sirkulasi paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh
angiotensin-converting enzyme (ACE), yang banyak terdapat di kapiler paru. Angiotensin II
adalah perangsang utama sekresi hormon aldosteron dari korteks adrenal. Korteks adrenal
adalah kelenjar endokrin yang menghasilkan beberapa hormon berbeda, masing-masing
disekresikan.7
Selain merangsang sekresi aldosteron, angiotensin II adalah konstriktor poten arteriol sistemin,
secara langsung meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan resistensi perifer total.
Selain itu angiotensin II merangsang rasa haus dan merangsang vasopressin (hormon yang
meningkatkan retensi H2O oleh ginjal), dimana keduanya ikut berperan dalam menambah
volume plasma dan meningkatkan tekanan arteri.10

Sumber : https://www.pinterest.com/bnpowers/a-p/

10
ACE Inhibitor
ACE (Angiotensin Converting System) diketahui memegang peranan penting dalam
pembentukkan angiotensin II yang merupakan salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin II
menyebabkan pembuluh darah menyempit yang dapat menaikkan tekanan darah. Inhibitor
ACE digunakan terutama dalam pengobatan hipertensi, walaupun kadang juga digunakan
dalam pengobatan gangguan jantung, penyakit ginjal atau sistem sklerosis. ACE Inhibitor
(ACEi) membiarkan pembuluh darah melebar dan membiarkan lebih banyak darah mengalir
ke jantung, sehingga menurunkan tekanan darah. ACEi bekerja dengan cara menghambat kerja
enzim pengubah angiotensin sehingga perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II dapat
dihambat. Jika pembentukkan angiotensin II dihambat maka vasokonstrikis tidak akan terjadi
dan tekanan darah tetap.11

Prostaglandin
Suatu derivat asam lemak tak jenuh dengan jumlah karbon 20. Disintesis di paru-paru, hati,
uterus, dan organ lainnya. Dalam ginjal terutama bagian medulla ginjal dibentuk PGA2, PGE2
dan PGE2 alfa. Ketiga prostaglandin ini menyebabkan relaksasi otot polos sehingga
vasodilatasi arteri dan tekanan darah turun.2

Kesimpulan

11
Daftar Pustaka

1. Coad J, Dunstall M. anatomy and physiology for midviwes. 3rd edition. Edinburgh:
Elsevier; 2011. h. 29-33
2. Sumadikarya IK, Rumiati F, Kasim IY, Sutardhio H, Sumbayak ME. Traktus
urogenitalis. Jakarta: FK Ukrida; 2015
3. Mengenal Fungsi dan Kerja Ginjal diunduh dari
http://www.smallcrab.com/kesehatan/624-mengenal-fungsi-dan-kerja-ginjal pada 1
Oct 2016
4. Netter FH. Atlas of human anatomy. 5th ed. USA: Elsevier; 2011. h. 311
5. Neville AM, O’Hare MJ. The Human Adrenal Cortex: Pathology and biology. 1st
edition. Berlin: Springer Science; 2012. h. 53
6. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar bewarna histologi. 3rd ed. Singapore: Elsevier; 2007. h.
421-435
7. Sherrwood L. Human physiology from cells to systems. 6th edition. USA: Thomson
Brooks; 2007. p. 507-525
8. Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Erlangga; 2005. h. 234
9. Sabiston DC. Buku Ajar Bedah. 17 ed. Jakarta: EGC; 2011. h451 .
10. Gomer Beth. Farmakologi Hipertensi. Terjemahan Diana Lyrawati. Jakarta: Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008. (10)
11. Sumardjo D. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
EGC; 2008.

12

Anda mungkin juga menyukai