Anda di halaman 1dari 15

226

BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PEMBAHASAN MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Dalam studi kasus ini penulis akan membahas tentang asuhan

kebidanan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas,bayi baru lahir, dan

KB yang dilaksanakan dari usia kehamilan Trimester III pada Ny. R usia 25

tahun G3 P2 A1 yaitu 32 minggu lebih 6 hari sampai dengan 4 minggu lebih 6

hari post partum yang dilakukan mulai tanggal 7 januari 2016 sampai dengan

5 Februari 2016 di Bidan Praktek Mandiri (BPM) M pada bab ini, penulis akan

mencoba membahas dengan membandingkan antara teori dan praktek

dilapangan. Untuk lebih sistematis maka penulis membuat pembahasan

dengan mengacu pada pendekatan Asuhan Kebidanan.

B. Pembahasan Masalah

1. Kehamilan

a. Menentukan usia kehamilan dapat digunakan rumus Naegele sebagai

berikut. Tanggal ditambah 7, bulan dikurang 3, tahun ditambah 1,

(1bulan ꞊ 30 hari). (mellyna, 2011).

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang didapat pada kasus, Ny.

R telah melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin di BPM M,

pemeriksaan kehamilan pada tanggal 16 januari 2016 usia kehamilan

ibu 20 minggu, HPHT ibu mengatakan bahwa ia lupa tanggal haid

terakhir ibu ,karena ibu mengunakan alat kontrasepsi kondom dan

terjadi kebocoran, karena pemakaian kondom,mengurangi

kenikmatan hubungan seksual,alergi terhadap karet,kondom dapat

rusak atau bocor


227

Namun kenyataannya Berdasarkan pengkajian yang dilakukan

pada Ny. R hasil pemeriksaan ditemukan kesenjangan antara teori

dan praktik, hal ini dikarenakan antara teori Hukum Neagle dan

praktek tidak sesuai dengan fakta yang ditemukan dilapangan.

Dimana menurut hukum Neagle.

b. Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar

minimal yaitu sebagai berikut antara lain; minimal 1 kali pada trimester

I (0-13 minggu) Minimal 1 kali pada trimester II (14-28 minggu),

minimal 2 kali pada trimester III (29-36 minggu) (Depkes RI, 2003).

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. R bahwa Ny. R

melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 7 kali, yaitu pada trimester 1

sebanyak 1 kali, trimester 2 sebanyak 2 kali dan trimester 3 sebanyak

4 kali.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. R tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan praktik karena Ny.R

memeriksakan kehamilannya sesuai dengan kebijakan program

(yeyeh, 2010) dan telah disepakati standar pemeriksaan ANC yaitu

minimal 4 kali (Depkes RI, 2003)..

c. Pelayanan/Asuhan Standar pemeriksaan pada ibu hamil meliputi

“14 T” yaitu, Ukur Berat Badan Dan Tinggi Badan (TI), ukur Tekanan

Darah (T2), ukur Tinggi Fundus Uteri (T3), pemberian Tablet Fe

sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4), pemberian Imunisasi TT

(T5), pemeriksaan Hb (T6), pemeriksaan VDRL (Veneral Disease

Research Lab) (T7), pemeriksaan kadar protein dalam urin (T8),

pemeriksaan Urin Reduksi (T9), perawatan Payudara (T10), senam


228

Hamil (T11), pemberian Obat Malaria (T12), pemberian Kapsul

Minyak Yodium (T13), temu Wicara/konseling dengan bidan atau

dokter kandungan (T14). (Suryani dkk, 2014)

Asuhan kebidanan yang dilakukan peneliti pada Ny. R dari

pemeriksaan kehamilan 14 T ibu hanya mendapatkan 9 T, pengkaji

melakukan pemeriksaan kehamilan pada Ny.R yaitu mengukurtinggi

badan dan berat badan ibu, mengukur tekanan darah ibu, melakukan

palpasi untuk mengetahui posisi dan perkembangan janin, melakukan

pemeriksaan LAB seperti pemeriksaan pada urin dan darah.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. Rdari kasus

diatas terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dimana ibu tidak

mendapatkan pemeriksaan VDRL (Veneral Disease Research

Lab),pemberian obat malaria, dan pemberian kapsul minyak yodium.

Hal ini dikarenakan ibu tidak memiliki keluhan yang menunjukkan

harus dilakukan pemeriksaan serta keterbatasan fasilitas dan dana

yang mendukung tidak dilakukannya pemeriksaan pada ibu.

Senam hamil dan perawatan payudara sudah di lakukan

(konseling) secara teori tetapi tidak dilakukan secara praktek oleh

peneliti karena Ny. R merasa bahwa senam hamil dan perawatan

payudara tidak perlu dilakukan karena persalinan terdahulu lancar

tidak ada komplikasi dan pengeluaran asi lancar, Ny.R tidak ada

mengalami bendungan asi dan mastitis.

Adapun asuhan kebidanan 9 T yang di lakukan adalah;

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1)


229

Kenaikan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu

berdasarkan masa tubuh ( BMI:Boddy MasaIndeks) dimana

metode ini untuk menentukan kenaikan berat badan yang optimal

selama masa kehamilan, karena merupakan hal yang penting

mengetahui BMI wanita hamil. Total kenaikan berat badan pada

kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan

menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang

baik untuk ibu hamil antara lain yaitu<145 cm. (Prawirohardjo,

2009)

Asuhan kebidanan yang dilakukan peneliti pada Ny. R

bahwa selama kehamilan ini Ny. R mengalami kenaikan berat

badan sebanyak 10 kg dari berat badan ibu sebelum hamil.

Sebelum hamil berat badan ibu 54 kg dan saat kehamilan ini

berat badan ibu bertambah menjadi 64 Kg.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. R

kenaikan berat badan ibu ini dalam batas yang normal karena ibu

mengalami peningkatan nafsu makan merupakan hal yang normal

pada masa kehamilan.

b. Tekanan Darah(T2)

Tekanan darah perlu diuku runtuk mengetahui

perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah

yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta,

tekanan darah normal pada ibu hamil adalah sistolik 110-130

mmHg dan diastolic berkisar 70-80 mmHg. Apabila terjadi

kenaikan tekanan darah (hipertensi) atau penurunan tekanan


230

darah (hipotensi), hal tersebut perlu diwaspadai karena dapat

berdampak buruk bagi ibu dan janin apabila tidak ditangani secara

dini( Prawirohardjo, 2009)

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. R

tidak ada kesenjangan dengan teori. Setiap kali ibu periksa

kehamilan tekanan darah Ny. R adalah 110/70 mmHg, hal ini

adalah normal.

c. Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu memakai

pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas

24 minggu memakai pengukuran mc Donald yaitu dengan cara

mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisi kefundus

uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya(Depkes RI, 2001).

Pemeriksaan yang dilakukan peneliti pada Ny. R tinggi

fundus uteri terakhir adalah 30 cm dengan usia kehamilan 36

minggu

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. R

tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Karena tinggi

fundus pada kasus Ny. R sesuai dengan usia kehamilan dimana

jika usia kehamilan 36 minggu (30-32 cm) menggunakan

pemeriksaan dengan pita ukur (cm) spiegelberg (yeyeh, 2009).

Bila dilakukan pemeriksaan palpasi (Leopold) usia kehamilan 36

minggu tinggi fundus uteri tepat pada prosessus xifodeus

(Prawirohardjo, 2009).

d. Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (T5)


231

Pemberian imunisasi tetanus toxoi pada kehamilan

umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada

usia kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu

kemudian. Akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan maka

dibentuk program jadwal pemberian imunisasi pada ibu hamil

Jarak penyuntikan dari imunisasi TT1 ke TT2 yaitu 4 minggu

dengan lama perlindungan 3 tahun (Saifuddin, 2009).

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. R

Penyuntikan imunisasi TT1 dilakukan pada tanggal 15 Agustus

2015 pada usia kehamilan 16 minggu, TT2 pada tanggal 15

Desember 2015 usia kehamilan 20 minggu dan tidak terjadi

kesenjangan antara teori dengan praktek karena jarak ibu

mendapatkan imunisasi TT pertama sesuai dengan jadwal

pemberian imunisas yaitu berkisar 4 minggu dari imunisasi TT

ke2 (Saifuddin, 2009).

e. Pemberian Tablet zat besi (Fe) (T4)

penambah darah dapat diberikan segera mungkin setelah

rasa mual hilang yaitu satu tablet sehari. Tiap tablet mengandung

FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg, minimal

masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum

bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan

(Saifuddin, 2009).

Asuhan kebidanan yang dilakukan peneliti pada Ny.

Rdimana pada trimester IINy. Rsudah mendapatkan tablet zat besi

sebanyak ± 60 tablet, pada trimester III Ny. RPerkiraan besaran


232

zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari

jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan

840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin,

dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk

menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika

melahirkan dan ibu mendapatkan ± 40 tablet.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada Ny. R

tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek, karena

pemberian tablet zat besi sudah sesuai dengan standar asuhan

kebidanan yang ditetapkan dan pemenuhan kebutuhan ibu hamil

akan Fe juga meningkat dimana untuk pembentukan plasenta dan

sel darah merah sebesar 200-300%. Ny. R mau meminum dan

menghabiskan tablet zat besi sesuai dengan anjuran yang

diberikan.

f. Pemeriksaan Protein Urine (T8)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah pada

urin mengandung protein atau tidak, pemeriksaan untuk

mendeteksi gejala preeklamsi(Suryani dan tiuma, 2014).

Asuhan kebidanan yang dilakukan peneliti pada Ny. R

yang dilakukan pada tanggal 19 Januari 2016 pukul 10:00 wib di

Laboratorium Akademi kebidanan Pemerintah Kabupaten Aceh

Tengah.Sudah dilakukan pemeriksaan urine bahwa tidak

ditemukan masalah, pada pemeriksaan urine Ny. R hasilnya

adalah negatif dan tidak keruh.


233

g. Pemeriksaan urine reduksi (T9)

Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil untuk

mengetahui apakah terdapat penyakit DM (Diabetes Militus)

apabila hasilnya positif maka perlu dilakukan pemeriksaan gula

darah untuk memastikan apakah adanya riwayat penyakit DM

(Foura M, 2013).

Asuhan kebidanan yang dilakukan peneliti pada Ny. R

telah dilakukan pemeriksaan urine reduksi yang hasilnya negatif (-

). Dan tidak ada terdeksi adanya penyakit diabetes melitus.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada Ny. R

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek, dari hasil

pemeriksaan laboratorium pada Ny. R tidak ditemukan masalah,

pada pemeriksaan urin Ny. R hasilnya negative, Bila hasil positif

maka perlu diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan

adanya diabetes gestasional (kencing manis pada kehamilan).

h. Pemeriksaan HB (T7)

Kadar hemoglobin (Hb) untuk ibu hamil normal adalah

antara≤ 11 gr% sampai 14 gr% (Wiknjosastro,2009)

Hasil pemeriksaan asuhan kebidanan yang dlakukan,

kadar Hb Ny. R berjumlah 11 gr% dan tidak terjadi kesenjangan

antara teori dengan praktek

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. R kadar

hemoglobin ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium, dan

hasilnya ibu tidak mengalami anemia karena ibu telah


234

mengimbangi dengan mengkonsumsi tablet penambah darah

pada kehamilan trimester II.

i. Temu Wicara/konseling dengan bidan atau dokter kandungan

(T14).

Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi, riwayat

kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas,

biopsikososial, keluhan klien, dan pengetahuan klien (Saifuddin,

2002)

Temu wicara yang dilakukan pada Ny. R untuk

menjelaskan tentang perawatan payudara, senam hamil,

kebutuhan gizi pada saat hamil,dan tanda gejala penyakit

menular seksua lseperti rasa gatal didaerah kemaluan, keluarnya

lendir berwarna putih kekuningan atau kehijauan, rasa sakit atau

nyeri saat berhubungan seksual.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. R tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek, bahwa Ny. R

tidak mengalami keluhan yang berat,tapi akhir-akhir ini ibu

mengeluh sering BAK dan nyeri pada bagian pinggang, hal ini

disebabkan karena semakin bertambahnya berat uterus yang

membesar dan kepala janin semakin masuk ke pintu atas panggul

akibatnya menekan kandung kemih, sehingga kapasitas kandung

kemih menjadi terbatas menyebabkan ibu sebentar-sebentar ingin

BAK. Kemudian untuk mempertahankan keseimbangan tubuh

dengan bertambahnya berat badan ibu otomatis akan menarik


235

otot-otot panggul lebih kencang, sehingga tarikan inilah yang

membuat ibu hamil sering mengeluh nyeri pada pingang.

2. Persalinan

Persalinan adalah proses diamana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan disebut normal apabila

prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (36-42 minggu) tanpa disertai

adanya penyulit atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Sujiyatini, 2011).

Tanda-tanda inpartu diantaranya adalah adanya rasa sakit oleh

adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir

bercampur darah (blood slim) yang lebih banyak karena robekan-robekan

kecil pada serviks, kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya,

pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

Lama pembukaan 4 cm ke pembukaan lengkap berlangsung 4 jam.

Keadaan yang ditemukan sesuai dengan teori pada Asuhan Persalinan

Normal (APN), bahwa serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya

dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap

(10 cm) ( Manuaba, 2005 ).

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.S pada tanggal 1

februari 2016 didapatkan keluhan yaitu mules-mules sejak pukul 03:30

WIB belum keluar lendir campur darah dan belum keluar air. Pada pukul

09.30wib dilakukan pemeriksaan dalam hasilnya, portio tebal dan keras,

pembukaan 1cm longgar, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, Ibu

mengatakan pergerakan janinnya masih aktif. Kemudian Pada pukul

13:00 wib dilakukan pemeriksaan umum dan fisik dalam batas normal,

sudah keluar lendir campur darah dan belum keluar air, mules-mules
236

yang semakin sering dan kuat sejak pemeriksaan dalam hasilnya vulva

vagina tidak ada kelainan, portio tipis dan lunak, pembukaan 4 cm,

selaput ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan Hodge III, dan

moulase tidak ada dan ibu diberikan terapi pemasangan infuse RL

dengan 20 tetes/menit

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Ny. R terdapat

kesenjangan antara teori dan praktek, dimana dalam asuhan

persalinan normal ibu tidak diberikan dan tidak dilakukan pemasangan

infus terkecuali ketika ibu mengalami komplikasi seperti partus macet dan

ibu sudah sangat kelelahan dan lemas, kemudian ibu mengalami

perdarahan dan dengan cepat dilakukan pemasangan infuse dan segera

rujuk kepasilitas yang lebih memadai

3. Nifas

Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah

melahirkan bayi sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi

seperti sebelum kehamilan (Bobak, Lowdermilk& Jensen, 2005).

Masa nifas dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama post partum,Pada tanggal 1 februari pukul 17:30 Pada 2-6 jam

post partum, bahwa ibu masih merasakan mules. Hal ini bersifat fisiologis

karena pada saat ini uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil

(involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil ( Varney,

2008)

Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi

baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-


237

masalah yang terjadi pada 6-8 jam postpartum, 6 hari postpartum, 2

minggu post partum dan 6 minggu postpartum. (Saleha,2010)

a. Asuhan kebidanan yang diberikan pada masa nifas mulai dari harike

3 dilakukan pemeriksaan pada tanggal 3 februari 2016 pukul 10:00

wib, di rumah Ny. R, dengan TFU: 3 jari dibawah pusat masa nifas

dan keadaan umum Ny. R berlangsung normal, dengan pengeluaran

lhociarubra dan luka heating tampak bersih dan tidak ada

pengeluaran pusse atau bau tidak sedap dari luka heating. Ibu

mengatakan ASI yang keluar hanya sedikit, kemudian mengajari ibu

untuk melakukan perawatan payudara dan menganjurkan ibu untuk

sesering mungkin melakukan perawatan payudara agar tidak terjadi

komplikasi masa nifas seperti bendungan ASI dan mastitis.

b. Pada hari ke 6, keadaan umum ibu baik, hubungan ibu dan bayi pun

baik, ASI mulai banyak, ibu masih mengkonsumsi tablet Fe, tidak ada

masalah dalam proses eleminasi (BAK dan BAB). Pengeluaran

pervaginam lochia sanguinolenta, hal ini sesuai dengan teori ilmu

kebidanan Varney yang dikemukakan (Suherni, 2009) terjadi pada

pada hari ke tiga sampai ke tujuh lochia yang keluar adalah lochia

sanguinolenta. Asuhan yang diberikan pada ibu adalah

menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan berprotein, mengajarkan

ibu cara perawatan payudara, cara teknik menyusui yang baik,

memberitahukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.

c. Pada minggu ke 2 sampai keadaan ibu baik, hubungan ibu dan

bayi pun baik, ASI mulai banyak, ibu masih mengkonsumsi tablet Fe,

tidak ada masalah dalam proses eleminasi (BAK dan BAB). Uterus
238

sudah tidak teraba. Pengeluaran pervaginam lhocia alba, hal ini

sesuai dengan teori ilmu kebidanan Varney dikemukakan (Suherni,

2009) terjadi pada pada hari setelah 2 minggu lochia yang keluar

adalah lochia alba

d. 6 Minggu postpartum adalah Menanyakan pada ibu tentang penyulit-

penyulit yang ibu atau bayi alami.Memberikan konseling untuk KB

secara dini (Sitti Saleha,2010)Hasil pemeriksaan pada Ny. R adalah

Tinggi fundus uteri sudah tidak teraba lagi dan pengeluaran

lochia Alba yang berwarna keputihan. Menganjurkan ibu berKB dan

ibu ingin KB kondom. Hasil pemantauan selama masa nifas Ny. R

tidak ditemui adanya penyulit dan komplikasi serta tidak ada

kesenjangan dengan teori yang dikemukakan (Sitti Saleha,2010) .

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh peneliti

hasil pemantauan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek,

selama masa nifas Ny.R tidak ada mengalami penyulit dan

komplikasi, seperti atonia uteri, retensio plasenta dan perdarahan.

4. Bayi Baru Lahir

Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah

berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung

menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada bayi baru lahir diberikan

salep mata eritromisin 0,5% pada kedua mata, suntikan

vitamin Neo K 1Mg/0,5 cc intramuscular di 1/3 paha bagian luar sebelah

kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui dini, (Asuhan Persalinan

Normal, 2008).
239

Jadwal pemberian imunisasi yang di anjurkan yaitu pada usia bayi 0

hari-7 hari setelah bayi lahir.

Dimana proses persalinan berlangsung normal, pada tanggal 19

februari 2016 pukul 21.30 wib tidak ditemukan masalah pada bayi Ny. R

dimana lahir dalam segera menangis, kemudian bayi Ny. R mendapatkan

penatalaksanaan yaitu dengan tetap menjaga kehangatan bayi lalu

membersihkan jalan nafas bayi dan dilakukan rangsangan taktil, bayi

segera menangis. Dengan jenis kelamin perempuan , berat 3200 gram

dan panjang 48 cm.

Bayi Ny. R telah diberikan salep mata eritromisin 0,5% pada

kedua mata, suntikan vitamin Neo K 1Mg/0,5 cc intramuscular di 1/3

paha bagian luar sebelah kiri anterolateral setelah inisiasi menyusui

dinitetapi setelah 1 jam bayi lahir imunisasi HB 0 diberikan,

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada By. Ny. R tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktek dimana bayi lahir normal dan,

IMD berhasil dilakukan.

5. KB Kondom

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah

yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah

penduduk. Program keluarga berencana oleh pemerintah adalah agar

keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima

Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi

pada pertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana

Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an

dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka


240

kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan

pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat

kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD,

dan sebagainya (Saleha, 2009).

Seorang wanita yang sedang menyusui dapat menggunakan jenis

KB yang mengandung hormon progestin sebab KB ini mempunyai

keuntungan diantaranya tidak mempunyai pengaruh terhadap produksi

ASI Menurut (Saifuddin, 2007)

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny. R Minggu ke 4

tanggal 5 maret 2016 pukul 11:00 wib keadaan ibu baik. Ibu memutuskan

untuk KB kondom.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan peneliti pada Ny. R tidak

terjadi kesenjangan antara teori dan praktek dimana setelah dilakukan

konseling ibu mengerti tentang pengertian berKB dan ibu juga memahami

konsep Keluarga Berencana adalah metode medis yang dicanangkan

oleh pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran serta gerakan untuk

membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi

kelahiran.

Anda mungkin juga menyukai