Anda di halaman 1dari 7

ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

RINGKASAN MATERI KULIAH


PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH (RAPBD)

Dosen Pengampu: Dr. Wahyu Widarjo, SE., M.Si.

Disusun Oleh:

Luluk Lutfiana NIM. F1316069

Kelas C – S1 Transfer Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2017
PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH (RAPBD)

A. ASAS UMUM APBD


1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan
kemampuan pendapatan daerah.
2. Penyusunan APBD berpedoman pada rencana kerja pemerintah daerah
(RKPD) dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk
tercapainya tujuan bernegara.
3. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi,
distribusi, dan stabilisasi.
4. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD
setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

B. PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN


1. Pendekatan Penganggaran Terpadu  mengintegrasikan proses
perencanaan dan penganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan
dokumen rencana kerja, dengan tidak ada lagi dikotomi antara anggaran
belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan
2. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja  Penyusunan anggaran
berorientasi pada pencapaian keluaran dan hasil yang terukur (kinerja). Di
samping itu, dalam merealisasikan suatu anggaran untuk membiayai
program/kegiatan harus memperhatikan prinsip efisiensi dan efektivitas.
3. Pendekatan Penganggaran dengan Perspektif Jangka Menengah 
memberikan kerangka yang menyeluruh, meningkatkan keterkaitan antara
proses perencanaan dan penganggaran, mengembangkan disiplin fiskal,
mengarahkan alokasi sumber daya agar lebih rasional dan strategis, dan
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah dengan
pemberian pelayanan yang optimal dan lebih efisien.

1
C. PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
1. Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
2. Penyusunan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara (PPAS).
3. Pembahasan KUA dan PPAS oleh Kepala Daerah dengan DPRD
4. Penyusunan Surat Edaran Kepala Daerah tentang Pedoman Penyusunan
RKA SKPD
5. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA SKPD dan RKA PPKD)
6. Penyusunan Raperda APBD

D. PROSES PENETAPAN APBD


1. Penyampaian dan Pembahasan Raperda APBD
2. Persetujuan Raperda APBD
3. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD

2
E. PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2018
Untuk Tahun Anggaran 2018, telah diterbitkan Permendagri Nomor 33 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2018. Uraian
tentang pedoman tersebut memuat antara lain:
1. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah dengan Kebijakan Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2018 merupakan penjabaran tahun
keempat pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
RKP Tahun 2018 dimaksudkan sebagai pedoman bagi
Kementerian/Lembaga dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) Tahun
2018 dan merupakan pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). RKPD digunakan sebagai
pedoman dalam proses penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018.
Sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah dan pemerintah lebih lanjut
dituangkan dalam rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) dan rancangan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disepakati bersama
antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD Tahun Anggaran 2018.

2. Prinsip Penyusunan APBD


a. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
b. Tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa
keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat.
c. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan.
d. Transparan, untuk memudahkan masyarakat mengetahui dan
mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang APBD.
e. Partisipatif, dengan melibatkan masyarakat.
f. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dan peraturan daerah lainnya.

3
3. Kebijakan Penyusunan APBD
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran
2018 merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki
kepastian serta dasar hukum penerimaannya.
b. Belanja Daerah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah
digunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan pelaksanaan tugas organisasi yang
ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
c. Pembiayaan Daerah
1) Penerimaan Pembiayaan
(a) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya (SiLPA) harus didasarkan pada penghitungan yang
cermat dan rasional. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan
pada obyek dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran
2017.
(b) Waktu pencairan dan besaran anggaran penerimaan pembiayaan
yang bersumber dari pencairan dana cadangan sesuai peraturan
daerah tentang pembentukan dana cadangan.
(c) Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat melakukan
pinjaman daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan
dibidang pinjaman daerah.
(d) Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD dapat menerbitkan
obligasi daerah
(e) Pemerintah Daerah dapat melakukan pinjaman yang berasal dari
penerusan pinjaman utang luar negeri

2) Pengeluaran Pembiayaan
(a) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Daerah
dapat menganggarkan investasi jangka panjang non permanen
dalam bentuk dana bergulir
(b) Pemerintah Daerah harus menyusun analisis investasi Pemerintah
Daerah sebelum melakukan investasi

4
(c) Pemerintah Daerah dapat menambah modal yang disetor dan/atau
melakukan penambahan penyertaan modal pada BUMD untuk
memperkuat struktur permodalan
(d) Pemerintah Daerah yang merupakan pemegang saham pengendali
(e) Jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran

3) Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA) Tahun Berjalan


(a) Pemerintah Daerah menetapkan Sisa Lebih Pembiayaan (SILPA)
Tahun Anggaran 2018 bersaldo nihil.
(b) Pemerintah Daerah harus memanfaat SILPA Tahun Berjalan positif
untuk penambahan program dan kegiatan prioritas yang
dibutuhkan, volume program dan kegiatan yang telah dianggarkan,
dan/atau pengeluaran pembiayaan.
(c) Dalam hal perhitungan SILPA Tahun Berjalan negatif, Pemerintah
Daerah melakukan pengurangan bahkan penghapusan
pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban
daerah, pengurangan program dan kegiatan yang kurang prioritas
dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.

Tahapan dan jadwal proses penyusunan APBD Tahun Anggaran 2018:

No Uraian Waktu Lama


1 Penyusunan RKPD Akhir bulan Mei
2 Penyampaian Rancangan KUA dan Minggu I bulan Juni 1 minggu
Rancangan PPAS oleh Ketua TAPD
kepada kepala daerah
3 Penyampaian Rancangan KUA dan Pertengahan bulan Juni 6 minggu
Rancangan PPAS oleh kepala daerah
kepada DPRD
4 Kesepakatan antara kepala daerah dan Akhir bulan Juli
DPRD atas Rancangan KUA dan
Rancangan PPAS
5 Penerbitan Surat Edaran kepala daerah Awal bulan Agustus 8 minggu
perihal Pedoman penyusunan RKA-SKPD
dan RKA-PPKD
6 Penyusunan dan pembahasan RKA- Awal bulan Agustus sampai dengan
SKPD dan RKA-PPKD serta penyusunan akhir bulan September
Rancangan Perda tentang APBD
7 Penyampaian Rancangan Perda tentang Minggu I bulan Oktober 2 bulan
APBD kepada DPRD

5
No Uraian Waktu Lama
8 Pengambilan persetujuan bersama DPRD Paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
dan kepala daerah tahun anggaran yang bersangkutan
9 Menyampaikan Rancangan Perda 3 hari kerja setelah persetujuan
tentang APBD dan Rancangan Perkada
tentang Penjabaran APBD kepada
MDN/Gub untuk dievaluasi
10 Hasil evaluasi Rancangan Perda tentang Paling lama 15 hari kerja setelah
APBD dan Rancangan Perkada tentang Rancangan Perda tentang APBD dan
Penjabaran APBD Rancangan Perkada tentang
Penjabaran APBD diterima oleh
MDN/Gubernur
11 Penyempurnaan Rancangan Perda Paling lambat 7 hari kerja (sejak
tentang APBD sesuai hasil evaluasi yang diterima keputusan hasil evaluasi)
ditetapkan dengan keputusan pimpinan
DPRD tentang penyempurnaan
Rancangan Perda tentang APBD
12 Penyampaian keputusan DPRD tentang 3 hari kerja setelah keputusan
penyempurnaan Rancangan Perda pimpinan DPRD ditetapkan
tentang APBD kepada MDN/Gub
13 Penetapan Perda tentang APBD dan Paling lambat akhir Desember (31
Perkada tentang Penjabaran APBD Desember
sesuai dengan hasil evaluasi
14 Penyampaian Perda tentang APBD dan Paling lambat 7 hari kerja setelah
Perkada tentang Penjabaran APBD Perda dan Perkada ditetapkan
kepada MDN/Gub

Anda mungkin juga menyukai