Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Fitokimia
Fitokimia berasal dari kata phytochemical. Phyto berarti tumbuhan atau
tanaman dan Chemical yang berarti zat kimia yang terdaapat pada tanaman.
Senyawa fitokimia tidak termasuk ke dalam zat gizi karena bukan berupa
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, maupun air. Fitokimia
merupakan zat kimia alami yang terdapat pada tumbuhan dan dapat
memberikan rasa, aroma, atau warna pada tumbuhan. (Romimoharto,1999)
Fitokimia merupakan ilmu yang mempelajari berbagai senyawa organik
yang dibentuk dan disimpan oleh tumbuhan, yaitu tentang struktur kimia,
biosintesis, perubahan dan metabolisme, serta penyebaran secara alami dan
fungsi biologis dari senyawa organik. Fitokimia atau yang biasa disebut
fitonutrien dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang
diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan
(Andreas, L, K dan Made Astawan, 2009)
Secara umum, fitokimia terdiri atas delapan kelas utama (Andreas, L, K
dan Made Astawan, 2009) :
1. Terpenoid atau isoprenoid
2. Polifenol
3. Glukosinolat
4. Fitosterol
5. Kapsaisin
6. Klorofil
7. Betalain, betanin, dan betain
8. Pektin
II.2 Biota Laut
Biota laut adalah seluruh mahluk hidup yang berkembang biak di laut.
Biota laut yang ada di perairan indonesia merupakan salah satu kekayaan
indonesia yang sangat berlimpah. Biota laut itu diantaranya terumbu karang,
ikan, dan tumbuh -tumbuhan laut yang menjadi bagian dari ekosistem laut.
Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di perairan laut yang
menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan
biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik,
kedua adalah konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat
organik dari luar tubuhnya secara langsung. yang ketiga adalah redusen
merupakan biota laut yang tidak mampu menelan zat organik dalam bentuk
butiran, tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah molekul
organik menjadi lebih sederhana (Romimohtarto dan juwana, 1999).
Biota laut secara umum terbagi menjadi tiga berdasarkan cara atau sifat
hidupnya (Romimohtarto dan juwana, 1999) :
1. Planktonik, yaitu biota yang melayang-layang, mengapung, dan bergerak
mengikuti arus. Jenis ini umumnya ditemukan di kolom permukaan air.
Terbagi menjadi dua yaitu Fitoplankton (plankton tumbuhan) seperti
alga biru dan doniflegellata, dan Zooplankton (plankton hewan)
misalnya lucifer, udang, rebon, ostracoda, dan caldocera.
2. Nektonik, yaitu biota yang berenang-renang umumnya dapat melawan
arus yang terdiri dari hewan saja. Contohnya, ikan, cumi-cumi, dan
ubur-ubur.
3. Bentik, yaitu biota yang biasa hidup di dasar atau dalam substrat, baik
tumbuhan atau hewan. Terbagi menjadi 3 macam yaitu : 1. Menempel
(sponge, teritip, dan tiram); 2. Merayap (kepiting, udang karang); 3.
Meliang (cacing, dan karang).
Biota laut sangat banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok (kasta). Kelompok hewan meliputi ikan, moluska,
krustasea, koral, erchinodermata, dan sponge. Sedangkan dari kelompok
tumbuhan, antara lain alga (rumput laut), lamun (seagrass), dan bakau
(mangrove). Biota-biota tersebut dapat kita jumpai di daerah pesisir dan laut.
(Romimoharto,1999).
II.3 Uraian Sampel
II.3. Bintang laut (Rusyana, 2011)
a. Pengertian

Bintang laut adalah salah satu spesies dari kelas Asteroidea, dan
merupakan kelompok Echinodermata , Filum Echinodermata terdiri atas
lebih kurang 6000 spesies, dan semuanya hidup di air laut. Ciri-ciri yang
menonjol adalah kulit yang berdiri dan simetris radial.
b. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Forcipulata
Famili : Oreasteridae
Genus : Culcita
Spesies : Culcita sp.
c. Morfologi
Bintang laut memiliki susunan tubuh bersimetri lima (pentraradial
simetri), tubuh berbentuk cakram yang didalamnya terdapat sistem
pencernaan, sistem respirasi, dan sistem saraf. Tubuh dilindungi oleh
lempeng kapur berbentuk perisai. Mulut dan anus terletak di sisi yang
sama yaitu sisi oral.
d. Senyawa Aktif
Senyawa aktif dari bintang laut masih terbatas pada penemuan
senyawa yang belum diketahui aktivitasnya. Bahwa bintang laut
memiliki komponen bioaktif berupa saponin. Saponin diperoleh dari
isolasi bintang laut Anasterias minuta yang memiliki kemampuan
sebagai sitotoksik, hemolisis, antifungi, dan antiviral. Isolasi dan
purifikasi dari ekstrak bintang laut ini menghasilkan senyawa steroidal
glikosid yang memiliki kemampuan sebagai antifungi.
e. Perkembangbiakan
Seekor bintang laut betina diperkirakan dapat bertelur antara 12
sampai 24 juta butir telur. Dalam 10 menit hewan jantan mulai
membuahi si betina. Proses ini bisa menyebabkan air disekitarnya
berwarna putih seperti susu. Dari beberapa jantan yang membuahinya,
hanya terlihat seekor betina yang dibuahi. Ia berada pada jarak lebih
dari 1 m dari jantannya. Telur tertuangkan dan mengalir terus menerus
dari beberapa gonoropa ke dalam air dan langsung di sebar oleh arus
air.
Hewan ini melepaskan sel kelamin ke air dan hasil pembuahannya
akan tumbuh menjadi larva mikroskopis yang lengannya bersilia, di
sebut pluteus. Pleteus kemudian mengalami metamorphosis menjadi
bentuk seperti bintang laut dan akhirnya menjadi bintang laut ke
dalam lebih dari 500 meter (1.620 kaki).
j. Jenis-jenis
a). Bintang Laut Culcita Novaeguineae
b). Bintang Laut Protoreaster nodulosus
c). Bintang Laut Culcita Sp
II.3.2 Bulu Babi (Rusyana, 2011)
a. Pengertian

Bulu babi adalah Hewan laut yang berbentuk bundar dan memiliki
duri pada kulitnya yang dapat di gerakkannya.
b. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidae
Ordo : Camiodonia
Famili : Echinoiceae
Genus : Deadema
Spesies : Deadema setosum (Bulu babi duri panjang)
c. Morfologi
Bulu babi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu: kelompok reguler dan
kelompok irreguler. Kelompok reguler adalah kelompok bulu babi
yang memiliki bentuk tubuh hemisfer, bulat dibagian atas dan merata
dibagian bawah. Hewan ini memiliki duri yang panjang dan kadang
berwarna terang. Kelompok irreguler adalah kelompok bulu babi yang
memiliki bentuk tubuh yang memipih. Mulut terletak tepat ditengah
dari sisi aboral tubuh. Organ ini dikelilingi oleh kaki tabung yang
berguna membantu dalam bergerak dan menjaga stabilitas tubuh
khususnya saat makan dan saat berada di substrat atau tidak
melaksanakan aktivitas pergerakan. Anus terletak dibagian tengah dari
sisi aboral tubuh berdekatan dengan madreporit tempat masuknya air
laut ke dalam tubuh dan berperan dalam sistem pembuluh air dan
gonopor.
d. Senyawa aktif
Warna kuning, kemerahan dan orange dari gonad bulu babi disebabkan
oleh karotenoid terutama β-echinenon. Echinenon merupakan
karotenoid dominan pada kebanyakan gonad bulu babi yang disintesis
dari β-karoten. Warna gonad berubah secara musiman dipengaruhi
oleh siklus reproduksi dan aktivitas merumput. Warna gonad juga
dipengaruhi oleh spesies alga yang dimakan bulu babi.
e. Perkembangbiakan
Pada umumnya berkelamin terpsah di mana bulu jantan dan betina
merupakan individu-individu tersendiri. Pembuahan bulu babi terjadi
secara eksternal, di mana sel telur dan sel sprema di lepas ke dalam air
laut.
f. Jenis-jenis
a). Bulu babi cokelat
b). Bulu babi hitam
c). Bulu babi ungu
d). Bulu babi merah
e). Bulu babi Hijau
II.3.3 Teripang Laut (Rusyana, 2011)
a. Pengertian

Teripang adalah biota laut yang bergerak lambat, hidup pada dasar
substrat pasir pasir, pasiran maupun dalam lingkungan terumbu.
Teripang merupakan komponen terpenting dalam rantai makanan
diterumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat
struktur pakan . Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit
dan pemakan suspensi di wilayah indo pasifik.
b. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Hothuroidea
Ordo : Forcipulata
Famili : Oreasteridae
Genus : Holothurida
Spesies : Holothurida indica
c. Morfologi
Hewan ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai
jenis Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut
mentimun laut atau disebut juga teripang. Hewan ini sering ditemukan
di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut, dan tidak
memiliki lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur
didalam kulit. Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung
posterior. Disekeliling mulut terdapat tentakel yang bercabang
sebanyak 10-30 buah. Tentakel dapat disamakan dengan kaki tabung
bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung
dibagian ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris dibagian
dorsal digunakan untuk pernapasan. Kebiasaan hewan ini meletakkan
diri diatas dasar laut atau mengubur diri didalam lumpur atau pasir dan
bagian akhir tubuhnya diperlihatkan
d. Senyawa Aktif
Teripang mengandung senyawa saponin glikosida. Senyawa ini
memiliki struktur yang hampir mirip dengan senyawa aktif dalam
gingseng, ganoderma, dan tumbuhan herbal terkenal lainnya. Senyawa
ini berfungsi sebagai antikanker dan anti inflamasi.
e. Perkembangbiakan
Teripang jantan mengeluarkan spermanya ke air. Lalu teripang
betina mengeluarkan telur di bantu oleh rangsangan pheromone.
Sperma teripang jantan akan membuahi sel telur di luar tubuh (di
dalam air). Kemudian telur yang sudah dibuahi akan tenggelam dan di
angkat kembali oleh teripang betina dengan tentakelnya lalu di
masukkan ke dalam kantung pengeraman. Rata-rata pemijahan
teripang berlangsung selama 30 menit. Walaupun ada juga yang
berlangsung antara 15 menit hingga 4 jam dan pembuahan terjadi di
dalam air. Setelah setelah pembuahan telur akan tenggelam di dasarkan
perairan atau melayang di permukaan air.
Secara umum telur akan di buahi setelah kira-kira 18 jam akan
menjadi astrula. Selanjutnya selam 3 sampai 4 hari larva ini akan
menjadi larva auricularia akan menjadi larva doriolaria yang berbentuk
tabung setelah mengalami proses metmorfosa. Larva ini akan
berkembang menjadi larva pentacula. Pada tahap ini mulai tampak
sejumlah tentakel pada bagian enterior dan sepasang yang pada
akhirnya menjadi teripang muda yang menetap pada dasar laut.
f. Jenis-jenis
a). Teripang Putih atau teripang pasir
b). Teripang Hitam
c). Teripang Cokelat
d). Teripang Batu
e). Teripang duri atau teripang kasar
DAFTAR PUSTAKA

Andreas. L. K Moda Atwan. 2009 . Khasiat Warna-warni makanan. Jakarta : PT .


Gramedia Pustaka Utama.
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Romimoharto, K dan S. Juwana.1999. Biota Laut ilmu Pengetahuan tentang laut.
Puslitbeng . Jakarta.
Rusyana, Adun. Zoologi Invertebrata. Bandung: ALFABETA, 2011.

Anda mungkin juga menyukai