Anda di halaman 1dari 17

Strategi Belajar Mengajar

Hakikat Strategi Pembelajaran

Fariz Oktafian
201410430311251
PGSD IV-E

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukaif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang tela dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannyan secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran (Djamarah, 2002).

Mengajar bukan lagi usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan,


melainkan juga usaha untuk menciptakan suatu sistem lingkungan yang
membelajarkan peserta didik agar tujuan pengajaran dapat tercapai secara optimal.
Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia
seutuhnya adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap
guru. Guru tidak cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di
kelas, tetapi juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan
mengelola informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya.

Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar mengajar


yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi yang tepat dalam
upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif peserta didik. Untuk itu guru
dan calon guru perlu dibina dan dikembangkan kemampuan profesionalnya untuk
mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang kaya akan variasi
pembelajaran.

Di dalam Proses Belajar Mengajar tercakup komponen , pendekatan , dan


berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama
diselenggaranya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan
tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka
pendidikan baik dalam suatu mata pelajarn maupun pendidikan pada umumnya. Jika
guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka
yang berperan sebagai pengajar adalah berfungsi sebagai pemimpin belajar atau
fasilitator belajar, sedaangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang
diajar. Usaha –usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan
siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai.

Nah, didalam makalah ini akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang
Hakikat Strategi Pembelajaran.

2. Rumusan Masalah.

1. Bagaimanakah hakikat Strategi Belajar Mengajar?


2. Apa perbedaan pendekatan, strategi, metode, teknik dan model pembelajaran?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran?
4. Apa saja komponen-komponen dalam Strategi Belajar Mengajar?
5. Bagaimana pula tugas dan fungsi guru dalam proses pembelajaran?

3. Tujuan Penulisan.

1. Untuk mengetahui seperti apa hakikat Strategi Belajar Mengajar.


2. Untuk mengetahui perbedaan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam Strategi Belajar Mengajar.
5. Untuk mengetahui tugas dan fungsi guru dalam proses pembelajaran.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Strategi Belajar Mengajar

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sehubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Menurut Mansyur dan Syaiful Bahri, ada empat strategi dasar dalam belajar
mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan
hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi
hasil kegiatan belajar mengajar.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana
diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Sasaran yang dituju harus
jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan
konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran.bagaimana cara guru memandang suatu persoalan,konsep,
pengertian, dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan
mempengaruhi hasilnya.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi
anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk
memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan
mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.

B. Perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode Teknik Dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student
centered approach).
Fokus yang menjadi pusat pembelajaran ada pada siswa, siswa dituntut untuk aktif
dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi dan
mendampingi siswa.

2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Pembelajaran yang berpusat pada guru, guru mempunyai peranan penting yakni
menjadi sumber informasi dan guru pun bisa menentukan apa saja yang harus
dikuasai siswa.

Beberapa jenis pendekatan dalam proses belajar mengajar, yakni :

1. Pendekatan Tujuan Pembelajaran

Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya
pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainnya,
karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.Semua
pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.

2. Pendekatan konsep Pembelajaran

Pendekatan ini berorientasi pada penggunaan pendekatan konsep berarti siswa


dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung di
dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan subkonsep yang
menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk memahami konsep.

3. Pendekatan Lingkungan

Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu


proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar. Untuk
memahami materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari – hari sering digunakan
pendekatan lingkungan .

4. Pendekatan inkuiri

Penggunaan pendekatan inkuiri berarti membelajarkan siswa untuk


mengendalikan situasi yang dihadapi ketika berhubungan dengan dunia fisik.. Pendekatan
inkuiri dibedakan menjadi inkuiri terpempin dan inkuiri bebas atau inkuiri terbuka.
Perbedaan antara keduanya terletak pada siapa yang mengajukan pertanyaan dan apa
tujuan dari kegiatannya.

5. Pendekatan Penemuan

Penggunaan pendekatan penemuan berarti dalam kegiatan belajar mengajar siswa


diberi kesempatan untuk menemukan sendiri fakta dan konsep tentang fenomena ilmiah.
Penemuan tidak terbatas pada menemukan sesuatu yang benar – benar baru.

Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian
pula situasi yang menunjang proses pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan
yang secara langsung berhubungan dengan hal yang akan ditemukan.

6. Pendekatan Proses

Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan


kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa,
merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses
digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses
menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.

7. Pendekatan Interaktif ( Pendekatan Pertanyaan Anak )

Pendekatan ini memberi kesempatan pada siswa uuntuk mengajukan pertanyaan


untuk kemudian melakukan penyelidikan yang berkaitan dengan pertanyaan yang mereka
ajukan. Pertanyaan yang diajukan siswa sangat bervariasi sehingga guru perlu melakukan
langkah – langkah mengumpulkan, memilih, dan mengubah pertanyaan tersebut menjadi
suatu kegiatan yang spesifik.

8. Pendekatan Pemecahan Masalah

Pendekatan pemecahan masalah berangkat dari masalah yang harus dipecahkan


melalui praktikum atau pengamatan. Dalam pendekatan ini ada dua versi. Versi pertama
siswa dapat menerima saran tentang prosedur yang digunakan, cara mengumpulkan data,
menyusun data, dan menyusun serangkaian pertanyaan yang mengarah ke pemecahan
masalah. Versi kedua, hanya masalah yang dimunculkan, siswa yang merancang
pemecahannya sendiri. Guru berperan hanya dalam menyediakan bahan dan membantu
memberi petunjuk.

9. Pendekatan Terpadu

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau
lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada
prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu
pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. Pendekatan terpadu dapat
diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia, khususnya di
tingkat pendidikan dasar terdapat tiga model pemdekatan terpadu yang sedang
berkembang yaitu model keterhubungan, model jaring laba – laba, model keterpaduan.

Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam


strategi pembelajaran.

2. Strategi Pembelajaran

Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat


unsur strategi dari setiap usaha yang jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran,
keempat unsur tersebut adalah:
1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil
perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang
paling efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan
teknik pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.
Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

1. Strategi induktif

Dinamakan juga strategi pembelajaran dari khusus ke umum.pada strategi induktif


bahan yang dipelajari dimulai dari hal-hal yang konkrit atau contoh-contoh yang
kemudian secara perlahan siswa dihadapkan pada materi yang kompleks dan sukar.
Strategi pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi
sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat
tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada pembelajaran induktif guru langsung
memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi
tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk
menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi. Biasanya
pembelajaran dilakukan dengan cara eksperimen, diskusi, dan demonstrasi.

2. Strategi Deduktif

Berasal dari bahasa Inggris “deduction” yang berarti penarikan kesimpulan dari
keadaan – keadaan yang umum, kemudian menemukan yang khusus, dari hal abstrak
kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh- contoh yang
konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.

Ciri-ciri dari strategi pembelajaran induktif adalah :

1. Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif


2. Berstruktur rendah
3. Penggunaan waktu yang kurang efisien
4. Memberi kesempatan yang banyak untuk belajar sewaktu-waktu.

Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :

1. Berorientasi pada siswa dan materi


2. Berstruktur tinggi
3. Penggunaan waktu yang lebih efisien.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya


digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan
“a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving
something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai
cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Metode
Metode secara etimologis, metode berasal dari kata “ met” dan “ hodes” yang bearti
melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan. Artinya Metode pembelajaran disini yaitu cara bagaimana
seorang guru agar mampu menjalankan tugasnya dengan menguasai metode-metode
pembelajaran.
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Diskusi
4) Simulasi
5) Laboratorium;
6) Pengalaman lapangan
7) Brainstorming
8) Debat
9) Simposium
10) Sosiodrama
11) Latihan
12) Proyek
13) Karya wisata
14) Tanya jawab
15) Eksperimen
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.

4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan
metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun
dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik
pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan
humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya
lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran
akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan
kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam
taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).

5. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu:
1. model interaksi sosial
2. model pengolahan informasi
3. model personal-humanistik
4. model modifikasi tingkah laku
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Kali ini kita akan bahas dalam konteks factor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses
belajar dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor Individu/Internal
1) Keadaan tonus jasmani. Apabila seorang individu berada dalam keadaan yang kurang
sehat maka proses belajar akan sedikit terhambat. Berbeda halnya dengan seseorang
yang dalam keadaan sehat akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih
efektif.
2) Keadaan fungsi jasmani. Ini berkaitan dengan fungsi alat tubuh seseorang, seperti
pengelihatan, pendengaran, lisan, dll yang keberadaannya sangat berpegnaruh saat
proses belajar.
3) Keadaan psikologis. Ini sangat erat kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini:
a. IQ atau kecerdasan siswa IQ adalah kecerdasan bawaan yang dimiliki oleh
seseorang. IQ biasanya mengindikasikan kecepatan menghitung dan pemahaman
materi yang diajarkan.
b. Motivasi Belajar siswa
Motivasi akan sangat berpengaruh bagi setiap siswa, karena motivasi salah satu
fungsinya adalah mendorong atau menggerakkan jiwa kita sehingga mau
melakukan sesuatu.
c. Minat
Hal yang disenangi akan mendorong siswa untuk belajar. Faktor lain yang
mempengaruhi belajar dan pembelajaran adalah sikap, bakat, dll.
2. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
 Lingkungan tempat siswa belajar
 Lingkungan tempat siswa tinggal
 Lingkungan keluarga
2) Materi yang dipelajari
Tignkat kesulitan materi yang dipelajari akan dapat mempengaruhi factor internal
siswa dalam belajar.
3) Pengajar/guru
Pengajar memegang peranan yang penting bagi keberhasilan belajar siswa, karena
peran guru tak akan bisa digantikan dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru
adalah sebagai pengajar yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan
belajar, sebagai sosok yang mempengaruhi anak didik,memberikan nasihat pada anak
didik, dan mempermudah anak didik dalam belajar.

D. Komponen-komponen Belajar – Mengajar


Belajar sebagai suatu sistem intruksional mengacu kepada pengertian sebagai
seperangkat komponen yang sangat bergantung dengan yang lain untuk mencapai suatu
tujuan. Sebagai sistem, belajar mengajar meliputi bahan, siswa, guru, metode dan evaluasi
demi tercapainya tujuan tersebut, tidak hanya komponen-komponen diatas, tetapi ada
persoalan yang biasa dihadapi guru yaitu :
1. Tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan. Tidak ada
suatu kegiatan yang tidak memiliki tujuan. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
merupakan tujuan yang normatif, dengan kata lain dalam tujuan terdapat sejumlah nilai
yang harus ditanamkan kepada anak didik yang akan mewarnai mereka cara bersikap
dan berbuat terhadap lingkungan sosialnya.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen lainnya mis : bahan
belajar, pemilihan metode, sumber dsb. Semua komponen tersebut harus bersesuaian
agar tercapainya tujuan yang efektif.
2. Bahan pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar, tanpa bahan proses tersebut tidak dapat berjalan. Ada 2 persoalan dalam
pengusaan bahan pelajaran yaitu, penguasaan bahan pelajaran pokok dan penguasaan
bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah pelajaran yang menyangkut
bidang yang dipegang oleh guru sesuai dengan keahliannya sedangkan bahan pelajaran
pelengkap adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan para guru dalam
menunjang penyajian bahan pelajaran pokok.
3. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu
yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar yang
melibatkan semua komponen pengajaran. Dalam kegiatan belajar anak didik dituntut
lebih aktif, guru hanya berperan sebagai motivator dan disini guru harus mengetahui
perbedaan individual anak didik yaitu biologis, intelektual dan psikologis.
4. Metode
Pemilihaan metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan proses belajar
mengajar. Seorang guru yang tidak menguasai metode satupun, ia tidak dapat
melaksanakan proses diatas. Dalam pemilihan metode guru disarankan untuk memilih
metode yang bervariasi agar anak didik tidak bosan dalam menerimanya secara
otomatis tujuan pembelajaran yang kondusif dapat tercapai.
Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar,
pembimbing, perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dll. Oleh karena itu
guru harus memahami segenap aspek pribadi anak didik diantaranya :
 Kecerdasan dan bakat khusus
 Prestasi sejak permulaan sekolah
 Perkembangan jasmani dan keesehatannya
 Kecendrungan emosi dan karakternya
 Sikap dan minat belajar
 Cita-cita
 Kebiasaan belajar dan bekerja
 Hobi dan penggunaan waktu senggang
 Hubungan sosial disekolah dan dirumah
 Latar belakang keluarga
 Lingkungan tempat tinggal
 Sifat-sifat khusus dan kesulitan anak didik
Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan dengan cara evaluasi. Selain itu
guru harus melaporkan perkembangan hasil belajar kepada orang tua khususnya.
Belajar adalah sebuah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Yang
mana tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, ketrampilan maupun sikap serta meliputi segala aspek pribadi. Kegiatan
belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar
mengajar, menilai proses dan hasil belajar, semuanya termasuk cakupan tanggung
jawab guru. Jadi hakikat belajar adalah perubahan.
5 . Siswa
Menurut Pasal 1 butir 4 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, peserta didik
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan pendidikan tertentu. Siswa atau
peserta didik merupakan subyek utama dalam pembelajaran dalam usaha pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah dibuat sebagai acuan kegiatan belajar-mengajar.
6 . Materi
Materi pelajaran, teridiri dari materi formal yang di dapat dari buku-buku teks resmi
(buku paket) sekolah dan materi informal yang di dapat dari lingkungan sekitar dengan
maksud agar proses pembelajaran lebih relevan dan aktual.
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun
karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinsondan Waters adalah:
a. Adanya teks yang menarik.
b. Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan
berpikir siswa.
c. Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan
yang sudah mereka miliki.
d. Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.

E. Tugas dan Fungsi Guru


Guru adalah figur seorang pemimpin. Bila di pahami tugas Guru tidak hanya harus
menguasai satu atau beberapa disiplin keilmuan yang harus dapat diajarkannya, ia harus
juga mendapat pendidikan kebudayaan yang mendasar untuk aspek manusiawinya. Jadi di
samping membiasakan mereka untuk mampu menguasai pengetahuan yang dalam, juga
membantu mereka untuk dapat menguasai satu dasar kebudayaan yang kuat. Jadi bagi
guru-guru juga perlu diberikan dasar pendidikan umum.

Fungsi Guru :

1. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai
yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam kehidupan
masyarakat.
2. Informator
Sebagai informotory, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
penegtahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaranyang telah diprogramkan dalam kurikilum.
3. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar.
4. Inisiator
Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide- ide
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
5. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah disebutkan diatas,
adalag sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran
guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila
yang cakap
6. Supervisor
Sebagai supervior, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pengajaran.

Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat
dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia
tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia
harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak,
maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan
akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
BAB III
KESIMPULAN

Di dalam Proses Belajar Mengajar tercakup komponen , pendekatan , dan berbagai


Metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Jika guru terlibat di dalamnya
dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka yang berperan sebagai pengajar
adalah berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedaangkan siswa berperan
sebagai pelajar atau individu yang diajar. Usaha –usaha guru dalam proses tersebut utamanya
adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai.

1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

2. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya


digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan
“a plan of operation achieving something” .

3. Metode
Metode secara etimologis, metode berasal dari kata “ met” dan “ hodes” yang berarti
melalui.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
5. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran

1. Faktor Individu/Internal
2. Faktor Eksternal
Daftar Pustaka

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja
Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/)
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat
Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai