Fariz Oktafian
201410430311251
PGSD IV-E
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukaif. Nilai edukatif
mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk
mencapai tujuan tertentu yang tela dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannyan secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan pengajaran (Djamarah, 2002).
Nah, didalam makalah ini akan dijelaskan beberapa hal yang berkaitan tentang
Hakikat Strategi Pembelajaran.
2. Rumusan Masalah.
3. Tujuan Penulisan.
PEMBAHASAN
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Sehubungkan dengan
belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan. Menurut Mansyur dan Syaiful Bahri, ada empat strategi dasar dalam belajar
mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku
dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan
hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam
menunaikan kegiatan mengajarnya
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi
hasil kegiatan belajar mengajar.
Pertama, spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana
diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan itu. Sasaran yang dituju harus
jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan
konkret, sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan
efektif untuk mencapai sasaran.bagaimana cara guru memandang suatu persoalan,konsep,
pengertian, dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan
mempengaruhi hasilnya.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar
yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi
anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk
memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan
mampu berpikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
Keempat, menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru
mempunyai pegangan yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana
keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.
2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).
Pembelajaran yang berpusat pada guru, guru mempunyai peranan penting yakni
menjadi sumber informasi dan guru pun bisa menentukan apa saja yang harus
dikuasai siswa.
Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan dicapai. Sebenarnya
pendekatan ini tercakup juga ketika seorang guru merencanakan pendekatan lainnya,
karena suatu pendekatan itu dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.Semua
pendekatan dirancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
3. Pendekatan Lingkungan
4. Pendekatan inkuiri
5. Pendekatan Penemuan
Pada umumnya materi yang akan dipelajari sudah ditentukan oleh guru, demikian
pula situasi yang menunjang proses pemahaman tersebut. Siswa akan melakukan kegiatan
yang secara langsung berhubungan dengan hal yang akan ditemukan.
6. Pendekatan Proses
9. Pendekatan Terpadu
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur atau
lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan menekankan pada
prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan wawasan karena satu
pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang. Pendekatan terpadu dapat
diimplementasikan dalam berbagai model pembelajaran. Di Indonesia, khususnya di
tingkat pendidikan dasar terdapat tiga model pemdekatan terpadu yang sedang
berkembang yaitu model keterhubungan, model jaring laba – laba, model keterpaduan.
2. Strategi Pembelajaran
1. Strategi induktif
2. Strategi Deduktif
Berasal dari bahasa Inggris “deduction” yang berarti penarikan kesimpulan dari
keadaan – keadaan yang umum, kemudian menemukan yang khusus, dari hal abstrak
kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh- contoh yang
konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis.
3. Metode
Metode secara etimologis, metode berasal dari kata “ met” dan “ hodes” yang bearti
melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan. Artinya Metode pembelajaran disini yaitu cara bagaimana
seorang guru agar mampu menjalankan tugasnya dengan menguasai metode-metode
pembelajaran.
1) Ceramah
2) Demonstrasi
3) Diskusi
4) Simulasi
5) Laboratorium;
6) Pengalaman lapangan
7) Brainstorming
8) Debat
9) Simposium
10) Sosiodrama
11) Latihan
12) Proyek
13) Karya wisata
14) Tanya jawab
15) Eksperimen
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan
metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya
tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun
dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. Sementara taktik
pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan
humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya
lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran
akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan
kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam
taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
5. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh
guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan
dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model
pembelajaran, yaitu:
1. model interaksi sosial
2. model pengolahan informasi
3. model personal-humanistik
4. model modifikasi tingkah laku
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Kali ini kita akan bahas dalam konteks factor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses
belajar dan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor Individu/Internal
1) Keadaan tonus jasmani. Apabila seorang individu berada dalam keadaan yang kurang
sehat maka proses belajar akan sedikit terhambat. Berbeda halnya dengan seseorang
yang dalam keadaan sehat akan dapat melakukan proses pembelajaran dengan lebih
efektif.
2) Keadaan fungsi jasmani. Ini berkaitan dengan fungsi alat tubuh seseorang, seperti
pengelihatan, pendengaran, lisan, dll yang keberadaannya sangat berpegnaruh saat
proses belajar.
3) Keadaan psikologis. Ini sangat erat kaitannya dengan beberapa hal dibawah ini:
a. IQ atau kecerdasan siswa IQ adalah kecerdasan bawaan yang dimiliki oleh
seseorang. IQ biasanya mengindikasikan kecepatan menghitung dan pemahaman
materi yang diajarkan.
b. Motivasi Belajar siswa
Motivasi akan sangat berpengaruh bagi setiap siswa, karena motivasi salah satu
fungsinya adalah mendorong atau menggerakkan jiwa kita sehingga mau
melakukan sesuatu.
c. Minat
Hal yang disenangi akan mendorong siswa untuk belajar. Faktor lain yang
mempengaruhi belajar dan pembelajaran adalah sikap, bakat, dll.
2. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
Lingkungan tempat siswa belajar
Lingkungan tempat siswa tinggal
Lingkungan keluarga
2) Materi yang dipelajari
Tignkat kesulitan materi yang dipelajari akan dapat mempengaruhi factor internal
siswa dalam belajar.
3) Pengajar/guru
Pengajar memegang peranan yang penting bagi keberhasilan belajar siswa, karena
peran guru tak akan bisa digantikan dalam proses pembelajaran. Adapun peran guru
adalah sebagai pengajar yang ahli, motivator, mengelola siswa dan lingkungan
belajar, sebagai sosok yang mempengaruhi anak didik,memberikan nasihat pada anak
didik, dan mempermudah anak didik dalam belajar.
Fungsi Guru :
1. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai
yang buruk. Nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam kehidupan
masyarakat.
2. Informator
Sebagai informotory, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
penegtahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata
pelajaranyang telah diprogramkan dalam kurikilum.
3. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar.
4. Inisiator
Dalam fungsinya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide- ide
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran.
5. Pembimbing
Peran guru yang tidak kalah penting dari semua peran yang telah disebutkan diatas,
adalag sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran
guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila
yang cakap
6. Supervisor
Sebagai supervior, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai
secara kritis terhadap proses pengajaran.
Begitu banyak peran yang harus diemban oleh seorang guru. Peran yang begitu berat
dipikul di pundak guru hendaknya tidak menjadikan calon guru mundur dari tugas mulia
tersebut. Peran-peran tersebut harus menjadi tantangan dan motivasi bagi calon guru. Dia
harus menyadari bahwa di masyarakat harus ada yang menjalani peran guru. Bila tidak,
maka suatu masyarakat tidak akan terbangun dengan utuh. Penuh ketimpangan dan
akhirnya masyarakat tersebut bergerak menuju kehancuran.
BAB III
KESIMPULAN
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2. Strategi Pembelajaran
3. Metode
Metode secara etimologis, metode berasal dari kata “ met” dan “ hodes” yang berarti
melalui.
4. Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
5. Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
1. Faktor Individu/Internal
2. Faktor Eksternal
Daftar Pustaka
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja
Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/)
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat
Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.