Anda di halaman 1dari 6

AGRARIA - HK PERTAMBANGAN 13/09/2016

HUKUM PERTAMBANGAN

PENGERTIAN
Hukum Pertambangan = keseluruhan ketentuan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang
mengatur kegiatan penyelidikan umum,
eksplorasi, dan/atau eksploitasi (operasi
produksi) serta kegiatan pasca tambang
terhadap bahan tambang untuk mencapai
tujuan tertentu

HUKUM PERTAMBANGAN
BAHAN TAMBANG terdiri atas :
 Mineral adalah senyawa anorganik yang terbentuk di alam, memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu serta susunan kristal teratur atau gabungannya yang membentuk
batuan, baik dalam bentuk lepas atau padu
 Batubara adalah endapan senyawa organik karbonan yang terbentuk secara
alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan
 Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berujud fasa cair atau padat, termasuk aspal,
lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan
 Gas Bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berujud fasa gas yang diperoleh dari proses
penambangan Minyak dan Gas Bumi

Nur Hasan Ismail 1


AGRARIA - HK PERTAMBANGAN 13/09/2016

HUKUM PERTAMBANGAN

PENGELOMPOKAN BAHAN TAMBANG Dari Aspek Nilainya bagi


Kepentingan Bangsa dan Negara :
 Bahan Tambang Strategis = bagi kepentingan pertahanan & keamanan
serta perekonomian negara
Migas, uranium, radium, thorium, dan bahan radio aktif lainnya
Bitumen cair & padat, lilin bumi, dan aspal
Antrasit, batu bara, nikel, timah
 Bahan Tambang Vital = menjamin hajat hidup orang banyak : besi,
vanadium, titanium, bauksit, tembaga, emas, platina, intan, perak, dsb
 Bahan Tambang Bahan industri : nitrat, garam batu, batu permata,
pasir, batu apung, marmer, batu kapur, granit, andesit, tanah liat, dls

DASAR HUKUM PERTAMBANGAN


x
 Dasar Hukum : Pertambangan Minyak Bumi & Gas Alam ( Migas)
Semula diatur dalam PERPPU No. 44 Tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
UU No.22 Tahun 2001 tentang Minyak & Gas Bumi sebagai Pengganti UU No.44 Tahun 21960
PP No.35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Migas Bumi
PP No.36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Migas Bumi
 Dasar Hukum : Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba)
 UU No.11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Pertambangan
 UU No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara
 PP No.27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-Bahan Galian
 PP No.23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara
 TUJUAN HUKUM PERTAMBANGAN
Tujuan Antara
• Menjamin efektivitas Pelaks & Pengendalian Usaha hulu & Hilir Migas Tujuan Akhir
• Menjamin tersedianya Migas Kebutuhan Dalam Negeri
• Meningkatkan kemampuan nasional bersaing di tingkat regional-global
• Meningkatkan pendapatan negara + lapangan kerja + Ekologi Sebesar2
Kemakmuran
• Menjamin efektivitas Pelaks & Pengendalian Usaha Minerba Rakyat
• Menjamin keberlangsungan manfaat Minerba & Ekologi
• Menjamin tersedianya Minerba Kebutuhan Dalam Negeri
• Menjamin kepastian hukum usaha+ pendapatan masy/lapangan kerja

Nur Hasan Ismail 2


AGRARIA - HK PERTAMBANGAN 13/09/2016

ASAS PENYELENGGARAAN USAHA


PERTAMBANGAN
ASAS HUKUM USAHA PERTAMBANGAN MINERBA ASAS HUKUM USAHA PERTAMBANGAN MIGAS
 Manfaat = harus memberikan keuntungan ekonomi &  Manfaat = harus memberikan keuntungan ekonomi & sosial
sosial bagi semua kelompok bagi semua kelompok
 Keadilan = semua orang/kelompok diberi  Keadilan = semua orang/kelompok diberi kesempatan untuk
kesempatan untuk melakukan usaha pertambangan melakukan usaha pertambangan
 Keseimbangan = usaha pertambangan harus menjaga  Keseimbangan = usaha pertambangan harus menjaga
keselarasan antara produksi dengan ekologi keselarasan antara produksi dengan ekologi
 Pemerataan = dapat dinikmati semua kelompok
 Keberpihakan kepada kepentingan bangsa = usaha
 Ekonomi Kerakyatan = pertambangan Migas harus mampu
pertambangan harus menempatkan kepentingan
memberdayakan usaha masyarakat
bangsa sebagai prioritas  Kemakmuran Bersama = menjadi sumber bagi pemenuhan
 Partisipatif = perencanaan & pelaksanaan kebijakan pokok warga masyarakat
pertambangan harus melibatkan masyarakat  Keterpaduan = penyelenggaraan usaha tambang Migas
 Transparansi = semua aspek yang terkait dengan harus terkoordinasi antarlembaga pusat & pusat-daerah
pertambangan harus dapat diakses  Keamanan & Keselamatan = penyelenggaraan harus bebas
 Akuntabilitas = kebijakan dan pelaksanaan penyeleng dari tindakan melawan hukum & bebas dari kecelakaan kerja
garaan pertambangan harus dipertanggungjawabkan  Kepastian Hukum = adanya kejelasan hak & kewajiban
 asas berkelanjutan dan bermawasan lingkungan = pelaku usaha
pengintegrasian dimensi ekonomi, lingkungan, dan  bermawasan lingkungan = pengintegrasian dimensi
sosial untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini ekonomi-lingkungan-sosial bagi kesejahteraan masa kini &
dan masa mendatang mendatang

KEBERADAAN “HAK BANGSA” & ”HAK MENGUASAI NEGARA”


MIGAS Bumi & MINERBA di dalam Wilayah Hukum Pertambangan
Indonesia merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh negara
untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat (Pasal 4 UU 22/2001+UU4/2004)

Frase “Kekayaan Nasional”


Mengandung inti yang sama dengan Pasal
1 ayat (2) UU No.5/1960
Maknanya = sumber daya tambang Frase “Dikuasai Oleh Negara”
 Mengandung inti yang sama dengan Pasal 2
merupakan kepunyaan bangsa Indonesia
ayat (1) UU No.5/1960 + Pasal 33 ayat (3) UUD
atau Hak Bangsa NRI
Sifatnya abadi + sakral meskipun UU  Maknanya = adanya kewenangan Negara
Pertambang an tidak disebutkan dengan untuk membuat & melaksanakan kebijakan,
tegas pengatur-an, pengurusan, pengelolaan, dan
pengawasan atas sumber daya tambang

Nur Hasan Ismail 3


AGRARIA - HK PERTAMBANGAN 13/09/2016

HUBUNGAN HAK BANGSA DG HAK MENGUASAI NEGARA

KEWENANGAN HAK BANGSA KEWENANGAN


MENGATUR ATAS SD TAMBANG MEMPUNYAI BERSAMA

Deligasi
HAK MENGUASAI
NEGARA
ATAS SD TAMBANG

 Kebijakan (Beleid) = prinsip2 yang digunakan sebagai acuan untuk mencapai tujuan sebesar2 kemakmuran
rakyat
 Pengaturan (Regelendaad) = penuangan prinsip2 & tujuan dalam kebijakan ke dalam peraturan perundang-
undangan
 Pengurusan (Bestuursdaad) = penentuan bentuk alas hak sebagai dasar hubungan hukum antara orang
dengan sumber daya tambang seperti izin/kuasa pertambangan/kontrak karya
 Pengelolaan (Beheersdaad) = penentuan pemanfaatan SD Tambang & orang yang akan diberi kesempatan
 Pengawasan (Toezichthoudensdaad) = melakukan pengendalian & peringatan agar kegiatan usaha
pertimbangan mengarah pada tercapainya tujuan

TERUJUDNYA TUJUAN ANTARA +


AKHIR

ALAS HAK USAHA PERTAMBANGAN MIGAS

USAHA HILIR
Pengolahan-Pengangkut
an, Penyimpanan, Niaga USAHA HULU
 Eksplorasi
ALAS HAK = IZIN PEMERINTAH
 Eksploitasi
• Izin Usaha Pengolahan ALAS HAK
• Izin Usaha Pengangkutan 1 2
• Izin Usaha Penyimpanan
• Izin Usaha Niaga

SUBYEK PEMEGANG IZIN


KUASA PERTAMBANGAN (KP) KONTRAK KERJASAMA BADAN USAHA/BENTUK
 Kontrak Bagi Hasil
• Badan Usaha = perusahaan berbadan Diberikan kepada  Kontrak Kerjasama lain
USAHA TETAP
hukum Indonesia Pemerintah Pusat Sebagai
• Badan Usaha yang berkedudukan juga PELAKSANA KP = BP ISINYA KONTRAKTOR KERJA
sebagai pelaku usaha eksplorasi & MIGAS/SKK MIGAS • Wilayah Kerja + Waktu SAMA USAHA
eksploitasi • Hak & Kewajiban
• Bentuk Usaha Tetap = badan usaha • Pengalihan hak
berbadan hukum asing yang • Tenaga kerja Indonesia
melakukan usaha di wilayah Indonesia • Pemberdayaan masy
• Pengelolaan lingkungan

Nur Hasan Ismail 4


AGRARIA - HK PERTAMBANGAN 13/09/2016

ALAS HAK USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

WILAYAH PERTAMBANGAN

Wilayah Usaha Wilayah Pertambangan Wilayah Pencadangan


Pertambangan (WUP) Rakyat (WPR) Negara (WPN)
Ditetapkan oleh Pemerintah Dg Persetu-juan DPR
Ditetapkan oleh Pemerintah Berko ordinasi Ditetapkan oleh Pemkab/Kota Berkon-
dengan Pemda & Memperhatikan aspirasi daerah Untuk
sultasi dengan DPRD + Sebelumnya
Kepentingan Strategis Nasional :
Diumumkan secara terbuka
 Pencadangan Komoditas tertentu
WIUP WIUP WIUP  Sebagai daerah Konservasi untuk jangka waktu
KRITERIA WPR = TERDAPAT
tertentu (Pasal 27 UU 4/2009)
 Cadangan Mineral di sungan/tepinya
 Cadangan logam/batubara s.d 25 M
 Endapan sungai yang sudah mati WPN DIUBAH STATUSNYA SBG WILAYAH USAHA
IZIN USAHA PERTAMBANGAN (IUP) PERTAMBANGAN KHUSUS (WUPK) dg pertimb :
 Tempat yang lebih dari 15 tahun sbg
 Pemenuhan Bahan baku industri + energi
 Pusat = jika wilayahnya lintas pertambangan rakyat  Sumber devisa negara
Provinsi + >12 Mil laut  Luas = maksimal 25 Ha  Membangun pusat pertumbuhan ekonomi
 Pemprov = jika wilayahnya lin-tas  Membangun daya dukung lingkungan
kab/kota + >4 – 12 Mil Laut  Harus menggunakan teknologi tinggi & modal
 Pemkab/kota = jika dalam wila yah IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT besar (Pasal 28 UU No.4/2009)
Oleh Bupati/Walikota
Kab/Kota + < 4 Mil laut
IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS
Pasal 20 – 26 UU 4/2009
Pasal 14 – 19 UU 4/2009 Pemerintah

JANGKA WAKTU, LUAS WILAYAH, SUBYEK & CARA IUP (Pasal 42-63 UU 4/2009)

Jangka Waktu Kegiatan + Luas WIUP


Jenis Minerba Subyek yg Diberi Cara Perolehan
Eksplorasi Produksi
Mineral Radioktif Diatur tersendiri idem idem idem
 8 tahun  20 tahun (2 x 10 th) Badan Usaha, Koperasi
Mineral Logam Lelang
 5.000- 100.000 Ha  25.000 Ha Perorangan
 3 tahun  10 tahun (2 x 5 th)
Mineral Bukan Logam Idem Permohonan
 500 – 25.000 Ha  5.000 Ha
Mineral Bukan Logam  7 tahun  20 tahun (2 x 10 th)
Idem Permohonan
Tertentu - -
 3 tahun  5 tahun (2 x 5 th)
Batuan Idem Permohonan
 5 – 5.000 Ha  1.000 Ha
 7 tahun  20 tahun (2 x 10 th)
Batu Bara idem Lelang
 5.000 – 50.000 Ha  15.000 Ha
CATATAN
 Satu Izin hanya berlaku bagi 1 jenis pertamb Minerba
 Jika dalam proses Eksplorasi diperoleh mineral atau batubara wajib dilaporkan
 Jika mineral /batubara itu hendak dijual wajib mengajukan izin Sementara utk pengangkutan dan penjualan
 Jika dalam satu WIUP didapat jenis Mineral berbeda hrs diminta Izin tersendiri oleh Penemu atau pihak lain

Nur Hasan Ismail 5


AGRARIA - HK PERTAMBANGAN 13/09/2016

JANGKA WAKTU, LUAS, SUBYEK & CARA IPR (Pasal 67-68 UU 4/2009)

Jenis Minerba Jangka Waktu Luas IPR Subyek yg Diberi Cara Perolehan

Logam, bukan logam, batuan  5 tahun  1 ha bagi perseoragan Permohonan


dan/atau batu bara  dapat diperpanjang  5 Ha bagi Kelompok
 10 Ha bagi Koperasi
JANGKA WAKTU, LUAS, SUBYEK & CARA IUPK (Pasal 74-83 UU No.4/2009)

Jangka Waktu Kegiatan +


Jenis Minerba Luas WIUPK Subyek Cara Perolehan
Eksplorasi Produksi
Logam  8 tahun  20 tahun (2 x 10 th) BUMN/D  Prioritas bagi BUMN/D
 100.000 Ha  25.000 Ha BUMSwasta  Lelang bagi BUMS
Batu Bara  7 tahun  20 tahun (2 x 10 th)
 50.000 Ha  15.000 Ha idem Idem
CATATAN
 Jika dalam proses Eksplorasi diperoleh mineral atau batubara wajib dilaporkan
 Jika mineral /batubara hendak dijual wajib mengajukan izin Sementara utk pengangkutan dan penjualan
 Satu Izin hanya berlaku bagi 1 jenis pertamb Minerba
 Jika satu WIUP didapat jenis Mineral berbeda hrs diminta Izin tersendiri oleh Penemu atau pihak lain

Nur Hasan Ismail 6

Anda mungkin juga menyukai