Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia merupakan mahkluk ciptaan Alloh yang paling sempurna,
Karena manusia dibekali dengan berbagai kelebihan disbanding dengan
mahluk lain, yaitu nafsu, (sifat dasar iblis), taat/patuh/tunduk (sifat dasar
malaikat), dan akal (sifat keistimewaan manusia). Ketiga hal tersebut
membua manusia memiliki kedudukan yang tinggi dihadapanNya, jika
manusia dapat mengatur ketiganya dan dapat memposisikan diri
sebagaimana yang dititahkan oleh sang Robb.
Dengan adanya akal, membuat manusia selalu ingin tahu tentang
apapun. Untuk memenuhi rasa ingin tahu itu manusia menggunakan jalur
dakwah. Melalui dakwah manusia dapat memperoleh berbagai ilmu baru
dan dapat mengembangkan ilmu tersebut. Filsafat merupakan cabang ilmu
pengetahuan yang selalu menggunakan pemikiran mendalam, luas, radikal
(sampai keakar-akarnya), dan berpegang pada kebijaksanaan dalam melihat
suatu problem. Dengan kata lain, filsafat selalu mencoba mencari hakikat
atau maksud dibalik adanya sesuatu tersebut.
Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas sedikti tantang
hakekat manusia dilihat dari segi Filsafat (menyeluruh) dan hakekat
manusia dilihat dari segi Agama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa hakekat manusia dalam perspektif Filsafat?
2. Apa hakekat manusia dalam perspektif Agama?
C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui hakekat manusia dalam pespektif Filsafat.
2. Untuk mengetahui hakekat manusia dalam pespektif Agama.

1
BAB II

PAMBAHASAN

A. Hakekat Manusia dalam Perspektif Filsafat

Menurut Ahmad Tafsir, salah satu keunikan manusia adalah


keinginanya untuk mengetahui dirinya sendiri. Manusai sepanjang masa
mencari jawaban tentang siapa sebenarnya manusia itu. Jawaban dari
pertanyaan itu bersifat subjektif karena manusia sendiri yang menajwab
pertanyaan itu. Artinya jawaban tentang manusia itu dilahirkan oleh
manusia yang sama sekali tidak mengetahui apa itu manusia. Ironis
memang, tapi itulah manusia. Mahluk yang unik dan misterius.1

Socrates (470-399 SM), telah mencoba mengungkapkan pemikiranya


tentang manusia di hadapan murid-muridnya. Dalam pandanganya manusia
memiliki potensi untuk menjawab scara benar setiap persoalan yang
muncul dalam kehidupanya. Akan tetapi manusia tidak menyadarihal ini.
Oleh karena itu perlu ada orang lain yang membantu orang itu melahirkan
ide yang ada dalam manusia tersebut.2

Manusia, demikian kata Plato (427-347), terdiri dari tiga bagian :


kepala, dada, perut. Untuk setiap bagian ini ada bagian jiwa yang terkait.
Akal terletak dikepala, kehendak terletak di dada, dan nafsu ter;etak di
perut. Pada bagian ini Plato berteori bahawa jika manusia memiliki tiga
elemen, yaitu roh, nafsu, dan rasio.3

Rene Descartes (1596-1650 M), adalah filosof pernacis. Manusia dalam


pandanganya adalah mahluk yang rasional. Dalam diri manusia terdapat
interaksi yang konstan antara pikiran dan badan. Selama pikiran berada di
dalam badan, ia yakin terkait dengan otak melalui sebuah organ otak yang

1
Jurnal Kajian Pendidikan Agama-Ta’lim Vol. 4 No. 2. 2006 Hal.134
2
Jurnal Kajian Pendidikan Agama-Ta’lim Vol. 4 No. 2. 2006 Hal.134
3
Jurnal Kajian Pendidikan Agama-Ta’lim Vol. 4 No. 2. 2006 Hal.134-135

2
4
dinamakan kalenjer otak, dimana interaksi konstan berlangsung antara roh
dan materi.5

John Locke (1623-1704) adalah seorang filosof kebangsaaan Inggris.


Beliau adalah pencetus teori ta bula rasa. Beliau mengatakan bahwa
manusia itu saat dilahirkan ibarat kertas bersih (istilah meja lilin),
kemudian diisi dengan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam
hidupnya. Pengalamanlah yang paling menentukan keadaan seseorang.
Menurut paham ini pendidikan sangat berpengaruh pada proses seseorang.
Karenanya baik tidaknya seseorang bergantung pada pengalaman-
pengalaman sehari-harinya.

Beberapa pandangan terkait hakikat manusia memberikan gambaran


yang lebih jelas tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan hakikat
manusia, potensi-potensi, usaha-usaha yang dapat dilakukan dalam upaya
mengembangkan potensi-potensi manusia tersebut. Untuk itu perlu kiranya
melihat secara lebih rinci tentang beberapa pandangan mengenai hakikat
manusia:6

1. Pendekatan Filososif
Menurut pandangan filosofis manusia diciptakan untuk memberikan
kesetiaan, mengabdi dan menyembah hanya pada penciptaNya. Dalam
Al Quran disebutkan : “Dan aku menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepadaKu”. (QS. Ad Dzariyat :
56), dengan begitu menuruut filosofis al quran manusia memang
diciptakan unutk taat dan mengabdi keapada penciptanya. Sesuai
dnegan hakikat penciptaNya, maka keberadaan atau eksistensi manusia
itu baaru akan berakhir, mermakna dan bernilai apabila pola hidup
manusia sesuai dengan blueprint yang sudah ditetaepkan oleh tuhan.
Pengembangan potensi manusai harus bias mengarahkan manusai untuk

4
Jurnal Kajian Pendidikan Agama-Ta’lim Vol. 4 No. 2. 2006 Hal.135
5
Jurnal Kajian Pendidikan Agama-Ta’lim Vol. 4 No. 2. 2006 Hal.135
6
Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIII, No. 2, Februari 2013. Hal.299-300

3
menjadi abdi tuhanNya dan mengikuti niali-nilai yang benar menurut
kebenaran ilahiyah yang hakiki.7
2. Pandangan Psikoanalitik
Pandangan psikoanalitik diyakini bahwa pada hakikatnya manusia
digerakkan oleh dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat
instingtif. Hal ini menyebabkan tingkat laku seseorang manusia diatur
dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang memang ada dalam diri
manusia. Terkait hal ini diri manusia tidak memegang kendali atau
tidak menentukan atas nasibnya seseorang tapi tingkah laku seseorang
itu semata-mata diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan insting
biologisnya.
3. Pandangan Humanistik
Para humanis menyatakan bahwa manusia memiliki dorongan-
dorongan dari dalam dirinya unuk mengarahkan dirinya mencapai
tujuan yang positif. Mereka menganggap manusia itu rasional dan dapat
menentukan nasibnya sendiri. Hal ini membuat manusia terus berubah
dan berkembang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih
sempurna. Manusia dapat pula menjadi anggota kelompok masyarakat
dengan tingkah laku yang baik. Mereka juga mengatakan selain adanya
dorongan-dorongan tersebut, manusia dalam hidupnya juga digerakkan
oleh rasa tanggungjawab sosial dengan keinginan mendapatkan sesuatu.
Dalam hal ini manusia dianggap sebagai makhluk individu dan juga
sebagai makhluk sosial.
4. Pandangan Martin Buber
Martin buber mengatakan bahwa pada hakikatnya manusia tidak
bisa disebut ‘ini’ atau ‘itu’. Menurutnya manusia adalah sebuah
eksistensi atau keberadaan yang memiliki potensi namun dibatasi oleh
kesemestaan alam namun keterbatasan ini hanya bersifat faktual bukan
esensial sehingga apa yang akan dilakukannya tidak dapat diprediksi.
Dalam pandangan ini manusia berpotensi untuk menjadi ‘baik’ atau

7
Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIII, No. 2, Februari 2013. Hal.313

4
‘jahat’, tergantung kecenderungan mana yang lebih besar. Hal ini
memungkinkan manusia yang ‘baik’ kadang-kadang juga melakukan
‘kesalahan’.
5. Pandangan Behavioristik
Pandangan behavioristik menganggap manusia sebagai makhluk
yang reaktif dan tingkah lakunya dikendalikan oleh faktor-faktor dari
luar dirinya, yaitu lingkungannya. Lingkungan merupakan faktor
dominan yang mengikat hubungan individu.

Ditinjau dari sudut filsafat manusia, istilah sejarah tentu mengacu


kepada peristiwa-peristiwa yang mempunyai arti penting bagi manusia.
Dengan mengadakan penelitian atas peristiwa tersebut, dapat diperoleh
kejelasan tentang masalah apakah manusia itu.

Pertama, peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lampau mungkin


menunjukan sesuatu yang menyangkut pelaku yang terlibat dalam peristiwa
tersebut. Penemuan-penemuan baru, misalnya, menunjukan adanya sifat
yang berarahtujuan dalam tingkah laku manusia.

Kedua, macam penafsiran yang dilakukan terhadap peristiwa ini mungkin


menunjukkan sesuatu yang menyangkut hasrat-hasrat serta keadaan-
keadaan yang didambakan manusia. Bila kita mengatakan manusia
merupakan hasil sejarah maka yang kita maksud ialah manusia berada
dalam keadaannya yang sekarang karena peristiwa yang terjadi di masa
lampau.8

B. Hakekat Manusia dalam Perspektif Agama


Manusia Menurut Pandangan Islam
Ada beberapa dimensi manusia dalam pandangan islam, yaitu :
1. Manusia sebagai hamba Allah (Abd Allah)

8
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana Yogya : Ypgyakarta, 1992. Hal. 403-404

5
Sebagai hamba Allah, mamisia wajib mengabdi dan taat kepada
Allah selaku pencipta karena karena adalah hak Allah untuk disembah
dan tidak disekutukan. Bentuk pengabdian manusia sebagai hamba
Allah tidak terbatas hanya ucapan dan perbuatann saja, melainkan jyga
harusn dengan keikhlasan hati.
Dalam surah adz-Dzariyat Allah menjelaskan : “Tidaklah aku
ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah aku”.
(QS51:56).
Dengan demikianmanusia sebagai hamba Allah akan menjadi
manusia yang taat, patuh dan mampu melakoni perannya sebagai
hamba yang hanya mengharapkan Ridha Allah Swt.9
2. Basyar

Kata ini berasal dari makna kulit luar yang dapat dilihat dengan
mata kasar, bersifat indah dan cantik. Dan dapat menimbulkan rasa
senang, bahagia dan gembira bagi siapa saja yang melihatnya
sebagaimana firman Allah QS. Al Imran ayat 79 :

Artinya : “tidaklah patut bagi seorang manusia yang Allah telah


memberikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata
kepada manusia : “hendaklah kamu menjadi pengabdi-pengabdiku
bukan pengabdi-pengabdi Allah, tetapi hendaklah kami menjadi orang-
orang bersifat ketuhanan, sebab kamu senantiasa mengajarkan al kitab
lagi senantiasa mempelajarinya.”10

3. Manusia Sebagai al-Nas


Manusia, di dalam al-Quran juga disebut denga al-nas. Konsep al-
nas ini cenderung menngacu pada status manusia dengan kaitannnya
dengan lingkungan masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan fiftrahnya
manusia memang makhluk sosial.

9
Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIII, No. 2, Februari 2013. Hal.302
10
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, konseling & Psikoterapi Islam, Permata:Yogyakarta, 2001, Hal.14-15

6
Dalam surah al-Hujurat dijelaskan : ”Hai manusia sesungguhnya
kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempun
dan menjadikann kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal mengenal.
Dari surat di atas dijelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial,
yang dalam hidupnya membutuhkan manusiadan hal lain diluar dirinya
agar dapat menjadi bagian dari lingkungan sosial dan masyarakatnya.11
Kesempurnaan manusia itu dapat kita lihat pada asal kat “Insan”
berarti seseorang manusia, sedang “Insani” berarti dua orang manusai.
Dari kata “Insan” itu tersirat makna bahwa manusai mempunyai dua
unsur kemanusiaanya, yaitu aspek lahiriyah dan aspek betiniyah.
Firman Alloh yang mengandung “Ins”, seperti: (QS Adz Dzariyat:56).12
4. Manusia Sebagai Khilafah Allah Swt
Sebutan manusia sebagai Khalifah Allah di bumi dijelaskandalam
surah al-Baqarah ayat 2:30 : ”ingatlah ketika Tuhan-Mu berfirman
kepada malaikat:”sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah
di muka bumi.:mereka berkata:”mengapa Engkau menjadikan seorang
(khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”Tuhan
berfirman:”sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak
ketahui.
Ayat di atas dapt dijelaskan bahwa sebutan khalifah itu merupakan
anugran terindah dari Allah Swt kepada manusia, dan manusia
diberikan beban untuk menjalankan fungsi khalifah tersebut sebagai
amanah yang harus dipertanggung jawabkan. Sebagai halifah di bumi
manusia mempunyai wewenang untuk memenfaatkan alam (bumi) ini

11
Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIII, No. 2, Februari 2013. Hal.302-303
12
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, konseling & Psikoterapi Islam, Permata:Yogyakarta, 2001, Hal.14

7
untuk memenuhu kebutuhan hidupnya sekaligus bertanggung jawab
terhadap kelestarian alam ini.13
5. Manusia Sebagai Bani Adam
Sebutan manusia sebagai bani Adam merujuk kepada berbagai
keterangan dalam al-Quran yang menjelaskan bahwa manusiaaddalah
keturunan adam dn bukan berasal dari hasil evolusi dari makhluk lain
seperti yang di kemukakan oleh Charles Darwin. Konsep bani Adam
mengacu pada penghormatan kepada nilai-nilai kemanusiaan. Konsep
ini menitikberatkan kepada pembinaan hubungan persaudaraann antara
sesama manusia dan menyatakan bahwa semua manusia berasal dari
keturunan yang sama. Dengan demikia manusia dengan latar belakang
sosial kultural,agama, bangsa dan bahasa yang berbeda tetaplah bernilai
sama, dan harus diperlakukan dengan sama.14
Dalan surat al- A’raf dijelaskan :
“Hai anak Adam , sesungguhnys ksmi telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu
ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syitan sebagaimana
ia telah mengeluarkan kedua ibi bapamu dari surga ...”(QS:7;26-27)15
6. Manusia Sebagai Makhluk Biologis16
Manusia di dalam al-Quran digambarkan sebagai makhluk yang
memiliki dua unsur utama yaitu fisik dan jiwa (mental). Penciptaan
manusia secara fisik digambarkan oleh Allah di dalam surah Al-
Mu’minin(23) ayat 12-14 yang artinya “dan sesungguhnya kami telsh
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
kami jadikan sarupati itu air mani (yang disimpan) tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu

13
Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIII, No. 2, Februari 2013. Hal.303
14
Jurnal Ilmiah Didaktika, Vol. XIII, No. 2, Februari 2013. Hal.304
15
Abdul Basit, Filsafat Dakwah, Jakarta : Rajawali Perss, 2013. Hal.87
16
Abdul Basit, Filsafat Dakwah, Jakarta : Rajawali Perss, 2013. Hal.90-91

8
segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging dan segumpal daging
itu kami jadikan degumpal tulang belulang, lalu tulang belulang itu
kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain . maka maha suci Allah, pencipta yang paling baik.
Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan
(dari kuburmu) di hari kiamat”.
Adapun penciptaan jiwa (ruh), manusia di gambarkan di dalam al-
Quran surat As-Sajadah(32) ayat 7-9 “yang membuat segala sesuatu
yang Diciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia
dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunanannya dari saripati air
yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan
ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)Nya dan Dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hatti (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur”.
Dari dua unsure yang berbeda ini ternyata di dalam diri manusia
terdapat dua sifat yang saling tarik menarik. Di satu sisi manusia
berasal dari tanah, dimana tanah merupakan unsur yang rendah dibawah
kaki manusia dan menjadi tempat kotoran yang memiliki sifat-sifat
jelek (tercela seperti sombong, iri hati, melampaui batas, suka tergesah-
gesah dan lain sebagainnya. Di sisi lain, di dalam diri manusia ada roh
yang suci keberadaannya. Karena itu, di dalam diri manusia ada sifat-
sifat terpuji dan sifat-sifat yang cenderung kepada Tuhan.
Untuk dapat mengenali dan menjalankan kehidupannya dengan
baik, maka manusia diberikan kebebasan untuk menentukan sikapnya.
Apakah ia memilih jalan kebaikan atau kejahatan. Jelasnya, manusia
diberikan alat atau potensi oleh Allah untuk memilih jalan berupaakal
dan nafsu. Jika dua alat ini dikelola dengan baik, manusia tidak akan
terjerumusdalam memilih kehidupannya. Kecenderungan manusia
berbuat baik lebih besar dibandingkan dengan kecenderungan manusia
untuk berbuat jahat. Oleh karena itu, pilihan yang diambil manusia
nantinya perlu dipertanggung jawabkan di hadapan Tuhan. Karena

9
manusia di ciptakan bukan untuk bermain-main, tetapi memiliki tujuan
yang jelas.
Manusia bisa berbuat apa saja di dunia, baik menyangjut pada
perbuatan baik maupun pada perbuatan yang buruk. Jika manusia
melakukan perbuatan baik, maka manusia tersebut di golongkan
menjadi manusia yang baik. Sebaliknya, apabila seorang manusia
melakukan perbuatan jahat, maka ia digolongkan manusia yang tidak
baik. Oleh karena itu, haikat keberadaan manusia di tentukan oleh amal
perbuatan manusia itu sendiri (QS Al-Najm; 39-40) .
Dalam melakukan amal di dunia, manusia membutuhkan petunjuk
atau arah agar amal yang dikerjakannya tidak sia-sia. Dalam hal ini
manusia bisa memandaatkan akal yang di berikan oleh Tuhan
kepadanya. Akal difungsikan untuk menuntut dan mengembangka ilmu
pengetahuan. Karena itu, manusia diwajibkan unttuk mencari ilmu
pengetahuan. Al quran ddan beberapa ayatnya menganjurkan dan
mendorong kepada manusia untuk menuntut ilmu. Dengan ilmu, Adam
dapat mengalahkan makhluk Tuhan yang lainnya dan malaikat sujud
kepadanya (QS Al-Baqarah 31-34), manusia akan diangkat derajatnya
oleh Alllah Swt, orang yang berilmu tidak akan sama denga oranag
yang tidak berilmu dan berbagai kelebihan lain yang ditunjukkan oleh
Allah kepada orangorang yang menuntut ilmu dan mengamalkannya.
Ilmu yang dimiliki manusia nisa saja dipergunakan oleh manusia
untuk mengerjakan amal yang jelek atau untuk merusak manusia dan
alam semesta. Seperti bom yang awalnya diciptakan oleh manusia
untuk kebaikan, yakni untuk memanfaatkan alam, tetapi oleh manusia
digunakan untuk menghancurkan dan menyesengsarakan manusia.
Demika pula, manusia dengan kecangguhan otaknya dapat membobol
uang di bank melalui memanfaatkan teknologi komunikasi. Dengan
ilmu juga, manusia banyak yang melakukan korupsi dan manipulasi
orang untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya. Leh karena itu,

10
ilmu menjadi bermanfaat atau membawa kemudharatan lebih
bergantung kepada manusia itu sendiri.
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh
manusia terhadap ilmu, maka manusia perlu di bimbing dengan iman.
Iman menjadi landasan gerak yang utamadan mengarahkan manusia
kepada sasaran atau tujuan hidup yang sesungguhnya. Iman merrupakan
amal sehari-hari. Orang yang beriman adalah orang yang memiliki hati
yang tentram dan senantiasa ingat atau berdzikir kepada Allahserta
memiliki sikap optimisme (semangat yang tinggi) dalam menjalankan
kehidupan di dunia.
Amanat yang diberikan Allah kepada manusia terksit dengan tugas
kemanusiaan di muka bumi ini. Tugas yang pertama adalah manusia
menjadi hamba Allah. Sebagaimana ddijelaskan dalam Al-Quran “ dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah ku”(QS Al-Dzariyat:56). Sebagai seorang hamba, manusia
perlu mematuhi aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan oleh tuannya. Aturan-aturan ini dapat diketahui melalui
berita yang dibaa oleh seorang Rasul. Dalam hal ini aturan yang tertera
dalam Al-Quran dan Al- Hadits.
Amanat kedua adalahmanusia sebagai khalifah di muka bumi.
“ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: sesungguhnya
aku aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi…”(QS Al-
Baqarah<2>;30). Sebagai seorang khalifah, maka tugas manusia
dimuka bumi ini adalah memakmurkan alam semesta ini “Dia telah
menciptakankamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya” (QS Hud;61). Cara untuk memakmurkan ala mini
tentunya dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang didapat
manusiamelalui proses berfikir dan berkomunikasi melalui bahasa.
Seain itu, alamyang diciptakan oleh Tuhan sudah berdasarkan ketentuan
dan ukuran yang dapat diprediksi oleh manusia.

11
Dari uraian diatas sanagt jelas sekali bahwa manusia dapat
diciptakan oleh Tuhan bertujuan untuk menjalankan misi debagai
hamba Allah dan khalifah di muka bumi ini. Misi manusia dapat
dijalankan dengan baik manakala manusia memiliki iman kepada Allah
dan ilmu Pengetahuan.

C. Konsep Manusia dalam Perspektif Al Quran


A. Definisi Manusia
Manusia adalah salah satu mahluk Alloh yang paling sempuran baik
dari aspek jasmaniayah lebih-lebih rohaniyahnya. Kerena
kesempurnaan itulah, maka untuk dapat memahami, mengenal secara
dalam dan totalitas dibutuhkan keahlian yang spesifik. Dan hal itu tidak
mungkin dapat dilakuakan tanpa melalui studi yang panjang dan hati-
hati tanang “manusia”. Melalui al Quran dan sudah tentu harus dibawah
bimbingan dan petunjuk Alloh SWT serta berparadigme kepada proses
pertumbuhan dan perkembangan eksistensi diri yang terdapat pada para
nabi, rosul dan khususnya nabi Muhammad SAW.17
Ulasan-ulasan umum mengenai manusia
Pemakaian kata manusia bermakna ganda, seperti terbukti dalam
kalimat-kalimay berikut ini,
a) Manusia tiada lain kecuali hewan
b) Manusia merupakan hasil sejarah
c) Manusia adalah makhluk rohani
d) Ia mencoba mempertahankan kemanusiaannya didalam keadaan
yang gawat itu

Masing-masing kalimat diatas mengandung praanggapan suatu teori


tentang hakekat manusia dan mengacu kepada manusia dalam makna
yang berbeda-beda. Kalimat (a) mengandung makna bahwa manusia
adalah hewan, (b) kiranya tidak mengacu pada manusia, melainkan

17
Hamdani Bakran Adz-Dzaky, konseling & Psikoterapi Islam, Permata:Yogyakarta, 2001. Hal.13

12
mengacu pada kepribadiannya, (c) mengandung makna bahwa manusia
adalah sesuatu yang lebih daripada raga, yaitu suatu nyawa atau jiwa,
(d) sekali lagi mengandung makna barang sesuatu yang terdapat dalam
raga, namun berbeda dari kebajikan atau kedirian.18

18
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana Yogya : Ypgyakarta, 1992. Hal. 400

13
BAB III

KESIMPULAN

Menurut pandangan filosofis manusia diciptakan untuk memberikan


kesetiaan, mengabdi dan menyembah hanya pada penciptaNya. Ditinjau
dari sudut filsafat manusia, istilah sejarah tentu mengacu kepada
peristiwa-peristiwa yang mempunyai arti penting bagi manusia.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dimasa lampau mungkin menunjukan
sesuatu yang menyangkut pelaku yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Macam penafsiran yang dilakukan terhadap peristiwa ini mungkin
menunjukkan sesuatu yang menyangkut hasrat-hasrat serta keadaan-
keadaan yang didambakan manusia. Bila kita mengatakan manusia
merupakan hasil sejarah maka yang kita maksud ialah manusia berada
dalam keadaannya yang sekarang karena peristiwa yang terjadi di masa
lampau. Dalam perspektif Agama Manusia adalah salah satu mahluk
Alloh yang paling sempuran baik dari aspek jasmaniayah lebih-lebih
rohaniyahnya. Kerena kesempurnaan itulah, maka untuk dapat
memahami, mengenal secara dalam dan totalitas dibutuhkan keahlian
yang spesifik. Melalui al Quran dan sudah tentu harus dibawah
bimbingan dan petunjuk Alloh SWT serta berparadigme kepada proses
pertumbuhan dan perkembangan eksistensi diri yang terdapat pada para
nabi, rosul dan khususnya nabi Muhammad SAW.

14

Anda mungkin juga menyukai