Anda di halaman 1dari 4

G L A U K O M A

1. Definisi
Glaukoma adalah penyakit mata dimana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi,
sehingga merusak serat lembut saraf optik yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak. Kerusakan
ini tidak dapat disembuhkan dan dapat menyebabkan kebutaan pada tahapan yang parah.
Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai dngan pencekungan “cupping” diskus
optikus dan penyempitan lapang pandang yang disertai dengan peningkatan tekanan intraokuler yang
merupakan faktor resiko terjadinya glaukoma. Mekanisme peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma
dipengaruhi oleh gangguan aliran keluar humor aquos.

2. Epidemiologi
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di Indonesia setelah katarak.Penyakit mata ini
biasanya terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Etnis Afrika dibandingkan etnis kaukasus pada glaukoma
sudut terbuka primer adalah 4:1. Glaukoma berpigmen terutama padaetnis Kaukasus. Pada orang Asia lebih
sering dijumpai glaukoma sudut tertutup.

3. Patofisiologi
Penurunan penglihatan pada glaukoma terjadi karena adanya apoptosis sel ganglion retina yang
menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan lapisan inti dalam retina serta berkurangnya akson di nervus
optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai pembesaran cawan optik.Kerusakan saraf dapat dipengaruhi
oleh peningkatan tekanan intraokuler. Semakin tinggi tekanan intraokuler semakin besar kerusakan saraf
pada bola mata. Pada bola mata normal tekanan intraokuler memiliki kisaran 10-22 mmHg.
Tekanan intraokuler pada glaukoma sudut tertutup akut dapat mencapai 60-80 mmHg, sehingga
dapat menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai dengan edema kornea dan kerusakan
nervus optikus.

4. Klasifikasi
A. Glaukoma Primer
 Glaukoma Sudut Terbuka Primer
Glaukoma sudut terbuka primer terdapat kecenderungan familial yang kuat. Gambaran
patologi utama berupa proses degeneratif trabekular meshwork sehingga dapat
mengakibatkan penurunan drainase humor aquos yang menyebabkan peningkatan takanan
intraokuler. Pada 99% penderita glaukoma primer sudut terbuka terdapat hambatan
pengeluaran humor aquos pada sistem trabekulum dan kanalis schlemm.
 Glaukoma Sudut Tertutup Primer
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi pada mata dengan predisposisi anatomis tanpa ada
kelainan lainnya. Adanya peningkatan tekanan intraokuler karena sumbatan aliran keluar
humor aquos akibat
oklusi trabekular meshwork oleh iris perifer.
B. Glaukoma Sekunder
Peningkatan tekanan intraokuler pada glaukoma sekunder merupakan manifestasi dari penyakit
lain dapat berupa peradangan, trauma bola mata dan paling sering disebabkan oleh uveitis.
C. Glaukoma Kogenital
Glaukoma kongenital biasanya sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan
pada saluran humor aquos. Glaukoma kongenital seringkali diturunkan. Pada glaukoma kongenital
sering dijumpai adanya epifora dapat juga berupa fotofobia serta peningkatan tekanan intraokuler.
Glaukoma kongenital terbagi atas glaukoma
kongenital primer (kelainan pada sudut kamera okuli anterior), anomali perkembangan segmen
anterior, dan kelainan lain (dapat berupa aniridia, sindrom Lowe, sindom Sturge-Weber dan rubela
kongenital).
5. Faktor Resiko
Glaukoma lebih sering terjadi pada umur di atas 40 tahun. Beberapa faktor resiko lainnya untuk terjadi
glaukoma, antara lain4,5:
 Faktor genetik, riwayat glaukoma dalam keluarga.
 Penyakit hipertensi
 Penyakit diabetes dan penyakit sistemik lainnya.
 Kelainan refraksi berupa miopi dan hipermetropi
 Ras tertentu

6. Manifestasi Klinis
Pasien dengan glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma kronik sudut terbuka) dapat tidak memberikan
gejala sampai kerusakan penglihatan yang berat terjadi, sehingga dikatakan sebagai pencuri penglihatan.
Berbeda pada glaukoma akut sudut tertutup, peningkatan tekanan TIO berjalan cepat dan memberikan
gejala mata merah, nyeri dan gangguan penglihatan.
a. Peningkatan TIO
Normal TIO berkisar 10-21 mmHg (rata-rata 16 mmHg). Tingginya TIO menyebabkan kerusakan
saraf optik tergantung beberapa faktor, meliputi tingginya TIO dan apakah glaukoma dalam tahap awal
atau lanjut. Secara umum, TIO dalam rentang 20-30 mmHg biasanya menyebabkan kerusakan dalam
tahunan. TIO yang tinggi 40-50 mmHg dapat menyebabkan kehilangan penglihatan yang cepat dan
mencetuskan oklusi pembuluh darah retina.
b. Halo sekitar cahaya dan kornea yang keruh
Kornea akan tetap jernih dengan terus berlangsungnya pergantian cairan oleh sel-sel endotel. Jika
tekanan meningkat dengan cepat (glaukoma akut sudut tertutup), kornea menjadi penuh air,
menimbulkan halo di sekitar cahaya.
c. Nyeri. Nyeri bukan karakteristik dari glaukoma primer sudut terbuka.
d. Penyempitan lapang pandang
Tekanan yang tinggi pada serabut saraf dan iskemia kronis pada saraf optik menimbulkan kerusakan
dari serabut saraf retina yang biasanya menghasilkan kehilangan lapang pandang (skotoma). Pada
glaukoma stadium akhir kehilangan lapang penglihatan terjadi sangat berat (tunnel vision), meski visus
pasien masih 6/6.

7. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi glaukoma :
A. Tonometri
Digunakan untuk mengukur tekanan intraokuler mata. Hasil pemeriksaan bermakna bila tekanan
intraokuler lebih dari 21 mmHg dan dapat dikatakan normal jika nilainya antara 10-21 mmHg.
Indikasi tonometri yaitu pada penderita galukoma akut atau kronis, setiap orang berusia 35 tahun,
penderita diabetes mellitus, keluarga penderita glaucoma, dan klien yang buta sebelah mata pada
klien pemeriksaan harus berkala setiap 1-2 tahun.
B. Opthalmoskopi
Oftalmoskopi ( funduscopy atau fundoscopy ) adalah tes untuk mengetahui keadaan
fundus okuli ( = retina mata dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya) menggunakan
ophthalmoscope (atau funduscope ).
Pada glukoma digunakan untuk memeriksa kerusakan pada nervus optikus
Ada dua jenis utama yaitu Oftalmoskopi langsung (Direct ophthalmoscopy) dan Oftalmoskopi
langsung (Indirect ophthalmoscopy). Direct Ophthalmoscope adalah instrumen yang digunakan
pada pemeriksaan mata yang memiliki beberapa lensa yang dapat melakukan perbesaran hingga
15 kali dan menghasilkan gambar tegak lurus. Jenis ophthalmoscope ini paling sering digunakan
selama pemeriksaan fisik rutin. Sedangkan oftalmoskopi tidak langsung menghasilkan gambar
terbalik dengan pembesaran 2-5 kali.
C. Gonioskopi

Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan menggunakan
lensa kontak khusus dalam hal glaukoma gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar sempitnya
sudut bilik mata depan yang merupakan tempat dilalui cairan intraokular sebelum keluar ke kanal
Schlemm sehingga dengan kata lain digunakan untuk memeriksa saluran saluran drainase cairan
bola mata
Dengan gonioskopi dapat ditentukan apakah sudut bilik mata depan tertutup atau terbuka.

D. Perimetri
Perimetri digunakan untuk memeriksa lapangan pandang perifer dan sentral. Teknik ini,
yang digunakan terpisah pada setiap mata, mengukur fungsi retina, nervus opticus, dan jaras visual
intrakranial secara bersama. Alat ini secara klinis digunakan untuk mendeteksi atau memonitor
hilangnya lapangan pandang akibat penyakit di tempat- tempat tersebut. Kerusakan suatu bagian
tertentu pada jaras visual neurologik mungkin menimbulkan pola perubahan yang khas pada
pemeriksaan lapangan pandan serial.
Terdapat berbagai macam jenis perimetri, antara lain: Tangent screen,
perimetriGoldmann, dancomputerized automated perimetri.
Pemeriksaan lapang pandang merupakan salah satu pemeriksaan terpenting pada
glaukoma, karena hasil pemeriksaannya dapat menunjukkan adanya gangguan fungsional pada
penderita. Khas pada glaukoma adalah penyempitan lapang pandang.
E. Tes provokasi
Untuk glaucoma sudut terbuka, yang umum dilakukan adalah tes minum air (water drinking test) d
imana pasien puasa 4 jam sebelum tes dan diukur TIO (Takanan Intra Okular)awal, kemudian pasien
disuruh minum 1 liter air dalam waktu 5 menit. TIO diukur setiap 15 menit selama 1 jam, kemudian
setiap 30 menit selama 1 jam. Bila TIO ↑ ³8 mmHg, provokasi (+) à glaucoma.
F. Pemeriksaan lapang pandang
Penting, baik untuk menegakkan diagnosa maupun untuk meneliti perjalanan penyakitnya, juga
bagi menetukan sikap pengobatan selanjutnya. Harus selaluditeliti keadaan lapang pandangan
perifer dan juga sentral. Pada glaukoma yangmasih dini, lapang pandangan perifer belum
menunjukkan kelainan, tetapi lapang pandangan sentral sudah menunjukkan adanya bermacam-
macam skotoma. Jikaglaukomanya sudah lanjut, lapang pandangan perifer juga memberikan
kelainan berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal atas. Yang kemudian
akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang dapat menimbulkan tunnelvision, seolah-
olah melihat melalui teropong untuk kemudian menjadi buta

8. Komplikasi
a. Sinekia Anterior Perifer
Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran humour akueus
b. Katarak
Lensa kadang-kadang membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang membengkak
mendorong iris lebih jauh ke depan yang akan menambah hambatan pupil dan pada
gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.
c. Atrofi Retina dan Saraf Optik
Daya tahan unsur-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi adalah
buruk. Terjadi gaung glaukoma pada papil optik dan atrofi retina, terutama pada lapisan
sel-sel ganglion.
d. Glaukoma Absolut
Tahap akhir glaukoma sudut tertutup yang tidak terkendali adalah glaukoma absolut.
Mata terasa seperti batu, buta dan sering terasa sangat sakit. Keadaan semacam ini
memerlukan enukleasi atau suntikan alkohol retrobulbar.
9. Prognosis
Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini. Bila tidak
mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu
yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat serangan
diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata yang dalam
serangan.

Anda mungkin juga menyukai