Anda di halaman 1dari 7

ELEKTRONIKA MEDIK

TUGAS RANGKUMAN
ELEKTROENSAFOLAGRAFI (EEG)
Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Elektronika Medik
Yang Dibimbing oleh Ilham Ari Elbaith Zaeni, S.T., M.T., Ph.D.

Disusun oleh :
Alfathan Rakas Bramasta 150536603028
Dedy Tri Prasetyo 150536601247
M. Rizal Maulana 150536602356
Riski Achmad Fauzi 150536605241
Tirta Suci Wisanggeni 150536603098

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2018
Elektroensefalografi (EEG)

Elektroensefalografi (EEG) adalah metode pengamatan elektrofisiologis


untuk merekam aktivitas listrik dari otak. Hal ini biasanya tidak invasif, dengan
elektroda ditempatkan di sepanjang kulit kepala, meskipun invasif elektroda cukup
sering digunakan dalam aplikasi tertentu. EEG mengukur fluktuasi tegangan yang
dihasilkan dari arus ionik dalam neuron dari otak. (Niedermeyer & da Silva, 2004).
Elektroensefalografi penggabungan dari dua kata yaitu elektro berarti “yang
berkaitan atau yang diadakan dengan tenaga listrik”, dan ensefalografi berarti
“pemotretan atau perekaman otak”. (http://badanbahasa. kemdikbud.go.id/kbbi/). Dan
jika digabungkan, Elektroensefalografi menjadi “sistem yang merekam potensial
listrik otak dari elektroda yang menempel di kulit kepala” (William Wilkins,2004).
Psikologi studi mengenai hubungan antara emosi dan otak mengungkapkan
implikasi kuat dari proses kognitif dalam emosi (R. Adolphs & D. Tranel,2003 ). Maka
hasilnya, Sinyal EEG membawa informasi berharga tentang emosi yg dirasakan para
peserta. Sinyal EEG tersebut direkam menggunakan aktif AgCl elektroda, ditempatkan
menurut standar internasional dengan system 10-20. Elektroensefalografi adalah
prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan
grafik yang dihasilkannya disebut Electroensefalogram.
Jadi aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit
kepala disebut Elektroensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi,
tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek
santai, mata tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan
gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat
direkam dengan baik pada daerah visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang
sinkron dan teratur akan hilang, kalau subyek membuka matanya yang tertutup.
Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang
beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga,
waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek,
modulasinya dipengaruhi oleh formasi retikularis di subkortek.

Gambar 1. Tata letak Elektroda

Fungsi EEG
Aktivitas listrik dari otak penderita direkam oleh elektroda perak yang
dipasang oleh teknisi yang terlatih pada kulit kepala. Elektroda ini dihubungkan secara
berpasangan diatas bagian otak yang berdekatan sehingga arus terdeteksi oleh satu
elektroda, akan berbeda yang terdeteksi oleh elektroda pasangannya, perbedaan
voltase ini akan menggerakkan pena.Jika pada bagian otak bermuatan negative dan
satunya lagi pada bagian otak bermuatan positif, pena akan bergerak ke bawah. Jika
situasinya terbalik, pena akan bergerak ke atas. Jika tidak ada arus dari kedua bagian
otak di bawah elektroda mempunyai arus yang sama, pena akan menggambar garis
datar. Biasanya ada 8 pena berurutan dan rangkaian akhir dari garis ini mengukur
baik kekuatan fluktuasi perbedaan voltase maupun frekuensi.

Gambar 2. Contoh Pemasangan EEG

Tujuan dari EEG


Menurut Jan Nissl(2006), EEG bertujuan untuk:
1. Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi
2. Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi otak, perdarahan otak,
pendarahan otak,Parkinson
3. Mendiagnosa Lesi desak ruang lain
4. Mendiagnosa Cedera Kepala
5. Periode keadaan pingsan atau dementia
6. Memonitor akifitas otak seseorang
7. Mengetahui kelainan metabolic dan elektrolit

Beberapa Gelombang pada EEG


Pada otak manusia terdapat beberapa macam gelombang yang dihasilkan oleh
EEG yakni teta, delta, alfa, gamma, beta (Anna Wise,2009).
1. Gelombang Delta
Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin melambat, sering
dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa frekuensi dalam
jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human
Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi Delta, jika
dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk mengakses
aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar. Kondisi Delta juga
sering dihubungkan dengan manusia yang Memiliki perasaan kuat terhadap empati
dan intuisi.

Gambar 3 Gelombang Delta (Hugo Gamboa, Ana Fred, Dirk Elias, 2015)

2. Gelombang Teta
Relaksasi mendalam,Meditasi,Peningkatan Memori. Lebih lambat dari Beta,
kondisi gelombang otak Teta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan.
Atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Teta
ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah
lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang
lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan
kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.
Gambar 3 Gelombang Teta (Hugo Gamboa, Ana Fred, Dirk Elias, 2015)

3. Gelombang Alfa
Berperan dalam kreativitas, relaksasi, visualisasi. Gelombang otak Alpha (8-13
Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong
aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alplha
ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai
gerbang kreativitas kita.

Gambar 4 Gelombang Alfa(Hugo Gamboa, Ana Fred, Dirk Elias, 2015)

4. Gelombang Beta
Kondisi di mana seseorang dalam keadaan waspada dan konsentrasi.
Gelombang beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam
kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi,
membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta ide-ide baru. Beta sangat
bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau
aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.
Gambar 5 Gelombang Beta (Hugo Gamboa, Ana Fred, Dirk Elias, 2015)

5. Gelombang Gamma
Gelombang Gamma(30-100 Hz) cenderung merupakan yang terendah dalam
amplitude dan gelombang yang paling cepat. Gelombang Gamma zadalah gelombang
otak yang terjadi pada seseorang mengalami aktifitas mental yang tinggi, misalnya
berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil di muka umum, sangat
panik, dan takut.

Gambar 6 Gelombang Gamma (Hugo Gamboa, Ana Fred, Dirk Elias, 2015)

Anda mungkin juga menyukai