Anda di halaman 1dari 5

PENYIMPANGAN NORMA DAN ETIKA DI KEHIDUPAN

SEHARI-HARI
Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Yudi Ariana SH., MH

Disusun oleh :
Jesika Tria Ananda
H3118035

D3 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
Penyimpangan Norma dan Etika dalam Kehidupan Sehari-hari
Kata etika berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika sering digunakan
masyarakat sebagai tolak ukur terhadap baik atau buruknya prilaku seseorang.
Sedangkan pengertian norma adalah sebuah peraturan hidup dalam bermasyarakat
dan tidak dapat berubah lagi. Norma dibagi menjadi 4 yaitu norma agama, norma
susila, norma kesopanan, dan norma hukum.

Namun di jaman sekarang ini, banyak orang yang tidak memperhatikan etika
dan norma terhadap prilaku yang mereka perbuat. Sehingga hal ini menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan yang berkaitan tentang norma dan etika di
kehidupan sehari-hari. Beberapa hal yang bisa dikatakan sepele tetapi termasuk ke
dalam penyimpangan etika dan norma adalah sebagai berikut:

1. Tidak membuang sampah gelas take away di kedai atau bungkus kertas
bekas nasi, saus, dan lain-lain di restoran cepat saji ke tempat sampah yang
telah di sediakan.

(Selasa, 02 Oktober 2018 pukul 20:04 di kedai minuman Fremilt, Jebres)

Beberapa tahun belakangan ini banyak bermunculan kedai-kedai


minuman yang bentuk penyajiannya menggunakan gelas take away (baik
dibawa pulang atapun diminum di tempat). Maksud dari pengemasan gelas
take away adalah untuk di bawa pulang. Artinya, gelas tersebut kita bawa
setelah kita selesai minum di tempat dan langsung membuangnya ke
tempat sampah yang telah di sediakan. Bukan untuk ditinggal di meja lalu
karyawan kedai yang membersihkan.
Hal ini juga berlaku di restoran cepat saji yang penyajiannya
menggunakan bahan kertas yang sekali pakai. Membuang sampah sendiri
setelah makan di restoran cepat saji tersebut sedang ramai dikampanyekan
di sosial media. Ini merupakan 3 langkah cara membuang sampah di
restoran cepat saji :

(https://twitter.com/afiqsalammisi/status/1044246055372521472)

Hal ini terjadi karena mereka yang meninggalkan gelas di meja terlalu
mengandalkan karyawan kebersihan untuk membersihkan gelas bekas
mereka minum dan menanamkan prinsip “untuk apalagi karyawan
kebersihan di pekerjakan selain untuk membersihkan meja?”. Padahal hal
ini merupakan hal sepele yang bisa di lakukan setiap orang tanpa bantuan
orang lain.
Solusinya adalah :
1. Kesadaran diri masing-masing untuk membuang sampah bekas
makanan/minumanya ke tempat sampah yang disediakan. Dengan
melakukan hal sepele tersebut kita dapat meringankan petugas
kebersihan tanpa harus merepotkan diri sendiri. Atau
2. Kedai atau restoran bisa menempelkan aturan membuang sampah
sendiri (seperti gambar ilustrasi di atas) di dinding-dinding.
3. Restoran menyediakan tempat makan/minum berbahan dasar beling
yang dapat dipakai berulang kali untuk penyajian makan/minum di
tempat (tidak di bawa pulang).
2. Mencuci sendiri piring atau gelas bekas dipakai di dapur kos.

(Jumat, 28 September 2018 pukul 18:54 di kos Roudhotul Jannah, Jebres)

Dari kecil kita pasti telah diajarkan mencuci piring oleh orang tua
kita. Hal itu diajarkan orang tua agar anaknya bisa hidup mandiri.
Pelajaran yang kita tidak pernah dapatkan di sekolah ini harus di terapkan
ketika kita telah tidak tinggal lagi bersama orang tua (ngekos salah
satunya). Ketika telah selesai makan atau mengguanakan peralatan dapur,
kita harus mencucinya sendiri. Perilaku ini juga mencerminkan rasa
tanggung jawab diri kita masing-masing. Bukankah tidak etis jika kita
hanya meninggalkan piring/wajan bekas kita pakai di wastafel dan tidak
mencucinya? Menurut saya hal itu merupakan perilaku yang menyimpang
dari norma dan etika, karena peralatan di dapur milik bersama dan
digunakan bersama-sama.

Hal ini bisa terjadi karena “mereka” yang meniggalkan piring atau
lain-lain di watafel dan tidak mencucinya sedang terburu-buru atau
memang malas untuk mencucinya, menunda-nunda untuk mencucinya
kemudian lupa, dan masih banyak faktor lainnya.

Solusi untuk penyimpangan ini adalah :

1. Pihak kos memasang peringatan di atas wastafel untuk mengingatkan


penghuni kos agar mencuci kembali peralatan dapur dan piring
masing-masing setelah dipakai.
2. Sesama penghuni kos bisa saling mengingatkan satu sama lainnya.
3. Rasa malu ketika piring kotor bekas kita pakai dilihat orang lain
(karena terkesan jorok) bahkan jika sampai dicucikan orang lain dan
kesadaran untuk bersikap mandiri serta tanggung jawab dimanapun
kita berada dan dalam segala hal yang kita lakukan.
Referensi :
http://www.fauzanalrasyid.com/2011/04/perlunya-etika-bagi-
kehidupan-kita.html

Anda mungkin juga menyukai