2.1.1 Faring
Faring terletak di belakang cavum nasi, secara anatomis
terbagi atas tiga region:6
1) Nasofaring, terletak dari belakang cavum nasi hingga atas
palatum molle, menghubungkan cavum nasi dan telinga
tengah melaluli choanae dan tuba auditiva. 6
2) Orofaring, terletak di belakang cavum oris dan terbentang dari
palatum molle hingga pinggir atas epiglottis, sebagai junction
antara pharynx superior dan inferior dan menghubungkan
rongga mulut melalui isthmus faucium. 6
3) Laringofaring, terletak di belakang auditus larynges dan
permukaan posterior laring, terbentang dari pinggir atas
epiglottis hingga pinggir bawah cartilage cricoidea. 6
Gambar 2.2 Saluran pernapasan atas (pada kepala dan leher)1
2. Epidemiologi - Salesma
3. Tata laksana - Salesma
4. Pencegahan - Salesma
5. Definisi - Influenza
6. Klasifikasi - Influenza
7. Definisi – ISPA
2. Cara Diagnosis
Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan
pemeriksaan laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan
yang dilakukan adalah biakan virus, serologis, diagnostik virus secara
langsung. Sedangkan diagnosis ISPA oleh karena bakteri dilakukan dengan
pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan cairan pleura (Halim, 2000).
Diagnosis etiologi pnemonia pada balita sulit untuk ditegakkan karena
dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan
imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan
adanya bakteri sebagai penyebab pnemonia, hanya biakan spesimen fungsi
atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan
untuk membantu menegakkan diagnosis etiologi pnemonia.
Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk mendapatkan dan
menentukan jenis bakteri penyebab pnemonia pada balita, namun disisi lain
dianggap prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika (terutama
jika semata untuk tujuan penelitian). Dengan pertimbangan tersebut,
diagnosa bakteri penyebab pnemonia bagi balita di Indonesia mendasarkan
pada hasil penelitian asing (melalui publikasi WHO), bahwa Streptococcus,
Pnemonia dan Hemophylus influenzae merupakan bakteri yang selalu
ditemukan pada penelitian etiologi di negara berkembang. Di negara maju
pnemonia pada balita disebabkan oleh virus.
Diagnosis pnemonia pada balita didasarkan pada adanya batuk dan
atau kesukaran bernafas disertai peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat)
sesuai umur. Penentuan nafas cepat dilakukan dengan cara menghitung
frekuensi pernafasan dengan menggunkan sound timer. Batas nafas cepat
adalah :
a. Pada anak usia kurang 2 bulan frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per
menit atau lebih.
b. Pada anak usia 2 bulan - <1 tahun frekuensi pernafasan sebanyak 50 kali
per menit atau lebih.
c. Pada anak usia 1 tahun - <5 tahun frekuensi pernafasan sebanyak 40 kali
per menit atau lebih.
Diagnosis pneumonia berat untuk kelompok umur kurang 2 bulan
ditandai dengan adanya nafas cepat, yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60
kali per menit atau lebih, atau adanya penarikan yang kuat pada dinding
dada sebelah bawah ke dalam. Rujukan penderita pnemonia berat dilakukan
dengan gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya gejala
tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada klasifikasi bukan pneumonia maka
diagnosisnya adalah batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis,
tonsilitis, otitis atau penyakit non-pnemonia lainnya.