3. Hasil Kunjungan/Rapat :
3.1 Jumlah Peserta rapat loka karya mini 60 orang terdiri dari :
d. Pemegang program
a.Pemberian materi mengenai loka karya mini (lokmin) oleh Kepala UPT Kesmas Payangan.
b. Lokmin Bulan Pebruari direncanakan di awal bulan Pebruari dan lokmin triwulan dilaksanakan
Bulan Maret 2015 dengan mengundang lintas sector bertempat di ruang rapat UPT Kesmas
payangan.
2 Kesehatan Anak
90 94.7
Cakupan kunjungan bayi
3 Program Gizi
90 42.7
o Cakupan pemantauan garam
Belum mencapai target
beryodium
100 100
o Cakupan balita gizi buruk yang
mendapat perawatan
4 Program Imunisasi
5 Program AF
6 Program Rabies
100
50
Cakupan penemuan kasus
penyakit pada keluarga miskin Belum mencapai target
yang masih kecil yang berobat ke
puskesmas 100 100
10 Program USILA
13 Program PTM
14 Program kesling
3.4 Permasalahan
f. Cakupan penemuan kasus penyakit pada keluarga miskin yang masih kecil yang berobat ke
puskesmas
g. Cakupan ISPA (penemonia) belum mencapai target (13.6%)
a. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 belum memenuhi target , yaitu pencapaian 93.27% dari
target 100%. Hal ini dikarenakan masih adanya bumil yang tidak terdata, atau ibu hamil yang
pindah dalam suatu wilayah.
b. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 belum memenuhi target, yaitu pencapian 89.13% dari target
95%. Hal ini karena adanya ibu hamil yang abortus dan pindah domisili
c. Cakupan MTBS belum mencapai target,yaitu 62% dari target 80%. Hal ini dikarenakan tidak
semua diagnosa balita sakit bisa di MTBS, dan untuk kohort bayi dan balita belum semua diisi
dengan lengkap baik di induk atau di pustu.
d. Cakupan kunjungan D/ S belum mencapai target yaitu 84% dari target 85 %. Hal ini dikarenkan
partisipasi ibu balita masih kurang untuk mengantar anaknya ke posyandu disebabkan ibu
bekerja di luar wilayah.sehingga diperlukan kerjasama kader posyandu untuk mengunjungi anak
balita yang tidak datang 2 kali berturut-turut.
e.Cakupan penggunaan garam beryodium yang belum mencapai target yaitu pencapian (42,7%)
dari target 90% Hal ini dikarenkan kesadaran masyarakat mengenai manfaat garam beryodium
masih kurang, ketersediaan garam beryodium di warung/toko sembako terbatas, dan masih
adanya garam beryodium palsu yang beredar di masyarakat.
f.Cakupan penemuan kasus penyakit keluarga miskin yang berobat ke puskesmas masih kecil, hal
ini dikarenkan tidak semua keluarga miskin memiliki jaminan kesehatan .
g. Cakupan ISPA (pneumonia ) pencapian target (13.6%) dari target (100%). Hal ini dikarenkan
penegagan diagnosa ISPA (pneumonia ) yang kurang jelas pada tenaga medis, serta belum
adanya kerjasama pada dokter praktek swasta untuk pengiriman laporan kasus ISPA (pneumonia)
ke Puskesmas.
h. Cakupan konselor sebaya belum mencapai target (20%) dari target 100%, hal ini disebabkan
masih banyaknya kegiatan sekolah , sehingga sulitnya petugas dalam menentukan waktu
pembinaan
i.Penanggulangan Penyakit TB belum mencapai target (18,5%) dari target 100%, hal ini disebakan
masih kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB , EX: batuk yang lebih dari
1 minggu diwajibkan periksa dahak, belum adanya kerjasama praktek swasta dalam pelaporan
pasien TB ke Puskesmas, dan perlu adanya kerjasama antara lintas sektor terkait baik dalam
pengambilan spesimen, pengawasan minum obat, dan kontrol setelah berobat.
j. Cakupan pendataan lansia dari target sampai bulan Desember 2015 100%, yang tercapai 70%.
Hal ini disebakan dari 9 desa hanya 4 desa ( Melinggih kelod, Bukian, Buahan, dan melinggih)
yang memiliki posyandu lansia, dan perlu adanya pembentukan kader lansia di setiap posyandu,
untuk mendata pra lansia setiap bulan.
k. Cakupan pemantauan tempat sampah 70% dari target 100%, hal ini disebabkan masih
banyaknya , tempat-tempat umum yang tidak menyediakan tempat sampah Ex: pasar, sekolah,
dan perkantoran. Selain itu kesadaran masyarakat dalam pemilahan sampah (organik &
anorganik) masih sangat kurang.
l. Cakupan rumah sehat dari target 100% pencapian sampai bulan Desember 2015( 70%, ) hal ini
disebabkan lingkungan rumah belum tertata dengan rapi, kebersihan WC dan kamar mandi masih
kurang, kesadran masyarakat untuk memiliki jamban sediri masih kurang.
m. Cakupan pelacakan kasus rabies belum mencapai target 100 %, pencapian sampai bulan
desember 2015 (50%), hal ini dikarenakan masih banyakanya masyarakat yang memelihara anjing
liar yang tidak dipelihara EX: Divaksin, tidak diikat, atau dikandangkan, dan persediaan VAR yang
terbatas sehingga pemberiaan VAR harus selektif
a. Program KIA
Meningkatkan kerjasama dengan BPS dan klinik di wilayah kerja, dengan cara bersurat
Meningkatkan kerjasama dengan kader/PKK, Toma dan aparat desa, dengan cara
pendataan di posyandu melibatkan kader dalam kegiatan sweeping
Mendata jumlah sasran ibu hamil secara riil melalui peta song
b. Program Anak
Meminta masing-masing bidan pustu /petugas puskesmas pembantu (pustu) untuk
melengkapi pengisian kohort bayi dan balita
Berkordinasi dengan petugas poli umum, serta pengusunan rivisi target , karena jumlah
diagnose yang bisa di MTBS tidak mencapai 80% dari total balita sakit.
Memberikan motivasi dan kerjasama pada kader , masyarakat, dan tokoh masyarakat
untuk datang keposyandu dan melaksankan kunjungan rumah.
4. Deteksi Dini , intervensi dan evaluasi bayi dan anak balita risiko tinggi
6. Penyuluhan tentang kekerasan terhadap anak dan keselamatan anak di TK, Posyandu.
Melakukan kegiatan MTBS dan MTBM.
C. Program Gizi
Melakukan koordinasi dengan kepala dusun untuk mendata pasien jiwa baru dan pasien
jiwa yang dipasung.
Penjaringan anak sekolah akan terus dilaksankan , dan untuk siswa yang tidak masuk agar
dirujuk ke puskemas
Perlu adanya pendampingan untuk siswa kelas satu baik guru, atau orang tua murid pada
siswa yang menangis pada saat penjaringan.
Pelaksanaan pembinaan Dokter kecil dan UKS pada beberapa sekolah secara rutin.
Koordinasi lintas sektor pada setiap desa dan dusun untuk pembentukan kader
jumantik ,serta pembuatan SK yang jelas serta melakukan koordinasi dengan dana desa
mengenai pendanaan .
Koordinasi lintas sektor setiap desa dan dusun untuk pembentukan kader TBC
Setelah koordinasi disepakati kader TBC terbentuk dan dibuatkan SK yang jelas.
h. Program USILA
i. Program kesling
Penyuluhan tentang kebersihan kamar mandi dan jamban sebagai cara menjaga
kesehatan keluarga.
Koordinasi dengan kepala desa untuk mengaktifkan bank sampah untuk sampah
anorganik sehingga memberi pendapatan sampingan kepada masyarakat dan melakukan
penyuluhan tentang cara memanfaatkan sampah organik (sebagai pekan ternak/pupuk
kompos)
Tetap melaksanakan kegiatan STBM Di masing-masing banjar
j. Program rabies
- Bidan desa harus mengecek SK setiap tahun yaitu: Bulan januari tahun berikutnya
agar diusulkan pada rakorbang tingkat desa
-pencatatan oleh kader desa siaga harus diaktifkan dan diketahui oleh perbekel
masing-masing desa.
o SAP dibuat dua atau satu hari sebelum penyuluhan dilaksankan , penggunaan alat
peraga dalam penyuluhan sesuai dengan materi dan kondisi ketika penyuluhan
dilaksanakan, serta pengisian tanda tangan dan stempel /cap pada buku keluar
sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.
Setiap hari rabu diawal bulan rutin dilakukan kegiatan promkes dengan topik dan
materi yang berbeda
Pengisian kartu rutin kontrol bagi pasien prolanis disetiap pemeriksaan dan
pengobatan
Memilih satu supervisor untuk masing-masing kelompok darbin yang akan memantau
dan mengkoordinasi keaktifan kelompok darbin
1. Kesimpulan
Semua program baik yang sudah mencapai target maupun yang belum
mencapai target tetap dilakukan upaya tindak lanjut untuk mencapai target
kinerja dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Penyampian laporan SPM agar setiap bulan dibahas dalam loka karya mini,
dan untuk program diwajibkan membuat rencana tindak lanjut, usulan
program, dan usulan rencana kegiatan program .
2. Saran
Loka karya mini bulan, triwulanan, semestaran, dan tahunan akan dilaksanakan
sesuai dengan kesepakatan loka karya mini sebelumnya, dimana akan melibatkan
lintas sektor terkait, dan lintas program
Pelaksanaan kegiatan loka karya mini tidak hanya membahas tentang program yang
dibiayai oleh BOK (bantuan operasional Kesehatan) tetapi juga akan membahas
tentang pelayanan puskesmas rawat jalan, kinerja pegawai, beban kerja pegawai, dan
pelayanan rawat inap