Anda di halaman 1dari 7

Transkrip Dokumen Kode Pemadatan Fakta Interpretasi

Kepala Desa 1 Program pemerintah terkait PBI-JKN sudah baik Program PBI-JKN sangat bermanfaat,
(1a) namun kurang sosialisasi pada masyarakat
Kades : Ya sebenarnya peran pemerintah baik, ya dan kurang koordinasi antara pemerintah
jelas baik. Cuma ada kesimpangsiuran mungkin tidak Kurang koordinasi antara pemerintah pusat dengan pusat dan daerah
ada persepsi yang sama, mungkin pengertian ataupun daerah terkait program PBI –JKN (1b)
apa ataupun kurang jelasnya atau kurang pahamnya
di bawah, mungkin seperti itu. Program pemerintah terkait PBI-JKN sangat
P : semacam koordinasinya ya pak ? bermanfaat (1c)
Kades: nah itu, koordinasi. Artinya sosialisasi itu kan
Kurang adanya sosialisasi terkait PBI-JKN (1d)
seandainya ada sosialisasi ataupun apa, waga
masyarakat itu seandainya 100% tapi yang ditangkap
10% belum tentu ada. Mungkin seperti itu.
P : berarti instruksi dari atas sendiri yang kurang
jelas ya pak ?
Kades : ya mungkin seperti itu. Apalagi masyarakat,
kaum buruh,pokok’e meneng, ngerungokno, yo wes.
Intinya tapi ya peran pemerintah sangat baik. Karena
semua itu sudah diatur seperti itu, rombongan
pemerintah ke bawah itu kan sebenarnya jelas baik.
Warga PBI

R:menurut keadaan itu memang kurang


mampu,ya betul kurang mampu, sangat
bermanfaat,
P: Awal mulanya panjenengan dapet kartu
itu gimana ?
R: dari mb yeyen itu, tapi masalahnya awla-
awalnya itu kurang tau soalnya dulu waktu
itu dikasi kartu itu dimintai KTP
P : berarti dari kader nggih, tidak ada dari
RT atau
R:tidak ada
P : dari mb yeyen langsung dimintai KTP,
selang beberapa hari kartu nya ada, kartu
nya dapet semua keluarga yang satu rumah
Warga tidak mampu tidak tercover PBI

Kepala Desa 2 RT RW setempat mempunyai tugas untuk mendata Perangkat desa setempat mendata warga
warganya yang masuk kategori PBI (2a) yang masuk kategori PBI, penjaringan
Kades: itukan sebenarnya kan, gini mba. Kalo belum merata, data diperbarui tiap tahun dan
pemerintah desa, saya kan terjunnya langsung ke Terdapat kesulitan pada pamong setempat (RT RW) dikirimkan ke dinsos.
pamong dukuh yang ada, siapa yang berkategori untuk menentukan warga yang bisa masuk kategori
masuk ke data itu. Akhirnya saya kan PBI (2b)
mengumpulkan RT, RW, ataupun pamong setempat,
akhirnya nah ini orangnya, seperti itu langkah desa Pembaruan data masyarakat PBI dilakukan
selama ini. pemerintah desa setiap tahun (2c)
P : berarti yang tau di RT, RW sendiri ya pak ?
berarti kalau dari panjenengan sendiri kurang tau ya Ketidaksesuaian warga yang menerima bantuan dari
pak ? pemerintah pusat dengan data yang dikirim desa (2d)

Kades : ya kurang tajam atau kurang ngawas lah, Penjaringan PBI masih belum merata dan belum
hahahha xD mencakup semua warga yang tidak mampu (2e)
P : apakah ada kategori masing-masing dari tiap RT
pak ? Masih kurangnya sosialisasi (2f)

Kades : ya biasanya yang diambil itu yang menengah


Penerima PBI sebaiknya yang benar-benar
ke bawah mba, dapat dilihat dari rumahnya, maupun
penghasilannya, atau kondisi yang lain. Ya itu, misal tidak mampu (2g)
ada orang yang punya rumah gedong, hanya itu aja
hartanya karena kerja ke luar negeri hanya untuk
bangun rumah dan dapatnya ya hanya itu, akhirnya
di setiap harinya pun ya repot juga untuk makan,
banyak di desa seperti itu. Berhasil, dapat uang,
bangun rumah, tapi dapatnya ya itu aja, ya sudah.
Nah, tapi ada lagi di desa itu, orang yang rumahnya
jelek tapi tanahnya banyak. Makanya repot juga.
Makanya yang menentukan disitu, pamong setempat.
Pokoknya masalah menentukan orang yang
menerima bantuan itu sulit sekali, Karena terus
berubah. Sebenarnya data dari desa sudah berubah
setiap tahun, tetapi data yang dari pemerintah ya itu
itu aja, tetap itu itu aja.
P : berarti di regulasinya setiap tahun pak ?
Kades : kalau memang seperti itu regulasinya setiap
tahun, dan desa itu sebenarnya kan terus apabila ada
perubahan ya mengubah. Akan tetapi yang turun dari
pemerintah, tetap orangnya ya itu itu aja, yang susah
seperti itu. Akhire yo piye pak lurah iki hehehehe

Warga PBI
R: menurut saya kurang bagus, pemerintah
masih kurang menjaring yang kirang
mampu.
P: Apakah bapak tau selama ini ada
program PBI?
R; Ada isu, namun saya tidak mengurus,
hanya isu setelah itu mb yeyen datang
bilang, kalau kamu mau pak minta KTP
dua-duanya, saya ga tau tapi pernah dengar
isu dari pak RT,
Warga tidak mampu tidak tercover PBI
R: ya ga mampu, ya saya ga berharap, tapi
kayak pak lek itu, kalo saya dikasih ya
alhamdulillah kalau ga ya ga apa-apa.
P jadi yang beanr-benar ga mampu, yang
buat makan saja susah ya bu ?
R: iya yang kayak Pak lek saya. Mudah-
mudahan saya ga sakit.
P : kalau misalnya panjenengan punya uang.
Apa jenengan mau daftar?
R : iya pengen, tapi yang lebih penting itu
ya pak lek

Kepala Desa 3 Terdapat kendala yang dialami pemerintah desa


terkait warga kurang mampu yang belum masuk
Kades : lah yang susah itu, jadi kendala desa kategori PBI (3a)
memang seperti itu yang seharusnya dapat tapi kan
gak dapat. Itu yang menjadi PR kami. Menentukan Pemerintah desa melakukan koordinasi dengan
langkah gimana, apakah harus diajukan, ataupun koordinator kecamatan terkait pendataan warga yang
bagaimana ya itu saya masih berusaha, dan sekarang belum masuk kategori PBI (3b)
masih konsultasi dengan coordinator kecamatan
donomulyo yang khusus untuk pendataan. Penerima PBI masih ada yang tidak tepat
Sebenarnya kalau pertanyaan itu harusnya dapat tapi
langkahnya seperti apa.
sasaran (3c)

Warga PBI Masih terdapat ketidak sesuaian warga yang


menerima PBI seperti warga yang cukup
R: ada juga warga di Tempursari ini yang
mampu untuk menjadi peserta non-PBI
melebihi daripada saya kok masih dapat
namun masih terdaftar menjadi PBI(3d)
kartu, yaitu dapat atau mengajukan diri itu
saya kurang tau.
Warga tidak mampu tidak tercover PBI
P: misalnya ada warga yang sebenarnya
mampu tapi dapat kartu kis
R: ya ada, ada yang punya tanah sendiri,
lebih mampu daripada saya tapi dapat kartu.
Saya ga tau gimana bisa nya. Tidak banyak
tapi ada. Saya ga mengharap loh ya seperti.
P : apakah ibu mendapatkan sosialisasi,
seperti warga desa dikumpulksan dan diberi
tahu bahwa pemerintah mempunyai
program seperti ini?
R tidak pernah, disini itu yang ada itu
langsung dikasih, saya ga tau siapa yang
data, ya langsung dikasih.
R kalau disini sudah, namun ada beberapa
yang punya tanah tapi kok dapat, apa saya
ini diliat kaya

Kepala Desa 4 Pemerintah desa belum mengetahui langkah yang


dilakukan terkait warga kurang mampu yang belum
Kades : langkah kami ya seharusnya itu nanti dapat, masuk kategori PBI (4a)
tapi langkahnya seperti apa saya belum bisa
menjawab.tapi ya paling ngga harus bisa mendapat Data PBI dari pemerintah pusat ada yang tidak sesuai
anggaran dari pemerintah. Salah satunya dengan dengan data yang dikirim desa yang diperbarui tiap
koordinasi dengan coordinator kecamatan tahun (4b)
donomulyo.
P : apa sudah pernah dulu ada program seperti itu
pak terus sekarang adalah pembaharuan dari program
sebelumnya seperti itu ?
Kades : sebenarnya kan tiap tahun itu ada
pembaharuan, terus dari kami ya akan terus
mengolah kan, terus menata. Tapi yang turun data
dari pemerintah, tetap gitu loh, susah juga.
P : berarti dari bawah bias jadi ya pak, dari
pamongnya /
Kades : yo ndak, pendata itu sudah mendata baik
setiap tahun yang meninggal, yang ga mampu,
datanya ya di kirim ke atas, tapi apa nyatanya, yang
diberikan tetap data yang dulu.
P : makanya itu dari awal koordinasi masih kurang,
yang bawah nyetorin data yang baru, tapi yang atas
mengacu data yang lama.

Kepala Desa 5 Dinas Sosial melakukan sosialisasi terkait PBI-JKN


kepada kepala desa seluruh kabupaten malang (5a)
Kades : sebenarnya gini, kalau itu desa tiap tahun itu
kalau memang ada yang dirubah ya dirubah, kalau
enggak ya enggak, tapi kalau lewat Pak Taji atau Pak
Muji dikecamatana, jadi kalau Tempursari
bagaimana, ”jadi ini Pak datanya”. Atpi desa
langkahnya mengambil dari opamong RT/RW
seperti itu langkahnya. Kalau perangkat yang
menentukan pasti kembalinya nanti ke kepala desa,
jika ada yang kjurang pas di bawah kembalinya ke
kepala desa kok
P: Jadi sebenarnya belum ada komunikasi langsung
antar dinas social dan perangkat desa,
Kades : Jika dinas itu melakukan sosialisasi pasti
mengambil dari kepla desa di selurh kabupaten dna
dikumpulkan disuatu tempat distu diadakan
sosialisasi.cuman seperti itu. Akhirnya dana dari
sana dikumpulkan dikecamatan dan kemudian
diturunkana di desa

Kepala Desa 6 Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab


rendahnya kepesertaan JKN di tempursari (6a)
Kades: mungkin faktor ekonomi, kalau kami lihat,
penghasilan yang tidak menentu, faktor Faktor pendidikan juga berpengaruh dalam
kedua,mungkin yang panjenengan sebutkan rendahnya kepesertaan JKN di desa tempursari (6b)
pendidikan masih kurang, jika sosialisasi penerimaan
masyarakat kurang atau sulit menerima informasi.
Sebenarnya pemerintah jelas untuk mengangkat Masih banyak warga yang belum mengetahui
warga masyarakat luweh noto seng tenanantapi kan tentang JKN karena sosialisasi masih kurang (6c)
warga masyarakat sebanyak ini keinginan e reno
reno, dan ini loh yang bikin susah juga bagi orang
yang telah menerima bantuan itu bias bisa mung Kurangnya informasi warga terkait JKN
jagak ne, biasane ngenteni ae, nyambut gae ora menjadi faktor kurangnya warga yang
gelem kayok seng liyane, yo susah juga, yo repot, y mendaftar selain dari faktor tingkat
owes di kasi bantuan tapi yo ga kerjo, punya pendapatan (6d)
keinginan untuk bangkit iku yo abot
Warga PBI

R: mungkin lo, yang saya liat itu


masyarakat itu belum banyak tau kalau
pemerintah itu mengedarkan masalah itu,
jadi kurang tau. Suatu contoh yaitu tadi
pamong itu tidak menggemparkan masalah
itu, saya hanya mendengar isu. \
Warga tidak mampu tidak tercover PBI
R : disini kurang promosi, kalau ada
promosi ya langsung daftar
P: berarti disini itu yang kurang pendapatan
dan pengetahuannya tentang BPJS ya
R : iya mbak

Anda mungkin juga menyukai