Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA

NAMA : MIA FIKJAYANTI


NIM : E1R016053
KELAS : SNT-46

UNIVERSITAS MATARAM
2016/2017

Sejarah Indonesia selama 1945—1949dimulai dengan


masuknya Sekutu diboncengi oleh Belanda (NICA) ke berbagai wilayah
Indonesia setelah kekalahan Jepang, dan diakhiri denganpenyerahan
kedaulatan kepada Indonesia pada tanggal 27 Desember1949.
Terdapat banyak sekali peristiwa sejarah pada masa itu, pergantian
berbagai posisi kabinet, Aksi Polisioniloleh Belanda, berbagai
perundingan, dan peristiwa-peristiwa sejarah lainnya.

Kronologi Sistem pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan


didalam perkembangannya sangat rumit . Dimana terjadinya gonta
ganti system pemerintahan agar sesuai dengan cita – cita bangsa
Indonesia . Perkembangan ketatanegaraan Indonesia dapat dibagi
menjadi beberapa periode, sejak masa Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 sampai sekarang . Walaupun sebenarnya tonggak
ketatanegaraan Indonesia telah ada jauh sebelum proklamasi
.Perkembangan sistem pemerintahan Indonesia dari tahun 1945
hingga sekarang adalah sebagai berikut :

1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949


Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

Sistem pemerintahan awal yang digunakan oleh Indonesia adalah


sistem pemerintahan presidensial. Namun, seiring datangnya
sekutu dan dicetuskannya Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal
16 November 1945, terjadi pembagian kekuasaan dalam dua
badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih
tetap dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945.
Berdasarkan Maklumat Pemerintah 14 November 1945 ini,
kekuasaan eksekutif yang semula dijalankan oleh presiden
beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari dibentuknya
sistem pemerintahan parlementer.

2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950

Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950


Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)
Konstitusi : Konstitusi RIS

Adanya Konferensi Meja Bundar (KMB) antara Indonesia dengan


delegasi Belanda menghasilkan keputusan pokok bahwa kerajaan
Balanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa
syarat dan tidak dapat dicabut kembali kepada RIS selambat-
lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949. Dengan
diteteapkannya konstitusi RIS, sistem pemerintahan yang
digunakan adalah parlementer. Namun karena tidak seluruhnya
diterapkan maka Sistem Pemerintahan saat itu disebut
Parlementer semu

3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959


Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950

UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik


Indonesia sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih
Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal
membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut. Pada 5 Juli 1959
pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang
diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.Isi dekrit
presiden 5 Juli 1959 antara lain :

1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS


1950
2. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
Dikeluarkannya dekrit presiden ini diiringi dengan perubahan
sistem pemerintahan dari parlementer ke presidensial.

4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)

Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966


Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

Dikeluarkannya dekrit Presiden 1959 mengembalikan sistem


pemerintahan Indonesia ke sistem pemerintahan presidensial.
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta . Karena
situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak
saling tarik ulurkepentingan partai politik sehingga gagal
menghasilkan UUD baru, maka pada tanggal 5 Juli1959, Presiden
Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah satu
isinyamemberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang
dasar, menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950
yang berlaku pada waktu itu.Pada masa ini, terdapat berbagai
penyimpangan UUD 1945, diantaranya:1. Presiden mengangkat
Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPAmenjadi Menteri Negara2. MPRS menetapkan Soekarno
sebagai presiden seumur hidup3. Pemberontakan Partai Komunis
Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia.

5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)

Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998


Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945

Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret


1968)Soeharto (27 Maret 1968 – 24 Maret 1973)Soeharto & Adam
Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret 1978)Soeharto &
Hamengkubuwono IX(23 Maret 1978 –11 Maret 1983)Soeharto &
Try Sutrisno (11 Maret 1983 – 11 Maret 1988)Soeharto & Umar
Wirahadikusumah(11 Maret 1988 – 11 Maret 1993)Soeharto &
Soedharmono (11 Maret 1993 – 10 Maret 1998)Soeharto & BJ
Habiebie (10 Maret 1998– 21 Mei 1998)

Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan


menjalankan UUD 1945dan Pancasila secara murni dan
konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpangdari
Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal
23 (hutangKonglomerat/private debt dijadikan beban rakyat
Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945yang memberi
kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancurkan hutan dan
sumber dayaalam kita.Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga
menjadi konstitusi yang sangat “sakral”, diantaranyamelalui
sejumlah peraturan:1. Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang
menyatakan bahwa MPR berketetapanuntuk mempertahankan
UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan
perubahanterhadapnya2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983
tentang Referendum yang antara lainmenyatakan bahwa bila
MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahuluharus
minta pendapat rakyat melalui referendum.3. Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang
merupakanpelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.

6. Sistem Pemerintahan Periode 1998 – sekarang


Lama periode : 21 Mei 1998 – sekarang
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial

Sistem pemerintahan RI menurut UUD 1945 tidak menganut


suatu sistem dari negara manapun, melainkan suatu sistem yang
khas bagi bangsa Indonesia. Hal ini tercermin dari proses
pembentukan bangsa NKRI yang digali dari nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia sendiri. Menurut UUD 1945, kedudukan
Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Sistem
ketatanegaraan yang kepala pemerintahannya adalah Presiden
dinamakan sistem presidensial . Presiden memegang kekuasaan
tertinggi negara di bawah pengawasan Majelis Permusyawaratan
Rakyat. Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, terdapat
beberapa perubahan pokok-pokok sistem pemerintahan
Indonesia, sebelum dan sesudah Amandemen UUD 1945.

a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945


Sebelum Diamandemen.
Yang menjadi pokok dari sistem pemerintahan Indonesia
berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam
Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.

1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum


(rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang
tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, selain itu menteri
negara tidak bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde


Baru. Ciri dari sistem pemerintahan masa orde baru ini adalah
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD
1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau
persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Oleh sebab itu tidak
adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka
kewenangan presiden sangat besar dan cenderung dapat
disalahgunakan.

Sehingga muncul suatu reformasi untuk menjaga adanya


penyalahgunaan wewenang dengan melakukan amandemen
terhadap UUD 1945. Amandemen tersebut dilakukan pada 19
Oktober 1999, 18 Agustus 2000, 9 November 2001, 11 Agustus
2002.

Anda mungkin juga menyukai