Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Bangun Ruang Sisi Datar.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Guru pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan para pelajar
khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari guru
pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat
bagi kita sekalian

Penulis, 7 Mei 2018

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB II Pembahasan
2.1 Arti Pancasila Sebagai Ideologi Bangasa Dan Negara Indonesia
2.2 Macam-macam Ideologi Negara
2.3 Sifat Ideologi
2.4 Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi Dari Masa Ke Masa
2.5 Nilai-Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan
Negara Indonesia
2.6 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa Dan Negara Indonesia
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai negara yang mempunyai dasar Negara yaitu pancasila yang
memiliki sebuah arti penting memiliki ideologi. Setiap bangsa dan negara ingin berdiri
kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh kerasnya persoalan hidup berbangsa dan
bernegara.Tidak terkecuali negara Indonesia. Negara yang ingin berdiri kokoh dan
kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan kuat pula. Tanpa itu, maka
bangsa dan negara akan rapuh. Di era yang serba modern ini, makna pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia sedikit dilupakan oleh sebagian rakyat Indonesia
dan digantikan oleh perkembangan tekhnologi yang sangat canggih. Padahal sejarah
perumusan Pancasila melalui proses yang sangat panjang dan rumit. Pancasila
merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena dalam masing-masing sila tidak
bisa di tukar tempat atau dipindah. Bagi bangsa Indonesia, pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa dan negara Indonesia. Mempelajari Pancasila lebih dalam
menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang memiliki jati diri dan harus
diwijudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk menunjukkan identitas bangsa yang
lebih bermatabat dan berbudaya tinggi. Untuk itulah diharapkan dapat menjelaskan
Pancasila sebagai ideologi negara, menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi
negara dan karakteristik Pancasila sebagai ideologi negara.
Pengetahuan ideologi mempunyai arti tentang gagasan-gagasan. Ideologi secara
fungsional merupakan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau
tentang masyarakat dan negara yang dianggap baik. Ciri-ciri ideologi pancasila
merupakan ideologi yang membedakan dengan ideologi yang lainnya. Ciri-ciri tersebut
yang pertama adalah Tuhan Yang Maha Esa yang berarti pengakuan bangsa Indonesia
terhadap Tuhan sebagai pencipta dunia dengan segala isinya.Kedua adalah penghargaan
kepada sesama umat manusia, suku bangsa dan bahasanya sesuai dengan Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab, Ketiga adalah bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan
bangsa, keempat adalah bahwa kehidupan kita dalam kemasyarakatan dan bernegara
berdasarkan atas sistem demokrasi.

ii
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa arti Pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia?
2. Apa Saja Macam-macam ideologi Negara?
3. Bagaimana Sifat Ideologi?
4. Bagaimana Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa?
5. Apa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia?
6. Apa fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia?
7. Apakah peranan Ideologi bagi suatu Negara?

ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arti pancasila sebagai Ideologi bangasa dan Negara Indonesia
A. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pengertian Ideologi - Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat,
atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan kata logi yang
berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan
buah pikiran atau science des ideas (AL-Marsudi, 2001:57).
Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai
komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan menjadi landasan seseorang atau
masyarakat untuk memahami jagat raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar
untuk mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat
menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak
baik.
Menurut pendapat Harol H. Titus. Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any
group of ideas concerning various political and aconomic issues and social philosophies
often applied to a systematic scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu
istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah
politik ekonomi filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang
sistematis tentang suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Sebagai ideologi suatu bangsa yang menjadi pandangan dan pegangan hidup
masyarakatnya, Pancasila haruslah bersifat universal mencakup segala macam nilai-nilai
sosial dan budaya Indonesia serta menjadi orientasi dalam hidup oleh seluruh
masyarakatnya. Sebagai ideologi bangsa, maka keberadaannya selalu diimplementasikan
kedalam perilaku kehidupan dalam rangka berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.
Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam ideologi Pancasila tersebut, sebenarnya
sudah mencakup gambaran pembentukan karakter manusia Indonesia yang ideal, sebagai
mana yang diharapkan para penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya itu, dapat diilustrasikan Pada sila pertama tersirat
bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau kepercayaannya. Pada
sila kedua tergambar bagaimana manusia Indonesia harus bersikap hidup dengan orang
lain sebagaimana layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa
bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan mahkluk lainnya yaitu

ii
binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama manusia Indonesia menciptakan suatu
pandangan betapa pentingnya arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai
seperti pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat telah
menegaskan bagaimana manusia Indonesia mengimplementasikan cara bersikap dan
berpendapat serta memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak demi
kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara menyuarakan hak dan
kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.
Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia mewujudkan suatu
keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat Indonesia itu sendiri. Dari penjabaran
kelima sila tersebut di atas, maka sudah sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima
silanya itu layak dijadikan sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai
pembimbing dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan roda
demokratisasi dan diimplementasikan dalam segala macam praktik kehidupan
menyangkut berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik
Indonesia tercinta ini dengan mengamalakan Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai
sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat
kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak
menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan
Pancasila sebagai dasar Negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan
Pancasila sebagai weltanschuung, yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap
manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk
mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan
perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.
Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai
dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan
pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat. Pancasila sebagai
filsafat bangsa dan Negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar Negara, yang
merupakan landasan idiil bangsa Indonesia dan Negara Republik Indonesia dapatlah
disebut pula sebagai ideologi nasional atau ideologi Negara.

ii
2.2 Macam-macam Ideologi Negara
1. Ideologi Terbuka
Ideologi terbuka adalah sitem pemikiran yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
a. Merupakan kekayaan rohani, moral, dan kebudayaan masyarakat (falsafah). Jadi,
bukan keyakinan ideologissekelompok orang, melainkan kesepakatan masyarakat.
b. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi ditemukan dalam masyarakat sendiri. Ia
adalah milik seluruh rakyat dan bisa digali dan ditemuksn dalam kehidupan
mereka.
c. Isinya tidak langsung operasional. Sehingga setiap generasi baru dapat dan perlu
menggali kembali falsafah tersebut dan mencari implikasinya dalam situasi
kekini-an mereka.
d. Tidak pernah memaksa kebebasan dan tanggung jawab masyarakat, melainkan
menginspirasi masyarakat untuk berusaha hidup bertanggung jawab sesuai dengan
falsadah itu.
e. Menghargai pluralitas, sehingga dapat diterima warga masyarakat yang berasal
dari berbagai latar belakang budaya dan agama.

2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-
cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah masyarakat.
b. Apabila kelompok tersebut berhasil menguasai negara, ideologinya itu akan
dipaksakan kepada masyarakat. Nilai-nilai, norma-norma, dan berbagai segi
kehidupan masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi tersebut.
c. Bersifat totaliter, artinya mencakup/ mengurusi semua bidang kehidupan. Ideologi
tertutup ini cenderung cepat-cepat berusaha menguasai bidang informasi dan
pendidikan. Oleh karena kedua bidang tersebut merupakan sarana efektif untuk
mempengaruhi perilaku masyarakat.
d. Pluralisme pandangan dan kebudayaan ditiadakan, hak asasi tidak dihormati.
e. Menuntut nasyarakat untuk memiliki kesetiaan total dan kesediaan untuk
berkorban bagi ideologi tersebut.

ii
f. Isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan-tuntutan konkret
dan operasional yang keras, mutlak, dan total.

3. Ideologi Komperenshif
Ideologi Komprehensif Didefinisikan sebagai suatu system pemikiran
menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Dalam ideologi ini terdapat
suatu cita-cita yang bertujuan untuk melakukan transformasi sosial secara besar-
besaran menuju bentuk tertentu.

4. Ideologi Partikular
IdeologiPartikular didefinisikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang
tersususn secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan satu kelas sosial
tertentu dalam masyarakat.

2.3 Sifat Ideologi


Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi
fleksibilitas.
1. Dimensi realitas : nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir sehingga
mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik
mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme : Ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam
berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan
saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi Fleksibilitas : Ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan
memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokratis.
Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat
relevansinya dari masa ke masa.

2.4 Perjalanan Pancasila Sebagai Ideologi dari Masa ke Masa


Berawal dari sidang pleno BPUPKI pertama yang diadakan pada tanggal 28 Mei 1945
hingga 1 Juni 1945. Ketika itu, dr. Radjiman Widyodiningrat dalam pidato
pembukaannya selaku ketua BPUPKI mengajukan pertanyaan kepada seluruh anggota
sidang mengenai dasar negara apa yang akan dibentuk untuk Indonesia. Pertanyaan ini

ii
menjadi persoalan paling dominan sepanjang 29 Mei-1 Juni 1945 dan memunculkan
sejumlah pembicara yang mengajukan gagasan mereka mengenai dasar filosofis
Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 1945, secara eksplisit Ir. Soekarno mengemukakan gagasannya
mengenai dasar negara Indonesia dalam pidatonya yang berjudul “Lahirnya Pancasila”.
Menurut Drs. Mohammad Hatta, pidato tersebut bersifat kompromis dan dapat
meneduhkan pertentangan tajam antara pendapat yang mempertahankan Negara Islam
dan mereka yang menghendaki dasar negara sekuler. Perdebatan tersebut pada akhirnya
dimenangkan kelompok yang menginginkan Islam sebagai dasar negara, terbukti dengan
dikeluarkannya Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945.
Namun, dalam perkembangan selanjutnya, ternyata beberapa rumusan Piagam
Jakarta diganti dan menimbulkan kekecewaan umat Islam terhadap pemerintahan
Soekarno dan Mohammad Hatta dan terus berkembang hingga masa pemerintahan
Soeharto, sampai-sampai Carol Gluck mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang
terlalu banyak meributkan masalah ideologi dibandingkan negara-negara lain. Melihat
pada perkembangan perumusan Pancasia sejak 1 Juni sampai 18 Agustus 1945, dapat
diketahui bahwa Pancasila mengalami perkembangan fungsi. Pada tanggal 1 dan 22 Juni,
Pancasila yang dirumuskan Panitia Sembilan dan disepakati oleh Sidang Pleno BPUPKI
merupakan modus kompromi antara kelompok yang memperjuangkan dasar negara
nasionalisme dan kelompok yang memperjuangkan dasar negara Islam. Akan tetapi, pada
tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila yang dirumuskan kembali oleh PPKI berkembang
menjadi kompromi antara kaum nasionalis, Islam dan Kristen-Katolik dalam hidup
bernegara.
Pada era Orde Lama, dinamika perdebatan ideologi paling sering dibicarakan oleh
kebanyakan orang. Tampak ketika akhir tahun 1950-an, Pancasila sudah bukan lagi
merupakan kompromi atau titik temu bagi semua ideologi. Dikarenakan Pancasila telah
dimanfaatkan sebagai senjata ideologis untuk melegitimasi tuntutan Islam bagi
pengakuan negara atas Islam yang kemudian pada rentang tahun 1948-1962 terjadi
pemberontakan Darul Islam terhadap pemerintah pusat. Setelah pemberontakan berhasil
ditumpas, atas desakan AH Nasution, selaku Pangkostrad dan kepala staf AD, pada 5 Juli
1959 Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali pada UUD 1945 sebagai
satu-satunya konstitusi legal Republik Indonesia dan pemerintahannya dinamai dengan
Demokrasi Terpimpin.

ii
Pada masa Demokrasi Terpimpin pun ternyata tidak semulus yang diharapkan.
Periode labil ini justru telah membubarkan partai Islam terbesar, Masyumi, karena
dianggap ikut andil dalam pemberontakan regional berideologi Islam. Bahkan, Soekarno
membatasi kekuasaan partai politik yang ada serta mengusulkan agar rakyat menolak
partai-partai politik karena mereka menentang konsep musyawarah dan mufakat yang
terkandung dalam Pancasila. Soekarno juga menganjurkan sebuah konsep yang dikenal
dengan NASAKOM yang berarti persatuan antara nasionalisme, agama dan komunisme.
Kepentingan politis dan ideologis yang saling bertentangan menimbulkan struktur politik
yang sangat labil sampai pada akhirnya melahirkan peristiwa G 30S/PKI yang berakhir
pada runtuhnya kekuasaan Orde Lama.
Selanjutnya pada masa Orde Baru, Soeharto berusaha meyakinkan bahwa rezim baru
adalah pewaris sah dan konstitusional dari presiden pertama. Soeharto mengambil
Pancasila sebagai dasar negara dan ini merupakan cara yang paling tepat untuk
melegitimasi kekuasaannya. Berbagai bentuk perdebatan ternyata tidak semakin membuat
stabilitas negara berjalan dengan baik, tetapi justru struktur politik labil yang semakin
mengedepan dikarenakan Soeharto seringkali mengulang pernyataan tegas bahwa
perjuangan Orde Baru hanyalah untuk melaksanakan Pancasila secara murni dan
konsekuen, yang berarti bahwa tidak boleh ada yang menafsirkan resmi tentang Pancasila
kecuali dari pemerintah yang berkuasa.
Pada masa reformasi (setelah rezim Soeharto runtuh), seolah menandai adanya jaman
baru bagi perkembangan perpolitikan nasional sebagai anti-tesis dari Orde Baru yang
dianggap menindas dengan konfrimitas ideologinya. Pada era ini timbul keingingan untuk
membentuk masyarakat sipil yang demokratis dan berkeadilan sosial tanpa kooptasi
penuh dari negara. Lepas kendalinya masyarakat seolah menjadi fenomena awal dari
tragedi besar dan konflik berkepanjangan. Tampaknya era ini mengulang problem
perdebatan ideologi yang terjadi pada masa Orde Lama, Orde Baru, yang berakhir dengan
instabilitas politik dan perekonomian secara mendasar. Berbagai bentuk interpretasi
monolitik selama ini cenderung mengaburkan dan menguburkan makna substansial
Pancasila dan berakibat pada Pancasila yang menjadi sebuah mitos, selalu dipahami
secara politis-ideologis untuk kepentingan kekuasaan serta nilai-nilai dasar Pancasila
menjadi nilai yang distopia, bukan sekedar utopia

ii
2.5 Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia
Nilai nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, keadilan. Ini merupakan nilai dasar bagi kehidupan
kewarganegaraan, kebangsaan, dan kemasyarakatan. Nilai-nilai pancasila tergolong nilai
kerohanian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai lainnya secara lengkap dan
harmonis, baik nilai material, vital, kebenaran, atau kenyataan. Estetis, estis maupun
religius. Nilai-nilai-nilai Pancasila bersibat obyektif dan subyektif, artinya hakikat nilai-
nilai pancasila bersifat universal atau berlaku dimanapun, sehingga dapat diterapkan di
negara lain.
Nilai –nilai pancasila bersifat objektif, maksutnya :
1. Rumusan dari pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam menunjukkan
adanya sifat umum universal dan abstrak
2. Inti dari nilai pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia
3. Pancasila dalam pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari segala sumber
hukum di Indonesia
Sedangkan nilai-nilai pancasila bersifat subjektif bahwa keberadaan nilai-nilai pancasila
itu terlekat pada bangsa Indonesia sendiri karena,
1. Nilai- nilai pancasila timbul dari bangsa Indonesia
2. Nilai-nilai pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia
.
2.6 Fungsi Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan Negara Indonesia
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara kesatuan
republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi nasional Indonesia
yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya ( cultural
bond) yang berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia bukan
secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah mendarah daging dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar
dalam menghadapi perubahan masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.

ii
Alfian mengatakan bahwa kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi
yang dimiliki oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas.
Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
1. Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana ideologi
itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar ideologi itu
mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.
2. Dimensi Iidalisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau
golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam
praktikkehidupan bersama sehari-hari.
3. Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan ideologi
dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan perkembangan
masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut wewarnai proses perkembangan zaman
tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang tercermin dalam nilai
dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi itu berhasil menemukan
tafsiran –tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu yang sesuai dengan realita -
realita baru yang muncul di hadapan mereka sesuai perkembangan zaman.
Menurut Dr.Alfian Pancasila memenuhi ketiga dimensi ini sehingga pancasila
dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka.

Fungsi Pancasila sebagai ideologi Negara, yaitu :


1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah bangsa
yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakkan serta
membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai dorongan
dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai kedaan bangsa dan
Negara.

Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat menjadi etos
yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan perlunya aktualisasi
maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisas saja terwujud karena Pancasila itu

ii
sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya, yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan,
persamaan, kepribadian dan prestasi. Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling
sesuai bagi pembangunan sebuah masyarakat, bangsa dan personal-personal di
dalamnya. Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai
alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan main yang
telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai sebuah konsensus,
maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata nilai prinsipil dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan sebagai ideologi yang dikenal oleh
masyarakat internasional, Pancasila juga mengalami tantangan-tantangan dari pihak
luar/asing. Hal ini akan menentukan apakah Pancasila mampu bertahan sebagai ideologi
atau berakhir seperti dalam perkiraan David P. Apter dalam pemikirannya “The End of
Idiology”. Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia
sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu
religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang berkesatuan dalam
keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan yang berkeadilan sosial.
Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari ideologi negara lain, tetapi
mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat dan kejayaan leluhur bangsa. Keampuhan
Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran, pemahaman dan pengamalan para
pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak
bersifat doktriner ketat. Nilai dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus
bersifat fleksibel. Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa
Indonesia dengan keterbukaannya tersebut.
Pada akhirnya, semoga seluruh bangsa dan negara Indonesia serta Pancasila
sebagai ideologinya akan tetap bertahan dan tidak goyah meskipun dihantam badai
globalisasi dan modernisme. Sebagai generasi penerus, marilah kita menjaga Indonesia
dan Pancasila agar saling berdampingan dan tetap utuh hingga anak cucu kita nantinya
sebagai penerus kelangsungan negara ini.
Nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan suatu cerminan dari kehidupan
masyarakat Indonesia (nenek moyang kita) dan secara tetap telah menjadi bagian yang
tak terpisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi penerus
bangsa harus mampu menjaga nilai – nilai tersebut. Untuk dapat hal tersebut maka perlu
adanya berbagai upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya–upaya
tersebut antara lain :

ii
1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran khusus pancasila
pada setiap satuan pendidikan bahkan sampai ke perguruan tinggi.
2. Lebih memasyarakatkan pancasila.
3. Menerapkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari.
4. Memberikan sanksi kepada pihak – pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
pancasila.
5. Menolak dengan tegas faham – faham yang bertentangan dengan pancasila

1.7 Peranan Ideologi bagi suatu Negara


Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai dunia
beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat untuk
bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam kehidupan
penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu
sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau
bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka. Ideologi
berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan agama, agama
berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan hidup bahkan dari
berbagai ideologi.
Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu
ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau
ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas (rasa
kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai yang lebih
tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan keseragaman ataupun
keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan kesatuan dalam perbedaan dan
perbedaan dalam kesatuan.

ii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara Indonesia itu sangat penting. Karena
Ideologi merupakan alat yang paling ampuh untuk menciptakan negara Indonesia yang
kokoh, bermartabat dan berbudaya tinggi.
Tanpa Ideologi bangsa akan rapuh dan hilang jati dirinya. Pancasila sebagai
sumber nilai menunjukkan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai nilai
kemanusiaan yang luhur,hal ini menandakan bahwa denganPancasila bangsa
Indonesia menolak segala bentuk penindasan, penjajaha n darI satu bangsa terhadap
bangsa yang lain. Ideologi bangsa Indonesia itu adalah Pancasila.
Indonesia mempunyai Ideologi Pancasila diharapkan mampu untuk membawa
bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih bagus dari sekarang. Ideologi juga diharapkan
mampu untuk membangkitkan kesadaran bangsa. Setiap pengambilan keputusan harus
berdasarkan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila. Supaya dalam pengambilan keputusan
keputusan tidak keluar dari aturan dan kaidah negara Indonesia.
Tidak hanya negara yang menganut ideologi Pancasila, tetapi juga masyarakat
Indonesia, masyarakat Indonesia dalam bertingkah laku juga harus berpedoman teguh pada
ideologi Pancasila supaya cita-cita yang diharapkan oleh masyarakat tersebut dapat terwujud
dengan benar

3.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan supaya makalah ini bermanfaat bagi pembaca
dan dapat menambah pengetahuan tentang Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Martini. (2013). PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Pancasila Sebagai


Ideologi Bangsa dan Negara (hal. 23). Jakarta: 2014.
Winataputra, Udin. S. dkk. (2008). Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Adawiah, Nur Rabiatul. Kamis, 02 april 2015. makalah pancasila sebagai ideologi dan
dasar Negara.
[http://nrarabia.blogspot.co.id/2015/04/makalah-pancasila-sebagai-ideologi-dan.html]
Der, Rio Van. 7 januari 2014. Makalah Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi
Nasional. [https://www.scribd.com/document/196917536/Makalah-Pancasila-Sebagai-Dasar-
Negara-Dan-Ideologi-Nasional]
Saputra, Mandra. 2015. Pancasila Sebagai Ideologi Negara.
[http://www.harapanbangsa45.co.vu/2015/07/makalah-pancasila-sebagai-ideologi.html]
http://www.langkahpembelajaran.com/2014/11/makalah-pancasila-sebagai-
ideologi.html

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai