PENDAHULUAN
terjadi sekitar 6% dari seluruh trauma dengan jumlah insiden di Amerika Serikatt
sekitar 3 juta orang setiap tahunnya. Trauma maksilofasial ini menyebabkan fraktur
pada regio maksilofasial dimana pada tahun 2001 sebanyak 24.298 penderita di Royal
rudapaksa terhadap wajah, terutama disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (60%),
diikuti penyerangan atau perkelahian (24%), jatuh (9%), kecelakaan industri (4%),
dan mandibula. Fraktur yang terjadi pada tulang-tulang tersebut dapat mengakibatkan
suatu kelainan pada bentuk wajah yang menyebabkan wajah terlihat tidak estetis,
serta juga mengakibatkan gangguan pada fungsinya seperti proses pengunyahan dan
mandibula dengan 15% kasusnya selalu diikuti fraktur yang lain. Insiden untuk
kehidupan sosial akibat deformitas dan hilangnya fungsi wajah. Peningkatan insiden
1
dapat menyebabkan meningkatnya kejadian kecelaakan lalu lintas. 6,7 Fraktur
maksilofasial banyak terjadi pada golongan pria muda rentang usia 20 – 30 tahun
dengan rerata umur yaitu 24.3 tahun sehingga golongan ini dikategorikan sebagai
high risk. Tindakan preventif sangat dibutuhkan karena tingginya insiden kecelakaan
pada fraktur maksilofasial meliputi observasi, reduksi tertutup, dan reduksi terbuka.
Pada umumnya, semua fraktur yang mengalami pergeseran akan ditatalaksana dengan
reduksi terbuka.1