Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Kementerian Perindusrtrian bertekad memacu pertumbuhan industri pengolahan non
migas di tengah kondisi perekonomian global yang masih sulit. Melalui deregulasi yang
dilakukan pemerintah, diharapkan mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif serta
memudahkan para pelaku industri berusaha di Indonesia. Meningkatnya kinerja dunia industri
yang digencarkan pemerintah menjadi salah satu peluang bisnis yang menguntungkan untuk
memenuhi kebutuhan industri di dalam negeri. Dikutip dari kemenperin, “Diharapkan target
dari Menko Perekonomian untuk pertumbuhan industri tahun 2017 sebesar 5,4 persen atau 0,1
persen di atas pertumbuhan ekonomi, dapat kami capai,” tegas Airlangga. Target itu dapat
dicapai, lanjutnya, antara lain melalui pendalaman struktur industri, kebijakan harga gas
industri yang kompetitif, pemberian tax allowance dan tax holiday, serta harmonisasi tarif.
Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, nilai investasi PMDN sektor industri
semester I tahun 2016 sebesar Rp 50,70 triliun atau tumbuh 17,87 persen dibandingkan
periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp 43,01 triliun. Sedangkan, nilai investasi PMA
sektor industri semester I Tahun 2016 mencapai USD 8,01 miliar atau tumbuh sebesar 49,11
persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesar USD 5,37 miliar. (Kemenperin,
2017).
Dari beberapa industri yang ada, industri pengecoran adalah industri yang sangat
penting. Jumlah industri yang bergerak dibidang pengecoran masih sangat minim di Indonsia.
Seiring dengan perkembangan teknologi, maka industri pengecoran sangat dibutuhkan untuk
membuat produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bidang industri lain. Produk
seperti case bearing, engine block, dan velg kendaraan dibuat dengan menggunakan proses
pengecoran. Pemakaian aluminium pada industri otomotif terus meningkat sejak tahun 1980
(Budinski, 2001). Semua komponen yang telah disebutkan terbuat dari paduan aluminium
salah satunya adalah velg. Velg merupakan salah satu dari spare part untuk kendaraan
bermotor yang sangat vital fungsinya.
Aluminium digunakan dalam banyak aplikasi dalam dunia industri. Kebanyakan dari
aluminium digunakan dalam kabel bertegangan tinggi dan juga digunakan secara luas untuk
bingkai jendela pesawat dan badan pesawat terbang. Dan juga digunakan dalam pembuatan
spare-part kendaraan bermotor seperti industri mobil. Setiap mobil memiliki roda, dan roda
merupakan bagian yang paling vital. Roda berfungsi sebagai penunjang agar dapat berjalan
saat digunakan untuk keperluan dan aktivitas. Daya yang dihasilkan dari mesin disalurkan ke
roda, sehingga mobil dapat berjalan. Terdapat beberapa bagian pada roda kendaraan yaitu
bantalan roda, hub, jari-jari, velg, dan ban. Dan salah satu yang akan dibahas yaitu mengenai
velg. Velg atau rim adalah lingkaran luar desain logam yang tepi bagian dalam dari ban sudah
terpasang pada mobil. Velg mobil dibuat dengan material paduan Aluminium A356. Material
Aluminium A356 memiliki beberapa kelebihan diantaranya yaitu rasio terhadap beban yang
tinggi, ringan, tahan terhadap korosi dari berbagai macam bahan kimia, tidak beracun, mudah
dibentuk dan mudah dimachining.
Paduan aluminium adalah logam aluminium paduan dengan aluminium sebagai unsur
dasar dengan beberapa elemen lainnya. Elemen berikut yang ada dalam paduan aluminium :
aluminium, tembaga, magnesium, silikon, titanium, mangan, zinc dan Fe.

I.2 Prospek Usaha


Velg merupakan komponen yang vital perannya dalam sebuah mobil. Velg berperan
sebagai penopang ban agar ban bentuknya tetap dan dapat digunakan agar mobil dapat
berjalan dengan efisien. Velg terbuat dari paduan aluminium yang dileburkan kemudian
dilakukan pengecoran ke molding sesuai dengan bentuk velg yang diinginkan.
Industri otomotif khususnya mobil di Indonesia sangat berpengaruh terhadap industri
manufaktur velg. Seiring dengan bertumbuhnya industri mobil maka industri velg juga akan
tumbuh karena setiap mobil memerlukan velg sebagai penopang ban. Berikut ini merupakan
perkembangan industri otomotif khususnya mobil yang terjual pada kuartal I tahun 2015 –
2018

Perkembangan industri mobil Q1 2015-2018


295000
290000
285000
280000
275000
270000
265000
260000
255000
250000
2015 2016 2017 2018

Dari data diatas, dapat diketahui bahwa penjualan cenderung naik setelah tahun 2016. Pada
tahun 2015, terdapat 282.344 unit mobil yang terjual. Kemudian pada tahun 2016, penjualan
mobil menurun signifikan. Penjualan mobil pada tahun 2016 sebesar 267.302 unit. Kemudian
pada tahun 2017, penjualan mobil naik cukup signifikan di angka 283.760 unit. Pada tahun
2018, pejualan mobil cukup meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dan merupakan
penjualan tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Penjualan mobil sebesar 291.912 unit pada tahun
2018. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penjualan mobil di Indonesia cenderung meningkat
dalam 4 tahun terakhir dan hal ini berdampak positif terhadap industri manufaktur velg

BAB II
PRODUK INDUSTRI

II.1 Produk Velg


II.2 Alat yang Digunakan
BAB III
Flowsheet Industri

III. 1 Gambaran Proses Manufaktur

Anda mungkin juga menyukai