Anda di halaman 1dari 16

PAPER PSIKIATRI

GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK

Disusun Oleh:
Sri Ratu Noveni
120100288

Pembimbing:
dr. M. Surya Husada, M.Ked(KJ), Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT JIWA PROF. M. ILDREM MEDAN
2016
PAPER PSIKIATRI
GANGGUAN KEPRIBADIAN HISTRIONIK

Diajukan sebagai salah satu syarat kegiatan Program Pendidikan


Profesi Dokter (P3D) Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:
Sri Ratu Noveni
120100288

Pembimbing:
dr. M. Surya Husada, M.Ked(KJ), Sp.KJ

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
RUMAH SAKIT JIWA PROF. M. ILDREM MEDAN
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Sri Ratu Noveni


NIM : 120100288
Judul : Gangguan Kepribadian Histrionik

Koordinator P3D
Pembimbing Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

dr. M. Surya Husada, M.Ked(KJ), Sp.KJ dr. Vita Camellia, M.Ked(KJ), Sp. KJ
NIP. 19800203 200801 1 011 NIP. 19780404 200501 2 002

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan
judul “Gangguan Kepribadian Histrionik”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dokter
pembimbing, dr. M. Surya Husada, M.Ked(KJ), Sp.KJ, yang telah meluangkan
waktunya dan memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan paper ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai masukan dalam penulisan
paper selanjutnya. Semoga paper ini bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih.

Medan, 02 Oktober 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuan ...................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 3
2.1. Definisi..................................................................................... 3
2.2. Etiologi..................................................................................... 3
2.3. Gambaran Klinis ...................................................................... 4
2.4. Diagnosis ................................................................................. 5
2.5. Diagnosis Banding ................................................................... 6
2.6. Penatalaksanaan ....................................................................... 7
2.7. Prognosis .................................................................................. 8
BAB 3 KESIMPULAN ............................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang
di luar rentang yang ditemukan pada sebagian orang. Hanya jika sifat kepribadian
tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang
bermakna atau penderitaan subjektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan.1
Gangguan kepribadian dikelompokkan dalam tiga kelompok berdasarkan
kemiripannya. Kelompok A termasuk gangguan kepribadian paranoid, skizoid,
dan skizotipal. Individu dengan gangguan ini sering tampak aneh atau eksentrik.
Kelompok B termasuk gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan
narsisistik. Individu dengan gangguan ini sering tampak dramatik atau emosional.
Kelompok C termasuk gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesif-
kompulsif. Individu dengan gangguan ini tampak cemas atau takut.2
Gangguan kepribadian histrionik adalah gangguan kepribadian yang
ditandai oleh perilaku yang bermacam-macam, dramatik, ekstrovert pada orang
yang meluap-luap dan emosional.1 Menurut Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders Fourth Edition (DSM-IV), gangguan kepribadian histrionik
merupakan salah satu dari gangguan dengan angka prevalensi terbesar di antara
sepuluh gangguan kepribadian lainnya, yaitu 2-3% dalam populasi secara umum.3
Dilaporkan terdapat kira-kira 10-15% pada lingkungan rawat inap dan rawat jalan
rumah sakit jiwa. Selain itu, gangguan kepribadian ini cenderung lebih sering
terjadi pada wanita dibanding dengan laki-laki.1
Prevalensi gangguan kepribadian histrionik pada populasi umum dari lima
studi tahun 2001 sampai 2010 sebesar 0,2-2,0% pada masyarakat Amerika
Serikat.4 Untuk Indonesia sendiri, belum ada studi yang spesifik menunjukkan
data prevalensi gangguan kepribadian histrionik pada populasi masyarakat
Indonesia.

1
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menguraikan penjelasan
mengenai gangguan kepribadian histrionik, dimulai dari pembahasan definisi,
etiologi, diagnosis, penatalaksanaan, dan pencegahannya. Penyusunan makalah ini
sekaligus untuk memenuhi persyaratan kegiatan Program Pendidikan Profesi
Dokter (P3D) di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

1.3. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan penulis
maupun pembaca khususnya peserta P3D untuk lebih memahami tentang berbagai
penyakit jiwa yang umum terjadi, dan mampu melaksanakan diagnosis dan
pengobatan yang tepat terhadap penyakit tersebut sesuai dengan standar
kompetensi dokter Indonesia.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Gangguan kepribadian histrionik adalah suatu pola dari emosi yang
berlebihan dan pencari perhatian. Orang dengan gangguan kepribadian histrionik
dapat merasa tidak nyaman saat ia tidak menjadi pusat perhatian, secara konsisten
menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian atau menunjukkan emosi
yang dapat berubah dengan cepat atau emosi yang berlebihan.5

2.2. Etiologi
Tidak ada teori tunggal yang meyakinkan yang dapat menjelaskan
terjadinya gangguan kepribadian. Namun, ada beberapa faktor yang dilihat
berkontribusi terhadap terjadinya gangguan kepribadian, yaitu:
1. Genetik
Bukti yang menunjukkan bahwa faktor genetika berperan terhadap timbulnya
gangguan kepribadian berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000
pasangan kembar di Amerika Serikat. Di antara kembar monozigotik, angka
kesesuaian untuk gangguan kepribadian beberapa kali lebih tinggi dibandingkan
kembar dizigotik.
Gangguan kepribadian kelompok B (antisosial, ambang, histrionik, dan
narsistik) memiliki suatu dasar genetika. Gangguan kepribadian antisosial
berhubungan dengan gangguan penggunaan alkohol. Depresi sering ditemukan
pada latar belakang keluarga pasien gangguan kepribadian ambang. Didapatkan
hubungan yang kuat antara gangguan kepribadian histrionik dan gangguan
somatisasi (sindrom Briquet); pasien dengan gangguan tesebut menunjukkan
gejala yang tumpang tindih.1

2. Neurofisiologi
EEG yang immature (gelombang postero-temporal lambat); abnormalitas
imaging fungsional (misalnya, penurunan aktivitas amygdala selama pengolahan

3
afektif); level 5-HT yang rendah pada individu yang kasar; abnormalitas otonom
(galvanic skin respon yang melambat).3

3. Perkembangan Masa Kanak-Kanak


Trauma berat pada masa kanak-kanak (seperti pelecehan seksual) dapat
menjadi faktor risiko untuk gangguan kepribadian ambang dan gangguan
kepribadian Kelompok B lainnya.3

4. Teori Psikodinamika
Penjelasan SiFreud mengenai perkembangan pada fase oral, anal, dan genital
yang terhambat dapat memicu terjadinya kepribadian dependen, obsesional, dan
histrionik.3

2.3. Gambaran Klinis


Gangguan kepribadian histrionik dikarakteristikkan dengan perilaku yang
suka mencari perhatian dan emosional yang ekstrim. Pasien ingin menjadi pusat
perhatian dan merasa tidak nyaman saat mereka tidak menjadi pusat. Mereka juga
merasa sulit kalau orang lain tidak fokus secara khusus pada mereka.6 Mereka
juga cenderung membuat segalanya lebih penting dibanding yang seharusnya.1
Pasien dengan gangguan kepribadian histrionik dapat mengalami kesulitan
dalam mencapai keintiman emosional pada hubungan percintaan atau seksual.
Tanpa sadar hal akan tersebut, mereka sering berlaku sebagai sebuah peran
(seperti: “korban” atau “putri”) dalam hubungan mereka dengan orang lain.6
Pasien juga sering memiliki fantasi seksual dengan orang yang berada di
sekitarnya, tetapi pasien tidak konsisten memverbalisasikan fantasi tersebut dan
bukan agresif secara seksual.1
Selain itu, pasien biasanya menginginkan hal yang baru, stimulasi, dan
kesenangan dan memiliki kecenderungan untuk merasa bosan dengan rutinitas
mereka yang biasa.6

4
Sumber lain menguraikan gambaran klinis dari gangguan kepribadian
histrionik dalam poin-poin sebagai berikut.7
 Merasa tidak nyaman kecuali dirinya sebagai pusat perhatian.
 Berpakaian provokatif dan/atau menunjukkan perilaku yang seduktif atau
menggoda.
 Emosi berubah secara cepat.
 Berlaku sangat dramatis, menunjukkan emosi dan ekspresi yang berlebihan
namun tetap terlihat tidak alami.
 Sangat terfokus pada penampilan fisik.
 Selalu mencari perlindungan atau penerimaan.
 Mudah tertipu dan dipengaruhi oleh orang lain.
 Bereaksi sensitif berlebihan terhadap kritik dan penolakan.
 Memiliki toleransi yang rendah terhadap frustasi dan mudah bosan oleh
rutinitas, dan sering memulai pekerjaan yang baru tanpa menyelesaikan yang
sebelumnya.
 Tidak berpikir sebelum bertindak.
 Memiliki keputusan kasar.
 Self-centered dan jarang fokus pada orang lain.
 Sulit menjaga hubungan, sering terlihat palsu atau dangkal dengan orang lain.
 Mengancam atau melakukan aksi bunuh diri untuk mendapatkan perhatian.

2.4. Diagnosis
Dalam wawancara, pasien gangguan kepribadian histrionik biasanya dapat
bekerja sama dan amu memberikan riwayat penyakit yang terinci. Akan sering
ditemukan juga gerak isyarat dan penekanan yang dramatik dalam percakapan
dengan pasien gangguan kepribadian histrionik.1
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia edisi ketiga (PPDGJ-III), gangguan kepribadian histrionik adalah
gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a) ekspresi emosional yang dibuat-buat (self-dramatization), seperti
bersandiwara (theatricality), yang dibesar-besarkan (exaggerated);

5
b) bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau oleh keadaan;
c) keadaan afektif yang dangkal dan labil;
d) terus menerus mencari kegairahan (excitement), penghargaan (appreciation)
dari orang lain, dan aktivitas dimana pasien menjadi pusat perhatian;
e) penampilan dan perilaku “merangsang” (seduction) yang tidak memadai;
f) terlalu peduli dengan daya tarik fisik.
Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari diatas.8
Selain berdasarkan PPDGJ-III, kriteria diagnosis dapat digunakan berdasarkan
(DSM-V) yang menyatakan gangguan kepribadian histrionik adalah sebuah pola
dimana terdapatnya emosional yang berlebih dan mencari perhatian, yang dimulai
pada awal dewasa dan muncul pada sebuah variasi konteks, seperti yang lima
(atau lebih) dari hal di bawah ini:
a) tidak nyaman dalam situasi jika ia tidak menjadi pusat perhatian.
b) interaksi dengan orang lain sering dikarakteristikkan dengan tingkah laku
seksual yang menggoda atau provokatif yang tidak cocok.
c) menunjukkan emosi yang cepat berubah dan ekspresi yang dangkal.
d) secara konsisten menggunakan penampilan fisik untuk menarik perhatian.
e) memiliki gaya berbicara yang impresionis berlebihan dan kurang detail.
f) menunjukkan ekspresi yang dibuat-buat (self-dramatization), bersandiwara
(theatricality), dan ekspresi emosi yang berlebihan (exaggerated).
g) dapat tersugesti (misalnya, gampang dipengaruhi oleh orang lain atau
lingkungan).
h) merasakan hubungan menjadi lebih intim dari yang seharusnya.9

2.5. Diagnosis Banding2


1. Gangguan Kepribadian Ambang
Dapat dicirikan dengan mencari perhatian, perilaku yang manipulatif,
dan emosi yang cepat berubah. Gangguan kepribadian ini dibedakan
dengan tindakan merugikan diri sendi, gangguan amarah pada hubungan
dekat, dan gangguan identitas.

6
2. Gangguan Kepribadian Antisosial
Gangguan kepribadian antisosial dan gangguan kepribadian histrionik
sama-sama cenderung impulsif, mencari kesenangan, seduktif, dan
manipulatif, tetapi orang dengan gangguan kepribadian histrionik
cenderung lebih berlebihan pada emosi mereka dan tidak secara khas
tampak pada perilaku antisosial. Individu dengan gangguan kepribadian
histrionik bermanipulasi untuk mendapatkan perhatian, sedangkan orang
dengan gangguan kepribadian antisosial bermanipulasi untuk mendapatkan
keuntungan, kekuasaan, atau penghargaan material lainnya.

3. Gangguan Kepribadian Narsistik


Gangguan kepribadian ini juga menginginkan perhatian dari orang
lain, mereka biasanya ingin dipuji untuk ‘superioritas’ mereka, dimana
individu dengan gangguan kepribadian histrionik ingin dilihat sebagai
pihak yang lemah dan rapuh.

4. Gangguan Kepribadian Dependen


Individu dengan gangguan kepribadian ini bergantung secara
berlebihan pada orang lain untuk mendapatkan pujian dan perlindungan,
tapi tanpa sifat emosional yang berlebihan.

2.6. Penatalaksanaan
a. Psikoterapi
Psikoterapi, pada kebanyakan gangguan kepribadian, adalah
penatalaksanaan pilihan. Pendekatan umum dan keluarga secara umum
tidak direkomendasikan karena individu yang menderita gangguan ini
sering menarik perhatian pada mereka dan melebih-lebihkan setiap aksi
dan reaksi. Terapi secara umum bersifat suportif dan hasil yang baik lebih
gampang dicapai sedini mungkin. Klinisi mungkin akan sering merasa
diposisikan sebagai peran “penyelamat”, yang mana terapis akan diminta
meyakinkan dan menolong pasien dari masalah sehari-harinya.10

7
b. Farmakoterapi
Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala menjadi sasarannya
(seperti penggunaan antidepresan untuk depresi dan keluhan somatik, obat
antiansietas untuk kecemasan, dan antipsikotik untuk derealisasi dan
ilusi).1

2.7. Prognosis
Karakteristik kepribadian dengan gangguan kepribadian histrionik ini
bertahan selamanya. Pasien akan berulang kali ke fasilitas kesehatan, tetapi
biasanya mereka tidak bertahan untuk menjalani psikoterapi. Pengobatan untuk
gangguan kepribadian histrionik dapat menghabiskan waktu minimal satu sampai
tiga tahun dan cenderung untuk lebih lama dari pengobatan untuk gangguan yang
lain yang bukan gangguan kepribadian. Seiring bertambahnya usia, pasien dengan
gangguan kepribadian ini cenderung menunjukkan gejala yang lebih sedikit.11

8
BAB 3
KESIMPULAN

Gangguan kepribadian histrionik adalah salah satu dari kesepuluh


gangguan kepribadian dimana gangguan ini merupakan bagian dari Kelompok B
dengan gambaran klinis berupa keinginan untuk menjadi pusat perhatian dan
merasa tidak nyaman jika tidak, perilaku yang dramatik, emosional yang
berlebihan. Selain itu, pasien dengan gangguan kepribadian histrionik juga
terfokus pada penampilan fisik dan memiliki toleransi yang rendah terhadap rasa
frustasi serta mudah bosan oleh rutinitas. Sampai saat ini belum diketahui
penyebab tunggal gangguan kepribadian ini. Namun, para ahli berkeyakinan hal
ini dapat terjadi dari kontribusi beberapa faktor seperti genetik, neurofisiologi,
perkembangan masa kanak-kanak, dan teori psikodinamika. Terapi pilihan untuk
gangguan kepribadian histrionik sampai saat ini adalah psikoterapi dan bersifat
suportif. Farmakoterapi dapat ditambahkan jika gejala menjadi sasarannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Tangerang:
Binarupa Aksara Publisher; 2010. 258-276p.
2. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, Fourth Edition. Washington, DC: American Psychiatric
Association; 1994. 629- 657p.
3. Semple D, Smyth R. Oxford Handbook of Psychiatry. Oxford: Oxford
University Press; 2013. 498p.
4. Bienenfield D [Internet]. New York, NY: Medscape Drugs and Diseases.
Personality Disorders; 2016 [cited 2016 October 2nd]. Available from:
http://emedicine.medscape.com/article/294307-overview#a5.
5. American Psychiatric Association [Internet]. Arlington, VA: American
Psychiatric Association. What are Personality Disorder?; 2016 [cited 2016
October 2nd]. Available from: https://www.psychiatry.org/patients-
families/personality-disorders/what-are-personality-disorders.
6. Bressert S [Internet]. Newburyport, MA: Psych Central. Histrionic Personality
Disorder Symptoms; 2016 [cited 2016 October 2nd]. Available from:
http://psychcentral.com/disorders/histrionic-personality-disorder-symptoms/.
7. Goldberg J [Internet]. Atlanta, GA: WebMD Medical Reference. Mental
Health and Histrionic Personality Disorder; 2016 [cited 2016 October 2nd].
Available from: http://www.webmd.com/mental-health/histrionic-personality-
disorder.
8. Maslim, R. Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
FK-Unika Atmajaya; 2001. 104p.
9. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, Fifth Edition. Arlington, VA: American Psychiatric
Association; 2013. 667p.
10. Bressert S [Internet]. Newburyport, MA: Psych Central. Histrionic Personality
Disorder Treatment; 2016 [cited 2016 October 2nd]. Available from:
http://psychcentral.com/disorders/histrionic-personality-disorder-treatment/.

10
11. Encyclopedia of Mental Disorders [Internet]. Histrionic Personality Disorder;
2016 [cited 2016 October 2nd]. Available from:
http://www.minddisorders.com/Flu-Inv/Histrionic-personality-disorder.html.

11

Anda mungkin juga menyukai