Anda di halaman 1dari 10

ANALISA LANSKAP JALUR HIJAU DAN UPAYA PENERAPAN

SMART GREEN LAND PADA RUANG TERBUKA HIJAU


GREEN LINE LANDSCAPE ANALYSIS AND IMPLEMENTATION EFFORTS
SMART GREEN LAND ON GREEN OPEN SPACE IN MALANG CITY
*)
Andan Sari Kusuma Indah , Tatiek Wardiyati dan Lilik Setyobudi

Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya


Jl. Veteran, Malang 65145 Jawa Timur, Indonesia
*)
E-mail: andanjoannes20@gmail.com

ABSTRAK ABSTRACT

Jalur hijau merupakan daerah hijau sekitar Green line is the green area around
lingkungan permukiman atau sekitar kota, settlement or city aimed controlling the
bertujuan mengendalikan pertumbuhan growth of building, preventing two or more
pembangunan, mencegah dua kota atau town are fused and maintain green areas,
lebih menyatu, dan mempertahankan recreation or rain catchment areas. Smart
daerah hijau, rekreasi, ataupun daerah Green Land is innovative concept of green
resapan hu-jan.Smart Green Land space that function as lungs of the city and
merupakan inovasi konsep RTH yang available support facilities so created the
berfungsisebagai paru-paru kota dan comfort and freshness. The purpose of this
sebagai tempat yang nyaman melalui research is to find out, study the issues and
penyediaan fasilitas penunjang se-hingga constraints in the greenbelt landscape,
tercipta kenyamanan dan kesegaran. analyzing the problem, developing potential
Penelitian ini bertujuan mengetahui, and setting plan recommendation and
mempe-lajaripermasalahan dan kendala implementation smart green land that
dalam lanskap jalur hijau, menganalisis sustainable. The research was conducted
permasalahan, mengembangkan potensi on a green line at Ijen street, Jakarta street
dan menyusun rekomendasi rencana dan and Dieng street and implementation smart
penerapan smart green land yang green land at town square and town square
berkelanjutan. Penelitian dilaksanakan pada monument in Malang city. This research
jalur hijau jalan Ijen, jalur hijau jalan Jakarta used three stages is inventory, data analysis
dan jalur hijau Dieng, dan penerapan smart and interpretation of data. The results
green land pada Alun-alun Kota dan Alun- showed the green line Dieng street, Jakarta
alun Tugu Kota Malang. Penelitian ini street and Ijen street is recommendation to
menggunakan tiga tahap yaitu inventarisasi, focus on addition of vegetation types of
analisis data, dan interprestasi data. Hasil shrubs, flowering shrubs, street lighting and
penelitian menunjukkan jalur hijau Jalan add shelter. Smart green land at Malang
Dieng, Jalan Jakarta dan Jalan Ijen le-bih town square and monument malang town
tertuju pada penambahan jenis vegetasi square is more focused on adding of
tanaman perdu, semak berbunga indah, vegetation types of flowering plants and
lam-pu penerangan jalan dan tempat duduk. grass.
Smart Green Land pada Alun-alun Kota
Malang dan Alun-alun Tugu lebih tertuju pa- Keywords: smart green land, green line,
da penambahan jenis vegetasi tanaman analysis, green open space
ber-bunga dan tanaman rumput.
PENDAHULUAN
Kata kunci: smart green land, jalur hijau,
analisis, ruang terbuka hijau Perkembangan Kota Malang telah
banyak keluar dari rencana semula. Kota
Malang mengalami gejala yang sama
yaitu perubahan fungsi lahan yang
199

Indah, dkk : Analisa Lanskap Jalur Hijau dan Upaya ...

direncanakan sebagai ruang terbuka hijau (Shannigrahi et al. 2003). Smart Green
(RTH) menjadi kawasan terbangun (Niti, Land merupakan inovasi konsep RTH
Eddy dan Mustika, 2011). Ruang terbuka bagaimana membuat RTH memiliki fungsi
adalah ruang yang bisa diakses oleh sebagai paru-paru kota dan sebagai tempat
masyarakat dalam kurun waktu terbatas yang nyaman melalui penyediaan fasilitas
maupun tidak tertentu. Ruang terbuka hijau penunjang dalam rangka menjaga
dapat berbentuk jalan, trotoar, taman kota, kelestarian lingkungan. Daerah sisi jalan
dan hutan kota. Luas RTH minimum adalah daerah yang berfungsi untuk
sebesar 30 % merupakan ukuran minimum keselamatan dan kenyamanan pemakai
kawasan bervegetasi untuk menjamin jalan, lahan untuk pengembangan jalan,
keseimbangan ekosistem kawasan. kawasan penyangga, jalur hijau, tempat
Keseimbangan ekosistem yang pembangunan fasilitas pelayanan, dan
dipertahankan adalah fungsi hidrologis, iklim perlindungan terhadap bentukan alam
mikro, ketersediaan udara bersih agar dapat (Carpenter, 1975). Keterbatasan lahan hijau
terjamin untuk kebutuhan warganya dan menuntut peraturan daerah tersendiri yang
penyerapan karbondioksida. Di samping itu, mengatur kebijakan seperti pergantian
kawasan bervegetasi dapat meningkatkan tembok pembatas antar gedung bertingkat
nilai estetika kawasan (Baharudin, 2011). yang masif dengan pepohonan dan taman
Menurunnya kualitas permukiman di berfungsi peneduh sehingga dapat menyatu
perkotaan dapat dilihat dari kemacetan yang dengan trotoar yang berada di tepian badan
semakin parah, berkembangnya kawasan jalan (Direktorat Jenderal Penataan Ruang,
kumuh yang rentan terhadap banjir, serta 2006).
semakin hilangnya RTH untuk artikulasi dan Pengelolaan lanskap adalah upaya
kesehatan masyarkat. terpadu dalam penataan dan pemanfaatan,
Ruang terbuka hijau dapat pemeliharaan, pelestarian, pengendalian
dikategorikan sebagai ruang dimana dan pengembangan lingkungan hidup
tanaman tumbuh dan bermanfaat, dan jenis sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat
tanaman yang ditanam di RTH yaitu bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
tanaman pohon, tanaman perdu, tanaman (Arifin, 2005). Pengelolaan atau manajemen
semak, tanaman merambat dan tanaman merupakan suatu proses dari konsep, teori,
herba. Ruang terbuka memiliki kekuatan dan analisis tujuan, yaitu merencanakan,
untuk membentuk karakter kota dan mengatur, dan menja-lankan tujuan tersebut
menjaga kualitas lingkungannya. Lanskap melalui usaha manu-sia secara sistematis,
kota merupakan lanskap buatan manusia koordinatif dan saling kerja sama (Kraus
sebagai akibat dari aktivitas manusia dalam dan Curtis, 1982).
mengelola lingkungan untuk memenuhi Pemeliharaan merupakan suatu usaha
kebutuhan hidupnya (Simonds dan Starke, untuk menjaga dan merawat areal lanskap
2006). dengan segala fasilitas yang ada di
Jalur hijau merupakan daerah hijau dalamnya agar kondisi tetap baik atau
sekitar lingkungan perkotaan yang bertujuan sedapat mungkin mempertahankan pada
mengendalikan pertumbuhan keadaan yang sesuai dengan tujuan dan
pembangunan, mempertahankan daerah fungsi awal (Arifin, 2009). Pemeliharaan
hijau. Jalur hijau unsur utamanya berupa juga bertujuan agar suatu areal lanskap
vegetasi yang secara alamiah berfungsi memiliki suatu keindahan secara estetika
sebagai pembersih atmosfir dengan serta nyaman dan aman (Arifin, 2009).
menyerap polutan yang berupa gas dan Upaya untuk mempermudah ataupun
partikel melalui daunnya. Vegetasi mendukung pemeliharaan ideal adalah
berfungsi sebagai filter hidup yang sebagai berikut: (a) merencanakan taman
menurunkan tingkat polusi dengan dengan pola-pola yang sederhana sehingga
mengabsorbsi, detoksifikasi, akumulasi pemeliharaan fisik mudah dilakukan; (b)
dan atau mengatur metabolisme di udara membuat pola lalu lintas atau sirkulasi yang
sehingga kualitas udara dapat meningkat jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di
dengan pelepasan oksigen di udara dalamnya akan selalu lancar; (c) memilih
200

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 198-207

sistem struktur yang kuat dan awet serta Kurangnya kenyamanan yang terbentuk
memilih bahan-bahan perkerasan yang pada RTH karena kurangnya fasilitas yang
sesuai; dan (d) melengkapi taman dengan dimiliki pada alun-alun kota. Penataan letak
fasilitas yang memadai, misalnya lampu ruang terbuka hijau perkotaan harus
penerangan dan jaringan utilitas. disesuaikan dengan kondisi lingkungan
yang memperhatikan aspek kesehatan dan
BAHAN DAN METODE keindahan, sehingga penyediaan taman
kota perlu dimasukkan kedalam bagian dari
Penelitian ini dilaksanakan pada fasilitas publik dalam memberikan ruang
bulan Maret 2013 sampai Mei 2013pada terbuka hijau dan manfaatnya, seperti
jalur hijau jalan Ijen, jalur hijau jalan Jakarta menumbuhkan kesegaran, kenyamanan,
dan jalur hijau Dieng serta untuk penerapan keindahan lingkungan, menurunkan polusi,
Smart Green Land dikhususkan pada Alun- dan mewujudkan keserasian lingkungan.
alun Kota dan Alun-alun Tugu Kota Malang. Potensi yang dimiliki alun-alun Kota
Penelitian ini menggunakan tiga tahap yaitu Malang ialah tempat yang strategis yang da-
: (1)Tahap inventarisasi menggunakan pat dijangkau oleh semua kalangan
metode survei ialah wawancara dan studi masyarakat, selain itu Kota Malang memiliki
literatur metode survei yang digunakan udara yang sejuk dan pemandangan yang
untuk mengumpulkan data kondisi umum dikelilingi oleh gunung. Desain Alun-alun
lokasi penelitian dan keragaman kota Malang yang berdiri sekarang ini
tumbuhan;(2) Analisa data kondisi umum sangat dipengaruhi oleh budaya tradisional
penelitian meliputi aspek fisik dan sosial dan budaya bangsa Belanda, hal ini
budaya; (3) Interpretasi yakni uraian secara dikarenakan pada masa pembentukan alun-
deskriptif tentang jenis tumbuhan yang ada alun sangat dipengaruhi oleh campur
dilokasi penelitian dan dibandingkan antara tangan dan pemikiran bangsa Belanda. Hal
dua lokasi penelitian untuk membuktikan ini berdasarkan pada data-data dokumenter
hipotesis yang telah dibuat dan uraian yang terkait proses pembentukan alun-alun
deskriptif tentang fungsi tumbuhan baik kota Malang. Konsep desain taman tersebut
fungsi umum maupun fungsi khusus dan mengacu pada desain Eropa dengan sistem
dilengkapi dengan foto yang men-dukung. ruang terbuka di alun-alun. Konsep
perancangan kolam tersebut menurut
HASIL DAN PEMBAHASAN estetika keindahan sudah sesuai kriteria
keindahan namun ada beberapa ran-
Smart Green Land Alun-alun Kota cangan sudah sesuai dan baik yang
Malang didasarkan pada masing-masing fungsi.
Perancangan desain Smart Green Rekomendasi perancangan pada
Land Alun-alun Kota Malang terdapat Alun-alun Kota Malang dapat dilihat pada
banyak permasalahan yang ada pada ruang Gambar 1 yang lebih ditekankan pada
terbuka hijau yakni semakin rendahnya penambahan tanaman perdu, vegetasi
lahan terbuka hijau untuk memperluas berbunga dan rumput sehingga memberikan
ruang terbuka hijau publik, sistem drainase kesan rindang tetapi masih memiliki unsur
yang masih buruk sehingga air masih estetika. Tanaman yang mempunyai
menggenang di permukaan tanah, kemampuan sedang sampai tinggi dalam
penambahan biopori pada ruang terbuka menurunkan kandungan timbal di udara
hijau dapat mengurangi genangan air. seperti Damar (Agathis alba), Mahoni
Sedikitnya jenis vegetasi yang ada pada (Swietenia microphylla), Jamuju
ruang terbuka hijau sehingga menurunkan (Podocarpus imbricartus), Pala (Myristica
kualitas nilai estetika taman. Perhatian fragrans), Asam Landi (Pithecelebium
masyarakat akan pentingnya RTH kurang dulce), dan Johar (Cassia siamea).
berperan aktif dalam menjaga keberadaan Tanaman yang berkemampuan sedang
taman. Sistem pengelolaan taman yang sampai rendah adalah Glodogan
masih kurang berdampak pada buruknya (Polyalthea longifolia), Keben (Baringtonia
perawatan pada jenis vegetasi tanaman. asiatica) dan Tanjung (Mimusops elengi).
201

Indah, dkk : Analisa Lanskap Jalur Hijau dan Upaya ...

Tanaman yang berkemampuan rendah dan (d) Toilet yang disediakan harus bersih dan
tidak tahan terhadap zat pencemar dari layak digunakan oleh para pengguna, hal ini
kendaraan bermotor antara lain bunga dapat mencerminkan nilai kebersihan dan
kupu-kupu (Bauhinia purpurea), dan kenyamanan dari taman tersebut; (e) Rest
Kesumba (Bixa orellana). Area ini dilengkapi dengan beberapa
Unsur-unsur fisik yang ditambahkan fasilitas yang mendukung.
ke dalam perancangan di alun-alun Kota
Malang antara lain, meliputi: (a) Playground Smart Green Land Alun-alun Tugu Kota
dimana anak-anak dapat bermain dengan Malang
berbagai permainan seperti ayunan dan Perancangan desain Smart Green
permainan lorong; (b) Jogging track Land Alun-alun Tugu Kota Malang terdapat
merupakan track bagi mereka yang suka permasalahan yaitu kurangnya
jogging di pagi hari dengan adanya fasilitas penambahan fasilitas pada ruang terbuka
ini diharapkan dapat meningkatkan hijau, kurangnya kebersihan atau perawatan
kesehatan warga Kota Malang sendiri pada kolam Tugu, perlu ditambahkan jenis
maupun wisatawan yang ingin menikmati vegetasi rumput, perdu dan jenis vegetasi
sejuknya Kota Malang dipagi hari. Cukup herba. Pada jenis vegetasi juga perlunya
menarik karena jogging track memiliki alur ditambahkan jenis vegetasi berbunga indah
yang rapi dengan tanaman-tanaman yang tetapi memiliki kesan teratur rapi. Penataan
menghias di sekitar taman membuat vegetasi yang masih tidak beraturan
pengguna merasa nyaman untuk olahraga; menyebabkan banyak kendala dalam
(c) Taman rumput merupakan bagian proses perawatan vegetasi yang ada di
penting bagi alun-alun dan taman yang alun-alun Tugu.
dihiasi air mancur untuk pendingin ruangan;

Gambar 1 Sketsa Alun-alun Kota Malang Sesudah Dilakukan Perancangan


202

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 198-207

Tanaman yang tahan dan mampu Pada perancangan alun-alun Tugu


mengendalikan sekaligus sebagai penjerat solusi yang diberikan pada alun-alun Tugu
dan penyerap zat pencemar antara lain yaitu penambahan jenis vegetasi semak
adalah Mahoni (Swietenia macrophylla), dan berbunga sehingga dapat menambah
Bisbul (Diospyros discolor), Tanjung nilai estetika dan mampu menjadi daya tarik
(Mimusops elengi), Kenari (Canarium bagi masyarakat sekitar. Penambahan
commune), Meranti Merah (Shorea vegetasi perdu juga mampu memberikan
leprosula), Kirai Payung (Filicium kesan dingin dan asri pada RTH. Strategi
decipiens), Kayu Hitam (Diospyros pengembangan ruang terbuka hijau dan
celebica), Jamblang (Euginia cuminii), ruang terbuka publik di Kota Malang
Medang Lilin (Litsea roxburghii), dan meliputi: (a) penataan RTH sesuai
Sempur (Dillenia ovata). Alun-alun Tugu fungsinya seperti estetika, ekologis,
memiliki potensi atau kelebihan yakni rekreatif, dan edukatif; (b) penanaman
dikelilingi oleh Gedung perkantoran, gedung pohon sesuai jenis dan fungsi RTH; (c)
militer, kawasan sekolah, hotel, restoran, penempatan RTH sebagai pendukung
stasiun, dan juga pasar burung. Letak yang identitas kawasan; dan (d) pengelompokan
strategis membuat alun-alun Tugu dapat RTH sesuai fungsi, hirarki, dan skala ruang
dijangkau oleh semua kalangan lingkungannya (Purba,2002).
masyarakat. Alun-alun Tugu Kota Malang
dapat menjadi tempat bersosialisasi Jalur Hijau Jalan Dieng
dilengkapi berbagai fasilitas tempat duduk, Perancangan jalur hijau Dieng
air mancur, udara Kota Malang yang sejuk terdapat permasalahan yaitu banyaknya
menambah daya tarik untuk datang ke alun- jenis vegetasi dengan pengaturan
alun Tugu. Alun-alun Tugu Malang selain penanaman yang kurang beraturan
menjadi ikon Kota Malang juga sebagai sehingga memberikan kesan kurang
elemen kota merupakan ruang terbuka yang maksimal pada nilai estetika. Greenzone
diperuntukkan bagi masyarakat dan wisata- Dieng memiliki fungsi estetika yaitu pengikat
wan sebagai tempat berbagai macam antar elemen gedung dalam kota, pemberi
kegiatan masyarakat seperti olahraga atau ciri dalam membentuk wajah kota dan unsur
sebagai tempat bersosialisasi. dalam penataan arsitektur kota Malang.
Rekomendasi perancangan pada untuk menjaga kelestarian Greenzone
alun-alun Tugu (Gambar 2) yaitu Dieng agar terhindar dari kerusakan maka
penambahan jenis vegetasi semak yang perlu dilakukan perawatan yang melibatkan
berbunga berbunga indah seperti Bunga semua komponen yang ada baik
Kupu-kupu (Bauhina purpurea), dan juga pemerintah kota maupun masyarakat.
tanaman perdu seperti Asam Landi Greenzone Dieng merupakan komponen
(Pithecelebium dulce) yang dapat menyerap alam yang berperan menjaga keberlanjutan
partikel timbal sehingga memberikan kesan proses yang ada di dalam ekosistem.
dingin pada alun-alun. Hal ini seperti yang Greenzone Dieng dipandang memiliki daya
dijelaskan Rijal (2008), pemberdayaan dukung terhadap keberlangsungan
suatu RTH dapat dilakukan dengan lingkungan hidup. Keberadaannya harus
penganekaragaman struktur tanaman mendapat perhatian khusus dari
dengan menambahkan beberapa jenis masyarakat maupun pemerintah.
tanaman tertentu sehingga jumlah Solusi yang diberikan pada jalur hijau
stratifikasi vegetasi bertambah. Penataan Dieng adalah penambahan jenis vegetasi
fasilitas seperti tempat duduk dan lampu rumput dan semak berbunga indah seperti
taman juga di perhatikan sehingga Kul banda (Pisonia grandis Alba). Penataan
masyarakat atau pengguna alun-alun Tugu jalur hijau yang rapi dengan sistem
dapat menikmati ruang hijau. perawatan pengelolaan dan perawatan taman yang
taman yang dijadwalkan untuk perawatan ditekankan untuk jalur hijau serta perlu
vegetasi, kolam dan kebersihan taman ditambahkannya pedestrian untuk peng-
dapat membantu meningkatkan keindahan guna jalan agar masyarakat
pada suatu taman.
203

Indah, dkk : Analisa Lanskap Jalur Hijau dan Upaya ...

Gambar 2 Sketsa Perancangan Alun-alun Tugu

atau pengguna dapat menikmati fasilitas terdapat disepanjang jalan meliputi aktivitas
jalur hijau Dieng karena sangat minimnya pendidikan, perdagangan, dan pelayanan.
jalur pedestrian serta kurang maksimalnya Pada hari-hari libur, trotoar jalan sering pula
sistem drainase di jalur hijau jalan Dieng digunakan sebagai sarana untuk aktivitas
yang sering mengalami banjir atau air olahraga. Penataan jalur hijau sepanjang
tergenang di pinggiran jalan. jalan Ijen didasarkan pada tujuan yang akan
Rekomendasi perancangan jalur dicapai dan disesuaikan dengan karakter
hijau Dieng ditambahkan vegetasi rumput lingkungan setempat sehingga terbentuk
dan tanaman berbunga indah agar lanskap jalan raya. Sebelah Utara Jalan Ijen
menambah kesan estetika. Pada berbatasan dengan Jalan Pahlawan, RS
rekomendasi perancangan ditambahkan Husada Bunda,simpang balapan dan jalan
juga jenis vegetasi perdu dan pengaturan Ijen. Luas wilayah di sepanjang Jalan Ijen
penanaman dengan tujuan meningkatkan berkisar 9000 m2.
nilai keindahan jalur hijau, pelestarian Jalan harus memenuhi aspek efisiensi,
habitat burung, dan sebagai daerah keamanan, kenyamanan serta penampilan
pelestarian air tanah. Tanaman dengan yang baik untuk memperlancar sirkulasi dan
evapotranspirasi rendah adalah Cemara mengantisipasi efek-efek yang ditimbulkan-
Laut (Casuarinaequisetifolia), Bungur (L. nya seperti polusi, kebisingan, panas, dan
speciosa). Pada rekomendasi Jalur Hijau ketidaknyamanan. Permasalahan yang ada
Dieng sebaiknya ditambahkan Pohon Pule di Jalur Hijau Ijen adalah pengelolaan RTH,
(Alstonia scholaris) sebagai penyusun pemeliharaan RTH yang tidak konsisten,
utama dan juga sebagai pohon peneduh. kurangnya apresiasi dan kesadaran akan
pentingnya RTH, hal ini sesuai dengan
Jalur Hijau Jalan Ijen Ferliana, Azis, dan Hartuti (2012) yang
Jalan Ijen merupakan salah satu menjelaskan kesadaran akan pentingnya
jalan utara di Kota Malang. Ruasan jalan keberadaan RTH perlu ditanamkan agar
Ijen yang cukup lebar masih dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam
memungkinkan terjadi perubahan pada upaya mewujudkan lingkungan hidup yang
penataan jalur hijau jalan.Aktivitas yang berkelanjutan. Rekomendasi perancangan
204

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 198-207

pada jalur hijau Ijen menetapkan tanaman keberadaan bagian tumbuhan seperti daun,
Palm Raja (Roystonia elata) tetap batang dan akar yang sangat bermanfaat
dibiarkan apa adanya karena vegetasi ini dalam mengendalikan berbagai
sebagai penyusun jalur hijau median jalan ketidaknyamanan lingkungan akibat aktivitas
yang bermanfaat sebagai pengarah jalan manusia. Daun dengan bulu-bulu serta
bukan untuk peneduh. stomata mampu memberikan kesejukan dan
mengurangi debu melalui proses transpirasi
Jalur Hijau Jalan Jakarta serta penahanan partikel di udara. Batang
Green belt atau Green Line yang dan daun mampu meredam bunyi. Bunga
juga biasa disebut jalur hijau adalah dapat memberikan nilai estetika. Akar
sebagai salah satu bentuk hutan kota tumbuhan dapat menahan laju erosi dan
memiliki fungsi menjaga kelangsungan menyediakan cadangan air tanah.
hidup bumi, yakni sebagai media yang Permasalahan yang ada pada jalur
memiliki kemampuan mengurangi zat hijau jalan Jakarta yaitu banyaknya vegetasi
pencemar udara termasuk Karbon tanaman yang ditanam secara acak dan tidak
dioksida (CO2) yang melayang di udara teratur atau kurang tertata. Menurut Arif dan
dan penghasil Oksigen (O2) (Iwan, 2009). Parfi (2013) dapat dilihat dari ketinggian yang
Wilayah Kota Malang pada tahun 2007 sama dan seragam, daun padat, tajuk cukup
tercatat memiliki hutan kota sebesar 0,5% rindang dan kompak, batang tegak kuat,
dari keseluruhan luas Kota Malang yang tidak mudah patah, batang dan sistem
mencapai 110,06 Km2. Tingginya aktivitas percabangannya kuat, dan jenis tanamannya
kota disebabkan oleh pertumbuhan merupakan tanaman golongan evergreen.
penduduk dan industri yang pesat di Tabel 2 menunjukkan rekomendasi
wilayah perkotaan. Dampak negatif dari tumbuhan yang dapat hidup di hutan kota
aktivitas kota antara lain meningkatkan dari pepohonan, perdu, dan penutup tanah,
suhu udara, kebisingan, debu, polutan, sehingga dapat membentuk suatu komunitas
kelembaban menurun dan hilangnya yang berfungsi sebagai penahan erosi.
habitat berbagai jenis burung dan satwa Upaya pemilihan jenis tanaman diarahkan
lainnya karena hilangnya vegetasi dan untuk meningkatkan fungsi tanaman dengan
RTH. tujuan mencegah terjadinya banjir dan erosi,
Rekomendasi vegetasi sangat memperbaiki dan mempertahankan
bermanfaat untuk merekayasa lingkungan kelangsungan produktivitas lahan dan
di perkotaan, mengontrol erosi, air tanah, meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi
mengurangi kebisingan, mengendalikan air masyarakat. Dari hasil wawancara dengan
limbah, mengontrol lalu lintas, cahaya yang berbagai instansi responden, pembangunan
menyilaukan, mengurangi pantulan hutan kota belum mempertimbangkan bentuk
cahaya, serta mengurangi bau dan juga hutan kota. Bentuk hutan kota di Jalan
untuk segi keindahan RTH seperti Jakarta ternyata pengaturan vegetasi yang
ditunjukkan pada Tabel 1 yang merupakan ada di dalam hutan kota dengan tujuan
jenis vegetasi yang juga mendukung nilai estetika dan belum mempertimbangkan
estetika sebuah RTH dan manfaat fungsi ekologis atau fungsional.
205

Indah, dkk : Analisa Lanskap Jalur Hijau dan Upaya ...

Tabel 1 Nama Lokal dan Nama Latin Tanaman Hias di RTH Kota Malang
No. Nama Lokal Nama Latin
a. Beligo Bandung Benincasa hispida cogn
b. Baby blue Dianthus caryophyllus
c. Anthurium Anthurium scherzerianum
d. Andong Cordyline fruticosa L.
e. Puring Codiaeum variegatum
f. Lidah Mertua Sansevieria
g. Ekor Tupai Achalypha hispida burm. F
h. Anggrek tanah Spathoglottis plicata bl.
i. Herbras Gerbera L.
j. Anggrek kupu Arundina chinensis bl.
k. Suplir Langs. L Fisch
l. Bromelia Bromeliad sp
m. Alang-alang Imperata Cylindrica beauv
n. Kana Canna indica
o. Bunga Kamboja Adenium obesum
p. Kucai Allium Tuberosum Rottler ex spreng, dan A. ramosus
q. Soka Ixora coccinea
r. Kenanga Canangium odoratum baill
s. Zamia curcas Zamioculcas zamifolia
t. Nusa Indah Mussaeda philippica L
u. Begonia Begonia laciniata roxb
v. Lily Paris Chlorophytum
w. Melati Jasminum sambac L. wait
x. Bougenville Bougainvillea spectabilis
y. Taiwan Beauty Cuphea hyssopifolia h.b.k

Tabel 2 Nama Lokal dan Nama Latin Pohon di RTH Kota Malang
Nama Lokal Nama Latin Nama Lokal Nama Latin
Akasia Acacia auriculiformis Cunn Kelapa Cocos nucifera L. Var subglobosa
ex Benth (Arec)
Alpukat Persea Americana P. Mill Kelapa Sawit Elaeis quineensis Jacq
Angsana Pterocarpus indicus Wild Kelengkeng Dimocarpus longan (Lour.) Steud
Asam Pithecelobium dulce Roxb. Kemiri Aleurites moluccana (L.) Wild
Benth
Asam Adarsonia digta Linn Kenari Canarium sp. (Burs.)
Belanda
Belimbing Averrhoa carambola L. Kepel Stelechocarpus burahol (Blume) Hook
F & Thomson
Belimbing Averrhoa bilimbi L. Ketepeng Terminalia cattapa L.
Wuluh
Beringin Ficus benjamina L. Kiara Payung Fillicium decipiens (Blume) Hook F &
Thomson
Beringin Karet Ficus elastic Roxb. Ex Kluwih Artocarpus camansi (Park.) Fsb
Hornem
Bintaro Cerbera odoliam Gaertn Kul Banda Pisonia grandis Alba
Bisbul Diospyros blancoi (Desr) Kupu-kupu Bauhinia blackeana L.
Guerke A. DC. (Eben)
Bunga Sikat Callistemon citrinus (Curtis) Lamtoro Leucaena leucocephala (Lam)de Wit
Botol Skeels
206

Jurnal Produksi Tanaman, Volume 2, Nomor 3, April 2014, hlm. 198-207

Lanjutan Tabel 2
Nama Lokal Nama Latin Nama Lokal Nama Latin
Bungur Lagerstroemia thorelii Mahoni Swietenia mahagoni (L.) Jacq
Gagnep
Cemara Angin Casuarina rumpiana Miq Mangga Mangifera indica L.
(cas)
Cemara Laut Casuarina equisetifolia L. Matoa Pometia pinnata J. R & G. Forst
Cemara Araucaria heteropylla Melinjo Gnetum gnemon L.
Norfolk (Salisb.) Franco
Ceri Eugenia dombeyi (Spreng.) Mengkudu Morinda citrifolia L.
Skeels
Cermai Phylanthus acidus (L.) Mindi Melia azedarach L.
skeells
Dadap Merah Erythrina cristagali L. Nam-nam Cynometra cauliflora L.
Dewandaru Eugenia uniflora Lam Nangka Artocarpus integra Lam
Duku Lansium domesticum Corr Palem Ekor Wodyetia bifurcata Irving W.
Tupai
Durian Durio zibenthinus Murr Palem Putri Veitchia merilli (Becc) H. E. Moore
Flamboyan Delonix regia Palem Raja Roystonea regia
Gayam Inocarpus edulis Forst Petai Parkia speciosa Hassk
Gembilina Gmelina arborea Roxb Pinus Pinus merkusii Jungh. & De Vriese
Genitri Elaeocarpus sphaericus Pucuk Merah Zizigium Sp. (Myrt)
Schum
Genitu Chrysophyllum cainito Lam Rambutan Nephelium lappaceum L.
Glodokan Polyalthea longifolia pendula Sapu Tangan Maniltoa brawneodes Scheff
Lokal
Glodokan Polyalthea longifolia Sonn Sawo Kecik Manilkara kauki (L.) Duby (Sapot)
Tiang
Jambu Air Eugenia aquea Burm F Sengon Albasia falcataria (L.) Fosberg
Jambu Biji Psidium guajava Linn Sengon Butho Antochepalus chinensis (Lam) Rich.
(Rub) ex. Walp
Jati Tectona grandis Linn Sogo Telik Abrus precatorius
Johar Cassia fistula L. Spatudea Spatodea campanulata (Bign)
Juwet Euginia cuminii Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg
Kantil Michelia alba DC Tabebuia Tabebuia rosea (Bertol.) DC
Kayu Manis Cinnamomun verum J. Presl Tanjung Mimusop elengi Linn
Kayu Putih Melaleuca cajuputi (Myrt) Trembesi Albizia saman (Jacquin) Merril
Keben Barringtonia asiatica (L)
Kurz

KESIMPULAN peraturan tentang standart penataan RTH


serta upaya pemerintah dan masyarakat
Hasil penelitian berdasarkan dari melakukan penanaman pohon untuk
hasil quisioner yang didapat pada jalur hijau mengurangi dampak buruk lingkungan.
Jalan Dieng, Jalan Jakarta dan Jalan Ijen Penataan ruang terbuka hijau wilayah
lebih tertuju pada penambahan fasilitas perkotaan merupakan bagian penataan
sedangkan penerapan Smart Green Land RTH yang berfungsi sebagai kawasan hijau
Alun-alun Kota Malang dan Alun-alun Tugu pertamanan kota, kawasan hijau hutan kota,
lebih tertuju pada penambahan jenis kawasan hijau kegiatan olah raga, kawasan
vegetasi berbunga dan rumput. hijau pemakaman, kawasan hijau pertanian,
Kecenderungan terjadinya penurunan kawasan hijau jalur hijau dan kawasan hijau
kualitas RTH yang sebagian besar sudah pekarangan.
dikonversikan menjadi gedung, kawasan
pemukiman baru dan pusat perbelanjaan. DAFTAR PUSTAKA
Dalam upaya mewujudkan RTH
nyaman, produktif, dan berkelanjutan maka Arif R. Dan Parfi K. 2013. Kecukupan
diperlukan perhatian khusus diadakan Vegetasi di Jalan MT. Haryono Kota
207

Indah, dkk : Analisa Lanskap Jalur Hijau dan Upaya ...

Semarang. Jurnal Teknik PWK, Vol. Iwan .S.B, 2009. Jalur Hijau (Green Belt)
2, No. 1, 2003, 124-132. Sebagai Kontrol Polusi Udara
Arifin, H.S. dan N.H.S. Arifin. 2005. Hubungannya Dengan Kualitas Hidup
Pemeliharaan Taman. Cetakan VIII Di Perkotaan. Jurnal SMARTek, Vol.
Edisi Revisi. Penebar Swadaya, 7, No.2, Mei 2009: 113-120.
Jakarta. 169 hal. Kraus, R.G. and J.E. Curtis. 1982.
Arifin, H.S., A. Munandar, N.H.S.Arifin, Q. Creative Management in Recreation
Pramukanto, dan V.D. Damayanti. and Park. The C.V. Mosby Company.
2007. Sampoerna Hijau Kotaku Hijau: ST Louis, Toronto, London, 391 p.
Buku Panduan Penataan Taman Niti S, E.B. Kurniawan, dan M. Anggraeni,
Umum, Penanaman Tanaman, 2011. Optimasi Hutan Sebagai
Penanganan Sampah dan Penghasil Oksigen Kota Malang.
Pemberdayaan Masyarakat. 188 hal. Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume
Arifin, H.S., 2009. Diktat Kuliah 3, Nomor 1, Juli 2011.
Pengelolaan Lanskap. Institut Purba, Jonny. 2002. Pengelolaan
Pertanian Bogor. 151 hal. Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan
Baharudin, A. 2011. Kebutuhan Ruang Obor Indonesia.
Terbuka Hijau Pada Kawasan Pusat Rijal, S. 2008. Kebutuhan Ruang Terbuka
Kota Jayapura. Jurnal Bumi Lestari Hijau di Kota Makasar Tahun 2017.
11 (2): 297-305. Jurnal Hutan dan Masyarakat 3(1);
Carpenter, P.L., T.D. Walker, and F.O. 65-77.
Lanphear. 1975. Plant in The Shannigrahi, A.S., T. Fukushima, and
Landscape. W.H. Freemann And R.C. Sharma. 2003. Air Pollution
Company. San Fransisco. 468 p. Control By Optimal Green Belt
Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Development Around The Victoria
2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagai Memorial Monument, Kolkata (India).
Unsur Utama Tata Ruang Kota. Journal Environmental Studies Vol.
Ferliana N, Azis N.B, dan Hartuti P, 2012. 60.
Strategi Peningkatan Dan Simonds, J.O. dan B.W. Starke. 2006.
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau. Landscape Architecture. McGraw-Hill
Jurnal EKOSAINS. Vol. IV. No.3. Book Co. New York. 396.
November 2012.

Anda mungkin juga menyukai