Anda di halaman 1dari 12

10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar

Lainnya Buat Blog Masuk

Blog untuk ilmu


Blog ini berisikan kumpulan makalah serta tugas perjalanan perkuliahan jurusan PAI. (Tak ada yang tau kapan dan dimana
kita bertemu untuk saling mengenal dan berbagi apa yang kita tau... dan lewat blog inilah semoga menjadi salah satu jalan
untuk kita Silaturrahim dan berbagi apa yang kita tau)

Home Perangkat Pembelajaran

Pengunjung Sunday, 25 September 2016 MY Blog Archive

► 2012 (2)
Translate Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam ► 2013 (5)

Pilih Bahasa karangan Bukhari Umar ► 2014 (18)


► 2015 (14)
Diberdayakan oleh Terjemahan
Rangkuman ▼ 2016 (13)
Ilmu Pendidikan Islam ▼ September (12)
Kategori Makalah & Tugas
(Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah 2010) Metode-Metode Untuk
Administrasi Pendidikan Pembelajaran
Rangkuman 1 Membaca dan
Analisis Kebijakan Menul...
Kurikulum 2013 Bab 2 (Konsep Dasar Pendidikan Islam)
PENINGKATAN
Dasar-dasar pendidikan 1. Pengertian Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib KUALITAS
Evaluasi Pembelajaran Adapun konsep dasar pendidikan islam mencakup pengertian KETERAMPILAN
Filsafat MENGAJAR
istilah tarbiyah, ta’lim dan ta’bid. Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan
fiqih Media Berbasis
Hati
bahwa menurut kamus Bahasa Arab, lafaz At-Tarbiyah berasal dari tiga kata, Komputer dan
Multimedia
Ilmu Kalam pertama, raba-yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh. Makna ini dapat
Teori Moral
Ilmu pendidikan islam dilihat dalam Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 39. Kedua, rabiya-yarba yang
makalah filsafat
Kumpulan sholawat berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, pendidikan tentang
Mata Kuliah Statistik Pendidikan seu...
menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Materi Pendidikan Fiqh SEKULARISME
di MA Dalam Pandangan Syaikh Muhammad An-Naquib Al- Attas, ada
FILSAFAT
Materi pendidikan fiqih di konotasi tertentu yang dapat membedakan antara term at-tarbiyah dari at- KONTEMPORER
MTs (PRAGMATISME,
Materi pendidikan Qur'an
ta’lim, yaitu ruang lingkup at-ta’lim lebih universal dari pada ruang EKSISTENSIALISM..
Hadits lingkup at-tarbiyah, karena at-tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan dan .
Media Pengajaran KONSEP FILOSOFIS
hanya mengacu pada kondisi eksistensial. Lagi pula, makna at-tarbiyah lebih
Metodologi TENTANG
Pembelajaran PAI spesifik karena ditujukan pada objek-objek pemilikan yang berkaitan dengan KOMPONEN
PENDIDIKAN
Model-Model jenis relasional, mengingat pemilikan yang sebenarnya hanyalah milik Allah ISLAM...
Pembelajaran
semata. Akibatnya, sasarannya tidak hanya berlaku bagi umat manusia, tetapi Rangkuman Ilmu
Motorik anak TK
Pendidikan Islam
Pengantar Studi Al- termasuk juga spesies-spesies lainnya. karangan Bukhari ...
Quran Menurut Al-Attas, ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang Tokoh,
Pengelolaan Perkembangan,Alira
Pembelajaran secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat
n, Sejarah
Perbandingan Madzhab yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa, Kebudayaan Isl...
Fiqh
sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan KURBAN DAN AKIKAH
persahabatan dan
persaudaraan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaannya. Zakat
Psikolog ► November (1)
Psikologi 2. Pengertian Pendidikan Islam
RESENSI Prof. Dr. Omar Mohammad al-Toumi al-Syaibany mendefinisikan
Sejarah Kebudayaan Profil
Islam pendidikan Islam dengan “Proses mengubah tingkah laku individu pada
Sejarah Kebudayaan kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran
Islam Di MTs
sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi
SEJARAH PERADABAN
ISLAM dalam masyarakat (Al-Syaibany, 1979: 399). Pengertian tersebut
Tafsir al-Qur'an Sejarah memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang konotasinya pada
Kebudayaan Islam erna erlina
pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut menekankan pada aspek- Follow 30
aspek produktivitas dan kreativitas manusia dalam peran dan profesinya
View my complete profile
dalam kehidupan dalam masyarakat dan alam semesta.
Dalam seminar pendidikan Islam se-Indonesia tahun 1960 didapatkan erna erlina
pengertian pendidikan Islam, yaitu: “Bimbingan terhadap pertumbuhan Read more:
rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah, mengarahkan, http://ariefbudiyantoo.blogspo
t.com/2013/02/cara-
mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran membuat-tulisan-berjalan-
Islam”. Pengertian ini mengandung arti bahwa dalam proses pendidikan

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 1/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
Islam terdapat usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat mengikuti.html#ixzz2k2FcSW
7J
demi setingkat menuju tujuan yang ditetapkan yaitu menanamkan takwa dan
akhlak serta menegakkan kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang
berkepribadian dan berbudi luhur sesuai dengan ajaran Islam. (Arifin, 1987:
13 14).
Dari beberapa pengertian di atas dikatakan bahwa pendidikan Islam
itu adalah proses transformasi dan internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-
nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan pengembangan potensi
fitrahnya guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala
aspeknya. Pengertian tersebut mempunyai lima prinsip pokok, yaitu:
1. Proses transformasi dan internalisasi, yaitu upaya pendidikan
Islam harus dilakukan secara bertahap, berjenjang, dan kontinu
dengan upaya pemindahan, penanaman, pengarahan, pengajaran,
pembimbingan sesuatu yang dilakukan secara terencana,
sistematis dan terstruktur dengan menggunakan pola dan sistem
tertentu.
2. Ilmu pengetahuan dan nilai-nilai, yaitu upaya yang diarahkan
pada pemberian dan penghayatan, serta pengamalan ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai.
3. Pada diri anak didik, yaitu pendidikan itu diberikan pada anak
didik yang mempunyai potensi-potensi rohani. Dengan potensi itu,
anak didik dimungkinkan dapat dididik, sehingga pada akhirnya,
mereka dapat mendidik. Konsep ini berpijak pada konsepsi
manusia sebagai makhluk psikis.
4. Melalui penumbuhan dan pengembangan potensi fitrahnya, yaitu
tugas pokok pendidikan Islam hanyalah menumbuhkan,
mengembangkan, memelihara, dan menjaga potensi laten manusia
agar ia tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
kemampuan, minat dan bakatnya. Dengan demikian terciptalah
dan terbentuklah daya kreativitas dan produktivitas anak didik.
5. Guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam
segala aspeknya, yaitu tujuan akhir dari proses pendidikan Islam
adalah terbentuknya “Insan Kamil”, yaitu manusia yang dapat
menyelaraskan kebutuhan hidup jasmani-rohani, struktur
kehidupan dunia-akhirat, keseimbangan pelaksanaan fungsi
manusia sebagai hamba-khalifah Allah dan keseimbangan
pelaksanaan trilogi hubungan manusia. Akibatnya, proses
pendidikan Islam yang dilakukan dapat menjadikan anak didik
hidup penuh bahagia, sejahtera, dan penuh kesempurnaan.

Rangkuman 2
Bab 3 (Sumber Dan Dasar Pendidikan Islam)
A. Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan Islam yang dimaksudkan disini adalah semua
acuan atau rujukan yang darinya memancarkan ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai yang akan ditransinternalisasikan dalam pendidikan Islam.
Sumber pendidikan Islam terkadang disebut dengan dasar ideal
pendidikan Islam. Urgensi penentuan sumber disini adalah untuk:
1. Mengarahkan tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai.
2. Membingkai setiap kurikulum yang dilakukan dalam proses
belajar mengajar, yang didalamnya termasuk materi, metode,
media, sarana dan evaluasi.
3. Menjadi setandar dan tolok ukur dalam evaluasi, apakah
kegiatan pendidikan telah mencapai dan sesuai dengan apa yang
diharapkan atau belum.
Menurut Sa’id Ismail Ali sebagaimana yang dikutip oleh Hasan
Langgulung,sumber pendidikan islam terdiri atas enam macam, yaitu
Al-Qur’an, As sunnah, kata-kata sahabat (madzhab shahabi),
kemaslahatan umat/sosial (mashalil al-mursalah), tradisi atau adat
masyarakat (‘uruf), dan hasil pemikiran para ahli dalam Islam (ijtihad).
Keenam sumber pendidikan Islam tersebut didukung secara hierarkis.

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 2/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
Artinya, rujukan pendidikan Islam diawali dari sumber pertama (Al-
Qur’an) untuk kemudian dilanjutkan pada sumber-sumber berikutnya
secara berurutan.
a. Al-Qur’an
Al-qur’an dijadikan sebagai sumber ajaran Islam yang pertama
dan utama karena ia memiliki nilai absolut yang diturunkan dari
Tuhan. Allah SWT. Menciptakan manusia dan Dia pula yang
mendidik manusia, yang mana isi pendidikan itu telah termaktub
dalam wahyu-Nya. Nilai esensi dalam Al-Qur’an selamanya abadi
dan selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, tanpa ada
perubahan sama sekali. Pendidikan Islam yang ideal harus
sepenuhnya mengacu pada nilai dasar Al-Qur’an, tanpa sedikitpun
menghindarinya. Mengapa hal itu diperlukan? Karena Al-Qur’an
memuat tentang:
1) Sejarah Pendidikan Islam
Dalam Al-Qur’an disebutkan beberapa kisah nabi yang
berkaitan dengan pendidikan. Kisah ini menjadi suri
teladan peserta didik dalam mengarungi kehidupan. Kisah
itu misalnya: Kisah para nabi seperti Nabi Isa as, Kisah
Nabi Muhammad SAW, dan kisah-kisah orang yang saleh
seperti Luqman al-Hakim.
2) Nilai-nilai Normatif Pendidikan Islam
Al-qur’an memuat nilai normatif yang menjadi acuan
dalam pendidikan Islam. Nilai yang dimaksud terdiri atas tiga
pilar utama, yaitu: I’tiqadiyyah, Khuluqiyyah, Amaliyyah. Al-
Qur’an secara normatif juga mengungkap lima aspek
pendidikan dimensi-dimensi kehidupan manusia, yang
meliputi: Pendidikan menjaga Agama (hifdz al-din),
pendidikan menjaga jiwa (hifdz al-nafs), pendidikan menjaga
akal pikiran),pendidikan menjaga keturunan (hifdz al-
nasb), pendidikan menjaga harta benda dan kehormatan (hifdz
al-mal wa al- ‘irdh).
b. As-Sunnah
As-Sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi
SAW. berikut berupa perkataan, perbuatan, taqrir-
nya, ataupun selain dari itu. Corak pendidikan Islam yang
diturunkan dari Sunnah Nabi Muhammad SWT, adalah
sebagai berikut:
1) Disamping sebagai rahmat li al-‘alamin (rahmat bagi
semua alam).(QS.al-Anbiya:107-108).
2) Disampaikan secara utuh dan lengkap, yang memuat
berita gembira dan peringatan pada umatnya. (QS. Saba’:
28).
3) Apa yang disampaikan adalah kebeneran mutlak (QS. al-
Baqrah: 119) dan terpelihara autentitasnya. (QS. al-Hijr:
9).
4) Kehadiran sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan
senantiasa bertanggung jawabatas aktifitas pendidikan.
(QS. asy Syura:48, al-Ahzab: 45, al-Fath: 8).
5) Perilaku Nabi SAW.
6) Dalam masalah teknik operasional dalam pelaksanaan
pendidikan Islam diserahkan penuh pada umatnya.
c. Kata-kata Sahabat (Madzhab Nabi)
Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan
Nabi SAW. dalam keadaan beriman dan mati dalam keadaan
beriman juga.Upaya Sahabat Nabi SAW, dalam pendidikan
Islam sangat menentukan bagi perkembasngan pemikiran
pendidikan dewasa ini.
d. Kemaslahatan Umat/Sosial (Mashalil al-Mursalah)
Mashalil al-Mursalah adalah menetapkan undang-
undang, peraturan dan hukum tentang pendidikan dalam hal-

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 3/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
hal yang sama sekali tidak disebutkan didalam nash, dengan
pertimbangan kemaslahatan hidup bersama, dengan
bersendika asas menarik kemaslahatan dan menolak
kemudaratan.
e. Tradisi atau Adat Kebiasaan Masyarakat (‘Uruf)
Tradisi (uruf/adat) adalah kebiasaan masyarakat, baik
berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara
kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehinga
jiwa merasa tenang dalam melakukannya karena sejalan
dengan akal dan diterima oleh tabiat yang sejahtera.
f. Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam (Ijtihad)
Ijtihad menjadi penting dalam pendidikan Islam ketika
suasana pendidikan mengalami setagitu status quo, jumur, dan
stagnan. Tujuan dilakukan ijtihad dalam pendidikan adalah
untuk dinamisasi, inovasi dan modernisasi pendidikan agar
diperoleh pendididkan yang lebih berkualitas.
B. Dasar Pendidikan Islam
Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang
dijadikan untuk merealisasikan dasar idea/sumber pendidikan Islam.
Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam
terdapat enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomis, politik dan
administrasi, psikologis, dan filosofis, yang mana keenam macam
dasar itu berpusat pada dasar filosofis.
1. Dasar historis
Dasar historos adalah dasar yang berorentasi pada pengalaman
pendidikan masa lalu, agar kebijakan yang ditempuh masa kini
akan lebih baik. Dasar ini juga dapat dijadikan untuk memprediksi
masa depan, karena dasar ini memberi data info tetntang kelebihan
dan kekurangan kebijkan serta maju mundurnya prestasi
pendidikan yang telah ditempuh. Firman Allah SWT. QS.al-Hasyr
ayat 18:”Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok.
2. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka
sosio budaya yang mana dengan sosio budaya itu pendidikan
dilaksanakn. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolak ukur dalam
prestasi belajar.
3. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberiknan respektif tentang
potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber,
serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran
pembelanjaanya. Oleh karena dianangap sebagai sesuatu yang
luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan
pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta
benda yang syubhat.
4. Dasar Politik dan Administrasi
Dasar politiik dan administrasi adalah dasar yang memberikan
bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncakan bersama.
5. Dasar Psikolog
Dasar pisikolog adalah yang memberikan informasi tentang
bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inofasi peserta didik,
pendidik, tenaga administrasi,serta sumber daya manusia.
6. Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan
memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol
dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional
lainnya.

Rangkuman 3
Bab 4 (Tujuan Pendidikan Islam)

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 4/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
A. Pengertian dan Fungsi Tujuan
Tujuan ialah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu
usaha atau kegiatan selesai. Pendidikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang berproses melalui beberapa tahap dan tingkatan-
tingkatan yang mempunyai tujuan yang bertahap dan bertingkat
pula. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap dan statis, melainkan suatu keseluruhan dan kpribadian
seorang berkenaan dengan seluruh aspek kepribadiannya.
Apabila dihubungkan dengan suatu usaha (proses) maka
tujuan mempunyai beberapa fungsi. A. Daing Marimba
(1986,45-46) mengemukakan bahwa tujuan mempunyai
beberapa fungsi, yaitu:
1. Mengakhiri usaha, setiap usaha mempunyai awal dan
akhir.
2. Mengarahkan usaha, dengan adanya tujuan, suatu usaha
mempunyai arah yang jelas.
3. Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan
lain
4. Member nilai (sifat) pada suatu usaha.
Berdasarkan fungsi-fungsi tujuan diatas dapat dikatakan
bahwa perumusan tujuan pendidikan islam secara jelas,
sulit diketahui apakah suatu proses pendidikan sudah
berakhiratau belum.
B. Prinsip-Prinsip Dalam Formulasi Tujuan Pendidikan Islam
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Menurut As-
syaibani (1979:437-443). Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip universal (syumuliyyah).
2. Prinsip keseimbangan dan kesederhanaan (tawazun wa
iqtishadiyyah).
3. Prinsip kejelasan (tabayan)
4. Prinsip tidak bertentangan
5. Prinsip realisme dan dapat dilaksanakan.
6. Prinsip perubahan yang diinginkan.
7. Prinsip menjaga perbedaan-perbedaan individu
8. Prinsip dinamis dalam menerima perubahan dan
perkembangan yang terjadi pada pelaku pendidikan,serta
lingkungan dimana pendidikan itu dilaksanakan.
C. Komponen-Komponen Tujuan Pendidikan
Suatu hal yang ingin diwujudkan di akhir proses pendidikan
adalah kristalisasi berbagai nilai dalam pribadi peserta didik.
Itulah yang disebut tujuan akhir.
D. Formulasi Tujuan Pendidikan
Upaya mencapai tujuan pendidikan harus dilaksanakan upaya
semaksial mungkin, walaupun pada kenyataannya manusia tidak
mungkin menemukan kesempurnaaan dalam berbagai hal.

Rangkuman 4
Bab 5 (Fungsi Pendidikan Pendidikan Islam)
A. Pendidikan Sebagai Pengembangan Potensi
Dalam Islam, potensi laten yang dimiliki manusia banyak
ragamnya. Abdul Mujib (2006:43-48) menyebutkan tujuh
macam potensi bawaan manusia, yaitu sebagai berikut:
1. Al- Fithrah (citra asli)
Fitrah merupakan citra asli manusia, yang berpotensi
baik atau buruk, dimana aktualisasinya tergantung
pilihannya.
2. Struktur Manusia
Struktur adalah satu organisasi permanen, pola atau
kumpulan unsure yang bersifat relative stabil, menetap,
dan abadi.

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 5/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
3. Al-Hayah (Vitality).
Hayah adalah daya, tenaga, energy, atau vitalitas hidup
manusia yang karenanya manusia dapat bertahap hidup.
Al-Hayah ada dua macam yaitu jasmani yang intinya
berupa nyawa (al-hayah), atau energy fisik (ath-thaqat al-
Jismiyyah) atau disebut ruh-jasmani, dan Ruhani yang
intinya berupa amanat dari Tuhan (al-amanah al-
ilahiyyah) yang disebut juga ruh-ruhani.
4. Al-Khuluq (Karakter)
Khuluq (bentuk tunggal dari Akhlaq) adalah kondisi
batiniah (dalam) bukan kondisi lahiriah (luar) individu
yang mencangkup ath-thab’u dan as-sajiyah.
5. Ath-Thab’u (Tabiat)
Tabiat yaitu citra batin individu yang menetap (as-
sukun). Citra ini terdapat pada konstitusi (al-jibilah)
individu yang diciptakan oleh Allah Swt sejak lahir.
6. As-Sajiyah (Bakat)
As-Sajiyah adalah kebiasaan (‘adah) individu yang
berasal dari hasil integrasi antara karakter individu
(fardiyyah) dengan aktivitas-aktivitas yang diusahakan (al-
muktasab).
7. As-Sifat (sifat-sifat)
Sifat yaitu cirri khas individu yang relative menetap,
secara terus-menerus dan konsekuen yang diungkapkan
dalam satu deretan keadaan.
8. Al-‘Amal (perilaku)
Amal ialah tingkah laku lahiriah individu yang
tergambar dalam bentuk perbuatan nyata.
B. Pendidikan Sebagai Pewaris Budaya
Dalam pendidikan Islam, sumber nilai budaya dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Nilai ilahiyyah: nilai yang dititahkan Allah Swt melalui
para rasul-Nya yang diabadikan pada wahyu.
2. Nilai Insaniyyah; nilai yang tumbuh atas kesepakatan
manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban
manusia.
C. Interaksi Antara Potensi Dan Budaya
Interaksi antara potensi dan budaya harus mendapatkan tempat
dalam proses pendidikan, dan jangan sampai salah satunya ada
yang diabaikan. Tanpa interaksi tersebut, harmonisasi kehidupan
akan terhambat. Untuk harmonisasi interaksi antara potensi dan
budaya, diperlukan adanya ‘intervensi’ eksternal yang datang
dari Sang Maha mutlak karena baik pengembangan potensi
maupun pewaris budaya, keduanya memiliki tingkat relativitas
yang tinggi.

Rangkuman 5
Bab 6 (Pendidik Dalam Pendidikan Islam)
A. Konsep Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, pendidik adalah orang yang bertanggung
jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan upaya mengembangkan
seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun
psikomotor.Pendidik berarti juga orang dewasa yang bertanggung jawab
memberikan pertolongan kepada peserta pertolongan kepada peserta didik
dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar mencapai tingkat
kedewasaan, mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba
Allah dan khalifah Allah dan mampu melakukan tugas sebagai makhluk
sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri.
Pendidik terbagi menjadi dua, yaitu pendidik kodrat dan pendidik
jabatan
1. Pendidik Kodrat

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 6/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
Yaitu orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab
utama terhadap anak adalah orangtuanya.
2. Pendidik Jabatan
Yaitu pendidik di sekolah, seperti guru, konselor, dan
administrator disebut pendidik karena jabatan.
B. Kedudukan Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Al-Ghazali menukil beberapa hadis Nabi SAW tentang keutamaan
seorang pendidik. Ia berkesimpulan bahwa pendidik disebut sebagai orang-
orang besar (great individual) yang aktivitasnya lebih baik dari padaibadah
setahun. Selanjutnya Al-Ghazali menukil dari perkataan para ulama yang
menyatakan bahwa pendidik merupakan pelita (siraj) segala zaman, orang
yang hidup semasa dengannya akan memperoleh pancaran cahaya (nur)
keilmiahannya. Andai kata dunia tidak da pendidik, niscaya manusia seperti
binatang, sebab mendidik adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat
kebinatangan k epada sifat insaniyyah dan ilahiyah.
C. Tugas Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Menurut Al Ghazali, tugas pendidik yang paling utama adalah
menyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membimbing hati
manusia untuk mendekatkan diri (Taqarrub) kepada Allah. Hal tersebut
karena tujuan pendidikan Islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan
diri kepda Allah. Jika pendidik belum mampu menbiasakan dalam
peribadatan kepada peserta didik berarti ia mengalami kegagalan dalam
tugasnya, sekalipun peserta didik mengalami prestasi akademik yang luar
biasa. Hal tersebut mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan amal
sholeh.
D. Kompetensi Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Berikut ini adalah kompetensi pendidik dalam pendidikan Islam
1. Kompetensi Personal-Religius
2. Kompetensi Sosial-Religius
3. Kompetensi Profesional-Religius
E. Kode Etik Pendidik Dalam Pendidikan Islam
Menurut Ibnu Jama’ah, yang dikutip oleh Abd Al-Amir Syams
Ad-Din (1984:18-24),etika pendidik terbagi atas tiga macam
yaitu:
1. Etika yang terkait dengan dirinya sendiri
2. Memilik sifat-sifat akhlak yang mulia (akhlaqiyyah)
3. Etika dalam proses belajar mengajar.

Rangkuman 6
Bab 7 (Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam)
A. Pengertian Peserta Didik

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu (UU Sisdiknas, ps. 1 ayat 4). Dalam pendidikan
Islam, yang menjadi peserta didik itu bukan hanya anak-anak, melainkan juga
orang dewasa yang masih berkembang, baik fisik maupun psikisnya. Hal itu
sesuai dengan prinsip bahwa pendidikan Islam itu berakhir setelah seseorang
meninggal dunia. Buktinya, orang yang hampir wafat masih dibimbing
mengucapkan kalimat tauhid.

Sebutan untuk peserta didik beragam. Di lingkungan rumah tangga,


peserta didik disebut anak. Di sekolah/madrasah, ia disebut siswa. Pada
tingkat pedidikan tinggi, ia disebut mahasiswa. Dalam lingkungan pesantren,
sebutannya santri. Sedangkan di majelis taklim, ia disebut jamaah (anggota).

Dalam bahasa Arab juga terdapat term yang bervariasi. Di


antaranya thalib, muta’allim, dan murid. Thalibberarti orang yang menuntut
ilmu. Muta’allim berarti orang yang belajar dan murid berarti orang yang
berkehendak atau ingin tahu.

B. Kebutuhan Peserta Didik

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 7/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
Suatu hal yang sangat perlu juga diperhatikan oleh seorang pendidik
dalam mengajar, membimbing, dan melatih muridnya adalah “kebutuhan
murid”.Al-Qussy membagi kebutuhan manusia (peserta didik) dalam dua
kebutuhan pokok yaitu:

1) Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan jasmani seperti: makan,


minum, seks, dan sebagainya

2) Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan rohaniah.

Selanjutnya ia membagi kebutuhan rohaniah kepada enam macam


yaitu:

a) Kebutuhan akan rasa kasih sayang

b) Kebutuhan akan rasa aman

c) Kebutuhan akan rasa harga diri

d) Kebutuhan akan rasa bebas

e) Kebutuhan akan rasa sukses

f) Kebutuhan akan suatu kekuatan pembimbing atau pengendalian


diri manusia, seperti pengetahuan lain yang ada pada setiap
manusia yang berakal.

Selanjutnya Law Head membagi kebutuhan manusia sebagai


berikut:

1. Kebutuhan jasmani, seperti makan, minum, bernafas,


perlindungan, seksual, kesehatan dan lain-lain.

2. Kebutuhan rohani, seperti kasih sayang, rasa aman,


penghargaan, belajar, menghubungkan diri dengan dunia yang
lebih luas (mengembangkan diri), mengaktualisasi dirinya
sendiri dan lain-lain.

3. Kebutuhan yang menyangkut jasmani rohani, seperti istirahat,


rekreasi, butuh supaya setiap potensi-potensi fisik dapat
dikembangkan semaksimal mungkin, butuh agar setiap
usaha/pekerjaan sukses dan lain-lain.

4. Kebutuhan sosial, seperti dapat diterima oleh teman-temannya


secara wajar, supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi
dari dia seperti orang tuanya, guru-gurunya dan pemimpin-
pemimpinnya seperti kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan
posisi.

5. Kebutuhan yang lebih tinggi sifatnya (biasanya dirasakan lebih


akhir) merupakan tuntutan rohani yang mendalam yaitu
kebutuhan untuk meningkatkan diri yaitu kebutuhan terhadap
agama (Jalaluddin, 1993: 63).

Rangkuman 7
Bab 8 (Fase/Periodesasi Pendidikan Islam)
A. Pendidikan Islam Masa Prakonsepsi
Pendidikan prakonsepsi merupakan awal dari suatu pernikahan atau
disebut juga dengan pemilihan jodoh, yaitu ketika seorang pria mencari
seorang wanita yang dapat bekerjasama dalam membina rumah tangga
bahagia. Juga seorang wanita mencari calon suami yang memiliki inteligensi
yang tinggi karena inteligensi merupakan sarana utama untuk memperoleh
sukses dalam masyarakat luas. (kartono, 1977 : 204). Pemilihan calon istri
atau suami berdasarkan kriteria tertentu adalah dikarenakan keturunan
berpengaruh terhadap pendidikan anak. Hal tersebut sesuai dengan hadist
Nabi Muhammad saw. sebagaimana dikutip oleh Muhammad Ali Quthb
(1993 : 2): pilihlah (calon istrimu) untuk tempat spermamu karena keturunan
itu sangat berpengaruh.
B. Pendidikan islam masa pranatal
Masa ini berlangsung sejak pertemuan sel telur seorang ibu. Dengan
spermatozoid seorang ayah sampai seorang bayi lahir secara sempurna. Masa

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 8/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
pranatal ini sangat penting artinya karena ia merupakan awal dari kehidupan.
Pada masa ini, berhubungan janin sangat erat dengan ibunya. Oleh karena
itu, seorang ibu berkewajiban memelihara kandungannya, antara lain dengan
mengonsumsi makanan yang bergizi, menghindari benturan, menjaga emosi
dan perasaan sedih yang berlarut-larut, menjauhi minuman keras, dan banyak
lagi hal yang harus diperhatikan oleh seorang ibu pada masa hamil. (Nawawi,
1993: 151). Pembentukan iman seharusnya mulai sejak dalam kandungan,
sejalan dengan pertumbuhan kepribadian. Berbagai hasil pengamatan pakar
kejiwaan menunjukkan bahwa janin yang berada dalam kandungan telah
dapat pengaruh dari keadaan sikap dan emosi ibu yang mengandungnya. Hal
tersebut tampak dalam perawatan kejiwaan, dimana keadaan keluarga ketika
si anak dalam kandungan, mempunyai pengaruh terhadap kesehatan mental si
janin dikemudian hari. (Zakiah Daradjat, 1995: 55)
C. Pendidikan islam masa bayi
Masa bayi ini berlangsung dari usia 0 sampai 3 tahun. Setelah anak
lahir, perlu dikumandangkan adzan dekat telinga, agar pengalaman pertama
lewat pendengaran adalah kalimat tauhid yang berintikan pengakuan dan
keagungan Allah dan kerasulan Muhammad. Ajaran kepada kemenangan dan
seruan untuk beribadah di akhiri dengan pernyataan dan keagungan serta
keesaan Allah. Bayi yang baru lahir memang belum mengerti arti kata
”tauhid” dalam adzan tersebut, namun dasar keimanan dan keislaman sudah
masuk kedalam hatinya. Menurut pandangan islam, manusia sejak dilahirkan
telah dibekali oleh Allah dengan fitrah keagamaan.
D. Pendidikan islam masa kanak-kanak
Pendidikan masa kanak-kanak berlangsung pada usia 3 sampai 12
tahun. Pada usia 3-6 tahun, anak memiliki sifat egosentris (raja kecil). Sebab,
dirinya berada di pusat lingkungan yang ditampilkan anak dengan sikap
senang menantang atau menolak sesuatu yang datang dari orang sekitarnya.
Oleh karena itu, orang tua harus sabar dalam mendidik anaknya. (Daradjat,
1995: 155).Perkembangan pada masa ini berlangsung dari usia 3-12 tahun
dan masa anak-anak ini dibagi kepada tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1) Permulaan masa anak-anak
Pada awal masa ini sekitar usia sampai dengan lima tahun.
Perkembangan ditandai dengan munculnya sikap egosentris pada
diri setiap anak. Masa ini disebut juga dengan masa remaja kecil.
Masa ini juga merupakan krisis pertama yang sangat memerlukan
kesabaran dan kebijaksanaan bsertindak dari orangtua sebagai
pendidik. Orang tua sebaiknya tidak memaksakan kehendaknya
pada anak-anak, namun didalam diri anak-anak harus
ditumbuhkan kebiasaan melakukan sesuatu yang baik dan
dikenalkan disiplin. (Nawawi, 1993: 155).
Jika dilihat dari aspek keagamaan, pada masa ini anak-anak
belum mempunyai kesadaran beragama, tetapi ia telah memiliki
potensi kejiwaan dan dasar-dasar kehidupan ber-Tuhan.
Perkembangan kesadaran dan beragama anak-anak sangat
dipengaruhi oleh keimanan, sikap, dan tingkah laku orang tuanya.
(Ahyadi, 1988: 40).
2) Pertengahan masa anak-anak
Periode ini berlangsung dari umur 6 sampai dengan 9 tahun.
Periode ini sangat penting artinya bagi peletakan dasar untuk
perkembangan selanjutnya melalui sekolah atau madrasah sebagai
lembaga pendidikan. Pada masa ini, anak yang pada mulanya
tertuju kepada dirinya sendiri dan bersifat egosentris mulai tertuju
pada dunia luar, terutama perilaku orang-orang disekitarnya,
sopan santun, dan tata cara bertingkah laku yang sesuai dengan
lingkungan rumah dan sekolah. (Ahyadi, 1988: 43).
3) Akhir masa anak
Masa ini berlangsung pada usia 9 sampai dengan 12 tahun.
Masa ini merupakan lanjutan masa sebelumnya yang ditandai
dengan berbagai kematangan aspek psikologis yang diperlukan
untuk dapat ikut serta dalam proses pendidikan formal.

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 9/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
4) Pendidikan islam masa remaja
Masa ini berlangsung dari usia 12 sampai dengan 21 tahun
yang terdiri atas tiga fase, antara lain sebagai berikut:
a. Masa pra-remaja
Fase ini berlangsung dari umur 12 sampai dengan 15
tahun. Fase ini ditandai dengan semakin meningkatnya
sikap sosial pada anak. Gejala yang dominan pada masa ini
adalah kecenderungan untuk bersaing yang berlansung
antara teman sebaya dan lingkungan jenis kelamin yang
sama. Pada periode ini ada kesempatan yang sangat baik
untuk membantu anak, disamping menguasai ilmu dan
teknologi yang sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualnya. Juga menumbuhkan sikap bertanggung
jawab dan menghargai nilai-nilai, terutama yang
bersumber dari agama islam. Dalam konsep yang
sederhana, anak-anak perlu dikenalkan dengan makna atau
maksud dari beberapa firman Allah tentang sikap dan
kemampuan bertanggung jawab dalam kehidupan.
(Nawawi, 1993: 165).
b. Masa pubertas
Masa ini berlangsung pada usia 15 sampai dengan18
tahun. Masa ini merupakan tahap akhir bagi individu
dalam mempersiapkan dirinya untuk menjadi manusia
dewasa yang berdiri sendiri. Pada fase ini anak banyak
mengalami krisis, namun krisis itu tidak dirasakan berat
jika sejak awal anak-anak dan para remaja telah hidup
dalam keluarga yang menempatkan ajaran islam sebagai
penuntunnya. Jika dalam diri remaja telah tertanam nilai-
nilai religi maka sebagai orang yang beriman, ia akan
selalu mampu menyikapi permasalahan hidup, baik yang
muncul dari dalam maupun dari luar dirinya.
c. Akhir masa remaja
Masa ini berlangsung antara usia 18 sampai dengan 21
tahun dan disebut juga masa awal kedewasaan. Pada masa
ini, pembentukan dan perkembangan suatu sistem moral
pribadi sejalan dengan pertumbuhan pengalaman
keagamaan yang bersifat individual. Melalui kesadaran
beragama dan pengalaman ke-Tuhanan, akhirnya remaja
akan menemukan Tuhannya yang berarti menemukan
keperibadiaannya. (Ahyadi, 1988: 48).
E. Pendidikan islam masa dewasa
Pada usia dewasa biasanya seseorang sudah memiliki sifat
kepribadiaan yang matang. Mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap
sistem nilai yang dipilihnya, baik sistem nilai yang bersumber dari norma-
norma agama maupun yang berada dalam kehidupan ataupun ajaran agama.

Rangkuman 8
Bab 13 ( Evaluasi Dalam Pendidikan Islam)
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi menurut Edwind Wand dan Gerald W.Brown adalah the act
or process to determining the value of
something (Qahar,1972:1). Maka, evaluasi pendidikan berarti seperangkat
tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu yang berkaitan dengan
dunia pendidikan .
Evaluasi pendidikan dalam islam dapat diberi batasan sebagai suatu
kegiatan untuk menentukan kemajuan sutu pekerjaan dalam proses
pendidikan islam.(Nizar,2002:77) dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi
dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam
menyampaikan materi pendidikan islam pada peserta didik .sedang dalam
ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan tingkat kelemahan suatu proses pendidikan islam(dengan seluruh

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 10/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar
komponen yang terlibat didalam nya) dalam mencapai tujuan pendidikan
yang dicita-citakan.
Penilaian dalam pendidikan dimaksudkan untuk menetapkan berbagai
keputusan kependidikan, baik yang menyaangkut perencanaan pengelolaan
,prosesdan tindak lanjut pendidikan, baik yang menyangkut perorangan,
kelompok maupun kelembagaan (Depdikbud,1983/1984:1)
B. Tujuan Dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada
penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang aspek kognitif.
Secara umum,ada empat fungsi evaluasi dalam pendidikan islam:
1) Dari segi pendidikan ,evaluasi berfungsi untuk membantu
seorang pendidik mengetahui sejauh mana hasil yang
dicapaidalam pelaksanaan tugasnya.
2) Dari segi peserta didik,evaluasi membantu peserta didik untuk
dapat mengubah atau mengubah tingkah laku nya secara sadar
kearah yang lebih baik.
3) Dari segi ahli pemikir pendidikan islam,evaluasi berfumgsi
untuk membantu para pemikir pendidikan islam mengetahui
kelemahan teori-teori pendidikan islam dan membantu mereka
dalam merumuskan kembali teori-teori pendidikan islam yang
relevan dengan arus dinamika zaman yang senantiasa berubah.
4) Dari segi politik pengambil kebijakan pendidikan islam
(pemerintahan)evaluasi berfungsi untuk membantu mereka
dalam membenahi sistem pengawasan dan
mempertimbangankan kebijakan yang akan diterapkan dalam
sistem pendidikan islam.
C. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
1. Evaluasi Mengacu pada Tujuan
2. Evaluasi dilaksanakan secara Objektif
3. Evaluasi harus dilakukan secara komprehensif
4. Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus)
D. Jenis evaluasi pendidikan islam
1. Evaluasi formatif
2. Evaluasi sumatif
3. Evaluasi diagnostic
4. Evaluasi penempatan
E. Syarat –syarat evaluasi pendidikan Islam
1. Validity
2. Reliabe
3. Efisiens

Posted by erna erlina at 16:06

Labels: Ilmu pendidikan islam

No comments:

Post a Comment

Enter your comment...

Comment as: Google Accoun

Publish Preview

Newer Post Home Older Post

Subscribe to: Post Comments (Atom)

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 11/12
10/5/2018 Blog untuk ilmu: Rangkuman Ilmu Pendidikan Islam karangan Bukhari Umar

E two Blog @ 2012 Oleh Erna Erlina. Simple theme. Powered by Blogger.

http://ernaerlina1.blogspot.com/2016/09/rangkuman-ilmu-pendidikan-islam.html 12/12

Anda mungkin juga menyukai