Selayang Pandang Kota Semarang PDF
Selayang Pandang Kota Semarang PDF
KOTA SEMARANG
1. SEJARAH KOTA SEMARANG
Sebagai kota raya dan lbu kota Jawa
Tengah, memiliki sejarah yang panjang.
Mulanya dari dataran lumpur,yang kemudian
hari berkembang pesat menjadi lingkungan
maju dan menampakkan diri sebagai kota yang
penting. Sebagai kota besar, ia menyerap
banyak pendatang. Mereka ini, kemudian
mencari penghidupan dan menetap di Kota
Semarang sampai akhir hayatnya. Lalu susul
menyusul kehidupan generasi berikutnya.
Di masa dulu, sekitar tahun 1594 ada seorang
dari kesultanan Demak bernama pangeran Made
Pandan bersama putranya Raden Pandan Arang,
meninggalkan Demak menuju ke daerah Barat
Disuatu tempat yang kemudian bernama Pulau
Tirang, membuka hutan dan mendirikan
pesantren dan menyiarkan agama Islam. Dari
waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari
sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam
yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang),
sehingga memberikan gelar atau nama daerah
itu menjadi Semarang.
Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan
Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II. Di bawah
pimpinan Pandan Arang, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga
menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dan Pajang.Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka
diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Akhirnya Pandan Arang oleh Sultan
Pajang melalui konsultasi dengan Sunan Kalijaga, juga bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad
SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H atau bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 masehi dinobatkan
menjadi Bupati yang pertama. Pada tanggal itu “secara adat dan politis berdirilah kota Semarang” . Masa
pemerintahan Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang dapat dinikmati
penduduknya. Namun masa itu tidak dapat berlangsung lama karena sesuai dengan nasihat Sunan Kalijaga,
Bupati Pandan Arang II mengundurkan diri dari hidup keduniawian yang melimpah ruah. La meninggalkan
jabatannya, meniggalkan Kota Semarang bersama keluarga menuju arah Selatan melewati Salatiga dan
Boyolali, akhirnya sampai ke sebuah bukit bernama jabalekat di daerah Klaten. Di daerah ini, beliau menjadi
seorang penyiar agama Islam dan menyatukan daerah Jawa Tengah bagian Selatan dan bergelar Sunan
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga OUTSTADT. Luas kawasan ini sekitar 31 Hektar. Dilihat dari
kondisi geografi , Nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti
kota tersendiri, sehingga mendapat julukan “LITTLE NETHERLAND”. Kawasan Kota Lama Semarang ini
merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa colonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan
dengan kawasan ekonomi. Ditempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan kokoh dan
mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. Kota Lama Semarang ini adalah daerah yang bersejarah dengan
banyaknya bangunan kuno yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan dibidang kebudayaan ekonomi
serta wilayah konservasi.
Pada tahun 1906 de-ngan Staatblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente.
Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang
oleh orang-orang Belanda dan berakhir pada tahun 1942. Dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang
terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Dengan dua orang wakil
(Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang dari Indonesia.
Dimulai dari Semarang menuju kota Solo dan Kedungjati, Surabaya dan ke Magelang serta Yogyakarta dibangun 2
stasiun kereta api yang masih ada sekarang yaitu Tawang dan Poncol. Sedangkan perusahaan yang mengelola
perkeretaapian ini adalah Nederlandsch Indische Spoorwagen (NIS) dengan kantornya di Gedung Lawangsewu.
Perkembangan berikutnya pada tahun 1875 Pelabuhan Laut Semarang yang telah ramai dengan berlabuhnya para
pedagang, dibangun dalam bentuk dan kapasitasnya agar lebih memadai lagi guna menampung berlabuhnya para
pedagang. Seiring dengan perkembangan armada kapal-kapal dagang yang semakin besar, maka pelabuhan
Semarang mulai dapat didarati kapal-kapal yang relatif lebih besar dan dalam jumlah yang semakin banyak. Maka
semakin banyak pula para pedagang yang datang baik pedagang dari Belanda, Cina, Melayu maupun orang dari
Arab.
6. MASA SEKARANG
Pada tahun 1992 wilayah Kota Semarang mengalami penataan. Dengan dasar Peraturan Pemerintah Rl (PP) No.
50/92 tentang penentuan Kecamatan-kecamatan, maka Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan. Dengan
penataan ini maka pertumbuhan unsur wilayah semakin maju. Dan relatif merata. Jalan-jalan baru dibuat
menghubungkan pusat-pusat kota dengan tempat-tempat yang terisolir. Dalam bidang kesempatan kerja,
Semarang terbuka bagi masyarakat sekitar Semarang untuk mencari kerja dan membuka usahanya di sini. Sektor
formal dan informal sama-sama berkembang dan saling menunjang. Industri berdatangan baik dan luar negeri
maupun dan dalam negeri sendiri.Bergulirnya era reformasi sejak tahun 1998 melahirkan penataan-penataan baru
dan dicanangkannya Otonomi Daerah pada tahun 2000. Tepat pada bergulirnya abad baru, millennium baru
diharapkan warga Kota Semarang makin maju dan mandiri. Pada saat kota-kota lain dilanda berbagai kerusuhan
dan perbuatan perbuatan anarkis seiring mengalirnya gelombang reformasi maka Kota Semarang relatif aman,
terkendali dan dalam situasi yang kondusif.
Perkembangan Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan telah terbukti jauh sebelum Kota Semarang
menyandang status Ibu Kota Provinsi JawaTengah dan menunjukkan perannya dalam pemerintahan. Di samping
itu di Kota Semarang juga terdapat Komando Daerah Militer IVDiponegoro. Dengan demikian predikat Semarang
sebagai pusat pemerintahan dan kemiliteran untuk Jawa Tengah semakin mantap. Sejak kedaulatan mencapai
kejayaannya Semarang telah diakui sebagai pemerintahan yang berbentuk kotamadya, dan ternyata fungsi ini
semakin lama tampak nyata bahkan diikuti dengan perkembangan fungsi – fungsi lain yaitu perhubungan,
perdagangan, industry dll. Untuk menunjang perkembangan kegiatan tersebut maka sejak tanggal 19 Juni 1976
Kota Semarang telah diperluas sampai wilayah Mijen. Gunungpati, Genuk, dan tugu. Jumlah kecamatan di Kota
Semarang saat ini ada 16 kecamatandan 177 kelurahan, adapun kecamatan tersebut antara lain :
1. Kecamatan Semarang Barat
2. Kecamatan Semarang Timur
3. Kecamatan Semarang Tengah
4. Kecamatan Semarang Utara
5. Kecamatan Semarang Selatan
6. Kecamatan Candisari
7. Kecamatan Gajahmungkur
8. Kecamatan Gayamsari
9. Kecamatan Pedurungan
10. Kecamatan Genuk
11. Kecamatan Tembalang
12. Kecamatan Banyumanik
13. Kecamatan Gunungpati
14. Kecamatan Mijen
15. Kecamatan Ngaliyan
Dalam rangka mengantisipasi pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan, maka Kota Semarang telah
membentuk dinas-dinas daerah, lembaga daerah dan perusda. Untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat
Pemerintah Kota Semarang berupaya memusatkan semua unit / instansi tersebut di lingkungan komplek Balaikota
dengan membangungedung bertingkat 8 lantai dengan berbagai kelengkapannya. Pemerintah Kota Semarang juga
mengupayakan segala pelayanan kepada masyarakat untuk dipermudah dan bisa dilayani dalam satu atap dengan
dibentuknya Kantor Pelayanan Terpadu (KPT). Oleh karena itu dalam rangka penyelenggaraan Pemerintah di
daerah dan demi terwujudnya keserasian serta keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kota Semarang berusaha
menciptakan koordinasi kegiatan dengan semua instansi yang ada di jajarannya.
Dengan demikian hasil pembangunan Kota Semarang selama ini adalah merupakan keterpaduan program-program
antar instansi. Demikian usaha Pemerintah Kota Semarang untuk memantapkan potensi Semarang sebagai Pusat
Pemerintahan di Jawa Tengah yang handal
JALAN
Jalan tol dengan total panjang 24,776 kilometer, meliputi ruas Srondol-Banyumanik (seksi B), Jatingaleh-Krapyak
(seksi A), dan Jangli-Kaligawe (seksi C). Kondisi Jalan Tol Semarang sangat spesifi k. Pada seksi A dan B, serta
sebagian seksi C terdapat tanjakan dan turunan yang mengakibatkan kendaraan dengan bobot berat mengalami
risiko dan tingkat fatalitas pengguna jalan tol sangat tinggi. Pada jalan tol ini terdapat fasilitas seperti rest area
dan tempat beribadah. Selain sarana jalan yang sudah tersedia, Pemerintah Kota Semarang juga tengah
TERMINAL BUS
Terminal Terboyo, berada di pintu masuk Kota Semarang dari arah utara. Terminal Penggaron di pintu masuk arah
timur, Terminal Mangkang pintu masuk arah barat dan sub-Terminal Banyumanik dari arah selatan. Rencananya,
Pemerintah Kota Semarang akan membangun lagi terminal di kawasan Semarang bagian atas untuk menggantikan
sub Terminal Banyumanik yang fungsi sebenarnya hanyalah sebagai tempat pemberhentian bus. Khusus Terminal
Mangkang, sekarang ini sedang dalam tahap pengembangan. Terminal ni memang dibuat untuk mengantisipasi lon
jakan kapasitas bus di Terminal Terboyo,yang sudah tidak mampu lagi untuk melayani kebutuhan sarana terminal
untuk transportasi dari dan ke Kota Semarang. Terutama untuk wilayah bagian Barat.
9. POTENSI WISATA
WISATA RELIGIUS
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi untuk pengembangan wisata religious adalah Semarang. Ibu
kota provinsi Jawa Tengah ini memiliki banyak bangunan kuno bernilai historis dan arsitektur tinggi yang layak
dikunjungi. Sebagai wilayah pesisir, akulturasi menjadikan Semarang kaya akan referensi tempat-tempat wisata
religius. Berikut, tempat wisata religus di Kota Semarang yang layak untuk dikunjungi:
PAGODA AVALOKITESVARA
Pagoda ini dibangun sejak Agustus 2005. Rencananya, pembangunan hanya membutuhkan waktu 8 bulan. Namun
karena menunggu barang-barang dan patung dari China, penyelesaian bangunan itu menghabiskan waktu 10
bulan. Pembangunan dilatarbelakangi kebutuhan umat akan tempat ibadah yang lebih layak dan nyaman.
Sebelumnya, di lokasi itu sudah berdiri vihara kecil yang didirikan pada 1957. Avalokitesvara Buddhagaya memiliki
banyak keistimewaan. Mulai dari genteng, aksesori, relief tangga dari batu (9 naga), kolam naga, lampu naga, air
mancur naga, hingga patung burung hong dan kilin, seluruhnya diimpor dari China. Pagoda itu terdiri atas tujuh
tingkat. Tiap tingkat memiliki 4 buah patung Dewi Kwan Im yang menghadap ke empat penjuru
SIMPANG LIMA
Sebagai pusat Kota Semarang Simpanglima dapat dikatakan sebagai pusat keramaian, ini terlihat karena seputar
Simpang Lima terdapat pusat perbelanjaaan seperti Citra Land, Simpanglima Plaza, Gajahmada Plaza, Pusat
Pertokoan Simpanglima dan Hotel berbintang yaitu Hotel Ciputra dan Horison.
Selain pusat perbelanjaan juga terdapat tempat ibadah yaitu Masjid Baiturahman. Lapangan Simpanglima selain
untuk upacara dan pertunjukan juga sebagai tempat rekreasi. Pada malam hari Simpanglima banyak dikunjungi
masyarakat untuk bersantai manikmati suasana malam hari sambil merasakan aneka makanan dan minuman yang
terjual di tempat tersebut.
BATIK SEMARANGAN
Motif batik semarangan mulai disibak lagi tahun 1980-an. Salah satu motifnya adalah sarung kepala pasung. Motif
ini didominasi warna cokelat dan hitam dengan ornament lebih mengarah bentuk tumbuhan. Dominasi warna
cokelat dan gelap menampilkan kesan agung. Batik semarangan mengacu pada unsure alam, sebagaimana cara
1. Lumpia :
Makanan ini terbuat dari rebung yang dibungkus dengan lembaran tepung, bisa disajikan dengan digoreng terlebih
dahulu atau tanpa digoreng.
2. Ganjel Ril :
Roti berwarna coklat di atasnya dilapisi wijen rasanya manis. Merupakan makanan khas yang popular dimasa lalu
dinamakan ganjel Ril karena bentuknya yang besar dan bantat, menyerupai kayu pengganjal rel kereta api.
Makanan ini dapat diperoleh di toko Roti Selina (Jalan KH. Wahid Hasyim).
3. Tahu Pong :
Tahu pong merupakan satu jenis tahu yang bagian luarnya digoreng kering dan bagian dalamnya berongga
(kopong). Makanan yang nikmat disantap pada saat panas ini dapat diperoleh di sekitar Jalan Gajah Mada dan
Jalan Depok.
5. Wedang Tahu :
Adalah sejenis minuman yang terbuat dari rebusan jahe. Dihidangkan bersama tahu bertekstur sangat halus dan
diberi campuran saus gula untuk menambah cita rasa. Minuman ini dijual kelilingan oleh sejumlah pedagang.
Pedagang wedang tahu biasanya berkeliling di kawasan Pecinan, Jalan Karimata, Jalan Depok, dan Jalan Tanjung.
SEMARGRES
Sesuai visi terwujudnya Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa yang berbudaya menuju masyarakat yang
sejahtera, maka berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Semarang sebagai kota dagang
dilakukan dengan membangun dan mengembalikan kembali “imej” kota Semarang sebagai “ sentral bisnis
regional”. Oleh karena itu, bersama kalangan pengusaha yang dimotori Kukrit Suryo Wicaksono, Suara dari
Merdeka dan Kadin, Walikota Semarang mencoba melakukan pola marketing terobosan yang cerdas dengan
menggelar Semarang Great Sale (Semargres ) pada tahun 2010 yaitu menggelar Semarang Great Sale
(SemarGres) 2010 yang kemudian menjadi agenda diskon tahunan.
Ajakan Walikota Soemarmo kepada kalangan pelaku usaha di Kota Semarang, baik itu pengusaha retail,
perhotelan, mall , tempat hiburan, tempat wisata bahkan PKL dan UKM untuk memberikan diskon serentak selama
satu bulan penuh 1 s/d 31 Desember untuk berpartisipasi dalam Semargres , direspon dengan positif disbanding
great sale kota lain, gelaran Semargres berbeda karena melibatkan sektor UKM. Sebagai pelaku ekonomi bermodal
kecil, UKM perlu didorong supaya mereka mempunyai kemampuan bersaing. Sektor yang mempu menciptakan dan
menyerap banyak tenaga kerja ini memang menjadi perhatian Walikota Soemarmo sebagai pelaksanaan program
kesatu Sapta Program yaitu penanganan pengangguran dirinya yakin kalau UKM diberikan kesempatan dan
difasilitasi melalui event semacam ini, maka mempunyai daya saing yang mampu menggerakkan perekonomian
lebih cepat.
Kota Semarang dipercaya menjadi tuan rumah pada acara berskala internasional para pejabat setingkat menteri
ASEAN, Pertemuan Ke 9 SOCA (Senior Offi cials Committee for the ASCC) dan Ke 6 ASCC (ASEAN Socio Cultural
Committee). Pertemuan yang dihadiri oleh para pejabat setingkat Menteri dan Wakil Menteri negara-negara
anggota ASEAN ini di diselenggarakan di Kota Semarang pada tanggal 7 sampai dengan 11 Oktober 2011 dengan
bertempat di Gumaya Tower Hotel. Pertemuan ini membahas isu-isu pilar sosial budaya di kawasan ASEAN.