Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI FORENSIK

KASUS DUDUNG PURWADI


MANTAN DIREKTUR UTAMA PT. DUTA GRAHA INDAH (DGI)

Oleh :
Kelompok
1. Ni Luh Ayu Lestari (11)
2. Devi Zaenika Sari (14)
3. Lusi Indah Sari (39)
4. Made Ayu Ditha Pramesti (43)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSEKUTIF A


SEMESTER VII
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2018
A. PROFILING :
Nama : Dudung Purwadi
Tempat, Tgl Lahir : Tidak diketahui
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : Tidak diketahui
Karir : Mantan Direktur PT. Duta Graha Indah (DGI)

B. KEJAHATAN
“Tersangka Utama Kasus Korupsi Pembangunan Rumah Sakit Universitas
Udayana pada tahun 2009-2011”
Selain tersangkut kasus Rumah Sakit Pendidikan Udayana, Dudung Purwadi juga
disangkakan dalam perkara korupsi pembangunan wisma atlet dan gedung serba guna
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan 2010-2011.

Sumber : www.liputan6.com

Ada banyak penyimpangan yang dilakukan oleh PT DGI," kata Pimpinan KPK
Laode M Syarief di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (24/7/2017). Laode

1
menjelaskan salah satu penyimpangan yang dilakukan PT DGI adalah rekayasa dalam
penyusunan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), dan rekayasa lelang dengan mengkondisikan
perusahaan ini sebagai pemenang tender.
"Ketiga, adanya aliran dana dari PT DGI ke perusahaan lain, keempat adanya
pelanggaran berupa aliran uang suap dari perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh M
Nazaruddin ke PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan panitia lelang," tutur Laode.
Selain itu, Laode juga mengatakan, adanya kemahalan dalam satuan harga yang
membuat pemerintah harus membayar tinggi. "Negara diduga mengalami kerugian
sejumlah Rp 25 miliar terkait kasus ini," ujar dia.

C. TINDAKAN PIDANA
Dalam putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta Pusat, Senin, 27
November 2017, ketua majelis hakim, Sumpeno menyatakan bahwa terdakwa Dudung
Purwadi terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi
secara bersama-sama dan berlanjut.
Pada proyek pembangunan Wisma Atlet, perbuatan Dudung menyebabkan PT DGI
mendapat keuntungan Rp 42,717 miliar serta memperkaya Nazaruddin Rp 4,675 miliar dan
Ketua Komite Pembangunan Wisma Atlet Palembang Rizal Abdullah Rp 500 juta,
sehingga seluruhnya merugikan negara hingga Rp 54,7 miliar.
Dalam kasus pembangunan rumah sakit, jaksa KPK menjerat Dudung dengan
Pasal 2 ayat 1, Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal 55
ayat 1 ke-1, Pasal 64 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Sedangkan dalam kasus pembangunan wisma atlet, Dudung dituntut dengan Pasal
2 ayat 1, Pasal 18 Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal
55 ayat 1 ke-1 KUHP.

2
D. KETAHUAN KARENA :
*Kasus Pembangunan Rumah Sakit Universitas Udayana :

Sumber : nasional.kompas.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) menemukan


sejumlah dugaan penyimpangan pada proyek pembangunan RS Pendidikan Khusus
Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2010.
Pertama, KPK menduga telah terjadi rekayasa dalam penyusunan harga perkiraan
sementara (HPS) kasus tersebut.
Kedua, diduga ada rekayasa agar PT Duta Graha Indah menang dalam proses lelang
atau tender proyek tersebut. "Rekayasa dalam proses lelang atau tender, dengan
mengkondisikan PT DGI sebagai pemenang tender," kata Wakil Ketua KPK Laode M
Syarif, di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Senin (24/7/2017).
Kemudian, KPK menduga ada aliran dana dari PT DGI ke perusahaan lain dan dari
perusahaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin itu pada
pejabat pembuat komitmen dan panitia, pada perkara pembangunan RS Udayana ini.

3
Terakhir ada dugaan kemahalan atas satuan harga sehingga pemerintah membayar
lebih tinggi dari yang seharusnya pada proyek pembangunan rumah sakit tersebut. PT Duta
Graha Indah yang telah berubah nama menjadi PT Nusa Konstruksi Enjineering, menjadi
tersangka pada perkara dugaan tindak pidana korupsi. KPK menetapkan Direktur PT DGI
sebagai tersangka korupsi pada proyek pembangunan RS Pendidikan Khusus Penyakit
Infeksi dan Pariwisata Universitas Udayana Tahun Anggaran 2009-2011. Dari nilai proyek
Rp 138 miliar, diduga terjadi kerugian negara Rp 25 miliar dalam pelaksanaan proyek
tersebut.

*Kasus Wisma Atlet

Sumber : News.okezone.com. / Mindo Rosa Manulang.

JAKARTA- Kasus suap yang terjadi di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora)
awalnya tercium dari hasil penyadapan yang dilakukan oleh tim penyelidik Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penyadapan dilakukan antara Direktur Utama PT Duta Graha Indah, Dudung
dengan Manajer Marketing PT Duta Graha Indah M El Idris melalui percakapan telepon.
"Kami tahu karena ada pembicaraan Dudung dengan El Idris. Dari komunikasi itu akan
memberikan sesuatu itu. Dari sana kita kembangkan," ujar penyidik KPK Hery Muryanto
dalam persidangan Tipikor, Rabu (28/9/2011).
Hery menjelaskan, usai mendapat informasi dari hasil penyadapan, pihaknya
melakukan pengumpulan data terkait proyek yang dibicarakan dalam percakapan telepon

4
tersebut. Setelah itu, lanjutnya, KPK melakukan pengintaian kepada Rosa dan El Idris.
Hingga akhirnya diketahui melakukan pertemuan di kantor Kemenpora. "Kita hanya
dapat tanda, itu proyek Rp191 milyar di Sumatera Selatan. Kita dapatkan info memang
ada proyek pembangunan wisma atlet," papar Hery.
Usai melakukan penyadapan dan pengumpulan data, lanjut Hery, pihaknya
melakukan pengintaian kepada Rosa dan El Idris yang mendatangi gedung Kemenpora
dengan membawa map hijau yang diduga berisi cek.
"Map hijau dibawa El Idris kita menduga itu cek. Saya tidak lihat langsung tapi
Aprizal (Penyelidik KPK) yang dilantai 1 yang melihat. Saya menunggu di lantai tiga
(Kemenpora)," paparnya.
Setelah mendapat info El Idris dan Rosa turun, dirinya langsung berinisiatif masuk
ke dalam ruang kerja Wafid, menayakan kepada Wafid terkait map hijau yang dibawa
oleh El Idris. "Saya dan penyelidik lain, berinisiatif masuk ke Pak Wafid. Seingat saya
Pak Wafid menenangkan diri dulu. Saya tanya map hijau itu ditaruh dimana. Cek ditaruh
di atas meja berdasarkan keterangan pak Idris," katanya.
Kemudian Wafid masuk ke ruang di sebelahnya yang tak lain ruangan staf Wafid
yang bernama Poniran. "Saya ikuti Poniran, ternyata cek sudah berada di luar ruangan
Poniran, ada di taman. Saya tanya ke Idris benar map ini yang dikasih ke Pak Wafid.
Dijawab iya," katanya.

E. SIDANG :

Sumber : Nasional.kompas.com

5
JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama PT Duta Graha Indah ( PT DGI),
Dudung Purwadi dituntut tujuh tahun penjara oleh Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK). Tuntutan itu dibacakan jaksa KPK dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta,
Senin (30/10/2017). Selain itu, Dudung juga dikenakan denda sebesar Rp 300 juta subsider
6 bulan kurungan.
Jaksa menyatakan, Dudung terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum
bersalah bersama-sama melakukan tindak pidana korupsi secara berlanjut, dalam proyek
pembangunan rumah sakit khusus infeksi dan pariwisata Universitas Udayana tahun
anggaran 2009 dan tahun anggaran 2010.
Jaksa juga menyatakan Dudung terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan
tindak pidana korupsi dalam proyek pembangunan wisma atlet di Provinsi Sumatera
Selatan tahun 2010 -2011.
"Kami dalam perkara ini menuntut agar majelis hakim menjatuhkan pidana
terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama 7 tahun dikurangi masa penahanan dan
pidana denda sebesar Rp 300 juta rupiah, dengan ketentuan apabila tidak dibayar maka
diganti dengan pidana kurungan selama 6 bulan," kata jaksa KPK, di ruang sidang
Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (30/10/2017).
Hal yang memberatkan, Dudung dinilai tidak mendukung program pemerintah
dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. Ia juga dianggap berbelit-belit dalam berikan
keterangan. Adapun hal yang meringankan, Dudung berlaku sopan di persidangan, merasa
bersalah dan menyesali perbuatannya, dan sudah berusia lanjut serta menderita beberapa
penyakit.
Dalam kasus pembangunan rumah sakit khusus infeksi dan pariwisata Universitas
Udayana Tahun 2009-2010, Dudung didakwa bersama-sama mantan Bendahara Umum
Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin dan Kepala Biro Administrasi Umum dan
Keuangan Universitas Udayana Made Meregawa.
Menurut jaksa, Dudung bersama-sama Nazaruddin dan Made Megawa telah
bersepakat untuk memenangkan PT DGI sebagai pelaksana atau rekanan proyek
pembangunan RS Universitas Udayana. Dalam kasus ini, perbuatan Dudung diduga
memperkaya PT DGI sebesar Rp 6,780 miliar pada tahun 2009. Kemudian, sebesar Rp
17,9 miliar untuk tahun 2010.

6
Selain itu, menurut jaksa, perbuatan Dudung telah memperkaya Nazaruddin dan
korporasi yang dikendalikannya, yakni PT Anak Negeri, PT Anugrah Nusantara dan Group
Permai sejumlah Rp 10,2 miliar.
Menurut jaksa, berdasarkan Laporan Hasil Audit dari Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), perbuatan Dudung dalam korupsi pembangunan RS
Universitas Udayana telah merugikan keuangan negara sebesar Rp 25,9 miliar.
Dalam proyek pembangunan Wisma Atlet di Sumsel, Dudung didakwa melakukan
perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi. Menurut jaksa,
Dudung melakukan kesepakatan dan pengaturan dalam rangka memenangkan PT DGI
sebagai pelaksana pekerjaan proyek pembangunan.
Selain itu, melakukan subkontrak terhadap pekerjaan utama dalam proyek
pembangunan wisma atlet dan gedung serbaguna. Dalam kasus ini, menurut jaksa,
perbuatan Dudung telah memperkaya PT DGI sebesar Rp 42,7 miliar. Kemudian,
memperkaya Nazaruddin atau Permai Group sebesar Rp 4,67 miliar. Selain itu,
memperkaya Ketua Komite Pembangunan Wisma Atlet Palembang, Rizal Abdullah
sebesar Rp 500 juta.

F. Asset Recovery

Sumber : Detik.com

7
Jakarta - PT Duta Graha Indah atau DGI yang kini berubah nama menjadi PT Nusa
Konstruksi Enjinering (NKE) mengembalikan Rp 70 miliar ke KPK. Pengembalian itu
terkait sejumlah perkara.
"DGI telah mengembalikan uang dalam bentuk uang titipan terkait perkara ke KPK
sejumlah Rp 70 miliar," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Kamis
(6/9/2018).
Febri menyatakan pengembalian uang merupakan salah satu upaya asset recovery
yang dilakukan. Uang pengganti, disebut Febri, menjadi salah satu perhatian KPK.
"Pengembalian uang ini diharapkan nanti memperkuat fungsi recovery asset untuk uang
pengganti yang menjadi salah satu perhatian KPK dalam penanganan kasus korupsi,"
ucapnya.
PT DGI memang merupakan korporasi pertama yang ditetapkan KPK sebagai
tersangka. Penetapan tersangka itu berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi
pembangunan RS Pendidikan Khusus Penyakit Infeksi dan Pariwisata Universitas
Udayana tahun Anggaran 2009-2010.

8
DAFTAR PUSTAKA

Belarminus, R. (2017). Mantan Dirut PT DGI Dituntut 7 tahun penjara.


https://nasional.kompas.com/read/2017/10/30/16544801/mantan-dirut-pt-dgi-dituntut-7-
tahun-penjara-dalam-dua-perkara-korupsi
Fadhil, H. (2018). PT DGI Serahkan 70 Miliar ke KPK.
https://news.detik.com/berita/4200924/pt-dgi-serahkan-rp-70-miliar-ke-kpk
Fatimah, S. (2011). Kasus Suap Wisma Atlet.
https://news.okezone.com/read/2011/09/28/339/508309/kisah-awal-terbongkarnya-kasus-
suap-wisma-atlet
gabrillin, a. (2017). PT DGI dihukum bayar uang pengganti oleh hakim.
https://nasional.kompas.com/read/2017/11/27/20170321/pt-dgi-atau-pt-nke-dihukum-
bayar-uang-pengganti-oleh-hakim
Suparman, F. (2018). Kasus PT DGI.
http://www.beritasatu.com/satu/503736-kpk-segera-limpahkan-kasus-pt-dgi-ke-
pengadilan.html
Tirto. (2017). Profil Dudung Purwadi.
https://tirto.id/m/dudung-purwadi-beb

Anda mungkin juga menyukai