Anda di halaman 1dari 65

Dasar-dasar Perlakuan Panas

(Basics of Heat Treatment)


Disusun oleh :
Cecep Ruskandi. S.T.,MT
PROPERTIES OF MATERIAL

PHYSICAL CHEMICAL
PROPERTIES PROPERTIES

MATERIALS
(LOGAM, KERAMIK, POLIMER,
KOMPOSIT)

MECHANICAL TECHNOLOGYCAL
PROPERTIES
PROPERTIES
1. Sifat fisik :
2. Sifat Kimia
Umumnya berkaitan dengan kemudahan suatu material untuk
bereaksi dengan material lain atau lingkungan membentuk material
baru.
3. Sifat Teknologi
Sifat-sifat material
4. Sifat mekanik : kemampuan material untuk
menahan beban mekanik statik dan atau
dinamik.
Statik : Kekerasan, ulet dan getas
Dinamik : fatigue
3 hal penting dalam perlakuan panas
Proses perlakuan panas :
• Mengubah sifat (sementara bentuk dan
komposisi tetap)
• Mengubah struktur mikro
• Pemanasan dan pengaturan laju pendinginan.
Mengapa Produk Perlu Heat
Treatment ?
• Agar memiliki sifat sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
pemakaiannya sehingga tidak cepat rusak.

• Agar mudah dalam pemrosesan/pembuatannya.


• Menghilangkan tegangan dalam akibat pemrosesan yang bisa
mengakibatkan benda retak atau pecah.
Peranan perlakuan panas
Peranan perlakuan panas dalam mengubah sifat mekanik
adalah :
•Material keras diubah menjadi lunak disebut proses
pelunakan biasa dilakukan sebelum proses pemesinan
•Material lunak diubah menjadi keras disebut proses
pengerasan.

Pengubahan sifat dapat dilakukan pada :


• Seluruh bagian benda kerja (bulk)
• Pada permukaan benda kerja
Peranan struktur mikro terhadap sifat mekanik
Mengubah struktur mikro  mengubah sifat mekanik

Struktur mikro :
• gambaran tentang distribusi fasa
• gambaran tentang bentuk dan ukuran butir
• gambaran tentang bentuk dan ukuran inklusi

• proses-proses yang pernah dialami oleh material


Definisi
Perlakuan panas adalah proses pengubahan struktur
dan atau sifat mekanik bahan dalam keadaan padat
dengan cara memanaskan dan kemudian mendinginkan
bahan dengan kecepatan pendinginan tertentu sesuai
dengan kandungan komposisi pada bahan tersebut.
T
b
a : Pemanasan
b : Penahanan
a c : Pendinginan
c

t
Parameter proses Heat Treatment
• Pemanasan (Heating) dan mengapa perlu
pemanasan ?
• Penahan temperatur (holding temperature) dan
mengapa perlu penahanan temperatur?
• Pendinginan dan laju pendinginan (cooling and
cooling rate) ?
• Struktur mikro ?
• Larutan padat dan senyawa?
• Media pendinginan dan jenis-jenis media pendingin.
Jenis-jenis media pendinginan :
• Udara
• Garam cair
• Oli
• Air
• Media khusus (seperti Nitrogen cair).
Pemanasan dan pengaturan laju pendinginan
• Pemanasan tidak pernah mencapai
temperatur cair.

• Laju pendinginan :  cepat ( rapid cooling )


 lambat (slow cooling)

Untuk mempelajari struktur mikro, pemanasan


dan laju pendinginan dibutuhkan pemahaman
tentang Diagram Fasa.
Tujuan Umum Proses Heat
treatment
• Mengeraskan benda  mengapa perlu dikeraskan ?
- Tahan aus / tahan gesek/tahan gores
- Umur pakainya lama
• Melunakkan benda mengapa perlu dilunakkan ?
- Mudah diproses dengan pemesinan
- Terkadang benda perlu dikurangi kekerasannya
agar tidak terlalu rapuh/getas.
Mengeraskan Benda
• Bulk Hardening ?
Pengerasan pada seluruh bagian benda
• Surface Hardening ?
Pengerasan hanya pada permukaan benda
kerja hingga ketebalan tertentu saja
• Pilih Bulk Hardening atau surface hardening ?
Pengaruh Proses Heat Treatment
Sifat material Pelunakan Pengerasan
Kekuatan tarik dan kekerasan
Keuletan
Tegangan dalam
Potensi distorsi / retak
Diagram phasa
Pemahaman terhadap diagram phasa adalah
modal penting untuk mempelajari heat
treatment.
1. Apa diagram phasa itu ??
(Diagram yg menunjukkan phasa-phasa yang terbentuk dari suatu paduan logam tertentu pada
konsentrasi tertentu serta pada temperatur dan tekanan tertentu)

2. Apa saja informasi yang terdapat pada


diagram phasa ? ( Konsentrasi unsur, temperatur, phasa)
Jenis-jenis diagram phasa
I. Berdasarkan kesetimbangannya
1. Stable
2. Metastable
II. Berdasarkan jumlah unsur paduannya
1. Diagram phasa biner (binary)
2. Diagram phasa terner (ternary)
3. Diagram phasa kwaterner (quaternary)
III. Berdasarkan karakteristik kelarutan unsurnya
1. Larut sempurna dalam keadaan cair maupun padat
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian
dalam keadaan padat
3. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam
keadaan padat
Equilibrium Phase Diagram
• Stable system phase diagram ??bagaimana
didapatkannya ?
• Metastable system phase
diagram??bagaimana terjadinya ?
Diagram Phasa Biner

Isomorphus Phase Diagram


Binary eutectic phase diagram
Jenis-jenis garis pada diagram
phasa
• Garis liquidus ?
• Garis Solidus ?
• Garis Solvus ?
Reaksi-reaksi pada diagram phasa
• Reaksi peritectic ? (SolidI + L  Solid II)
• Reaksi Eutectic ? ( L SolidI + SolidII)
• Reaksi Eutectoid ? (SolidI  SolidII + SolidIII)
Lever rule
• Lever rule ?
Adalah suatu cara yang
digunakan untuk
menentukan persentase
berat setiap phasa yang
terdapat pada diagram.
Diagram phasa Fe - C
Diagram phasa Fe-C dan diagram phasa Fe-Fe3C
• Unsur-unsur apa yang menyusun diagram phasa
tersebut ?
• Bagaimana terbentuk diagram Fe-C dan diagram
phasa Fe-Fe3C ?
• Identifikasi diagram :
- liquidus, solidus dan solvus line
- Reaksi peritectic, eutectic dan eutectoid
- Phasa-phasa yang terbentuk
Features
Phases present
L
a ferrite
d Bcc structure
Bcc structure Ferromagnetic
Paramagnetic Fairly ductile

g austenite Fe3C cementite


Fcc structure Orthorhombic
Non-magnetic Hard
Reactions ductile brittle

Peritectic L + d = g
Max. solubility of C in ferrite=0.022%
Eutectic L = g + Fe3C
Max. solubility of C in austenite=2.11%
Eutectoid g = a + Fe3C
Phasa-phasa pada diagram Fe-C /Fe-Fe3C
I. Ferrite
• Rentang terbentuknya ferrite
Jenis-jenis ferrite:
- d ferrite
- α ferrite
• Sifat ferrite
Phasa-phasa pada diagram Fe-C /Fe-Fe3C
II. Austenit
• Rentang daerah terbentuknya Austenit (g)
• Pada proses pengerasan maupun
pelunakan fasa austenit (g) memiliki
peranan yang sangat penting, mengapa ?
Phasa-phasa pada diagram Fe-C /Fe-Fe3C
III. Perlit
• Reaksi pembentukan perlit
• Temperatur pembentukan perlit
• Ciri struktur mikro perlit
• Nilai kekerasan perlit ?
Phasa-phasa pada diagram Fe-C /Fe-Fe3C
IV. Sementit
• Apa itu sementit ?
• Bagaimana terbentuk sementit ?
• Bagaimana sifat sementit?
Isothermal Transformation Diagrams
• Fe-C system, Co = 0.76 wt% C
• Transformation at T = 675°C.
% transformed

100
T = 675°C
y,

50

0
1 10 2 10 4 time (s)
T(°C)
Austenite (stable)
TE (727C)
700 Austenite
(unstable)

600 Pearlite Adapted from Fig. 10.13,Callister 7e.


isothermal transformation at 675°C (Fig. 10.13 adapted from H. Boyer (Ed.)
Atlas of Isothermal Transformation and
500 Cooling Transformation Diagrams,
American Society for Metals, 1977, p.
369.)
400
time (s)
1 10 10 2 10 3 10 4 10 5
800
Austenite (stable)
T(°C) TE
A
P
600

400
B
A

0%
200 M+A
50%
M+A
90%
M+A

-1 3 5
10 10 10 10 time (s)
Transformasi Austenit  Bainit
V. Bainit
• Apa itu bainit ?
• Mengapa Struktur mikro bainit tidak
terdapat pada diagram phasa Fe-Fe3C ?
• Sifat sifat Bainit?
Non-Equilibrium Transformation Products: Fe-C
• Bainite:
--a lathes (strips) with long
rods of Fe3C
--diffusion controlled. Fe3C
• Isothermal Transf. Diagram (cementite)
a (ferrite)
800 Austenite (stable)
T(°C) A
TE
P
600 100% pearlite 5 mm
pearlite/bainite boundary
(Adapted from Fig. 10.17, Callister, 7e. (Fig.
100% bainite 10.17 from Metals Handbook, 8th ed.,
B Vol. 8, Metallography, Structures, and Phase
400 A Diagrams, American Society for Metals,
Materials Park, OH, 1973.)

200

10-1 10 103 105

Adapted from Fig. 10.18, Callister 7e.


time (s)
(Fig. 10.18 adapted from H. Boyer (Ed.) Atlas of Isothermal Transformation and Cooling
Transformation Diagrams, American Society for Metals, 1997, p. 28.)
Transformasi Austenit  Martensit
VI. Martensit
• Apa struktur mikro martensit itu ?
• Bagaimana terbentuknya martensit
sehingga pada diagram phasa tidak
muncul ?
• Sifat martensit?
Martensite Formation
slow cooling
g (FCC) a (BCC) + Fe3C
quench

tempering
M (BCT)

M = martensite is body centered tetragonal (BCT)

Diffusionless transformation BCT if C > 0.15 wt%


BCT  few slip planes  hard, brittle
Phasa-phasa pada diagram Fe-C /Fe-Fe3C
VII.Grafit
• Apa grafit itu ? Dan bagaimana
terbentuknya ?
• Hal apa yang bisa mendorong
terbentuknya grafit ? (C, Si dan laju pendinginan. Krn C
rendah dan Si tinggi pada besi cor, maka grafit biasanya terdapat pada besi cor

)
sedangkan baja tidak memiliki grafit

• Apa pengaruh grafit terhadap sifat


mekanik logam ?
Microstructural changes in steel on
normal cooling for different
compositions
Eutectoid steel
Hypoeutectoid steel
Hypereutectoid steel
Beberapa proses perlakuan panas
• Anealing (anil ) / pelunakan
• Tempering
• Hardening
• Normalising
Annealing
Annealing (anil) dilakukan untuk memperbaiki
mampu mesin dan mampu bentuk, memperbaiki
keuletan, menurunkan atau menghilangkan
ketidakhomogenan struktur, memperhalus ukuran
butir, menghilangkan tegangan dalam dan
menyiapkan struktur baja untuk proses perlakuan
panas. (Rochim Suratman,”Panduan Proses
Perlakuan Panas”). Temperatur pemanasan sangat
tergantung pada kandungan karbon logam yang
akan dilunakkan.
Dengan demikian maka tujuan Annealing
dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Memperbaiki mampu pemesinan, mampu
bentuk dan keuletan.
• Material yang lunak dan ulet akan lebih
mudah diproses melalui pemesinan
• Material yang lunak juga akan lebih
mudah dibentuk melalui proses
pembentukan seperti tempa, roll dan lain-
lain.
2. Menghilangkan ketidakhomogenan struktur
dan menghaluskan butiran.
• Setelah melewati proses pengerjaan,
struktur butiran logam umumnya tidak
seragam seperti pada proses pengelasan.
Setelah proses pengerjaan cold working
struktur butiran akan memanjang.
• Annealing akan mengubah dan
mengembalikan bentuk dan ukuran
butiran menjadi lebih seragam dan halus.
3. Menghilangkan tegangan dalam
• Tegangan dalam bisa ada di dalam
material sebagai akibat pemrosesan
seperti cold working, welding, casting dll.
• Jika tegangan dalam dibiarkan maka benda
akan mengalami retak.
• Untuk menghindari terjadinya retak atau
distorsi maka material yang telah
mengalami proses pengerjaan biasanya
mendapatkan proses annealing.
Temperatur Full annealing pada baja
Proses ini banyak diterapkan pada baja-baja karbon, baja-baja paduan
dan baja hasil proses hot-worked.
Temperatur spherodized annealing
Proses ini ditujukan agar karbida-
karbida yang berbentuk lamelar
pada perlit dan sementit sekunder
menjadi bulat.
Tujuan khusus dari SA adalah untuk
memperbaiki mampu mesin dan
memperbaiki mampu bentuk.
Proses ini banyak dipergunakan
pada baja-baja perkakas.
Menormalkan (normalizing)
• Pada dasarnya normalising adalah jenis proses
perlakuan panas yang umum diterapkan pada
hampir semua produk cor, over-heated
forgings dan produk-produk tempa yang besar.
• Proses pemanasan dilakukan hingga 30-50
oCdiatas temperatur kritik A3 dan ditahan

pada temperatur tersebut untuk jangka waktu


tertentu kemudian didinginkan pada udara
bebas dengan temperatur kamar.
Tujuan Normalizing
1. Menyeragamkan butiran (sifat)pada seluruh
bagian benda setelah mengalami perbaikan yang
mengubah sifat seperti pengelasan serta
menghaluskan butiran.
2. Normalizing tidak menjadikan benda lunak
sebagaimana halnya annealing.
3. Mencapai struktur yang menjembatani ke
pengerjaan panas selanjutnya.
4. Memperbaiki mampu permesinan
5. Memperbaiki sifat mekanik dari baja tuang,
tetapi lebih getas dari pada baja yang
mengalami annealing.
Hardening ( Pengerasan )
Tujuan proses hardening adalah :
• Untuk meningkatkan kekerasan dan
ketahanan aus pada bahan. Semakin tinggi
kekerasan akan semakin tinggi pula ketahanan
ausnya contoh : roda gigi, cutter dll.
• Karena kekerasannya menyebabkan bahan
dapat dipergunakan sebagai alat potong.
Kekerasan yang dicapai melalui proses
hardening tergantung dari :
• Kandungan karbon
• kecepatan pendinginan
Kekerasan pada bahan setelah proses hardening
akan meningkat karena terbentuknya struktur
martensit.
Proses pengerasan umumnya diterapkan sebagai
tahap terakhir dalam proses pembuatan suatu
benda kerja.
Pengerasan baja hypoeutectoid
• Temperatur pengerasan untuk baja karbon
hypoeutektoid adalah sekitar 20-50oC diatas
garis A3. ( pemanasan sedikit diatas garis A3)
• Pada temperatur tersebut seluruh struktur
yang ada akan bertransformasi menjadi
struktur austenit dengan ukuran yang halus.
• Proses quenching dari temperatur tersebut
akan menghasilkan struktur martensit dengan
harga kekerasan yang tinggi.
Pengerasan Baja hypereutectoid
• Proses pengerasan dilakukan dengan cara
memanaskan baja pada temperatur 30-50oC
diatas temperatur A13 yaitu pada daerah
austenit dan sementit.
• Kemudian didinginkan dengan cepat agar
diperoleh martensit yang halus dan karbida-
karbida yang tidak larut.
• Struktur hasil proses quenching memiliki
kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan
dengan martensit saja.
Tempering
• Baja-baja yang dikeraskan memiliki sifat getas,
kekerasan dan kegetasan baja ini dapat
diturunkan melalui proses tempering.
• Menurut American Society of Material Testing,
tempering adalah proses memanaskan
kembali baja (logam ) yang dikeraskan hingga
temperatur dibawah titik kritis yang diikuti
dengan pendinginan yang lambat.
Proses tempering akan menurunkan kekerasan dan
kegetasan baja tetapi akan meningkatkan keuletan
dan ketangguhan baja.
Tujuan tempering :
• Untuk mengurangi kekerasan, kegetasan dan
kekuatan tarik.
• untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan
• untuk menghilangkan tegangan dalam yang
terjadi akibat proses quenching
• untuk menyeragamkan kekerasan pada setiap
bagian benda.
Austempering
Martempering (marquenching)
JENIS-JENIS TUNGKU PERLAKUAN PANAS
I. Berdasarkan keberlangsungan proses
A. Batch Furnace
- Normal Batch Furnace
- Salt bath Furnace
- Vacuum Furnace
- Fluidized Bed Furnace
B. Continuous Furnace
Batch Furnace
Mengapa dipilih tipe Batch Furnace :
- Variasi proses pemanasan, penahanan dan
pendinginan cukup tinggivariasi
material/produk.
- Volume produk (berat/jam) relatif sedikit.
- Jika waktu penahanan lama dan perlu case
depth yang besar contoh pada case
hardening.
Beberapa jenis Batch furnace

Anda mungkin juga menyukai