yang berlaku.
Jika temuan menyangkut terjadinya penyimpangan, hasil audit ini dapat menjadi dasar dalam
menentukan tindakan terhadap pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya
permasalahan tersebut. Namun jika temuan audit menyangkut prestasi, hasil audit ini dapat
menjadi dasar dalam memberikan penghargaan kepada berbagai pihak yang memiliki prestasi
lebih tersebut.
1. Organisasi pengadaan
2. Proses pengadaan yang terdiri atas :
a. Perencanaan pengadaan
b. Pelaksanaan pengadaan
c. Pemabayaran dan pelaporan
Perencanaan Pengadaan
Pelaksanaan Pengadaan
Pengendalian yang ketat pada tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa panitia
pengadaan tidak salah dalam menentukan pemasok terpelih dan harga atas barang/jasa yang
dibutuhkan. Pemeilihan pemasok yang tepat tidak saja didasarkan pada perolehan dengan
harga yang paling murah, tetapi juga penilaian atas kemampuan pemasok memenuhi
spesifikasi barang/jasa yang dibutuhkan tepat waktu dan suku cadangnya secara
berkelanjutan.
Pembayaran baru bisa dilakukan jika serah terima atas arang/jasa tersebut telah
dinyatakan tidak mengandung masalah dan telah disahkann oleh pihak – pihak berwenang.
Setiap pembayaran harus didukung bukti tagihan dan dokumen pendukung yang lengkap dan
tagihan telah jatuh tempo. Pelaporan atas pengadaan barang/jasa harus segera dilakukan
sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam pedoman pengadaan. Panitia pengadaan harus
menyajikan tentang kemampuan panitia ini mendapatkan barang/jasa sesuai dengan
spesifikasinya, masalah – masalah yang dihadapi atau peluang penghematan yang belum bisa
dilakukan karena terbentur dengan peraturan yang digunakan dalam pengadaan tersebut.
Pengadaan melibatkan pembeli dan penjual, dimana masing – masing pihak memiliki
berbagai cara untuk melakukan korupsi pada setiap tahapan proses pengadaan. Pihak
pemasok berkepentingan dengan penjualan produknya dan mengharapkan keuntungan dari
penjualan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai perilaku menyimpang berikut
ini yang mungkin dilakukan.
1. Berkolusi dengan pihak oembeli dalam menentukan harga penawaran
2. Secara diskriminatif menigkatkan standar teknis, sehingga pemasok lain sulit untuk
memenuhinya
3. Mencampuri secara tidak beretika pekerjaan evaluator baik dalam proses tender
maupun dalam serah terima barang/jasa
4. Memberikan sogokan.
Sistem pengadaan yang dibuat perusahaan harus transparan dan efisien berdasarkan prinsip –
prinsip pengadaan berikut ini :
1. Nilai uang
2. Kejujuran dan keadilan
3. Akuntabel dan transparan
4. Efisiensi
5. Kompetensi dan integritas.
Proses pengadaan dimulai dari perencanaan pengadaan, survei harga dan pemasok,
pemilihan pemasok/pelaksanaan tender, penandatanganan kontrak dengan pemasok dan
penanganan atas serah terima barang/jasa sesuai dengan kontrak pengadaan. Pengadaan dapat
dilakukan melalui penunjukan langsung, ternder terbatas dan tender terbuka.
Perencanaan pengadaan dimulai dari identifikasi kebutuhan setiap unit pengguna atas
barang/jasa. Perusahaan harus memiliki daftar kebutuhan barang/jasa yang memuat tentang
spesifikasi, kuantitas kebutuhan, standar kualitass, dan waktu penggunaanya. Dengan daftar
ini, perusahaan dapat terhindar dari beberapa kondisi seperti: (1) pembelian yang berlebihan,
(2) kelebihan/kekurangan stok, (3) dana terikat pada barang-jasa yang belum dibutuhkan,
serta (4) pembelian barang/jasa yang tidak sesuai dengan standar kualitas. Perusahaan juga
harus memiliki daftar pemasok terpilih yang mampu memenuhi kebutuhan barang jasanya
dengan cara paling ekonomis. Perusahaan harus melakukan verifikasi terlebih dahulu untuk
mengetahui kebenaran keberadaan pemasok sebelum dimasukkanke daftar pemasok terpilih
untuk menghindari perusahaan melakukan transaksi dengan pemasok yang salah atau
memiliki catatan kinerja yang tidak baik. Pemasok yang dipilih telah memahami spesifikasi
barang/jasa yang dibutuhkan perusahaan, frekuensi kebutuhan dan waktu pengirimannya
serta memiliki komitmen untuk menyediakan barang/jasa kebutuhan perusahaan sesuai
kontrak yang disepakati.
Auditor harus menilai dengan cermat perencanaan pengadaan barang/jasa perusahaan
agar kebutuhan atas barang/jasa dapat terpenuhi sesuai prinsip-prinsip tata kelola pengadaan
barang/jasa yang baik. Kecurangan atau penyimpangan yang mungkin terjadi pada
perencanaan pengadaan dapat diketahui aditor dengan menelusuri pedoman, rencana serta
risalah rapat perencanaan pangadaan.
Audit atas perencanaan pengadaan melakukan penilaian terhadap ketepatan rencana
pengadaan dalam memenuhi kebutuhan barang/jasa unit-unit pengguna di dalam perusahaan.
Pada audit ini, auditor menekankan penilaiannya terhadap ketepatan hubungann antara
rencana pembelian dengan rencana penggunaan barang/jasa pada masing-masing unti
pengguna.
11. Pemilihan metode penunjukan langsung untuk kontrak yang seharusnya melalui
pelelangan umum
12. Pemilihan metode evaluasi dengan sistem nilai untuk evaluasi yang seharusnya sistem
gugur.
13. Pengalokasian anggaran kegiatan yang direncanakan dilakukan dengna cara
swakelola, dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara kontraktual kepada
penyedian baraang atau sebaliknya.
Audit atas Pelaksanaan Pengadaan
Kecurangan masih mungkin bisa terjadi setelah kontrak ditandatangani. Maka dari itu,
tahap pelaksanaan/pengiriman harus mendapatpehatian yang serius. Pengendalian yang tidak
memadai pada tahap ini dapat berakibat pada:
1. Kegagalan dalam memenuhi standar kuantitas dan kualitas atau standar pelaksanaan
lainnya.
2. Pengalihan barang untuk dijual kembali atau digunakan secara pribadi oleh pihak
tertentu.
3. Adanya praktik pembiaran gratifikasi.
4. Pemalsuan kualitas atau sertifikasi standar.
5. Penyajian faktur yang lebih besar atau lebih kecil.
Penanganan atas penerimaan barang/jasa harus berjalan sangat hati-hati. Petugas yang
melakukan inspeksi harus memiliki kemampuan teknis yang memadai tentang spesifikasi
barang/jasa yang dibeli dan menggunakan keahlian profesionalnya secara seksama. Titik
kritis pada tahap ini adalah kecermatan dari petugas penerima dan penilai dalam memastikan
bahwa barang/jasa yang diterima telah memenuhi seluruh spesifikasi dan waktu penyerahan
yang dipersyaratkan.Penelusuran auditor terhadap fisik barang/jasa, dokumen pengadaan dan
berita acara serah terima barang/jasa harus mampu mendeteksi terjadinya
kecurangan/penyimpangan pada tahap ini.
Pembayaran dan pelaporan adalh bagian terakhir dalam proses pengadaan. Tahapan
ini menyangkut penyelesaian kewajiban organisasi kepada pihak pemasok dan
pertanggungjawaban komite pengadaan atas tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Untuk memenuhi kebutuhan internal cross check, fungsi kasir/bendahara harus
terpisah dari fungsi pencatatan dan operasional. Setiap pembayaran yang dilakukan kepada
pemasok, harus berdasarkan tagihan dari pemasok, dilengkapi dengan berita acara serah
terima barang/jasa yang menyatakan bahwa barang/jasa yang diserahkan oleh pemasok telah
sesuai dengan spesifikasinya dan dinyatakan dapat diterima oleh bagian verifikasi dan
penerimaan barang/jasa dari panitia pengadaan. Kewajiban terakhir dari panitia pengadaan
adalah pembuatan laporan pengadaan, yang melaporkan pelaksanaan pengadaan, kemampuan
memperoleh barang/jasa sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan besarnya dana
yang terserap dalam pengadaan tersebut. Penelusuran auditor terhadap dokumen pembayaran
dan laporan pegadaan harus dapat membuktikan apakah pembayaran dan pelaporan atau
pengadaan sudah dilakukan dengan baik atau tidak.