Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
CHAPTER 1 DAN 2
BUKU ACCOUNTING THEORY
WOLK TEARNEY DODD
KELOMPOK
I Komang Khrisna Adhitya Pratama (1881611027 / 02)
Anak Agung Ngurah Gde Punia Artawan Putra (1881611045 / 20)
I Gusti Putu Suma Ardana (1881611047 / 22)
Made Agus Entara (1881611049 / 24)
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1
CHAPTER 1
1. TEORI AKUNTANSI
Teori Akuntansi merupakan teori yang berkembang dari realitas sosial. Perkembangan
teori akuntasi yang di pengaruhi oleh realitas sosial disini dimaksudkan bahwa teori akuntansi
bukan lah suatu produk ahkir, melainkan teori akuntansi akan berkembang secara terus menurus
sesuai dengan permasalahan-permasalah atau isu-isu yang terjadi di masyarakat. Keadaan ini
dapat dilihat dari metode persedian dari suatu perusahaan, bisa di diambil contoh metode LIFO
dan FIFO. Perusahaan tentunya memiliki pertimbangan tersendiri metode apa yang digunakan
dalam keadaan perusahaan yang berbeda-beda. Dalam akuntansi keuangan 2 metode persediaan
tersebut memiliki penjelasan dan perhitung yang berbeda satu sama lainnya. Pada dasarnya
pemilihan salah satu metode dalam akuntansi disepakati merupakan suatu konstruk akuntansi
saja. Jika dilihat dari perihitungan dan hasil angka yang dikeluarkan memiliki hasil yang
berbeda dari upaya dalam pembayaraan pajak yang dilakukan suatu perusahaan. Penggunaan
metode LIFO merupakan salah satu upaya yang dilakukan manajemen untuk dapat
meningkatkan biaya dan mengurangi laba dan tentunya akan memberikaan dampak dalam
pembayaraan pajak perusahaan. Hasil dari perhitungan ini tentunya akan mempengaruhi dari
penilaian suatu manajemen, gaji, bonus, pembagian deviden, serta pengambilan keputusan oleh
pemangku kepentingan perusahaan.
Melalui isu-isu atau realitas sosial yang ada teori akuntansi dapat dijelaskan secara
eksplisit sebarapa penting teori akuntansi mampu menjelasakan tujuan dari pengguna dalam
menggunakan angka-angka yang dihasilkan yang dalam hal ini untuk melakukan evaluasi atas
kinerja manajemen, atau pun mengevaluasi aspek lain yang berpengaruh dan mampu
memperdeksi kemampuan dimasa depan. Teori akuntansi tentunya dapat dijelasakan secara
emplisit bagaiamana keadaan tersebut dapat menghasilkan suatu pengukuraan atau peneliaan
yang diinginkan. Dalam hal ini istilah teori akuntansi dapat dikatakan sangat mesiterius, karena
dalam hal ini akuntansi dapat dikatakan sebagai dasar asumsi, definis, prinsip, dan konsepsi,
serta bagaimana sumber dari aturan akuntasi, pelaporaan keuangan, dan informasi keuangan itu
diperoleh. Keadaan ini manajemen perusahaan menggunakan akuntansi sebagai media untuk
dapat memberikan suatu informasi yang digunakan oleh pihak esktrenal dalam hal ini investor
ataupun kreditor untuk dapat mengambil keputusaan yang tentunya akan menguntungkan pihak
perusahaan. Atas penjelasan tersebutlah mengapa teori akuntansi bukanlah suatu produk ahkir,
karena teori akuntansi akan berkembang secara terus menerus mengikuti realitas sosial.
2
Maka dari itu teori akuntasi dikembangkan dan disempurnakan melalui proses penelitian
akuntansi itu sendiri, yang nantinya mempu meberikaan kebijakaan akuntansi dalam keadaan
ekonomi yang ada.
3. PERAN PENGUKURAN DALAM AKUNTANSI
Pengukuran merupakan suatu hal yang penting dan tidak dapat terpisahakan dari
akuntansi. Pengukuran dapat dikatakan sebagai suatu penggambaraan suatu angka-angka
terhadap benda itu sendiri. Pengukururan dapat diklompokan atas :
4. PROSES PENGUKURAN
Dalam mengukur suatu objek tentunya akan melalui proses dan proses yang dilalui
tidaklah sederhana. Pengukuraan suatu objek yang dilakukan pengukuran tidaklah dapat
ditentukan dengan pasti dan benar dengan satu ukuran. Karena cara untuk mengukur seuatu
objek akan dipengaruhi dari dari faktor-faktor yang ada seperti, objek itu sendiri, atribut yang
diukur, pegukur, oprasi penghitungan, instrumen yang digunakan untuk mengukur, dan
konstrain-kontrain yang mempengaruhi pengukuran.
5. JENIS-JENIS PENGUKURAN
Pengukuran dapat dikelompokan menjadi menjadi beberapa jenis, jeni pengukuran yang
paling sederhana adalah pengukuran skala nominal. Pengukuran secara skal nominal
merupakan pengukuran yang dilakukan dengan sebuah sistem penggolongan dasar. Yang
tujuannya hanyalah untuk melakukan pengkalsifikasian terhadap suatu objek tertentu. Dalam
akuntansi keuangan skal nominal ini bisa kita lihat adalah pada pengelompokan akun-akun
(Chart of Account).
3
Merupakan pengukuraan yang tidak sama dengan pengukuran ordinal. Pengukuran interval
merupakan pengukuran yang bersifat numerik atau memperlihat suatu kelompok rentanan. Dan
pengukuraan ini memberikan penglompokaan sesuai dengan interval dari objek tersebut.
Pengukuraan yang terahkir adalah pengukuran rasio. Merupakan pengukuran yang dapat
memperlihatkan dengan jelas suatu peringkat dari objek yang di ukur. Pengukuran rasio hampir
sama dengan pengukuran interval.
Dalam melaukan pengukuraan melihat kemapuan alat, dan teknik dalam mengukur
merupakan suatu hal yang sangat penting. Namun dalam praktinya haruslah memperhatikan
beberapa komponen antara lain objektivitas, bias, timeliness,kontrain biaya.
4
CHAPTER 2
Salah satu karakteristik yang melekat pada disiplin akademik adalah publikasi ide secara
umum pada majalah yang disebut jurnal terutama dalam disiplin akuntansi. Meskipun terdapat
banyak sudut pandang tentang kandungan yang tersedia dan pendekatan yang digunakan dalam
riset akuntansi. Apa yang terutama sekali menarik bagi tujuan kita adalah meningkatkan
pemanfaatan metode ilmiah dalam publikasi riset teori akuntansi.
Pada Chapter ini kita akan mempelajari pengertian metode ilmiah dan perbedaan deduktif
dan induktif, memperoleh wawasan sifat dasar dari riset akuntansi positif, memutuskan
dikotomi antara akuntansi sebagai seni dengan akuntansi sebagai ilmu, memahami petunjuk
riset akuntansi.
Teori bisa sangat berguna karena mereka berusaha menjelaskan hubungan atau
memprediksi fenomena. Walaupun teori akuntansi mencakup wilayah yang luas dari sudut
pandang filosofis, kita terutama concern pada bab ini pada bagaimana membangun teori secara
formal yang dihasilkan dari proses riset. Dalam metode ilmiah, teori adalah pertama dari
segalanya, tiada yang lebih dari kata-kata. Teori harus mengandung sekumpulan dasar pikiran
yang disebut asumsi. Dasar pikiran ini harus jelas sehingga dapat diuji dengan kesimpulan
statistik dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis. Teori sebuah teori harus mempunyai
kesimpulan yang dihasilkan dari pemikiran dasar. Kesimpulan dapat ditetapkan baik secara
deduksi maupun induksi.
Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang digunakan untuk
memperoleh satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar pemikiran yang ada. Data
empiris tidak dianalisa dalam sistem deduktif murni.
5
Metode Induktif menguji atau mengetes data, biasanya menggunakan sampel dari
sebuah populasi. Dan membuat kesimpulan dari populasi. Pada riset akuntansi data didapat
melalui banyak metode dan sumber, termasuk pengiriman kuisionrer pada praktisi atau
bagian lain yang tepat, eksperimen labor, individu yang terlibat dalam simulasi, beberapa
laporan keuangan yang dipublikasikan dan harga saham perusahaan publik.
Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris akuntansi adalah menyatakan
realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes empiris dibuat pada hubungan antara
security price dengan perubahan metode akuntansi, bagaimanapun pertanyaan MENGAPA
penyusun standar atau manajer keuangan memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian
besar yang tidak terjawab.
Riset empiris menempatkan hubungan antara earning dan security price atau usaha
untuk menjawab pertanyaan MENGAPA sebagian standar dipilih oleh pembuat kebijakan
atau mengapa manajemen memilih sebagian alternatif akuntansi, yang biasa disebut riset
akuntansi posistif. Akuntansi positif mencoba menjelaskan hubungan perilaku dalam
akuntansi. Ia mencoba menggambarkan ‘what is’ tanpa membuat penilaian bagaimana
mestinya, sehingga peneliti terlebih dahulu harus membuat nilai untuk kemudian
dipertunjukkan.
Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif walau matematika dan simbol
logika adalah deduktif sistem yang bebas nilai. Pendekatan-pendekatan induktif terkadang
mencoba menjelaskan. Ciri ini adalah hasil dari sifat dasar metode deduktif dan induktif.
Metode deduktif pada dasarnya tertutup, sistem non-empirik, kesimpulannya didasarkan
secara ketat pada premis. Pendekatan induktif karena mencoba mencari dan menjelaskan
hubungan dunia nyata, bersifat sebaliknya di bidang deskriptif dengan sangat alami.
Defenisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global (makro)
dan partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau keseluruhan atau
meliputi semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Dalam konteks akuntansi, contoh
pendekatan global adalah teori menganjurkan satu tipe penilaian terhadap semua perkiraan.
Sedangkan sistem induktif karena didasarkan pada fenomena real dapat realistik dan
6
terfokus pada bagian kecil pada lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset induktif
cenderung untuk menguji lebih seksama defenisi pertanyaan dan masalah.
Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun merupakan konsep yang baik
pada tujuan pembelajaran sering tidak teraplikasi dalam praktek. Jauh dari kompetisi
pendekatan, malah keduanya saling melengkapai dan sering digunakan secara bersamaan.
Hakanson, misalnya menganjurkan agar metode induktif dapat digunakan pada penilaian
dengan tepat seperangkat premis yang terselesksi dan original pada sistem deduktif primer.
Ternyata perubahan premis dapat mengubah logika mendapatkan keputusan. Proses riset
sendiri tidak selalu mengikuti pola secara persis. Peneliti sering bekerja terbalik dari
kesimpulan terhadap studi lain dengan membangun hipotesis baru agar cocok dengan data.
Lalu kemudian menguji hipotesis baru.
Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu
menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada lingkungan bisnis.
Riset ini dalam pada gilirannya bermanfaat dalam proses pengambilan kebijakan dimana
metode deduktif membantu memutuskan aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi
jelas bahwa metode induktif dan deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang
saling ekslusif meskipun tidak mungkin menjaga riset induktif menjadi bebas nilai.
Dalam sebuah artikel penting and buku follow-up Sterling mencoba mengklarifikasi
posisi relatif akuntansi terhadap imu. Ia berpendapat bahwa seni lebih berat merupakan
interpretasi pribadi dari pelakunya. Sedangkan ilmu bagaimanapun seharusnya memiliki
kesepakatan dari para praktisinya dalam jumlah yang banyak tentang fenomena yang diteliti
dan diukur.
Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni daripada ilmu jika
melihat bagaimana akuntan mendefenisikan masalah. Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah
kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi
metode penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya,
objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang keras untuk mengadakan
prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna secara ekonomi. Sebagaimana
replacement cost atau NRV dari asset atau elemen lain yang diukur.
Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau petunjuk riset
akuntansi. Mewakili perubahan yang signifikan melampaui riset normatif murni generasi yang
lalu
Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan.
Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value, exit value dan
discounted cash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan ini
7
tidak menyatakan informasi yang diinginkan users melainkan lebih berkonsentrasi pada
informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Dengan demikian
orientasinya adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat
keputusan yang perlu diajar bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak familiar
dengan informasi tersebut.
8
4.6. Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi
memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan konstituen
sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. CA merupakan perpaduan
gabungan dua area yaitu akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial. tujuan dari
penelitian Critical Accounting untuk memindahkan bidang dari pinggiran ditempati oleh
akuntansi sektor publik dan akuntansi sosial ke dalam arus utama penelitian akuntansi (dan
tindakan) dengan mengadopsi perspektif yang didasari oleh konflik. Dalam riset CA sedikit
menekankan pada model matematika dan statistik dan lebih pada penjelasan sejarah.
4.7.Revolusi Ilmiah Akuntansi?
Seperti dinyatakan dalam pembahasan mengenai banyak sudut pandang tentang riset
akuntansi, riset akuntansi merupakan bidang yang dapat berubah secara terus menerus.
Sebagian diprediksi sebagai revolusi ilmiah dalam akuntansi karena ketidakpuasan dengan
paradigma yang ada. Paradigma adalah bagian pemecahan masalah yang dipandang
sebagai ilmu atau disiplin. Dalam akuntansi, bagian paradigma adalah historical costing
yang didasari oleh konsep realisasi, matching dan prinsip-prinsip lainnya seperti
konservatisme, going concern, entitas akuntansi dan periode waktu.
9
TEORI AKUNTANSI KEUANGAN
CHAPTER 1 DAN 2
BUKU FINANCIAL ACCOUNTING THEORY
WILLIAM R. SCOTT
KELOMPOK
I Komang Khrisna Adhitya Pratama (1881611027 / 02)
Anak Agung Ngurah Gde Punia Artawan Putra (1881611045 / 20)
I Gusti Putu Suma Ardana (1881611047 / 22)
Made Agus Entara (1881611049 / 24)
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
10
CHAPTER 1
INTRODUCTION
11
Sabarnes-Oxley adalah membuat lembaga akuntan public PCAOB (Company Accounting
Oversight Board).
Lembaga ini memiliki kekuatan untuk menetapkan standart audit dan untuk memeriksa dan
mendisiplinkan auditor perusahaan publik
Ada beberapa pendapat dari pakar ekonomi dan politisi mengenai kegagalan baru-baru ini,
salah satu diantaranya adalah menerima lembaga keunagan untuk menahan peningkatan
cadangan modal. Tanggapan lain adalah membatasi untuk memodifikasi praktik kompensasi
manajerial lembaga keuangan, sejak kecurigaan muncul praktik kompensasi yang ada termasuk
sejumlah besar saham dari leverage neraca.
Ada beberapa point yang relevan untuk akuntan tentang masalah kegagalan dalam
pencatatan. Pertama, pelaporan keuangan harus transapan sehingga investior dapat menilai aset
dan kewajiban dengan benar. Kedua, akuntansi dinilai wajar berdasarkan nilai pasar. Ketiga,
aktivitas dalam neraca harus dilaporkan, meskipun tidak dalam penyesuaian.
Kontrak yang efisien biasanya bergantung pada variabel akuntansi, seperti laba bersih.
peran pelaporan keuangan untuk tujuan utang dan kompensasi adalah untuk menghasilkan
kepercayaan. Kepercayaan ini diperlukan jika pemberi pinjaman ingin memberikan pinjaman
kepada perusahaan dan jika pemegang saham ingin mendelegasikan tanggung jawab manajerial
kepada manajer dan pemegang saham
Manajer tidak dapat menutupi kinerja buruk dengan memanipulasi secara pencatatan laba
bersih dan nilai neraca yang dilaporkan
Perbedaan utama dari kedua pendekatan pengukuran adalah peran konservatisme dalam
pelaporan keuangan. Dengan keservatisme, kerugian yang belum direalisasi dan penurunan
nilai diakui ketika terjadi, tetapi keuntungan dari kenaikan nilai tidak diakui sampai mereka
merealisasikan. Standar akuntansi mencakup banyak contoh konservatisme, seperti tes biaya
dan penurunan nilai yang lebih rendah untuk asset modal dan banyak dokumen keuangan.
12
Bisa dibilang pandangan penyusun standar adalah bahwa konservatisme mengurangi
kemungkinan yang selalu menghasilkan gugatan hukum, ketika perusahaan melaporkan
kerugian besar yang tak terduga. Pandangan konservatisme kontrak adalah arah untuk
meningkatkan efisiesi yang diberikan kepada investor, terutama investor dengan kesulitan
keuangan
1.6 Rules-Based Versus Prinsiples Based Accounting Standart ( Aturan Berdasarkan Prisip
Standar)
Aturan berdasarkan standar berusaha meletakkan petunjuk terperinci, untuk bagaimana
akuntan menetapkan prinsip umum Standar akuntansi saja, dan mengandalkan penilaian
professional auditor untuk memastikan bahwa penerapan standar tidak menyesatkan. Sebuah
standar yang berbasis perinsip untuk konsolidasi akan diperlukan ketika kegagalan.
13
1.9 The Importance of Information Asymmetry (Pentingnya Asimetri Informasi)
Ekonomi dikatakan dicirikan oleh asimetri informasi, ketika bebrapa pihak dalam transaksi
bisnis dapat memiliki keuntungan informasi diatas yang lain atau dapat mengambil tindakan
yang tidak dapat diamati oleh orang lain, ada dua jenis informasi asimetri, pertama adlah seleksi
terbalik, dimana satu atau lebih pihak untuk melakukan transaksi bisnis. Yang kedua jenis
informasi asymmetry moral Hazard dimana satu atau lebih pihak tetapi satu pihak dapat
mengamati tindakan dalam pemenuhan kontrak, tetapi pihak lain tidak bisa
14
ACCOUNTING UNDER IDEAL CONDITION
CHAPTER 2
15
sama dengan apabila dividen tersebut tidak diambil. Nilai tunai bagi investor akan sama
saja.
Dalam kondisi ideal, neraca mengandung semua informasi yang relevan, sehingga laporan
rugi laba tidak diperlukan. Dalam kondisi ideal, laba bersih dapat dihitung dari perkalian tingkat
bunga dengan nilai tunai awal aktiva yang disebut juga accretion of discount. Laba ini juga
disebut ex ante net income (atau expected net income) karena diprediksi di tahun 0 atau awal
tahun. Karena kondisi ideal, maka laba bersih ini akan sebesar laba yang terealisir yang disebut
ex post net income (atau realized net income).
Dalam realisasinya, kondisi ideal belum tercipta. Sehingga, praktek akuntansi bergerak
secara kuat ke ke arah peningkatan penggunaan nilai wajar dari aset dan kewajiban. Selain itu,
16
model nilai sekarang menghadapi permsalahan keandalan yang serius ketika dicoba untuk
diterapkan tanpa kondisi ideal. Sulit dikatakan bahwa perusahaan minyak dan gas beroperasi
dibawah kondisi yang pasti. Konsekuensinya, SFAS 69 harus dipertimbangkan dalam
hubungannya terhadap model nilai sekarang dibawah ketidakpastian. Akuntansi nilai sekarang
diterapkan untuk persediaan minyak dan gas dikenal sebagai Reserve Recognition Accounting
(RRA). Beberapa kritik terhadap RRA adalah sebagai berikut.
a) Reaksi manajemen, perlu untuk membuat perubahan dalam estimasi yang kelihatannya
menjadi tulang punggung atas RRA.
b) Kegunaan untuk para investor, selain manajemen berhati-hati terhadap RRA< hal ini
tidak berarti bahwa hal riil tidak menyediakan informasi yang berguna untuk investor.
Tentunya RRA lebih relevan dibandingan informasi biaya historis, sehingga RRA
potensial untuk menjadi bermanfaat.
4. Akuntansi Biaya Historis
Akuntansi biaya historis relatif dapat diandalkan karena biaya atas aset atau kewajiban pada
sebuah perusahaan biasanya merupakan sebuah angka obyektif, yang kurang menadi subyek
untuk kesalahan dari estimasi dan bias daripada perhitungan nilai sekarang, sehingga biaya
historis mungkin kurang relevan. Selain biaya historis, nilai pasar, dan nilai sekarang mungkin
sama dengan tanggal perolehan/akuisisi. Nilai pasar dan nilai sekarang akan berubah seiring
perubahan kondisi pasar. Dasar akuntansi biaya historis harus digunakan untuk jenis aset-aset
besar karena akan menghilangkan sejumlah nilai yang dipertibangkan relevan untuk
memperoleh keandalan yang masuk akan. Konsekuensinya, akuntansi biaya historis
menyajikan trade off antara relevansi dan reliabilitas.
Perbedaan penting antara akuntansi berdasarkan nilai sekarang seperti RRA dan akuntansi
biaya historis adalah perubahan waktu pengakuan dalam nilai aset. Akuntansi nilai sekarang
menggunakan pendekatan neraca yang disebut sebagai perspektif pengukuran (measurement
perspective). Hal ini meningkatkan (atau mengurangi) nilai aset dan kewajiban yang diakui
(diukur) pada saat mereka terjadi, dengan mendiskontokan arus kas masa depan dan
mengkapitalisasi nilai tersebut dalam neraca.
Akuntansi biaya historis menggunakan pendekatan laba rugi yang disebut sebagai
perspektif informasi (information perspective). Peningkatan nilai yang belum direalisasi tidak
diakui di neraca, dan laba bersih tertinggal dibawah kinerja ekonomi yang sebenarnya.
Ketika kondisi tidak ideal, akuntansi biaya historis masih dianggap menyediakan informasi
yang lebih baik mengenai prospek ekonomi masa depan perusahaan (kepentingan utama dari
para investor) daripada akuntansi berdasarkan nilai sekarang. Selain itu, akuntansi biaya historis
merupakan cara untuk memudahkan arus kas periode saat ini ke dalam sebuah pengukuran
jangka panjang.
Dalam menyusun laporan keuangan yang lengkap dengan basis nilai sekarang, perlu untuk
menilai seluruh aset dan kewajiban perusahaan dengan laba bersih yang berubah dalam nilai
17
sekarang perusahaan. Sebelumnya, telah dijelaskan dalam RRA beberapa permasalahan yang
timbul ketika menerapkan pendekatan nilai sekarang untuk menilai satu jenis aset.
Permasalahan fundamental yaitu kurangnya profitabilitas yang obyektif, membuat nilai
sekarang dari aset dan kewajiban menjadi tidak merefleksikan ketidapastian yang dihadapi
perusahaan.
18