Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

Kelapa sawit (Elaeisguineensis Jacq.) merupakan tanaman penghasil minyak nabati

terbesar pertama di dunia yang sangat dapat diandalkan baik di bidang industri maupun non

industri, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan

minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya memiliki kadar

kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol .Selain mampu menciptakan kesempatan kerja

yang mengarah kepada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa

negara.Produksi minyak perhektarnya mencapai 6 ton per tahun. Jika dibandingkan dengan

tanaman penghasil minyak lainnya (4,5 ton pertahun), tingkat produksinya termasuk tinggi

,kelapa sawit diperkenalkan secara komersial di Afrika, Amerika Selatan, Asia Tenggara,

Pasifik Selatan, serta beberapa daerah lain dengan skala yang lebih kecil. Tanaman kelapa

sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan. Di Brazil, tanaman ini dapat ditemukan

tumbuh secara liar atau setengah liar disepanjang tepi sungai. Kelapa sawit yang termasuk

dalam subfamily Cocoideae merupakan tanaman asliAmerika Selatan,Walaupundemikian,

salah satu subfamily Cocoideae merupakan tanaman asli dari Afrika (Offenberg, 2013).

. Semut rangrang mempunyai nama yang berbeda-beda, misalnya semut kuning

(Vietnam, Cina), semut merah (Thailand) dan semut hijau (Australia). Klasifikasi

berdasarkan warna bukan cara yang tepat digunakan untuk membandingkan spesies semut

pada suatu negara, antar negara, apalagi antar benua. Untuk membedakan dengan semut

lainnya, para ahli memberikan nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla smaragdina

untuk semut rangrang yang ada di Asia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang

yang ada di Afrika (DeBach, 1964)

Ulatgrayak (S. litura F.) dariordo Lepidoptera dan Famili Noctuidae merupakan salah

satu hama penting pada tanaman pertanian dan perkebunan bahkan saat ini sudah menyerang

tanaman kelapa sawit. Kehilangan hasil akibat serangan hama tersebut dapat mencapai 85 %,
bahkan dapat menyebabkan kegagalan panen (puso). Hama ini memiliki sifat polypag

sehingga dapat memakan berbagai jenis tanaman demi kelangsungan hidupnya (Azwana dan

Adikorelsi, 2009).

Siput tidak bercangkang (P. pupillaris Humb.)(Gastropoda: Parmarionidae)

merupakan hama pada tanaman sawit, hama ini menyerang tanaman yang masih berumur 2-3

tahun (TBM), dampak negatif yang di timbulkan pada tanaman kelapa sawit merusak bagian

tanaman seperti daun dan batang sehingga akan mempengaruhi hasil produksi

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Asian Agri Negeri Lama Kabupaten Labuhan batu, dengan

ketinggian tempat ± 35 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan pada

bulan September 2017 sampai dengan desember 2018.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah O. smaradigna, larva S.litura dan

P. pupillaris instar 2 dan 3 yang diinduksi dari perkebunan kelapa sawit Asian Agri berlokasi

di kebun Negeri Lama, tissue, karet gelang, kain kassa,, kertas label, daun kelapa sawit dan

bahan pendukung lainnya.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stoples berukuran 11,5x11,5 cm dan

pipa plastik berwarna bening, handsprayer, stopwach, kamera, dan alat pendukung lainnya.

MetodePenelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 2 faktor

dan dilakukan dalam 3 tahapan.

Tahap I dan II yaitu pemangsaan masing-masing larva secara terpisah.

Faktor 1 : Stadia predator O. Smaradigna yang di infestasikan

P1 : Semut rangrang prajurit dan pekerja


P2 : Semut rangrang prajurit

Faktor 2 : Instar larva Spodoptera litura dan Setora nitens yang di uji

L1 : Larva S. litura instar 2 sebanyak 10 ekor predator 10 ekor

L2 : Larva S. litura instar 4 sebanyak 10 ekorpredator 10 ekor

L3 : Larva P. pupillaris instar 2 sebanyak 10 ekorpredator 10 ekor

L4 : Larva P. pupillaris instar 4 sebanyak 10 ekor predator 10 ekor

L5 : Larva S. litura instar 2 sebanyak 5 ekor predator 10 ekor

L6 : Larva S. litura instar 4 sebanyak 5 ekorpredator 10 ekor

L7 : Larva P. pupillaris instar 2 sebanyak 5 ekor predator 10 ekor

L8 : Larva P. pupillaris instar 4 sebanyak 5 ekor predator 10 ekor

P1L1 P1L5 P2L1 P2L5

P1L2 P1L6 P2L2 P2L6

P1L3 P1L7 P2L3 P2L7

P1L4 P1L8 P2L4 P2L8

Dengan jumlah ulangan diperoleh dari rumus :

16 (r-1) >15

16 (r-1) >15

16r - 16>15

16r >15 + 16

16r >31

r >1,93

≈3

Jumlah kombinasi perlakuan : 16 Perlakuan

Jumlah ulangan : 3 Ulangan

Jumlah unit percobaan : 32 unit percobaan


Penelitian dilaksanakan dalam III tahapan. Tahap I yaitu setiap perlakuan untuk uji

larva S. litura (L1 L2 L5 DAN L6), tahap II yaitu setiap perlakuan untuk uji larva

P.Pupillaris(L3 L4 L7 dan L8 ), dan tahap III perlakuan untuk larva S. litura dan

P.Pupillaris(L1 dan L2). Tahapan perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.Tahapan metode penelitian.

Tahapan Perlakuan
P1L1 P1L3 P1L5 P1L7
I
P1L2 P1L4 P1L6 P1L8
P2L1 P2L3 P2L5 P2L7
II
P2L2 P2L4 P2L6 P2L8

Tahap III (Uji kesukaan predator) yaitu untuk mengamati kesukaan predator
O.smaradignaterhadap larva S. litura atau P. pupillaris .
Faktor 1 : Stadia predator O.smaradigna di infestasikan

P1 : Semut rangrang prajurit dan pekerja

P2 : Semut rangrang prajurit

Faktor 2 : larva Spodoptera litura dan Parmarion pupillaris yang di uji

L1 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 2 sebanyak 10 ekor

L2 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 4 sebanyak 10 ekor

L3 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 2 sebanyak 9 ekor

L4 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 4 sebanyak 9 ekor

L5 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 2 sebanyak 8 ekor

L6 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 4 sebanyak 8 ekor

L7 : Larva S. litura dan P. pupillaris instar 2 sebanyak 7 ekor

L8 : Larva S. litura dan P.pupillaris instar 4 sebanyak 7 ekor

Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi perlakuan yaitu :

P1L1 P1L5 P2L1 P2L5

P1L2 P1L6 P2L2 P2L6

P1L3 P1L7 P2L3 P2L7


P1L4 P1L8 P2L4 P2L8

Dengan jumlah ulangan diperoleh dari rumus :

(t-1) (r-1)>15

(16-1) (r-1) >15

15(r – 1)>15

15r-15 >15 + 15

15r >30

r >2,0

=2

Jumlah kombinasi perlakuan : 16 Perlakuan

Jumlah ulangan : 3 Ulangan

Jumlah unit percobaan : 32 unit percobaan

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam berdasarkan model

linier sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + ∑ijk

Dimana :

Yijk : data dari hasil pengamatan

µ : nilai tengah

αi : pengaruh stadia predator pada perlakuan ke –i

βj : Pengaruh stadia larva pada perlakuan ke- j

(αβ)ij : Pengaruh interaksi stadia predator pada perlakuan ke-i dengan stadia

larva pada pelakuan ke-j

∑ijk : Pengaruh galat dari stadia predator pada perlakuan ke-i dan stadia larva

pada perlakuan ke-j pada ulangan ke-k


PELAKSANAAN PENELITIAN

Desain Alat

Disiapkan 3 toples berukuran 11,5x11,5 cm, tinggi toples 6,5 cm , pipa plastik

berwarna bening/putih dengan ukuran diameter 1 cm dan panjang pipet 8 cm, pisau sebagai

alat untuk membuat lubang pada bagian samping toples ,Desain penelitian ini di lakukan

dengan cara membuat lubang pada bagian sisi toples terlebih dahulu, seukuran dengan

diameter pipa yang sudah di sediakan,sisi toples yang di lubangi tidak boleh terlalu besar dan

kecil.Kemudian setelah selesai membuat lubang pada toples, tempatkan toples predator di

bagian atat dan 2 toples tempat hama di bagian bawah

Gambar 6 : Desain Alat Penelitian

Pengambilan Sampel

Serangga uji berupa O. smaradigna, S. litura, dan P. pupillaris diambil langsung dari

lapangan, yaitu kebunan Bahilang, Asian Agri. Predator O. smaradigna yang diambil

dipisahkan antara jantan dan betina. Larva uji S. litura dan P. pupillaris diambil dari

lapangan dan dipisahkan pada stoples berukuran 11,5x11,5 cm pada setiap instar.

Persiapan Media Perlakuan

Media yang digunakan berupa stoples berukuran sedang yang telah diisi pakan berupa daun

kelapa sawit untuk S. litura dan P. pupillaris. Stoples yang digunakan berukuran cm, dan

telah dilengkapi dengan tissue yang dilembabkan pada bagian dasanya, selanjutnya stoples

ditutup dengan menggunakan kain kasa dan diikat dengan menggunakan karet gelang.

Penyediaan Larva SeranggaUji

S. litura dan P. pupillarisyang akan diuji diambil langsung dari perkebunan kelapa

sawit yang berlokasi di kebun Bahilang Asian Agri selanjutnya dilakukan prosese rearing

guna mendapatkan individu yang seragam. Proses pembiakan larva dilakukan di lapangan

dan selanjutnya dipilih dan dipisahkan antara instar 2 dan instar 4.


Penyediaan Predator

Predator O. smaradigna diambil langsung dari lapangan, yaitu dari sekitar pertanaman

kelapa sawit yaitu semut rangrang imago. Selanjutnya dimasukkan dalam toples berukuran

11,5x11,5 cm, Stoples yang digunakan sebelumnya telah diletakkan dedaunan kelapa sawit,

tissue sebagai pakan sementara.

Pengaplikasian

Pengaplikasian tahap I dan II dilakukan dengan memasukkan larva S. litura dan

P.pupillaris instar 2 dan 4 sebanyak 10 ekor dan 5 ekor pada setiap kotak mika transparan

ukuran 22x22x8.5cm yang telah diisi daun kelapa sawit. Selanjutnya predator dimasukkan ke

dalam kotak sesuai dengan bagan kombinasi perlakuan. Predator sebelumnya telah

dipuasakan selama 24 jam.

Pengaplikasian tahap III dilakukan dengan memasukkan S. litura dan P.pupillaris

pada stoples transparan ukuran 6x11 cm yang dihubungkan oleh pipet transparan panjang

6,25 dan diameter 1 cm dan diletakkan pada bagian bawah. Pada stoples S. litura dimasukkan

larva sebanyak 10 ekor dan 5 ekor. P.pupillaris dimasukkan larva sebanyak 10 ekor dan 5

ekor Tujuannya adalah pada perlakuan ini dilakukan uji kairomon terhadap preferensi dari

O.smaradigna..

Parameter Pengamatan

a. Persentase Mortalitas Larva (%)

Pengamatan pada larva S. nitens dan S. litura yang diamati dilakukan selama 8 jam,

dimulai pada pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 20.00. Persentase mortalitas dilakukan

dengan menghitung larva yang mati dengan menggunakan formula dari Fayone dan

Lauge, 1981 dalam Ginting (1996), yaitu :

𝑎
P= x 100%
𝑏

Keterangan :
P = Persentase mortalitas larva

a = Jumlah larva yang dimakan

b = Jumlah larva yang diinvestasikan

b. Lama Predator Mencari Mangsa

Pengamatan lama predator dalam pecarian mangsa dihitung pada saat pertama kali

larva diletakkan di dalam kotak uji.Pengamatan dimuali pada saat predator menemukan

mangsa pertamanya.Pengamatan dimulai pada pukul 08.00 wib sampai pada 20.00 wib.Data

yang diperoleh dinyatakan dalam menit.

c. Lama Penanganan Mangsa

Pengamatan terhadap lama penanganan mangsa dilakukan dengan mengamati

seberapa lama predator memangsa dan menangani larva, dimulai pada saat predator

menemukan larva sampai predator memangsa larva tersebut hingga selesai.Pengamatan

dilakukanselama 12 jam dimulai pukul 08.00 wib sampai 20.00 wib, data yang didaptkan

dinyatakan dalam menit.

f. Uji Preferensi Predator


Pengujian preferensi predator bertujuan untuk melihat kecenderungan dari predator

dalam pemilihan larva yang lebih disukai karena setiap serangga (mangsa) akan

mengeluarkan senyawa kairomon dari dalam tubuhnya. Pengamatan terhadap uji kesukaan ini

dilakukan selama 3 hari.Pengambilan data dilakukan 1 kali dalam 1 hari yang dilakukan

pukul 20.00 wib.Data uji kesukaan predator didapatkan apabila predator masuk ke dalam

stoples yang diisi antara larva S. litura atau P.pupillaris. Pengujian dilakukan dengan

menggunakan model Y-maze bioassays dari Vilela dkk, (1987) dalam Howse dkk, (1998).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Mortalitas Larva (%)

Berdasarkan Gambar 7 diketahui bahwa persentase mortalitas larva tertingggi menunjukkan


bahwa larva pada setiap perlakuan L1 (S. litura instar 2) tidak berbeda nyata menurut uji

duncan 5% terhadap perlakuan L2 (S. litura instar 4) yang menunjukkan pemangsaan lebih

tinggi serta berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan L3 (P. pupillaris instar 2), dan L4

(P. pupillaris instar 4). Hal ini terjadi karena ukuran S. litura yang lebih kecil dibandingkan

dengan P. pupillaris, serta karena adanya perlawanan dari P. pupillaris akibat adanya cairan

seperti lendir yang sangat toksik terhadap predator sedangkan S. litura tidak ada alat sengat

khusus yang terdapat pada morfologi tubuhnya

Berdasarkan Gambar 8 dapat diketahui bahwa semut rangrang prajurit dan pekerja

(P1L1) yang di aplikasikan bersamaan memiliki tingkat predasi yang tinggi terhadap instar

larva uji, selanjutnya diikuti oleh larva instar 4 dengan banyak larva uji 10 ekor (P1L2)

rangrang prajurit instar 2 (P2L1) dan rangrang prajurit instar 2 sebanyak 5 ekor (P2L5)

Lama Predator Mencari Mangsa (menit)

Berdasarkan Gambar 9 diketahui bahwa P.pupillaris instar 2 lebih cepat ditemukan untuk

dimangsa, hal ini dikarenakan P.pupillaris daun kelapa sawit memiliki ukuran yang relatif

lebih kecil dibandingkan dengan S. litura asal tanaman hortikultura.

Lama Penanganan Mangsa (menit)

Berdasarkan hasil sidik ragam diketahui bahwa stadia larva yang diaplikasikan

berpengaruh nyata terhadap lama predator dalam menangani larva. Hal ini dapat dilihat

dalam Tabel 4.

Tabel 4. Rataan lama penanganan mangsa larva uji setiap perlakuan (menit)

Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa O.smaradigna memangsa larva uji tercepat terdapat pada

perlakuan (P1L3) yaitu 4,167 menit dan berbeda nyata terdapat S. litura instar 2 yaitu 10,28 menit dan

P.pupillaris instar 4 yaitu 9,188 menit, selanjutnya perlakuan terlama terdapat pada perlakuan S. litura

instar 2 (P1L1) yang berbeda nyata terhadap perlakuan (P2L4)

Uji Preferensi Predator


Pengujian preferensi predator menggunakan model Y-maze bioassays data kesukaan

predator terhadap larva uji yang dilakukan selama 3 hari (Tabel 5).

Ratan kesukaan O.smaradignaterhadap S. litura dan P.pupillaris.Berdasarkan Tabel 5


diketahui bahwa O.smaradigna yang diinfestasikan pada hari

Nilai mobilitas terendah predator pada hari pertama terdapat pada perlakuan I yakni

(P1L1) dan (P1L4).Pada hari ke 2 diketahui O.smaradigna menemukan mangsanya hanya 5

ekor. Pada hari ke 3 ulangan ke tiga O.smaradigna diketahui lebih agresif dan lebih aktif

yaitu menemukan 7 ekor mangsanya dengan (6) S.litura dan (1) P.pupillaris

Berdasarkan Gambar 11, O.smaradigna lebih menyukai S. litura dengan nilai 30 kotak

uji dimasuki, sedangkan P.pupillaris hanya 3 kotak uji saja. Jika dilihat dari kemampuan

memangsa O.smaradigna terhadap kedua lava uji ini, maka O.smaradigna lebih banyak

memangsa S. litura

KESIMPULAN

Imago O. Smaradigna dapat memangsa sebanyak 7,08 % dari 10 ekor larva uji yang

diinfestasikan dengan mangsa yang lebih banyak dikonsumsi adalah S. litura instar

2.Sedangkan untuk Semut rangrang prajurit dan pekerjadiketahui lebih aktif dalam

memangsa larva uji di bandingkan dengan semut prajurit.Serta untuk uji kesukaan predator

dengan menggunakan Y-maze bioassays diketahui bahwa O. Smaradigna lebih tertarik

terhadap S. Litura dari pada P. pupillaris.

Anda mungkin juga menyukai