Laporan Refleks Dan Sensasi Indra Off I Kel 6 2018
Laporan Refleks Dan Sensasi Indra Off I Kel 6 2018
Laporan Praktikum
Disusun Oleh:
Kelompok 6 / Offering I
Endah Retno Atdha Sari (170342615502)
Farida Ariyani (170342615518)
Muhammad Haidar Amrullah (130342615319)
Mega Berliana (170342615550)
Vina Rizkiana (170342615504)
B. TUJUAN
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai bermacam macam refleks
pada manusia
2. untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indra umum dan
indra khusus
C. DASAR TEORI
Secara tradisi dikatakan bahwa manusia memiliki lima indera, yaitu
peraba, pengecap, pembau, penglihatan dan pendengaran. Pada
kenyataannya setiap indera tersebut melibatkan beberapa sensasi yang lain.
Misalnya indera peraba, melibatkan kemampuan mengenal panas atau
dingin, tekanan dan sakit. (Soewolo, 1999)
Salah satu sifat makhluk hidup yaitu meiliki kemampuan iritabilitas,
untuk merespon stimulus. Pada hewan maupun manusia, respon terhadap
stimuli melibatkan tiga proses : 1) menerima stimulus, 2) menghantarkan
implus, dan 3) respon oleh efektor. (Soewolo, 1999). Sedangkan, menurut
Basuki, dkk (2000) agar terjadi sensasi diperlukan empat saraf: (1) harus
ada rangsangan yang masuk, (2) organ pengindera harus menerima
rangsangan dan mengubahnya menjadi impuls saraf, (3) impuls harus
dihantarkan sepanjang jalur saraf dari sensori ke otak, (4) bagian otak yang
menerima harus menerjemahkan impuls menjadi sensasi.
Indera merupakan juataan reseptor sistem saraf, beberapa reseptor
ini merupakan suatu struktur yang amat khusus, yang lain sederhana berupa
serabut-serabut telanjang (Basuki, 1988). Sedangkan menurut Basuki
(2000) menyatakan bahwa sebuah reseptor sensori (indera) mempunyai
struktur sederhana yang berupa dendrit dari sebuah neuron tunggal atu
sebuah oegan kompleks, seperti mata yang berisi neuron khusus, epitelim,
jaringan ikat. Semua reseptor sensori berisi dendrite dari neuron sensori.
Sebagian besar impuls sensori dihantarkan menuju area sensori dari korteks
serebral. Disinilah suatu stimulus menghasilkan sensasi.
Reseptor indera sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang, dan
terdapat dalam kulit,tulang,sendi, dan organ-organ viseral.Ada dua
macamsensasi sakit yaitu sensasi sakit somatik dan sensasi sakit
viseral.Sensasi sakit somatik,terjadi bila reseptor rasa sakit dalam kulit,
tulang ,persendian,otot, dan tendon mendapat rangsangan. Reseptor sakit
somatik merespon stimuli mekanik dan kimia (Soewolo,2005)
Telinga terdiri atas tiga bagian : telinga luar , telinga tengah, dan
telinga dalam . Telinga dalam merupakan tempat dua sistem sensori yang
berbeda yaitu koklea yang mengandung reseptor yangmampu mengubah
gelombang bunyi menjadi impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar, dan
organ vestibular yang mengandung alat-alat keseimbangan .Dalam proses
mendengar membran timpani berfungsi menerima getaran suara luar , yang
selanjutnya diteruskan ke telinga dalam melalui tulang-tulang pendengaran
. Stapes akan berhubungan dengan telinga dalam melalui jendela lonjong (
fanestra ovalis). Telinga dalam terdiri atas koklea dan organ vestibular
.Koklea merupakan saluran yang berbentuk seperti rumah siput , yang di
dalamnya berisi organ korti sebagai reseptor getaran . Sedangkan organ
vestibular terdiri dari dua bagian yaitu : saluran setengahlingkaran ( kanalis
semisirkularis ) . dan vestibulum. Pada pangkal setiap saluran setengah
lingkaran terdapat penggelembungan yang disebut sebagai ampula.Di dalam
ampula ini terdapat keseimbangan dinamis yang disebut krista ampularis
atau krista. Vestibulum terdiri atas dua bagian , yaitu sakulus dan utrikulus
yang didalamnya terdapat keseimbangan statis yang disebut makula
akustika atau makula (Soewolo,2005)
Alat
Pemukul karet
Gelas piala (100cc)
Penggaris
Gelas ukur
Kapas
Sari jeruk (nutrisari)
Kertas pH
Kertas hisap
Ijuk
Penggaris
Meteran
Pensil
Jarum pentul
Pinset
Timer
Kertas manila
Tabung reaksi
Bahan
Air
Es batu
Gula pasir
Larutan gula
Larutan kina
Larutan garam dapur
Larutan cengkeh
Wortel
Kentang
Apel
Bawang merah
E. PROSEDUR KERJA
a. Refleks Patella
Memukul ligamentum
Subyek duduk dengan
patellaris dengan pemukul
kedua kaki terjuntai bebas
karet
b. Refleks Achilles
Subyek duduk di
kursi
Mendekatkan sedekat
mungkin sedikit
kapas ke kornea mata
subyek
d. Refleks Fotopupil/Cahaya
Mengukur diameter
pupil subyek
sebelum diberi
perlakuan
Subyek melihat
Mengukur diameter
suatu pbyek yang
pupilnya
berjarak ± 6 m
Subyek mengalihkan
Mengukur diameter pandangan pada
pupilnya obyek yang dekat ±
20 cm
f. Refleks Konvergensi
Subyek memusatkan
pandangan pada Mengamati posisi
suatu obyek yang kedua bola mata
jauh
Subyek mengalihkan
Mengamati posisi pandangan pada
kedua bola mata obyek di dekat mata
secara tiba-tiba
g. Refleks Menelan
Menelan saliva di
dalam mulut secara Mengamati apa yang
berturut-turut selama terjadi
20 detik
h. Refleks Salivari
Mengukur pH saliva
Mengumpulkan saliva dengan menempelkan Mengukur volume dan
dari mulut ke dalam
kertas pH pada ujung pHnya
gelas piala kecil
lidah
j. Reseptor Sentuh
k. Reseptor Sakit
l. Menentukan Propioreseptor
Subyek menutup mata,
merentangkan tangan kanan sejauh
Menulis huruf X dengan menghadap mungkin di belakang tubuhnya,
papan tulis kemudidan dengan cepat membawa
jari telunjuk ke ujung hidungnya,
menghitung keberhasilannya
m. Bintik Buta
n. Proyeksi Binokular
Subyek memasukkan
Pengamat memegang
pensil ke dalam tabung
tabung reaksi vertikal
reaksi, mengamati
dengan lubang di atas
hasilnya
p. Adaptasi Olfaktori
q. Reseptor Gustatori
Subyek membersihkan Subyek membersihkan
Pengamat meletakkan lidahnya, kemudian lidahnya, mengulangi
butiran gula pasir pada perlakuan diulang dengan menggunakan
ujung lidah subyek dan
mencatat waktunya dengan menggunkan nutrisari pada ujung dan
kina dan garam dapur sisi lidah
Pengamat mencatat
Mengulangi perlakuan
waktu seberapa lama
dengan menggunakan
dapat mengecap rasa
setetes larutan gula
manis
Subyek mengeringkan
lidahnya, menutup mata
Mencatat data dalam tabel
dan menjepit hidungnya
dengan nostril tertutup
Mendekatkan sebuah
timer pada telinga Mendekatkan timer ke
subyek yang terbuka, telinga subyek
satu garis lurus dengan perlahan
telinga
Meletakkan telinga
timer 2 meter lebih
Menjauhkan timer dari
jauh dari jarak terjauh
telinga perlahan
bunyi masih dapat
didengar subyek
t. Penghantaran Suara
u. Tes Romberg
v. Kanalis Semisirkularis
Subyek duduk di
Mencatat sensasi
atas kursi putar,
yang dialami
kaki bertumpu di
subyek
sandaran kaki
KETAJAMAN a. Subyek
SUMBER BUNYI menutup mata Jarak terjauh 1 : 1,15 m
dan satu
lubang telinga Jarak terjauh 2 : 1,20 m
dengan kapas
b. Pengamat
mendekatkan
sebuah timer
pada telinga
subyek yang
terbuka.
Usahakan agar
telinga satu
garis lurus
c. Jauhkan timer
dari telinga
perlahan-lahan
d. Letakkan timer
2 meter lebih
jauh dari jarak
terjauh bunyi
yang masih
dapat didengar
subyek
e. Dekatkan
timer ke
telinga subyek
perlahan lahan
f. Ukur jarak
terjauh bunyi
mulai
terdengar
subyek.
Apakah jarak
sama?
Mengapa
mana? mendenging
d. Tutup salah
satu telinga,
dimana letak
sumber suara?
e. Tutup kedua
telinga,
dimana
sumber bunyi?
f. Letakkan
garputala yang
bergetar diatas
kepala
g. Bila sudah
tidak terdengar
suara,
pindahkan
garputala di
dekat telinga
h. Bagaimana
hasilnya?
Praktikum kali ini membahas tentang sensasi indera dan refleks pada
manusia. Pada percobaan reflek patella perlakuan pertama, yaitu subyek tidak
melakukan apa-apa dan duduk dengan kaki terjuntai, percobaan ke-1 dan kedua
refleks subyek baik dan pada percobaan ke- 3 hasil refleks subyek kurang baik.
Perlakuan kedua, subyek mengerjakan penjumlahan 3 digit angka, percobaan
pertama dan kedua refleks subyek baik, sedangkan pada percobaan ketiga refleks
subyek sangat baik. Perlakuan ketiga, sunyek disuruh untuk menarik tangan yang
jari jarinya bertautan satu sama lain, percobaan pertama refleks subyek baik
sedangkan pada percobaan kedua dan ketiga subyek tidak menunjukkan adanya
refleks.
Pada percobaan refleks Achilles, pada perlakuan respons kaki ditekuk,
tendon Achilles kanan dan kiri subyek tidak menunjukkan adanya refleks, namun
terasa sakit akibat dipukul dengan pemukul karet. Sedangkan pada perlakuan respns
kaki rileks, tendon kanan dan kiri subyek menunjukkan adanya respon, sehingga
telapak kaki subyek menendang kea arah belakang
Refleks kornea mata subyek saat didekatkan sedekat mungkin dengan
kapas adalah berkedip.
Diameter pupil sebelum diberiperlakuan mengenai rfleks fotopupil cahaya
adalah sebesar 0,5 cm, setelah mata tertutup selama 2 menit dan disinari cahaya
flash handphone diameter pupil berubah menjadi 0,3 cm
Pada refleks akomodasi pupil subyek diminta untuk melihat objek sejauh 6
meter. Diameter pupil normal subjek adalah 0,6 cm namun setelah melihat benda
berjarak 6 m diameter pupil subyek adalah sebesar 0,5 cm, dan pada saat subyek
melihat benda dekat dengan jarak 20 cm dari mata, diameter pupilnya adalah 0,6
cm.
Untuk mengetahui refleks konvergensi, subyek diminta untuk memuatkan
pandangannya pada suatu obyek maka kedua bola mata subyek berada tepat di
tengah, dan ketika subyek mengalihkan pandangan, mata kiri subyek condong ke
kanan dan mata kanan subjek tetap di tengah.
Pada percobaan refleks menelan lidah subyek kasat/kering setelah menelan
saliva 20 detik berturut-turut, lidah subyek masih terasa basah setelah memasukkan
sejumlah air ke dalam mulut.
Pada percobaan refleks salivary, subyek yang tidak menelan selama 20
menit memiliki vlume saliva 20 ml dengan pH=8, namun saat ditetesi jeruk pH nya
= 4. Setelah tidak menelan selama 2 menit, volume saliva subyek adalah 2 ml
dengan pH=4.
Pada uji pembeda dua titik, jarak terpendek kedua jarum pentul adalah 0,4
cm, jarak terpendek pada sisi hidung adalah 0,4 cm, pada sisi punggu lengan 1,1
cm, dan pada sisi belakang leher 1,5 cm.
Setelah dibuat petakan 2,5 cm dengan 25 petak kecl pada reseptor sentuh,
subyek merasakan semua sentuhan saat pengamat menekan ijuk pada petak kecil
tersebut.
Sedangkan pada percobaan reseptor sakit, subyek terlebih dahulu
dikompres kulitnya, kemudian subyek merasakan semua sentuhan/ sakit pada
seluruh petak kecil yag ditekan jarum.
Dalam menentukan propioreseptor, diperoleh R1 = 0,5 cm, R2= 1 cm, dan
R3= 1,3 cm, sehingga rata-rata nya yaitu 0,93 cm. ktika subyek menunjuk jari
tengah tangan kiri menggunakan telujuk tangan kanan dengan mata tertutup, subyek
berhasil sebanyak 6 kali dan 4 kali gagal. Sedangkan ketika subyek merentangkan
tangan kanan sejauh mungkin di belakang tubuhnya dan dengan cepat membawa
jari telunjuk ke ujung hidupnya, subyek berhasil sebanyak 7 kali dan gagal
sebanyak 3 kali.
Pada uji bintik buta, posisi pada mata kanan, letak bitnik buta subyek
cm, mata kiri = 44 cm, mata kanan =45 cm, mata kiri =44 cm,
a. Refleks Patella
b. Refleks Achilles
c. Refleks Kornea
d. Refleks Fotopupil/Cahaya
f. Refleks Konvergensi
Percobaan dilakukan dengan subyek memusatkan pandangan pada suatu
obyek yang jauh. Hasil menunjukkan bahwa posisi kedua bola mata tepat di
tengah dan terfokus pada satu benda. Hal ini disebut dengan single
binocular vision yang dapat mengarahkan cahaya dari suatu benda jatuh
pada titik-titik sesuai (corresponding points). Hal ini disebabkan karena
cahaya yang datang relatif sejajar dan dapat langsung melewati pupil dan
sampai ke titik sesuai pada retina sehingga posisi kedua bola mata tepat di
tengah (Soewolo, 2000).
Percobaan kedua yaitu subyek mengalihkan pandangan pada obyek di dekat
mata. Hasil menunjukkan bahwa posisi bola mata kiri, condong ke kanan
sedangkan mata kanan tepat di tengah. Menurut teori apabila benda
didekatkan ke mata, kedua bola mata diputar ke arah medial sehingga
bayangan jatuh pada titik sesuai. Hal ini disebut konvergensi bola mata.
Hasil belum sesuai teori disebabkan saat mendekatkan benda terlalu tiba-
tiba sehingga bola mata refleks berputar tidak ke arah yang seharusnya
(Soewolo, 2000).
g. Refleks Menelan
h. Refleks Salivary
j. Reseptor Sentuh
Percobaan dengan membuat petak ukuran 2,5 cm pada punggung lengan
yang kemudian dibagi menjadi 25 petak kecil yang akan ditekan ijuk pada
setiap petaknya. Hasil menunjukkan bahwa seluruh petak kecil merasakan
sentuhan. Menurut teori reseptor yang bertanggungjawab terhadap sensasi
sentuhan adalah ujung saraf telanjang dan ujung saraf berkapsul. Pada ujung
saraf berkapsul terdapat reseptor berkapsul yaitu badan Meissner, yang
terletak di dalam dermis yang merupakan mekanoreseptor yang merespon
sentuhan ringan. Terdapat mekanoreseptor lain yaitu cawan Merkel yang
berada di ujung saraf telanjang yang terletak pada lapisan luar kulit dan
menerima stimulus sentuhan ringan juga. Sentuhan ijuk dapat terasa karena
sentuhan dan tekanan yang diberikan ke kulit sama sehingga dapat diterima
oleh reseptor cawan Merkel dan dapat diteruskan ke otak sehingga dapat
dihasilkan sensasi sentuhan (Soewolo, 2000).
k. Reseptor Sakit
Percobaan dengan membuat petak yang sama seperti uji reseptor sentuhan
yang dikompres dengan es batu selama 5 menit dan menekan ujung jarum
pada permukaan kulit pada tiap petak. Hasil menunjukkan bahwa seluruh
petak merasakan sensasi sakit. Menurut teori, reseptor sakit terdapat di
ujung saraf telanjang di dalam kulit dan organ dalam. Ada 2 tipe sensasi
sakit yaitu sensasi sakit somatik dan viseral. Pemberian es pada permukaan
kulit mengurangi pembengkakan dan rasa sakit dari jarum pentul. Sensasi
sakit disebabkan oleh reseptor sakit somatik yang merespon stimulus
mekanik dan kimia. Rasa sakit somatik akibat stimulus disebut dengan
supervikal somatik pain (Soewolo, 2000).
l. Menentukan Propioreseptor
m. Bintik Buta
n. Proyeksi Binokuler
Percobaan dengan membuat dua lubang dengan jarak sama dengan kedua
pupil dan memegangnya 30 cm di depan mata dengan latar belakang cahaya
terang. Melihat kedua lubang dengan mata kiri lubang kiri dan mata kanan
lubang kanan. Mendekatkan karton ke arah mata perlahan sampai nampak
satu lubang dan setelahnya menutup salah satu mata. Hasil menunjukkan
pada jarak 2,5 cm nampak satu lubang dan pada saat mata ditutup terlihat
dua lubang kembali. Menurut teori penglihatan bikoluer adalah pengilhatan
yang menggunakan kedua mata secara serentak sehingga bayangan akan
tepat jatuh ke retina. Hasil yang diperoleh sama dengan teori dimana ketika
kertas didekatkan terlihat satu lubang pada jarak 2,5 cm, sedangkan pada
saat salah satu mata ditutup terlihat dua lubang kembali. Hal ini dikarenakan
penglihatan binokuler akan bekerja apabila kedua mata digunakan secara
serentak (Basoeki, 1988).
Percobaan dengan subyek menutup salah satu mata sambil memegang salah
satu pensil dan memasukkan pensil ke dalam tabung reaksi dengan 10 kali
percobaan. Hasil menunjukkan dari 10 kali percobaan hanya 3 kali
percobaan yang berhasil masuk ke dalam tabung reaksi. Menurut Basoeki
(1988 ), hal ini terjadi karena ketika subyek menutup salah satu mata maka
permukaan refraktif mempunyai daya bias yang kurang untuk
membelokkan cahaya agar fokus pada retina sehingga fokus penglihatan
juga berkurang. Selain itu mata juga akan lebih cepat mengalami kelelahan.
Pentingnya penglihatan binokuler adalah untuk mempertajam dan
memperfokus benda yang dilihat subyek.
p. Adaptasi Olfaktori
Percobaan dengan menutup mata dan satu nostril dengan kapas, memegang
sebotol minyak cengkeh di bawah nostril yang terbuka. Hasil menunjukkan
pada jarak 6 cm mulai tercium dan pada jarak 8 cm sudah tidak tercium.
Menurut teori, proses stimulus reseptor pembau akan terganggu apabila
keadaan nostril juga terganggu, seperti pilek sehingga kerja reseptor
olfaktori terganggu juga (Soewolo, 2000).
q. Reseptor Gustatori
Percobaan dengan meletakkan butiran gula pasir, larutan gula, kina, garam
dapur dan nutrisari pada ujung lidah dan mencatat waktunya. Hasil
menunjukkan bahwa pada penaburan gula pasir lidah dapat mengecap pada
detik 27,86, pada larutan gula 2,75, pada kina 5,5, pada garam dapur 4,39,
dan pada nutrisari 5,8. Menurut teori, lidah manusia mengandung kuncup-
kuncup pengecap yang merupakan reseptor rasa (papila) pada permukaan
atas lidah. Zat makanan yang terkandung dapat mencapai kuncup pengecap
melalui lubang pengecap (taste pores). Kuncup pengecap terdiri atas 2 sel,
sel penyokong dan sel reseptor. Pada ujung sel reseptor yang menghadap
lubang pengecap dilengkapi mikrofili yang disebut rambut gustatori. Sel-sel
tersebut langsung berhubungan dengan dendrit saraf yang menghantarkan
impuls ke otak. Semua bahan amatan dapat masuk ke dalam kuncup
pengecap dan impuls sampai ke otak. Apabila bahan amatan berwujud cair
maka sel pengecap akan lebih cepat merespon impuls karena bentuk
molekulnya yang lebih kecil (Soewolo, 2000).
Percobaan dengan subyek menutup mata dan satu lubang telingan dengan
kapas, mendekatkan sebuah timer pada telinga subyek yang terbuka dan
menjauhkan timer secara perlahan. Meletakkan timer 2 m lebih jauh dari
jarak terjauh bunyi yang masih dapat didengar subyek dan mendekatkan
timer perlahan ke subyek. Hasil menunjukkan pada jarak terjauh pertama
1,15 m dan jarak terjauh kedua 1,20 m. Menurut teori, bunyi yang didengar
mempunyai frekuensi yang berbeda dari yang tinggi dan rendah. Membran
basilaris pada koklea mempunyai struktur yang berbeda untuk fungsi yang
berbeda. Ketika bunyi menjauhi telinga frekuensi tinggi menuju rendah
sehingga membran basilaris yang tinggi adalah yang menerima frekuensi
tinggi, sedangkan ketika bunyi mendekati telinga membran basilaris yang
bekerja adalah yang menerima frekuensi rendah. Karena struktur membran
basilaris yang lebar dan fleksibel akan mengakibatkan bunyi yang
frekuensinya rendah dapat didengar walau masih jauh (Soewolo, 2000).
t. Pengahantaran Suara
u. Tes Romberg
Percobaan dengan subyek berdiri tegak dengan kedua kaki merapat, kedua
tangan di samping tubuh selama 5 menit dan memperhatikan goyangan
tubuhnya, menutup mata dan mengulanginya. Hasil menunjukkan pada saat
mata terbuka, tubuh bergoyang pada detik ke 36 sedangkan pada saat mata
tertutup, tubuh bergoyang pada detik ke 10. Menurut teori, manusia
memiliki dua macam alat keseimbangan, yaitu alat keseimbangan dinamis
(krista ampularia) dan keseimbangan statis (makula akustika). Setiap
makula akustika terdiri dari sekumpulan sel-sel reseptor yang strukturnya
mirip reseptor paa krista ampularis. Meskipun reseptor dalam saulus dan
utrikulus pada dasarnya sama, namun masing-masing berorientasi terhadap
arah yang berbeda, dalam utrikulus pada setiap sisi kepala, sebagian rambut
sel reseptor akan terdepolarisasi dan sebagian yang lain hiperpolarisasi. Sel
yang terdepolarisasi akan membebaskan neurotransmitter yang selanjutnya
diikuti terjadinya impuls pada ujung saraf sensoris untuk diteruskan ke pusat
keseimbangan otak. Hasil sesuai dengan teori yaitu ketika mata terbuka
subyek dapat berdiri tegak lebih lama daripada mata tertutup, hal ini
dikarenakan makula akustika dapat emndeteksi posisi tubuh sehingga
informasi dari aparatus vestibularis disalurkan ke nukleus vestibularis di
batang otak dan menyebabkan tubuh tetap seimbang. Penglihatan juga
mempunyai peran penting yaitu untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak
tubuh dengan lingkungan sekitar sehingga tubuh dapat beradaptasi dengan
baik (Soewolo, 2000).
v. Kanalis Semisirkularis
J. DAFTAR RUJUKAN
Afrina, Chismirina, S., dan Amirza, N.S. 2014. Perubahan Ph Saliva Sebelum Dan
Sesudah Mengkonsumsi Buah Pisang Ayam (Musa Acuminata
Colla) Pada Mahasiswa FKG Unsyiah Angkatan 2014. Cakradonya Dent
J; 10(1): 44-48. Aceh : Universitas Syah Kuala
Basoeki&Soedjono. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Manusia.
IMSTEP JICA: Malang.
K. LAMPIRAN
Gambar 3. (a) Refleks Patella, (b) pH hasil dari Refleks Salivary, (c)
Penghantaran Suara, (d) Reseptor Sentuh