Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Persalinan adalah suatu proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi pada uterus
yang menyebabkan perubahan pada serviks yakni membuka dan menipis. Proses
persalinan terdiri dari 4 kala yaitu kala I, kala II, kala III, dan kala IV. Kala I
merupakan kala yang terdiri dari 2 fase yakni fase laten dan fase aktif, dimana
waktu untuk pembukaan serviks pada kala ini yakni sampai menjadi pembukaan
lengkap 10 cm. Kala II meliputi proses pengeluaran janin, sewaktu uterus dengan
kekuatan his dan juga kekuatan mengedan mendorong janin hingga lahir. Kala III
adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc, serta yang terakhir adalah kala IV yakni
kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap perdarahan post partum.3

Persalinan prematur adalah persalinan kurang bulan dengan usia


kehamilan sebelum 37 minggu atau dengan berat janin kurang 2500 gram.4
Persalinan preterm ditandaai perubahan serviks dan disertai kontraksi uterus yang
teratur sebanyak 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali dalam 60 menit yang terjadi di
usia kehamilan sebelum 37 minggu.4 Insidensi persalinan preterm adalah 5-10%
dari persalinan. Persalinan prematur penyumbang angka mortalitas dan morbiditas
pada bayi yang sangat tinggi. Hal ini dapat disebabkan karena sistem organ yang
belum matur seperti pada bagian organ paru,jantung dan otak. Persalinan preterm
meningkat pada remaja dan ibu di atas 30 tahun. Insidensi persalinan preterm
lebih tinggi terjadi pada kehamilan pertama.4 Kejadian persalinan prematur masih
tinggi di negara-negara maju terutama di Amerika Serikat dimana kejadian
persalinan prematur pada tahun 2013 sebesar 11,39% dan Eropa bervariasi antara
5% sampai 7 % dari total persalinan dan sebagian besar persalinan premature
terjadi secara spontan sekitar 40-45%, Sedangkan karena indikasi ibu dan janin
sekitar 30-35%, sisanya 25-30% didahului dengan ketuban pecah premature.4
Penyebab persalinan prematur sebelum usia gestasi 37 minggu pada sebuah studi
populasi kehamilan tunggal yang dilakukan di NICHD Maternal-Fetal Medicine
Units Network sekitar 20% kelahiran prematur diindikasikan disebabkan oleh
preeklamsia (45%), gawat janin (27%), pertumbuhan janin terhambat 9 (10%),
ablasio plasenta (7%) dan kematian janin sebesar (7% ). Sisanya 72% disebabkan
persalinan prematur spontan atau tanpa pecah ketuban.4

Setelah persalinan, masa postpartum merupakan tantangan bagi banyak ibu


yang baru melahirkan. Pemulihan dari proses melahirkan, belajar menjadi orang
tua, dan mengurus diri sendiri membutuhkan banyak energi. Menderita anemia
pada masa postpartum dapat membuat proses ini menjadi lebih sulit. Anemia
terjadi jika kadar hemoglobin dalam darah rendah yaitu kurang dari 10 g/dl.
Hemoglobin merupakan pembawa oksigen dalam sel darah merah. Jika terjadi
gangguan sistem transportasi oksigen, maka akan menyebabkan tubuh sulit untuk
bekerja.5 Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anemia pada Ibu pasca
persalinan, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik ibu pada saat sebelum hamil,
selama kehamilan, persalinan, dan periode postpartum. Meningkatnya risiko ini
sebagian disebabkan tingginya insiden terhadap postpartum hemorage, kelahiran
perabdominal, dan makrosomia pada wanita yang obesitas serta kondisi
kekurangan zat besi.6

Laporan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini terdiri atas laporan


kunjungan ke rumah pasien dengan diagnosis G1P0000 33 Minggu 4 Hari Tunggal
Hidup Partus Kala II. Serta pembahasan mengenai faktor-faktor biologis,
psikologis, dan sosial pasien yang berperan terhadap kondisi kehamilan serta
persalinan pasien ke depannya. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat
menambah pengetahuan dan pemberian informasi yang benar pada pasien,
keluarganya maupun masyarakat.

2
DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-


KR; 2008.
2. Wiknjosastro GH, Saifuddin AB, Rachimhadhi T. Ilmu Kebidanan, Edisi.
7. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
3. Sofian A. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri
Patologi, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.
4. Cunningham. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2013
5. Caughlan S. Post-Partum Anemia: Can Prenatal Supplements Prevent It?.
2009 Terdapat
pada:http://www.motherandchildhealth.com/Prenatal/prenatal.htm
6. Bodnar LM, Cogswell ME, McDonald T. Have we forgotten the
significance of postpartum iron deficiency? American Journal of Obstetric
and Gynecology. 2005;193:36-44.

Anda mungkin juga menyukai