Anda di halaman 1dari 14

IPTEK-KOM, Vol. 19 No.

2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

Potret Media Informasi Kesehatan


Bagi Masyarakat Urban di Era Digital

The Portrait of Media Health Information


For Urban Community in The Digital Era

Ditha Prasanti
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Jl Raya Jatinangor – Sumedang KM 21 Bandung

dithaprasanti@gmail.com

Naskah diterima: 26 Agustus 2017, direvisi: 14 November 2017 disetujui: 6 Desember 2017

ABSTRAK

Pada era modern ini, setiap individu dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
mengakses berbagai macam informasi yang dibutuhkan secara online. Hal ini
terjadi berkat kecanggihan teknologi yang melahirkan adanya media digital.
Informasi kesehatan selalu dibutuhkan karena menjadi kebutuhan primer bagi
masyarakat. Hal ini tentu tidak terlepas dari beragamnya media informasi
kesehatan yang digunakan oleh setiap kalangan masyarakat. Apalagi di era
modern ini, ada beragam kemudahan akses informasi yang bisa diperoleh oleh
masyarakat urban. Hasil penelitian tentang media informasi kesehatan bagi
masyarakat urban di era digital meliputi hal-hal berikut (1) Proses pencarian
informasi kesehatan melalui media informasi kesehatan yang digunakan
masyarakat urban ialah media televisi, media online/ situs portal website yang
kredibel tentang informasi kesehatan, dan media sosial berupa sharing info dari
Whatsapp Group, LINE Group, dan BBM Group. (2) Adapun hambatan yang
dirasakan oleh masyarakat urban dalam mengakses media informasi tersebut
ialah hambatan psikologis yang berupa rasa khawatir akan informasi kesehatan
tersebut bersifat hoax dan adanya hambatan semantik berupa penggunaan
bahasa ilmiah atau istilah medis yang tidak mudah dimengerti.

Kata Kunci: media, informasi, kesehatan, masyarakat urban

ABSTRACT

In the modern era, every individual is required to have the ability to access various
kinds of information needed online. This happens through technological advances
that gave birth to the existence of digital media. Health information is always
needed because it becomes a primary need for the community. This is certainly can
not be separated from the variety of health information media used by every
community. More specifically in the modern world, there are numerous ease of
access to information that can be found by urban community. The study indicates

| 149
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

that: (1) The urban community seeks health-related information via television,
health and medical websites and social media i.e. information sharing from
Whatsapp Group, LINE Group, and BBM Group; (2) The perceived barriers to
accessing information media are psychological barriers, i.e concerns over fake
health news and linguistic barriers, i.e. the use of scientific language or medical
terms that is difficult to understand.

Keywords: Media, Information, Health, Urban Society

PENDAHULUAN dalam era globalisasi, penyebaran informasi


dilakukan dengan cepat dan mudah.
Sudah selayaknya, setiap individu Perkembangan teknologi menjadi hal yang
memperhatikan faktor kesehatan sebagai melatarbelakangi kondisi tersebut. Pada
kebutuhan primer dalam kehidupannya. Hal zaman dahulu, informasi hanya bisa
inilah yang menuntut manusia mencari didapatkan jika kita bertemu dengan orang
berbagai macam informasi kesehatan yang yang akan memberikan informasi. Dewasa
dibutuhkannya. Dulu, nenek moyang kita ini, informasi sangat mudah didapatkan
mampu bertahan hidup tanpa adanya melalui internet, televisi dan radio. Cepatnya
terpaan informasi dari media. Cara penyebaran informasi menjadi peluang
tradisional dan alami pun menjadi pilihan masyarakat untuk dapat meningkatkan
utama untuk menunjang faktor kesehatan pengetahuan. Namun, tidak hanya peluang,
anggota keluarga. Namun fenomena ini penyebaran informasi yang cepat juga dapat
belum tentu terjadi di era sekarang. menjadi tantangan masyarakat untuk
Realita yang terjadi saat ini mendapatkan informasi yang tepat
memperlihatkan perkembangan informasi (Mochamad, Badra, & Yuli, 2012).
yang menyebar kian cepat begitu saja ke Bagi lingkungan perkotaan yang
ranah publik. Penyebaran informasi yang dengan mudah mendapatkan fasilitas dan
cepat ini pun terjadi karena adanya beragam juga informasi kesehatan, tentu tingkat
media informasi yang dapat diakses oleh kesadaran akan pentingnya kesehatan relatif
siapapun secara online. Informasi kesehatan lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah
pun bisa diakses dengan mudah, tidak hanya pinggiran maupun pelosok.
melalui media cetak dan media elektronik, Seperti yang kita ketahui bersama
melainkan juga dalam media baru. Namun, bahwa Indonesia adalah negara kepulauan
permasalahannya ialah akurasi kebenaran dengan banyak sekali penyebaran
dari informasi kesehatan tersebut dan fakta masyarakat di beberapa wilayah dengan
yang menunjukkan apakah benar bahwa kondisi sosial budaya yang berbeda-beda.
masyarakat urban saat ini dapat dengan Sosialisasi kesehatan pada seluruh wilayah
mudah menggunakan media informasi Indonesia bukan pekerjaan yang mudah. Jika
kesehatan tersebut. Potret media informasi hanya mengandalkan pemangku jabatan
kesehatan inilah yang diteliti penulis, (stake holder) untuk bertindak, tentu
khususnya terkait dengan beragamnya akselerasi untuk mencapai Indonesia sehat
media informasi yang digunakan serta akan sangat lama sehingga konsep jaringan
kesulitan dalam mengakses media informasi komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan
kesehatan tersebut. misi tersebut. Beruntungnya di Indonesia,
Realita tersebut juga ditegaskan oleh jaringan komunikasi sudah mampu mencapai
penelitian yang telah dilakukan oleh pelosok-pelosok nusantara dari Sabang
Mochamad, Badra, dan Yuli (2012) bahwa sampai Merauke dengan menggunakan

150 |
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

karya teknologi nirkabel sehingga jaringan individu yang diperoleh melalui informasi
komunikasi yang tersedia tersebut bisa kesehatan, tetapi tidak disebutkan mengenai
dimanfaatkan untuk proses penyebaran potret dari media informasi tersebut.
informasi kesehatan bagi masyarakat secara Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh
aktif, mandiri, dan bertanggung jawab Mochamad, Badra, dan Yuli (2012) juga
(Buyung, 2015). berbicara tentang penyebaran informasi
Informasi kesehatan juga akan yang begitu cepat saat ini menjadi tantangan
menjadi hal yang penting ketika individu bagi masyarakat generasi sekarang.
tersebut mengalami kondisi sakit. Adanya Dalam hal ini, jelas ada perbedaan
sifat subjektifitas konsep sakit ini menjadi yang signifikan untuk mempertegas urgensi
peluang bagi masuknya kajian berdasarkan pentingnya penelitian yang dilakukan oleh
perspektif ilmu komunikasi, khususnya jika penulis ini. Ketiga penelitian terdahulu di
menggunakan batasan komunikasi atas hanya membahas tantangan masyarakat
intrapersonal sebagai proses individu dalam menghadapi arus informasi kesehatan;
menggali cara-cara yang di dalamnya proses penyembuhan individu yang
pemaknaan kesehatan yang dinyatakan, diperoleh melalui informasi kesehatan; serta
diinterpretasi dan dipertukarkan. Sebuah kecanggihan teknologi yang membantu
proses investigasi interaksi dan strukturasi penyebaran informasi kesehatan kepada
simbolik dalam diri sendiri dikaitkan dengan masyarakat. Sementara itu, penelitian yang
kesehatan. Berdasarkan konteksnya, self- dilakukan penulis ini membahas tentang
healing merupakan sebuah kajian yang potret beragam jenis media informasi
masuk dalam bidang komunikasi kesehatan. kesehatan khusus bagi kalangan masyarakat
Komunikasi kesehatan mengarah pada urban serta hambatan yang dirasakan dalam
jalannya proses komunikasi dan pesan yang mengakses informasi kesehatan dalam
menyelimuti isu kesehatan (Salisah, 2011). media tersebut. Disinilah letak posisi
Jika dicermati dari fakta tersebut, penelitian penulis yang jelas berbeda dan
penulis semakin tertarik untuk meneliti belum ditemukan dari penelitian
media informasi kesehatan, khususnya bagi sebelumnya.
masyarakat urban, yaitu masyarakat yang Penelitian ini bertujuan untuk
tinggal di daerah perkotaan. Pada era mengetahui potret media informasi
modern ini, setiap individu dituntut untuk kesehatan yang digunakan dalam mencari
memiliki kemampuan dalam mengakses informasi kesehatan bagi masyarakat urban
berbagai macam informasi yang dibutuhkan di era digital, serta hambatan yang dirasakan
secara online. Hal ini terjadi berkat dalam mengakses media informasi
kecanggihan teknologi yang melahirkan kesehatan bagi masyarakat urban di era
adanya media digital. digital.
Jika diamati dari berbagai penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari
terdahulu yang relevan dengan penelitian konsep komunikasi kesehatan. Penulis
penulis ini, ada perbedaan yang signifikan sangat tertarik pada fokus kajian komunikasi
menguatkan pentingnya penelitian yang kesehatan, karena sebagai kebutuhan
dilakukan penulis ini. Penelitian sebelumnya primer, penulis ingin mengetahui berbagai
yang dilakukan oleh Buyung (2015) hal yang berhubungan dengan konsep
membahas kecanggihan teknologi yang terapeutik dan komunikasi kesehatan. Oleh
dimanfaatkan untuk proses penyebaran karena itu, pada penelitian kali ini, penulis
informasi kesehatan bagi masyarakat secara mengangkat masalah komunikasi kesehatan,
aktif, mandiri, dan bertanggung jawab. yang berjudul “Potret Media Informasi
Penelitian yang dilakukan oleh Salisah (2015) Kesehatan bagi Masyarakat Urban di Era
mengarah kepada proses penyembuhan Digital”.

| 151
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

Masalah kesehatan dan masalah Definisi-definisi tersebut


penyakit, tidak semata-mata bersumber dari menggambarkan bagaimana isu kesehatan
kelalaian individu, kelalaian keluarga, diinformasikan untuk dapat mempengaruhi
kelalaian kelompok atau komunitas. keputusan dan mengubah perilaku individu
Kebanyakan penyakit yang diderita individu atau komuniti. Dalam definisi itu tidak
maupun penyakit yang ada di komunitas dijelaskan kesehatan sebagai sebuah konsep
masyarakat pada umumnya bersumber dari yang juga harus dipahami secara luas.
ketidaktahuan dan kesalahpahaman atas Pertukaran informasi kesehatan
berbagai informasi kesehatan yang diterima. sebagai bagian dari upaya pelayanan
Komunikasi kesehatan mencakup kesehatan masih terus diupayakan di
pemanfaatan jasa komunikasi untuk Indonesia. Namun, saat ini pelayanan
menyampaikan pesan dan mempengaruhi kesehatan dalam pandangan orang awam
proses pengambilan keputusan yang masih berpusat pada tindakan kuratif dan
berhubungan dengan upaya peningkatan rehabilitatif sehingga cenderung mengarah
dan pengelolaan kesehatan oleh individu pada paradigma sakit bukan paradigma
maupun komunitas masyarakat. Selain itu, sehat. Peningkatan kesehatan tersebut dapat
komunikasi kesehatan juga meliputi kegiatan diupayakan dengan kegiatan promosi
menyebarluaskan informasi tentang kesehatan sebagai revitalisasi pendidikan
kesehatan kepada masyarakat agar tercapai kesehatan. Dengan promosi kesehatan, tidak
perilaku hidup sehat, menciptakan hanya proses penyadaran masyarakat atau
kesadaran, mengubah sikap dan pemberian dan peningkatan pengetahuan
memberikan motivasi pada individu untuk masyarakat tentang kesehatan saja, tetapi
mengadopsi perilaku sehat yang juga adanya upaya bagi perubahan perilaku
direkomendasikan menjadi tujuan utama (Rodiah, Lusiana, & Agustine: 2016).
komunikasi kesehatan (Rahmadiana, 2012). Hambatan komunikasi antara pasien
Komunikasi kesehatan didefinisikan dan pihak medis, seperti yang dibahas oleh
dengan beragam sesuai dengan tujuan yang Schiavo (2010 : 110) meliputi tingkat
ingin dicapai dalam proses komunikasinya. pendidikan, tingkat literasi kesehatan,
Tujuan komunikasi kesehatan untuk bahasa, perbedaan budaya, usia,
memberi informasi dan mempengaruhi keterbatasan kognisi, jargon kesehatan yang
keputusan individu atau komunitas, terlihat sulit dipahami, penyakit akibat stres dan
dalam definisi yang diberikan oleh New ketidak seimbangan kekuatan (power) antara
South Wales Department of Health, pasien dan penyelenggara kesehatan.
Australia: Tingkat pendidikan pasien yang rendah
“Health communication is a key berimplikasi pada kemampuan komunikasi
strategy to inform the public about health verbal (bahasa). Dengan keterbatasan
concerns and to maintain important health berbahasa, ditambah dengan keterbatasan
issues on the public agenda” (Schiavo, 2007). waktu yang tersedia ketika berkomunikasi
Sementara itu, definisi komunikasi dengan pihak medis, membuat pasien tidak
kesehatan yang lain bertujuan untuk dapat mengembangkan keterampilannya
merubah perilaku dapat dilihat dari definisi dalam pertukaran informasi, yaitu pencarian
yang disampaikan oleh Clift dan Freimuth informasi, penetapan informasi dan
dalam Schiavo bahwa pengujian informasi (Cegala dan Broz, dalam
“health communication, like health Thompson dkk., 2003 : 105).
education, is an approach which attempts to Dalam studi yang lain tentang
change a set of behaviors in a large scale komunikasi kesehatan, juga ditunjukkan
target audience regarding a specific problem proses penyebaran informasi kesehatan
in a predefined period of time” (2007:9). melalui media. Hasil penelitian yang

152 |
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

dilakukan Sri, Salma, dan Pulungan (2007) terkait penyebaran informasi gaya hidup
menyatakan bahwa ilmu kesehatan modern sehat. Hasil penelitiannya menunjukkan
semakin mengutamakan isu pencegahan. bahwa Food Combining sebagai inovasi di
Sosialisasi isu tersebut semakin menemukan bidang kesehatan memiliki wujud sebagai
bentuk serta cara-cara efektif. Salah satunya, gagasan yang harus disebarkan kepada
penyebaran informasi kesehatan melalui masyarakat. Penyebaran informasi ini dapat
media massa cetak. Sebagai alat pendidikan dipusatkan pada tiga aspek, yaitu
non formal, media massa memiliki potensi karakteristik inovasi, saluran/ media
mengubah perilaku pihak-pihak yang informasi, dan rentang waktu adopsi.
berhubungan dengannya. Salah satu pihak Penyebaran informasi tentang Food
yang paling dominan adalah pembaca. Combining yang dilakukan melalui seminar,
Dengan demikian, melalui sifatnya sebagai dalam bentuk komunikasi kelompok, lalu
alat pendidikan, media massa cetak mampu dimuat dalam artikel di media cetak berupa
mengubah pola pikir dan pola tindakan majalah, surat kabar, merupakan bentuk
pembaca (Sri, Salma, & Pulungan, 2007). komunikasi massa (Ratnasari, 2008).
Hasil studi penelitian yang dilakukan Penelitian tersebut juga memperlihatkan
Dadan Mulyana (2002) menunjukkan adanya peran dari media sebagai saluran
penggunaan media televisi sebagai media penyebaran informasi kesehatan.
penyebaran informasi kesehatan. Menurut Penggunaan media informasi yang
Dadan Mulyana (2002), dewasa ini informasi lain juga disampaikan Yustisa, Aryana, dan
kesehatan sering ditayangkan melalui Suyasa (2014). Dalam penelitiannya
televisi, baik televisi milik pemerintah dinyatakan bahwa penggunaan leaflet,
maupun swasta. Penayangan informasi yang poster, film, dan power point adalah contoh
berkaitan dengan materi kesehatan media yang lazim digunakan dan diharapkan
disampaikan baik secara tidak langsung dapat menarik minat anak-anak usia sekolah
terselip dalam isi berita, sinetron, dan dialog, dasar sehingga mampu menumbuhkan
atau secara langsung melalui iklan. Hasil perilaku hidup sehat (Yustisa, Aryana, &
penelitian Dadan Mulyana (2002) ini Suyasa, 2014).
menunjukkan bahwa penayangan informasi Penelitian yang lain tentang peran
kesehatan melalui televisi berpengaruh media informasi dalam pelayanan kesehatan
terhadap sikap ibu-ibu rumah tangga juga dilakukan oleh Norhana, Arifin, dan
mengenai hidup sehat dan keluarga Yulidasari (2016). Penelitian itu menyatakan
Andriani dan Arum (2016) melakukan bahwa faktor yang mendasari ibu dalam
penelitian yang serupa tentang remaja dalam pemilihan penolong persalinan baik oleh
mengakses media untuk informasi tenaga kesehatan maupun non tenaga
kesehatan. Hasil penelitiannya juga kesehatan antara lain dipengaruhi oleh
menunjukkan bahwa media massa baik cetak faktor sosial ekonomi, pendidikan,
maupun elektronik mempunyai peranan pengetahuan, pekerjaan, pendapatan,
yang cukup berarti untuk memberikan dukungan keluarga, keterjangkauan
informasi tentang pengetahuan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan, serta sosial
reproduksi khususnya bagi para remaja. budaya. Seorang ibu menjadi lebih mudah
Sebagai sebuah sarana teknis, media massa mengakses pelayanan kesehatan dari bidan.
memungkinkan terlaksananya sebuah proses Seorang ibu pun telah mendapat
komunikasi baik itu informasi, pesan maupun pengetahuan yang cukup tentang persalinan
pengetahuan kepada tujuan sasarannya yang aman pada tenaga kesehatan baik dari
(Andriani & Arum, 2016). media informasi maupun dari bidan itu
Ratnasari (2008) juga melakukan sendiri serta dari keluarga (Norhana, Arifin,
penelitian di bidang komunikasi kesehatan & Yulidasari, 2016).

| 153
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

Media merupakan salah satu menyatakan bahwa studi kasus merupakan


komponen komunikasi, yaitu sebagai suatu inkuiri empiris yang menyelidiki
pembawa pesan dari komunikator menuju fenomena di dalam konteks kehidupan
komunikan (Criticos, 1996). Sementara itu, nyata, bilamana batas-batas antara
pengertian informasi, secara umum, adalah fenomena dan konteks tidak tampak dengan
data yang sudah diolah menjadi suatu tegas dan dimana multi sumber bukti
bentuk lain yang lebih berguna yaitu dimanfaatkan (Yin, 2002: 18). Studi kasus
pengetahuan atau keterangan yang merupakan strategi yang lebih cocok bila
ditujukan bagi penerima dalam pengambilan pokok pertanyaan suatu penelitian
keputusan, baik masa sekarang atau yang berkenaan dengan how atau why, bila
akan datang (Gordon B. Davis, 1990: 11). penulis hanya memiliki sedikit peluang untuk
Maka, pengertian dari media informasi dapat mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan
disimpulkan sebagai alat untuk diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya
mengumpulkan dan menyusun kembali terletak pada fenomena kontemporer (masa
sebuah informasi sehingga menjadi bahan kini) di dalam konteks kehidupan nyata (Yin,
yang bermanfaat bagi penerima informasi. 2002: 18).
Adapun penjelasan Sobur (2006), media Data primer diperoleh dari pihak-
informasi adalah “alat-alat grafis, fotografis pihak terkait langsung dengan penelitian
atau elektronis untuk menangkap, yang terdiri dari:
memproses, dan menyusun kembali 1) Hasil pengamatan atau observasi
informasi visual”. terhadap perilaku informan pada
penelitian tentang media informasi
kesehatan keluarga bagi masyarakat
METODE urban;
2) Hasil wawancara langsung secara
Metode penelitian kualitatif studi mendalam dari informan penelitian
kasus adalah metode yang paling pas untuk tentang media informasi kesehatan
mengungkapkan tentang media informasi keluarga bagi masyarakat urban.
kesehatan keluarga bagi masyarakat urban di Penulis menggunakan teknik-teknik
era digital. Dengan menggunakan pemeriksaan keabsahaan sebagai berikut.
pendekatan ini penulis juga dapat 1) Ketekunan Pengamatan
memberikan pandangan yang komprehensif Ketekunan pengamatan di lapangan
dan mendalam mengenai media informasi yang dilakukan penulis dimaksudkan untuk
kesehatan. Creswell (1998: 61) memperoleh derajat keabsahan yang tinggi.
mendefinisikan studi kasus dengan: Pengamatan dilakukan secara
“A case study is an exploration of a nonparticipant, yaitu penulis melakukan
“bounded system” or a case (or multiple mengamati kegiatan komunikasi tanpa ikut
cases) over time through detailed, in-depth berperan serta.
data collection involving multiple sources of 2) Trianggulasi
information rich in context.This bounded Trianggulasi yang dilakukan penulis
system is bounded by time and place, and it ialah triangulasi sumber data, yaitu
is the case being studied—a program, an membandingkan data hasil pengamatan
event, an activity, or individuals. Multiple dengan data hasil wawancara.
sources of information include observations, 3) Pengecekan sejawat
interviews, audio-visual material, and Pengecekan sejawat dilakukan
documents and reports”. melalui diskusi dengan berbagai kalangan
Definisi lain mengenai studi kasus yang memahami masalah penelitian.
diungkapkan oleh Robert K. Yin. Yin Pengecekan sejawat dilakukan dengan ahli

154 |
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

medis, terkait informasi kesehatan yang Dwi mengaku merasakan dampak


akurat. positif dan negatif dari media yang
4) Kecukupan refensial digunakannya. Dalam hal ini, media
Kecukupan refensial dilakukan informasi yang menjadi pilihannya adalah
dengan memperbanyak referensi yang dapat Whatsapp, BBM dan LINE. Menurut Dwi, dia
menguji dan mengoreksi hasil penelitian merasa lebih nyaman jika berkomunikasi
yang dilakukan, baik referensi yang berasal melalui Whatsapp dengan dokter pribadi
dari orang lain maupun referensi yang anaknya, karena dapat bertanya kapanpun
diperoleh selama penelitian. tentang perkembangan kesehatan anaknya.
3) Kna, 35 tahun, ibu rumah tangga,
Bandung
HASIL DAN PEMBAHASAN Informan ketiga tersebut merupakan
ibu rumah tangga, tinggal di salah satu kota
Berdasarkan hasil observasi dan besar juga, Bandung. Meskipun sebagai ibu
wawancara yang dilakukan, penulis rumah tangga, Kna adalah pengguna aktif
menghasilkan temuan baru yang menarik media informasi untuk mencari tahu
tentang “Potret Media Informasi Kesehatan informasi kesehatan bagi keluarganya.
bagi Masyarakat Urban pada Era Digital”. Kna aktif dalam menggunakan media
Dalam proses wawancara yang telah sosial Whatsapp dan situs portal online
dilakukan, penulis melakukan teknik analisis tentang kesehatan dalam mencari berbagai
data dengan metode trianggulasi data dan informasi kesehatan tentang diri dan
pengecekan sejawat kepada dokter sebagai keluarganya.
pakar kesehatan yang mengetahui informasi 4) Sti, 38 tahun, tenaga pendidik, Bandung
kesehatan yang akurat dan faktual. Informan keempat itu merupakan
Dalam penelitian ini, penulis tenaga pendidik. Dalam hal ini, penulis
menggunakan teknik sampling purposive, melakukan trianggulasi data, yaitu mengecek
yakni memilih informan sesuai dengan pada narasumber ahli bidang media
kebutuhan penulis. Penulis memilih mengenai berbagai hal yang disampaikan
informan yang berasal dari keluarga urban, para informan utama. Sti merupakan tenaga
yang tinggal di beberapa wilayah kota besar, pendidik/ akademisi di salah satu PTN
sebagai berikut: sekaligus juga pengguna aktif media dalam
1) Adn, 36 tahun, wanita karir, Jakarta pencarian sumber informasi kesehatan.
Informan pertama ini merupakan 5) Rn, 33 tahun, tenaga medis, Cilegon
pengguna aktif media sosial, sebagai bagian Informan kelima, merupakan tenaga
dari masyarakat urban yang tinggal di kota medis. Dalam rangka melakukan trianggulasi
besar, Jakarta. data, penulis mewawancarai Rn yang berasal
dari Jakarta tetapi saat ini tinggal di Cilegon,
Media informasi yang digunakannya dan juga sebagai pengamat informasi
untuk mencari tahu tentang kesehatan kesehatan di media massa.
adalah media televisi, media sosial Whatsapp
Group, LINE, dan instagram. Potret Media Informasi Kesehatan
2) Dwi, 31 tahun, wanita karir, Jakarta Informan pertama penulis, And,
Informan kedua tersebut merupakan seorang wanita karir yang tinggal di salah
wanita karir juga yang tinggal di kota besar satu kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta.
Jakarta. Sebagai bagian dari masyarakat Sebagai bagian dari masyarakat urban, And
urban, Dwi tergolong pengguna aktif media menceritakan beragam jenis media informasi
informasi, khususnya untuk mencari kesehatan yang biasa digunakan untuk
informasi kesehatan.

| 155
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

memenuhi kebutuhannya tentang informasi kesehatan di Whatsapp Group, BBM Group,


kesehatan. dan LINE.
“Kalo gak pake media sekarang tuh, “Betul sih, aku juga pake media
udah pasti bakal ketinggalan info. Sama juga digital buat browsing informasi seputar
sih dengan informasi kesehatan ya, gue lebih kesehatan. Apalagi setelah aku nikah dan
suka pake media digital buat nyari informasi punya anak, aku ngerasa kebantu banget
kesehatan. Era sekarang kan dikit-dikit dengan kehadiran media digital ini. Kalau
browsing or googling ya, kalo gue biasanya pengen tau soal resep masakan aja kan bisa
pake situs portal khusus tentang kesehatan, browsing ya, hehe… untuk informasi
kayak misalnya h**s**t.com. Tapi gue juga kesehatan, aku juga lebih suka browsing
masih suka cari informasi di tv kok, kalo lagi dulu, baca artikel online ya di situs portal
di rumah sih kan bisa sambil nonton tv ya. tentang kesehatan itu. Kalo anak aku sakit,
Nah bedanya, kalau media digital ini emang aku langsung browsing dulu, buka situs
udah kayak sebuah keharusan aja, kalo portal itu, baru kalo urgent, kita mutusin
pengen tau gejala penyakit, ya gue langsung buat langsung dating ke dokter. Kalau
buka situs portal ini. Cara lainnya, gue juga ditanya soal media lain, palingan aku pake
suka diskusi sama temen-temen dokter ya di medsos ya, Whatsapp, BBM, dan LINE ini
Whatsapp Group, LINE, dan instagram. Gak wadah informasi kesehatan juga.”
dipungkiri sih, media saat ini ngebantu Dalam pernyataannya, informan
banget buat gue ya. Kalau di keluarga gue, kedua ini menggarisbawahi adanya media
gejala sakit bisa dideteksi ya dengan digital utama dan pendukung, yang
bantuan media juga, sebelum ke dokter, ya digunakan sebagai sarana pemenuhan
browsing dulu.” kebutuhan informasi kesehatan. Media
Berdasarkan penuturan And tersebut, informasi utamanya ialah situs portal
penulis dapat melihat adanya jenis media kesehatan, sedangkan media pendukungnya
informasi kesehatan yang beragam adalah Whatsapp, BBM, dan LINE. Ketika
digunakan oleh And untuk memenuhi ditanya tentang televisi, menurut Dwi, dia
kebutuhannya terkait informasi kesehatan. jarang menonton televisi karena
Sebagai masyarakat urban yang tinggal di kesibukannya.
Jakarta, And merasakan dampak positif Begitupun halnya dengan Kna,
dalam kehidupannya. menurutnya informasi kesehatan dapat
Media informasi kesehatan yang dengan mudah diakses secara online melalui
digunakan And adalah situs portal online media digital. Menurut Kna, dia juga lebih
yang menyajikan beragam informasi memilih situs portal kesehatan sebagai
kesehatan, Whatsapp Group, LINE, media informasi yang menyajikan beragam
Instagram, dan televisi, sebagai media info yang dibutuhkan. Jawaban yang
pelengkap tentang informasi kesehatan. diberikan Kna hampir mirip dengan Dwi,
Dwi, masyarakat urban ini pun khususnya terkait informasi kesehatan bagi
memberikan pemaparannya tentang media anggota keluarganya. Kna mengakui bahwa
informasi kesehatan yang biasa dia mengandalkan media digital ini untuk
digunakannya sehari-hari. Jika dicermati dari informasi kesehatan.
ceritanya, Dwi memiliki pendapat yang sama Ketika ditanya mengenai alasan
dengan And, bahwa media informasi memilih situs portal, Kna menjelaskan bahwa
kesehatan yang digunakannya adalah situs ia menggunakan situs portal kesehatan tidak
portal tentang kesehatan, sebagai media asal-asalan, yaitu dengan mencari yang
utama. Media pendukung lainnya adalah sumbernya kredibel, salah satunya adalah
percakapan dengan rekan di bidang dokter yang terlibat dalam penyampaian
informasi di situs tersebut.

156 |
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

Berdasarkan penuturan dari ketiga meminimalisir informasi kesehatan yang


informan tersebut, penulis dapat melihat hoax belaka.
potret media informasi kesehatan yang Ketika penulis mewawancarai
digunakan oleh masyarakat urban di era informan terakhir, Rn, ahli kesehatan,
digital. Dalam rangka menghasilkan seorang dokter yang merupakan bagian dari
penelitian yang lebih baik, penulis pun masyarakat urban, beliau menegaskan
melakukan teknik analisis data, yaitu dengan pernyataan yang sama dengan Sti. Menurut
metode trianggulasi. Penulis mewawancarai Rn, sebagai seorang tenaga medis,
informan lain, yaitu dokter sebagai ahli disampaikan bahwa sebagai masyarakat
kesehatan; dan tenaga pendidik di bidang urban, sebaiknya kita juga tidak mudah
komunikasi massa sebagai ahli/ pengamat percaya dengan maraknya informasi
media. kesehatan yang beredar dengan cepat berkat
Sti, seorang tenaga pendidik yang media digital.
juga merupakan pengamat media ini, Menurutnya, belum tentu informasi
memberikan jawaban yang berbeda dengan kesehatan yang diperoleh melalui media itu
ketiga informan penulis sebelumnya. benar karena kondisi tubuh setiap orang
“Media digital berkembang semakin berbeda-beda. Misalnya, postingan atau
pesat saat ini, ya pasti ada efek positif dan broadcast message di Whatsapp dan BBM
efek negatif-nya. Nah, kita semua disini, group, ini merupakan contoh yang paling
sebagai pengguna media juga punya andil sering terjadi belakangan ini.
besar dalam menentukan perkembangan “Sebaiknya kita membiasakan diri
media tersebut. Kalau saya pribadi sih, saya untuk tidak langsung menyebarkan informasi
gak mengandalkan informasi kesehatan dari tersebut, walaupun dengan embel-embel
media semata, kenapa? Karena saya info kesehatan penting, kan belum tentu info
khawatir jika informasi itu hoax. Ya, itu benar, bisa jadi hoax. Jadi, kalau menurut
meskipun narasumber nya dokter, saya sih saya, perlu adanya self control dalam
lebih percaya datang langsung ke dokter menggunakan media informasi kesehatan.”
pribadi saya atau menghubungi beliau via Komunikasi kesehatan mencakup
whatsapp atau telepon. Ya itu tadi, semua pemanfaatan jasa komunikasi untuk
informasi bisa beredar cepat karena menyampaikan pesan dan memengaruhi
perkembangan media saat ini. Jadi, untuk proses pengambilan keputusan yang
mengantisipasi informasi kesehatan yang berhubungan dengan upaya peningkatan
hoax itu, saya gak menjadikan media digital dan pengelolaan kesehatan oleh individu
sebagai acuan utama. Saya akan langsung maupun komunitas masyarakat. Selain itu,
mencari informasi kesehatan dari sumber komunikasi kesehatan juga meliputi kegiatan
kredibel yang tepat dan terpercaya.” menyebarluaskan informasi tentang
Pernyataan informan tersebut kesehatan kepada masyarakat agar tercapai
berbeda dengan ketiga informan perilaku hidup sehat, menciptakan
sebelumnya. Sti menegaskan bahwa dia kesadaran, mengubah sikap dan
tidak menggunakan media digital sebagai memberikan motivasi pada individu untuk
sumber informasi kesehatan yang utama, mengadopsi perilaku sehat yang
meskipun dari situs portal kesehatan yang direkomendasikan menjadi tujuan utama
narasumbernya adalah dokter. Sti lebih komunikasi kesehatan (Rahmadiana, 2012).
memercayai informasi kesehatan yang Jika mencermati konsep komunikasi
berasal langsung dari dokter pribadinya, atau kesehatan yang disampaikan oleh
teman kerabatnya yang berpengalaman Rahmadiana (2012), penulis melihat adanya
tentang informasi kesehatan tersebut. Hal ini proses komunikasi kesehatan yang dilakukan
merupakan upaya yang dilakukannya untuk oleh para informan dalam penelitian ini,

| 157
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

termasuk di dalamnya kegiatan proses komunikasi kesehatan baik dari aspek


menyebarluaskan informasi tentang komunikasi dokter/petugas kesehatan-
kesehatan tersebut kepada orang lain. Untuk pasien, maupun untuk mengoptimalkan
mengimbau orang lain, atau keluarga kemampuan pasien dalam mengakses,
terdekat agar menerapkan perilaku hidup mengolah dan memahami informasi dari
sehat, tentu bukanlah dengan cara berbagai media.
menyebarluaskan informasi kesehatan yang Dalam bagian inilah, penulis melihat
masih belum jelas kebenarannya atau hoax adanya penguatan data tentang urgensitas
belaka. Inilah temuan menarik dalam penelitian yang dilakukan penulis. Hadisiwi
penelitian yang telah dilakukan penulis. (2017) menyampaikan pentingnya
Berdasarkan konsep pengertian dari optimalisasi media penyebaran informasi
media informasi, yang diambil dari Sobur kesehatan, di mana hal inilah yang relevan
(2006), dapat disimpulkan bahwa media dengan topik kajian penulis.
informasi sebagai alat untuk mengumpulkan Dalam penelitian ini, penulis
dan menyusun kembali sebuah informasi menemukan bahwa penggunaan media
sehingga menjadi bahan yang bermanfaat informasi kesehatan sangat menentukan
bagi penerima informasi. Sobur (2006) konteks atau isi pesan yang disampaikan
menjelaskan pula bahwa media informasi oleh media tersebut. Jika dibandingkan
adalah “alat-alat grafis, fotografis atau dengan penelitian terdahulu lainnya,
elektronis untuk menangkap, memproses, Norhana, Arifin, dan Yulidasari (2016)
dan menyusun kembali informasi visual”. menjelaskan peran media informasi dalam
Konsep tentang media informasi pelayanan kesehatan ditinjau dari faktor
tersebut juga memperkaya hasil penelitian sosial, ekonomi, dan budaya. Hal ini jelas
penulis yang menyatakan adanya sangat berbeda dengan penelitian penulis
penggunaan media informasi kesehatan yang yang memperkaya hasil temuan tentang
dilakukan oleh masyarakat urban di era kajian komunikasi kesehatan. Khususnya
digital ini, yaitu media sosial dan situs portal dalam hal media informasi kesehatan bagi
kesehatan atau website tentang informasi masyarakat urban saat ini. Penulis menyadari
kesehatan. Media sosial seperti Whatsapp bahwa seharusnya kita juga mengetahui
dan BBM yang digunakan untuk menerima dampak dari era digital ini, bagi masyarakat
dan menyebarluaskan kembali informasi urban, ternyata media informasi kesehatan
kesehatan yang diperoleh. Namun, dalam pun berubah, tidak seperti zaman dahulu.
penelitian ini, para informan memilih situs Hal ini penting untuk diketahui agar siapa
portal tentang kesehatan dengan sumber pun kita harus mengantisipasi segala jenis
yang kredibel dan terpercaya. Artinya, ada informasi kesehatan yang berkembang
kesadaran dari diri informan untuk melalui media digital.
menyaring informasi kesehatan yang benar,
bukan sembarang menerima informasi Hambatan dalam Menggunakan Media
kesehatan, yang sifatnya hoax belaka. Informasi Kesehatan
Penulis pun mengkaji dari hasil Berdasarkan hasil pengamatan dan
pemikiran Hadisiwi (2017) mengenai wawancara yang dilakukan kepada para
pelayanan kesehatan dan informasi informan, penulis dapat menyimak adanya
kesehatan yang kurang efektif sering hambatan dalam menggunakan media
dikaitkan dengan buruknya mutu layanan informasi kesehatan tersebut.
kesehatan atau penyampaian informasi dan Sebagaimana telah disampaikan oleh
penggunaan media yang kurang tepat. Schiavo (2010 : 110) bahwa hambatan dalam
Literasi kesehatan menjadi kajian yang perlu komunikasi kesehatan itu meliputi tingkat
dikembangkan untuk mengoptimalkan pendidikan, tingkat literasi kesehatan,

158 |
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

bahasa, perbedaan budaya, usia, kecewa dan perasaan takut yang


keterbatasan kognisi, jargon kesehatan yang menyebabkan ketidakpercayaan, hambatan
sulit dipahami, penyakit akibat stres dan ekologis atau fisik yaitu tempat yang kurang
ketidakseimbangan kekuatan (power) antara memadai serta efek dari suara hujan, dan
pasien dan penyelenggara kesehatan. hambatan antropologis atau semantik yang
1) Hambatan Psikologis berupa perbedaan bahasa antara
Sti dan Rn, kedua informan penelitian komunikator dan khalayak yang berakibat
ini telah menggiring penulis dalam pada dan ketidakpahaman khalayak
menghasilkan temuan baru tentang terhadap pesan-pesan yang disampaikan
penelitian ini. Potret media informasi (Nurdianti: 2014).
kesehatan bagi masyarakat urban di era Bahkan, konsep teoritis dari
digital ini, tidak selamanya membuat hambatan psikologis ini juga disampaikan
khalayak menggantungkan segala kebutuhan oleh Effendy (2009) yang menyebutkan
informasinya kepada media. adanya hambatan psikologis dan sosial yang
Siti dan Rn menjelaskan adanya mengganggu proses komunikasi. Misalnya
hambatan psikologis, yaitu rasa khawatir, komunikan yang masih trauma karena
cemas, dan tidak mudah percaya dengan tertimpa musibah bencana alam.
informasi kesehatan yang diberikan oleh Jika dari konsep tersebut dianalisis,
media. Kekhawatiran ini sangat beralasan jelas bahwa hambatan psikologis pun
karena untuk meminimalisasi informasi memang terjadi dalam penelitian yang telah
kesehatan yang bersifat hoax (bohong) dilakukan penulis. Hal itu dijelaskan juga
belaka. dalam penelitian Nurdianti (2014), yaitu
Konsep tentang hambatan psikologis hambatan psikologis yang terjadi adalah
ini pun dijelaskan oleh Nurdianti (2014) berupa rasa kecewa dan perasaan takut yang
dalam penelitiannya yang membahas menyebabkan ketidakpercayaan.
tentang apa saja yang menjadi faktor Penulis melihat peristiwa yang
hambatan komunikasi dalam sosialisasi dialami informan penelitian ini ketika Siti dan
program Keluarga Berencana (KB) pada Rn bercerita tentang kekhawatiran dan rasa
masyarakat Kebon Agung – Samarinda. takutnya jika menerima informasi kesehatan
Komunikasi merupakan prasyarat terjadinya yang sembarangan dan tidak jelas
interaksi, yang salah satu tujuannya ialah sumbernya itu adalah hoax. Hal ini
merubah sikap khalayak. Satu cara untuk menyebabkan Siti dan Rn pun menjadi
menanamkan pengertian dan mengubah sangat berhati-hati ketika menerima dan
sikap ialah dengan sosialisasi. Dalam menyebarluaskan informasi kesehatan dalam
perjalanannya, sosialisasi ini tidak selalu media sosial.
berjalan lancar, ada beberapa hambatan 2) Hambatan Semantik/ Bahasa
atau kesulitan-kesulitan yang ditemui selama Kna dan Dwi, informan yang
sosialisasi tersebut berjalan. Dalam proses menggunakan media digital dalam
sosialisasi pada umumnya akan disampaikan pemenuhan kebutuhan informasi
sejumlah pesan-pesan kepada komunikan, kesehatannya ini, menceritakan bahwa
dengan harapan komunikan tersebut hambatan yang dialaminya adalah adalah
menjadi paham dengan pesan tersebut hambatan semantik. Hal ini terkait dengan
dengan tujuan untuk mempengaruhi bahkan istilah, bahasa ilmiah/ medis/ kedokteran
mengubah sikap. Salah satu contohnya ialah yang disebutkan dalam situs portal
dalam hal sosialisasi program Keluarga kesehatan, yang sulit untuk dimengerti.
Berencana (KB). Hasil penelitian ini Alhasil, informasi kesehatan yang diperoleh
menunjukkan bahwa hambatan komunikasi pun tidak memuaskan.
tediri dari hambatan psikologis yaitu rasa

| 159
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

Nurdianti (2014) menyampaikan Penggunaan jargon kesehatan yang


dalam hasil penelitiannya, jika hambatan sulit dipahami jelas menjadi hambatan
sosiologis-antropologis-psikologis terdapat semantik dalam penelitian ini, karena adanya
pada pihak komunikan, maka hambatan informan yang mengalami langsung
semantis terdapat pada diri komunikator. peristiwa ini. Tetapi lain halnya, jika jargon
Faktor semantis menyangkut bahasa yang kesehatan tersebut diuraikan dengan
dipergunakan komunikator sebagai “alat” penjelasan, ilustrasi gambar, dan bahasa
untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya yang mudah dimengerti oleh masyarakat
kepada komunikan. Demi kelancaran luas, tentu siapa pun penerima informasinya,
komunikasinya seorang komunikator harus bisa memahami dengan baik dan benar.
benar-benar memperhatikan gangguan
semantis ini, sebab salah ucap atau tulis
dapat menimbulkan salah pengertian PENUTUP
(misunderstanding) atau salah tafsir
(misinterpretation) yang pada gilirannya bisa Dalam hasil penelitian ini, penulis
menimbulkan salah komunikasi menemukan adanya jenis media informasi
(miscommunication). kesehatan yang digunakan masyarakat
Jika dikaitkan dengan pembahasan urban adalah media online situs portal yang
yang disampaikan Schiavo (2010: 110), kredibel tentang informasi kesehatan
hambatan semantik ini bisa juga dikatakan sebagai media informasi utama; media sosial
dengan hambatan adanya jargon kesehatan berupa sharing info dari Whatsapp, LINE,
yang sulit dipahami. Hal itu disebabkan dan BBM Group; serta televisi sebagai media
adanya keterbatasan kognisi yang dimiliki elektronik, yang dijadikan media informasi
oleh setiap individu. Misalnya saja, informan pendukung bagi masyarakat urban terkait
menceritakan tentang ketidakpahamannya tentang informasi kesehatan.
pada istilah medis yang digunakan dalam Selain itu, penulis juga menemukan
media informasi kesehatan tersebut adanya hambatan yang dirasakan oleh
sehingga menimbulkan hambatan bagi masyarakat urban dalam mengakses media
dirinya untuk memahami makna dari informasi kesehatan tersebut adalah
informasi kesehatan tersebut. hambatan psikologis berupa rasa khawatir
Dalam kajian penelitian yang lain jikalau informasi kesehatan tersebut bersifat
berjudul Cross Cultural Health hoax/ bohong belaka dan hambatan
Communication, Mulyana (2004) semantik/ istilah medis berupa jargon
memberikan pencerahan bagi penulis kesehatan yang tidak mudah dimengerti.
tentang hambatan komunikasi kesehatan Oleh karena itu, penelitian ini
yang lain, di mana penggunaan menegaskan bahwa saat ini media informasi
semantik/bahasa mengenai jargon kesehatan yang digunakan oleh kalangan
kesehatan di setiap negara tentu akan masyarakat urban menjadi semakin
menghambat kelancaran proses komunikasi bervariasi. Meskipun bervariasi, penulis
tersebut. Penelitian tersebut mempertegas menemukan adanya hambatan yang dimiliki
hasil penelitian yang dilakukan penulis masyarakat urban dalam mengakses
bahwa terdapat hambatan semantik/bahasa informasi kesehatan dalam media tersebut.
dalam menggunakan media informasi Perkembangan media informasi yang dialami
kesehatan. Penulis melihat dalam penelitian masyarakat saat ini, ternyata memberikan
yang dilakukan penulis adanya hambatan dampak perubahan mengenai penggunaan
semantik/bahasa yang terjadi bagi media informasi yang signifikan dengan
masyarakat urban, khususnya dalam hal karakteristik masyarakat tersebut. Salah
menggunakan media informasi kesehatan. satunya ialah fokus penelitian penulis yaitu

160 |
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

potret media informasi kesehatan bagi Pembangunan Kesehatan Di Indonesia”.


kalangan masyarakat urban. Prosiding Komunikasi, 1(1) (2017).
Berdasarkan hasil penelitian yang Andriani, Harni, dan Yasnani Arum. “Hubungan
telah dilakukan ini, penulis ingin memberikan Pengetahuan, Akses Media Informasi
Dan Peran Keluarga Terhadap Perilaku
saran bahwa sebagai bagian dari masyarakat
Seksual Pada Siswa Smk Negeri 1 Kendari
urban, yang dekat dengan jangkauan akses
Tahun 2016”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
perkembangan informasi, sebaiknya kita Kesehatan, Universitas Halu Oleo.
memiliki self control dalam menerima Irawadi, Buyung. “Media Informasi Kesehatan
informasi yang diperoleh dari media agar Bagi Masyarakat Menengah Berbasis Sms
dapat meminimalisir informasi kesehatan Gateway”. Jurnal Informatika. 9(1) (2015)
yang bersifat hoax (bohong/ tidak benar). Rahmadiana, Metta. “Komunikasi Kesehatan:
Selain self control, sebaiknya kita juga Sebuah Tinjauan”. Jurnal Psikogenesis.
melakukan cross check kepada narasumber 1(1) (2012).
yang kompeten dan kredibel di bidang Nurmansyah, Mochamad Iqbal, Badra Al-Aufa,
kesehatan, misalnya dokter, perawat, bidan, dan Yuli Amran. “Peran Keluarga,
Masyarakat Dan Media Sebagai Sumber
ataupun tenaga kesehatan lainnya.
Informasi Kesehatan Reproduksi Pada
Mahasiswa”. Jurnal Kesehatan
Reproduksi. 3(1) (2013).
DAFTAR PUSTAKA Moch Nazir. Metode Penelitian. Jakarta: PT
Salemba, 2003.
Ratnasari, Anne. “Komunikasi Kesehatan: Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian
Penyebaran Informasi Gaya Hidup Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Sehat”. Jurnal Mediator. 9(1) (2008). Karya, 2005.
Norhana, Asyifa, Syamsul Arifin, dan Fahrini _____________. “Cross-Cultural Health
Yulidasari. “Hubungan Tempat Persalinan Communication.” MediaTor (Jurnal
Dan Jenis Penolong Persalinan Dengan Komunikasi). (2004): 349-358.
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Di Salisah, Nikmah Hadiati. “Komunikasi Kesehatan:
Puskesmas Martapura”. Jurnal Publikasi Perlunya Multidispliner dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat Indonesia. 3(2) Komunikasi”. Jurnal Ilmu Komunikasi.
(2016). 1(2) (2011).
Cresswell, John W. Research Design, Qualitative Nurdianti, S. R. “Analisis Faktor-faktor Hambatan
& Quantitative Approaches. Yogyakarta: Komunikasi Dalam Sosialisasi Program
Pustaka Pelajar, 2001. Keluarga Berencana Pada Masyarakat
Criticos. “Media”. Gordon B.Davis (1990) (11) Kebon Agung-Samarinda”. Jurnal Ilmu
“Pengertian Informasi “Heinich Komunikasi, 2 (2014): 145-159.
et.al.(2002); Ibrahim, (1997); Ibrahim Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta:
et.al., (2001) “Definisi Media Informasi”, PT Raja Grafindo Persada, 2007.
1996. Yustisa, Putu Fanny., I Ketut Aryana., dan I
Mulyana, Dadan. “Pengaruh Terpaan Informasi Nyoman Gede Suyasa. “Efektivitas
Kesehatan di Televisi terhadap sikap Penggunaan Media Cetak dan Media
Hidup Sehat Keluarga”. Jurnal Mediator Elektronika dalam Promosi Kesehatan
3(2) (2002). Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan
Wahyuni, Endang Sri, Ma’mun Sarma, dan Ismail Perubahan Sikap Siswa SD”. Jurnal
Pulungan. “Faktor-Faktor Yang Kesehatan Lingkungan. 4(1) (2014).
Berhubungan Dengan Perilaku Pembaca Schiavo, Renata. Health Communication From
Dalam Memperoleh Informasi Gaya Theory to Practice. Jossey – Bass. CA,
Hidup Sehat”. Jurnal Penyuluhan. 3(2) 2007.
(2007). Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT
Hadisiwi, P., & Suminar, J. R. “Literasi Kesehtan Remaja Yosdakarya, 2006.
Masyarakat Dalam Menopang

| 161
IPTEK-KOM, Vol. 19 No. 2, Desember 2017: 149-162 ISSN 2527 - 4902

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,


Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2007.
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2002.
Rodiah S., Lusiana E. dan Agustine M.
“Pemberdayaan Kader Pkk Dalam Usaha
Penyebarluasan Informasi Kesehatan
Jatinangor”. Jurnal Dharmakarya 5(1)
(2016).
Thompson, A. Dorcey., K. Miller, and Parrot.
Handbook of Health Communication.
Lawrence Erlbaum Associates Publishers:
NJ, 2003.
West, Richard, and Lynn H. Turner. “Pengantar
Teori Komunikasi”. Jakarta: Salemba
Humanika, 2007.
William L. Rivers, Jay W. Jensen, and Theodore
Peterson. Media Massa Masyarakat
Modern. Jakarta: Prenada Media, 2003.
Yin, K. Robert. Studi Kasus (Desain dan Metode).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

162 |

Anda mungkin juga menyukai