Anda di halaman 1dari 28

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE PADA NY. “N” GESTASI 8 MINGGU 3


HARI DENGAN KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 26 - 27
SEPTEMBER 2014

Nomor register : 023078

Tanggal masuk RS : 26 September 2014, jam 07.15 WITA

Tanggal pengkajian : 26 September 2014, jam 08.30 WITA

Nama pengkaji : Wa Ode Fatmawati

A. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

1. Identitas ibu/suami

Nama ibu/suami : Ny. “N”/ Tn. “I”

Umur : 29 tahun / 32 tahun

Suku : Bugis / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMK / STM

Pekerjaan : IRT / tukang kayu

Alamat : Antang

Identitas penanggung jawab

Nama ibu/suami : Tn. “I”

Umur : 32 tahun

Suku : Makassar

Agama : Islam

Pendidikan : STM

Pekerjaan : tukang kayu

Alamat : Antang
2. Data biologis atau fisiologis

a. Keluhan utama

Keluar darah dan jaringan dari jalan lahir.

b. Riwayat keluhan utama

Ibu mengatakan keluhan dirasakan sejak usia kehamilan ± 7 minggu. Pada waktu itu ibu

dianjurkan untuk istrahat yang cukup dan agar mengonsusmsi makanan dengan gizi seimbang

oleh dokter di Puskesmas Antang. Untuk mengurangi perdarahan, ibu diberi obat Asam

Traneksamat. Awalnya keluhan yang dirasakan mulai berkurang. Dan pada akhirnya pada

tanggal 26 September 2014 sekitar pukul 05.00 WITA, keluhan kembali dirasakan yaitu

keluar darah sedikit-sedikit dan jaringan dari jalan lahir. Karena perdarahan tidak kunjung

berhenti dan keluarga mulai panik, akhirnya pada pukul 07.15 WITA, ibu dibawa ke RSUD

Labuang Baji Makassar. Dan pada saat dilakukan pengkajian pukul 08.30 WITA, tampak

keluar darah sedikit dan jaringan dari jalan lahir. Keluhan lain yang menyertai yaitu nyeri

perut bagian bawah. Keluarnya darah dan nyeri yang dirasakan bertambah saat ibu banyak

bergerak. Nyeri yang dirasakan hilang timbul dan sangat mengganggu aktivitas ibu.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

a. Ibu pernah satu kali mengalami abortus.

b. Ibu mengatakan saluran tubanya bermasalah dan sudah dilakukan tubektomi bagian kanan.

c. Ibu sering mengalami keputihan.

d. Ada riwayat opname dan tidak pernah mengalami penyakit jantung, hipertensi kronis,

Tuberculosis (TBC) dan Diabtes Mellitus (DM).

e. Tidak ada riwayat transfusi darah.

f. Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan maupun minuman.

g. Tidak ada riwayat ketergantungan obat-obatan, rokok dan alkohol.


4. Riwayat reproduksi

a. Riwayat haid

1) Menarche : 13 tahun

2) Siklus haid : 28 - 30 hari

3) Lama haid : 3 - 7 hari

4) Perlangsungan haid : teratur, tidak ada dismenorhea

b. Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan baru menikah 1 kali pada umur 27 tahun dan suami umur 30 tahun dengan

lama perkawinan ± 2 tahun.

c. Riwayat keluarga berencana (KB)

Ibu tidak pernah memakai alat kontrasepsi apapun sebab ingin segera memiliki keturunan.

5. Riwayat kehamilan sekarang

a. GII P0 AI

b. HPHT : tanggal 30 Juli 2014

c. HTP : tanggal 6 Oktober 2015

d. ANC : 1 kali di dokter spesialis obgyn

e. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua.

f. Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah 2 bulan.

g. Ibu belum mendapat imunisasi TT.

h. Ibu tidak merasakan pergerakan janinnya.

i. Ibu tidak pernah minum jamu atau obat-obatan selama hamil.

6. Riwayat psikososial, ekonomi dan spiritual

a. Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya saat ini.

b. Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami.

c. Ibu mengatakan jenis kelamin yang diharapakan laki-laki atau perempuan itu sama saja.

d. Ibu mengatakan mendapatkan dukungan dari keluarga dan suami.

e. Hubungan ibu dengan keluarga dan petugas baik.

f. Biaya kebutuhan sehari-hari dalam keluarga mencukupi.


g. Ibu dan keluarga taat beribadah, rajin berdoa agar keadaannya cepat membaik dan keluar dari

rumah sakit.

7. Pola pemenuhan kebutuhan dasar

a. Kebutuhan nutrisi

1) Sebelum hamil

a) Pola makan : nasi, sayur dan lauk pauk

b) Frekuensi makan : 2 x sehari

c) Kebutuhan cairan/minuman : 7 - 8 gelas sehari

d) Nafsu makan : baik

e) Tidak ada makanan pantangan

2) Selama hamil

a) Pola makan : nasi, sayur dan lauk pauk

b) Frekuensi makan : 3 x sehari

c) Kebutuhan cairan/minuman : 7 - 8 gelas sehari

d) Nafsu makan : cukup baik

e) Tidak ada makanan pantangan

b. Kebutuhan eliminasi BAB dan BAK

1) Sebelum hamil

a) Frekuensi BAK : 3 - 4 x sehari

b) Warna : kuning

c) Bau : amoniak

d) Frekuensi BAB : 2 x sehari

e) Konsistensi : lembek

2) Selama hamil

a) Frekuensi BAK : 6 - 7 x sehari

b) Warna : kuning

c) Bau : amoniak

d) Frekuensi BAB : 1 x sehari


e) Konsistensi : lembek

c. Pola aktivitas

1) Sebelum hamil

Ibu melakukan pekerjaan ibu rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci pakaian,

dan mencuci piring sendiri.

2) Selama hamil

Ibu melakukan pekerjaan ibu rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci pakaian,

dan mencuci piring sendiri, dan kadang-kadang dibantu oleh suami jika telah pulang dari

bekerja.

d. Kebutuhan istrahat/tidur

1) Sebelum hamil

a) Ibu tidur malam ± 7 - 8 jam.

b) Ibu tidak pernah tidur siang karena mengurus urusan rumah tangga.

2) Selama hamil

a) Ibu tidur malam ± 7 - 8 jam.

b) Ibu tidur siang ± 1 - 2 jam.

e. Kebutuhan personal hygiene

1) Sebelum hamil

a) Ibu mandi 2 kali sehari.

b) Keramas 3 kali dalam seminggu.

c) Gosok gigi 2 kali sehari.

d) Mengganti pakaian 2 kali sehari.

2) Selama hamil

a) Ibu mandi 2 kali sehari.

b) Keramas 3 kali dalam seminggu.

c) Gosok gigi 2 kali sehari.


d) Mengganti pakaian 2 kali sehari.

8. Pemeriksaan fisik

a. Pemeriksaan umum

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran : composmentis

3) Tinggi badan : 157 cm

4) BB sebelum hamil : 54 kg

5) BB sekarang : 55 kg

6) LILA : 23 cm

7) Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah : 110/70 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Suhu badan : 36,70C

d) Pernafasan : 20 x/menit

b. Pemeriksaan sistematis (head to toe)

1) Kepala dan wajah

a) Inspeksi

(1) Rambut tampak panjang dan hitam.

(2) Rambut bersih dan tidak berketombe.

(3) Bentuk kepala mesocepal atau normal.

(4) Tidak ada chloasma gravidarum pada wajah.

(5) Wajah tampak pucat.

(6) Ekspresi wajah meringis.

(7) Ekspresi wajah tegang dan klien tampak cemas.

b) Palpasi

(1) Rambut tidak tidak mudah rontok.

(2) Rambut teraba halus.

(3) Tidak ada tumor atau benjolan pada kepala.


2) Mata

a) Inspeksi

(1) Simetris kiri-kanan.

(2) Konjungtiva tampak pucat.

(3) Sklera putih.

(4) Tidak ada kelainan bentuk pada mata.

(5) Tidak ada penyakit pada mata.

b) Palpasi

(1) Tidak ada massa pada kedua mata.

(2) Tidak ada edema pada palpebra.

3) Hidung

a) Inspeksi

(1) Kedua lubang hidung simetris.

(2) Tidak ada gangguan penciuman.

(3) Hidung bersih dan tidak ada polip.

(4) Tidak ada penyakit pada hidung seperti sinusitis.

b) Palpasi : tidak ada massa pada hidung.

4) Telinga

a) Inspeksi

(1) Tidak ada serumen.

(2) Tidak ada kelainan atau penyakit pada telinga.

(3) Tidak ada gangguan pendengaran.

b) Palpasi

(1) Bentuk simetris kiri-kanan.

(2) Tidak teraba adanya massa.

5) Mulut

Inspeksi :
a) Bibir tampak pucat.

b) Tidak ada stomatch pada bibir.

c) Lidah tampak bersih.

d) Tidak ada karies dentis pada gigi.

e) Tidak ada kelainan.

6) Leher

a) Inspeksi

(1) Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid.

(2) Tidak ada edema.

(3) Tidak ada kelainan.

b) Palpasi

(1) Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

(2) Tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis.

(3) Tidak teraba adanya massa.

7) Dada dan axilla

a) Inspeksi

(1) Mammae tampak simetris kiri dan kanan.

(2) Mammae membesar normal.

(3) Tidak ada benjolan pada mammae.

(4) Tampak adanya hyperpigmentasi pada areola.

(5) Putting susu datar dan belum ada pengeluaran kolostrum.

b) Palpasi

(1) Tidak teraba adanya massa atau benjolan pada dada dan axilla.

(2) Tidak ada pemebesaran kelenjar limfe pada axilla.

c) Perkusi : terdengar bunyi sonor saat perkusi.

d) Auskultasi

(1) Bunyi nafas vesikuler atau normal.

(2) Tidak ada bunyi nafas tambahan.


(3) Tidak dilakukan pemeriksaan pada bunyi jantung.

8) Pemeriksaan obstetri

a) Abdomen

(1) Inspeksi

(a) Abdomen membesar normal.

(b) Tampak linea alba maupun nigra.

(c) Tampak ada striae albican maupun livide.

(d) Tampak ada luka bekas operasi pada abdomen.

(e) Tidak ada kelainan pada abdomen.

(2) Palpasi

(a) Uterus teraba keras.

(b) Nyeri tekan pada daerah simphysis.

(c) Tidak ada pergerakkan janin.

(d) Leupold I : TFU 1 jari di atas simfisis pubis.

(e) Leupold II : tidak dilakukan.

(f) Leupold III : tidak dilakukan.

(g) Leupold IV : tidak dilakukan.

(3) Auskultasi : tidak terdengar denyut jantung janin (DJJ).

b) Vulva/vagina

(1) Inspeksi

(a) Tidak ada varices dan penonjolan pada vulva.

(b) Tidak ada luka pada perineum.

(c) Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam.

(2) Palpasi

(a) VT : portio teraba lunak.

(b) Tidak ada haemoroid.

9) Ekstremitas

a) Ekstremitas atas
(1) Inspeksi

(a) Tidak ada edema.

(b) Kuku pendek dan bersih.

(c) Tampak terpasang RL 28 tetes/menit pada lengan kiri.

(2) Palpasi

(a) Tonus otot baik.

(b) Tidak teraba adanya massa.

(c) Tidak ada kelainan.

b) Ekstremitas bawah

(1) Inspeksi

(a) Tidak ada edema.

(b) Tidak ada varises.

(2) Palpasi

(a) Tidak teraba adanya massa pada kedua tungkai.

(b) Tonus otot baik.

(c) Tidak ada kelainan.

(3) Perkusi : reflex patella pada kedua lutut positif.

c. Pemeriksaan penunjang

1) Pemeriksaan laboratorium

Tanggal 26 September 2014, Laboratorium RSUD Labuang Baji Makassar

a) Hb : 13,4 gr%

b) Leukocyte : 9800/ul

c) Trombosit : 255.000/ul

2) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Tanggal 26 September 2014, Laboratorium RSUD Labuang Baji Makassar

a) Terlihat kantong kehamilan di luar uterus.

b) Kesan : Kehamilan Ektopik Terganggu pada tuba fallopi.


B. Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Diagnosa : GII P0 AI umur 29 tahun gestasi 8 minggu 3 hari dengan

kehamilan ektopik terganggu dan masalah nyeri pada perut bagian bawah disertai kecemasan.

1. GII P0 AI

a. Data subjektif

1) Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua.

2) Ibu mengatakan pernah mengalami keguguran.

3) HPHT tanggal 30 Juli 2014.

4) Ibu mengatakan sering berkemih.

b. Data objektif

1) Tampak linea alba maupun nigra.

2) Tampak ada striae albican maupun livide.

3) Tampak hyperpigmentasi pada areola.

4) Uterus teraba keras.

5) Pada VT portio teraba lunak.

Analisa dan interpretasi data

Pada kehamilan uterus tumbuh secara teratur, kecuali jika ada gangguan pada kehamilan

tersebut. Pada kehamilan 12 samapi 15 minggu fundus uteri telah dapat diraba dari luar atau

diatas sympisis. Pada umur kehamilan 16 minggu uterus kira-kira sebesar kepala bayi atau

tinju orang dewasa. Pada perut tampak garis memanjang yang warnanya agak coklat

akibat hyperpigmentasi kulit dibawa pengaruh hormon Melanophore Stimulation

Hormon (MSH) yang disebut linea nigra.

2. Gestasi 8 minggu 3 hari

a. Data subjektif

1) Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah 2 bulan.

2) HPHT pada tanggal 30 Juli 2014.

3) Ibu belum merasakan adanya pergerakkan janin.


4) Ibu sering berkemih.

c. Data objektif

1) Tinggi fundus uteri 1 jari di atas simphysis.

2) HTP tanggal 6 Oktober 2015.

3) Tanggal pengkajian 26 September 2014.

4) Uterus teraba keras.

5) Pada VT portio teraba lunak.

Analisa dan interpretasi data

Dari HPHT tanggal 30 Juli 2014 sampai tanggal pengkajian 26 September 2014, jika dihitung

dengan menggunakan rumus Naegle, maka umur kehamilan sekarang adalah 8 minggu 3 hari.

3. Kehamilan ektopik terganggu

a. Data subjektif

1) Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dan jaringan dari jalan lahir dan perut bagian

bawa terasa nyeri.

2) Keluar darah sedikit-sedikit dirasakan sejak usia kehamilan ± 7 minggu.

3) Ibu mengatakan pernah mengalami abortus 1 kali.

4) Ibu mengatakan tidak pernah merasakan pergerakkan janinnya selama hamil.

b. Data objektif

1) Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam.

2) Pada VT portio teraba lunak.

3) Pada pemeriksaan Ultrasonografi (USG) terlihat kantong kehamilan di luar uterus dan

konsepsi pada tuba fallopi.

4) Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/70 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Suhu : 36,7ºC
d) Respirasi : 20 x/menit

Analisa dan interpretasi data

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tempat implantasi atau nidasi/melekatnya buah

kehamilan di luar tempat yang normal, yakni di luar rongga rahim. Sedangkan yang disebut

sebagai kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan ektopik yang mengalami

abortus ruptur pada dinding tuba. Adanya pengeluaran darah pervaginam, nyeri perut bagian

bawah, dan nyeri tekan pada uterus pada saat VT serta portio teraba lunak, menunjukan

bahwa telah terjadi ruptur tuba yang diakibatkan oleh pertumbuhan janin yang tidak dapat

lagi ditoleransi oleh tuba.

4. Nyeri pada perut bagian bawah

a. Data subjektif

1) Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dan jaringan dari jalan lahir dan perut bagian

bawa terasa nyeri.

2) Keluhan yang dirasakan mengganggu aktivitas ibu.

3) Nyeri bertambah pada saat ibu banyak bergerak.

4) Nyeri yang dirasakan hilang timbul.

b. Data objektif

1) Nyeri tekan pada daerah simphysis.

2) Ekpresi wajah tampak meringis.

3) Ibu tampak hati-hati saat bergerak.

4) Wajah tampak tegang.

Analisa dan interpretasi data

Terjadinya perdarahan akibat ruptur tuba mengakibatkan darah dan stolsel yang berasal dari

tuba fallopi merembes di dalam rongga uterus. Sehingga uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan darah dan stolsel itu dan terjadilah perdarahan pervaginam. Nyeri juga dapat
disebabkan oleh adanya rangsangan terhadap nociceptor pain atau saraf sensorik nyeri yang

terdapat pada tuba fallopi.

5. Kecemasan

a. Data subjektif

1) Ibu mengatakan cemas dengan kondisinya saat ini.

2) Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami.

3) Hubungan ibu dengan keluarga dan petugas baik.

4) Ibu mengatakan ingin segera memiliki anak dari keahamilannya sekarang.

b. Data objektif

1) Ekspresi wajah tampak tegang.

2) Ekspresi wajah meringis.

3) Ibu tampak cemas.

4) Tanda-tanda vital :

a) TD : 110/70 mmHg

b) Nadi : 80 x/menit

c) Suhu : 36,7ºC

d) Respirasi : 20 x/menit

Analisa dan interpretasi data

Ibu pernah mengalami abortus pada kehamilan pertamanya dan hampir dipastikan akan

kembali mengalami kegagalan pada kehamilan keduanya. Keadaan yang dirasakan ibu

tersebut menjadistressor yang mempengaruhi saraf sympatis sehingga

merangsang hypothalamus untuk melepaskannorephinefrin yang bekerja

pada adrenergik pada bagian sel-sel efektor sehingga meningkatkan hormon-hormon korteks

adrenal, yang menimbulkan kekhawatiran yang diekspresikan dengan perasaan cemas.

C. Langkah III : Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Diagnosa : potensial terjadinya syok hipovolemik.

1. Data subjektif
a. Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dan jaringan dari jalan lahir.

b. Keluhan lain yang menyertai adalah nyeri

c. Nyeri yang dirasakan sejak ± 7 minggu usia kehamilan.

d. Perdarahan bertambah ketika ibu banyak bergerak.

2. Data objektif

a. Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam.

b. Uterus teraba keras.

c. Pada VT portio lunak.

d. Konjungtiva anemis.

e. Tanda-tanda vital :

1) TD : 110/70 mmHg

2) Nadi : 80 x/menit

3) Suhu : 36,7ºC

4) Respirasi : 20 x/menit

Analisa dan interpretasi data

Perdarahan yang terus menerus atau intermiten akan menyebabkan ibu banyak kehilangan

darah. Sehingga jika tidak ada penanganan yang cepat dan tepat, maka tubuh akan kehilangan

plasma dan sel-sel darah dalam jumlah yang besar. Dan hal itu dapat mengakibatkan syok

hipovolemik yang dapat mengancam nyawa atau menyebabkan kematian. Kematian dapat

terjadi karena kurangnya suplay darah atau oksigen (O2) pada seluruh sel dalam tubuh

terutama sel-sel pada organ vital seperti otak dan jantung.

D. Langkah IV : Tindakan Segera dan Kolaborasi Asuhan Kebidanan

1. Penatalaksanaan pemberian cairan melalui intra vena RL (Ringer Laktat) 28 tetes/menit.

2. Kolaborasi dengan dokter untuk penatalaksanaan pemberian obat Cefotaxime 1 gr IV,

Ranitidin 50 mg (2 ml) IV, Asam traneksamat 3 x 1 IV, dan Ketorolac 4 x 1 IV.

3. Hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG) terlihat kantong kehamilan di luar uterus dengan

kesan : Kehamilan Ektopik Terganggu pada tuba fallopi.


4. Rencana operasi pada tanggal 27 September 2014 jam 11.50 WITA dengan jenis operasi

yaituSalpingektomi.

E. Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Tanggal 26 September 2014 jam 11.20 WITA

1. Tujuan

a. Kehamilan ektopik terganggu dapat teratasi.

b. Perdarahan pervaginam berhenti atau berkurang.

c. Potensial terjadinya syok hipovolemik dapat dicegah.

d. Nyeri perut pada bagian bawah dapat teratasi atau berkurang.

e. Kecemasan berkurang atau hilang.

2. Kriteria

a. Keadaan umum ibu baik.

b. Tidak ada tanda-tanda syok seperti nadi lemah dan cepat, akral dingin, dan CRT > 2 detik.

c. Tanda-tanda vital dalam batas normal :

1) Tekanan darah : systole : 90 - 120 mmHg dan dyastole : 60 – 90

mmHg.

2) Nadi : 60 - 100 x/menit.

3) Suhu tubuh : 36,5oC - 37oC.

4) Pernapasan : 16 - 24 x/menit.

d. Tidak ada nyeri tekan pada uterus saat perabaan.

e. Ibu tampak relaksasi.

f. Ekspresi wajah tenang.

g. Ibu tidak lagi bertanya tentang kondisi kehamilannya.

h. Ibu mengerti dan menerima keadaannya.

3. Rencana tindakan

Tanggal 26 September 2014 jam 11.20 WITA


a. Observasi perdarahan pervaginam setiap 8 jam.

Rasional : Perdarahan pervaginam yang intermiten atau terus-menerus

dapat menjadi penyebab utama terjadinya syok hipovolemik. Sehingga dengan observasi yang

rutin, kemungkinan terjadinya syok dapat dicegah dengan tindakan segera.

b. Observasi keadaan ibu dan vital sign setiap 8 jam.

Rasional : Tanda-tanda vital dapat memberikan informasi

berhubungan dengan keadaan umum ibu. Tiap perubahan pada tanda-tanda vital merupakan

tanda adanya perubahan atau penurunan kondisi pada ibu. Peningkatan suhu tubuh

menunjukan adanya reaksi infeksi. Nadi yang lemah dan cepat, pernapasan yang cepat dan

dangkal atau tekanan darah yang menurun dapat menjadi tanda adanya syok hipovolemik.

c. Kaji adanya tanda-tanda syok hipovolemik.

Rasional : Syok hipovolemik dapat dinilai dengan cara melihat tanda

dan gejala seperti konjungtiva anemis, sklera ikterus, mata cekung ke dalam, bibir pucat,

akral dingin, dan Caphilery Revile Time (CRT) lebih dari 2 detik. Penilaian yang cepat dan

tepat dapat memberikan kesempatan pada kita untuk melakukan tindakan pencegahan dengan

maksimal.

d. Catat karakteristik nyeri.

Rasional : Karakteristik nyeri meliputi sifat, lokasi, intensitas, skala,

dan penyebaran nyeri adalah informasi awal untuk menentukan tingkat nyeri yang dirasakan

ibu.

e. Ajarkan tekhnik relaksasi dan atau nafas dalam.

Rasional : Tekhnik relaksasi dan atau nafas dalam adalah cara yang

efektif untuk mengendalikan nyeri sehingga ibu dapat mengontrol nyeri yang dirasakan

secara mandiri.

f. Ciptakan lingkungan dengan suasana tenang dan berikan dukungan emosional kepada ibu.

Rasional : Suasana yang tenang dapat memberikan kesempatan pada

ibu untuk merenung dan berfikir sehingga mampu beradaptasi dengan stressor yang ada dan

mampu keluar dari masalah yang tengah dihadapi.


g. Beritahu ibu tentang kondisi kehamilannya saat ini.

Rasional : Ibu tidak akan bertanya-tanya lagi setelah mengetahui

bahwa ia mengalami kehamilan ektopik terganggu dan kehamilannya harus segera diakhiri.

h. Beritahu ibu tentang rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan.

Rasional : Ibu perlu mengetahui risiko dan dampak dari tindakan

pembedahan yang akan dilakukan. Jika dilakukan Salpingektomi, maka peluang untuk

terjadinya kehamilan sangat sedikit. Atau bahkan tidak akan terjadi lagi fertilisasi karena

saluran tuba telah dipotong.

i. Anjurkan pada ibu untuk bed rest total.

Rasional : Membatasi aktivitas fisik dengan istrahat total di atas

tempat tidur dapat mengurangi kontraksi uterus sehingga perdarahan dapat sedikit

diminimalisir.

j. Anjurkan pada ibu dan suami untuk mengungkapkan perasaan khawatir, kehilangan, dan

kesedihan yang dirasakan.

Rasional : Dengan mengungkapkan segala perasaan dan kesedihan

yang dirasakan, maka semua tekanan emosional dapat tercurahkan seketika. Dan dengan

demikian ibu dan suami dapat menerima segala apa yang terjadi terhadap kondisi

kehamilannya.

k. Penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena.

Rasional : Untuk mengganti cairan yang hilang melalui perdarahan

pervaginam.

l. Penatalaksanaan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi seperti pemberian obat

analgetik, antibiotik, dan anti perdarahan.

Rasional : Analgetik seperti Ketorolac dapat menurunkan nyeri yang

dirasakan dengan cara memblok saraf penghantar nyeri sehingga tidak sampai padakorteks

cerebri. Antibiotik seperti cefotaxim diberikan untuk mencegah kemungkinan terjadinya

infeksi pre operasi maupun post operasi. Anti perdarahan seperti asam traneksamat diberikan

untuk mengurangi kontraksi uterus yang berlebihan.


m. Informasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya.

Rasional : Informasi yang jelas berupa hasil pemeriksaan laboratorim

maupun radiologi yang disampaikan dengan baik dalam suasana tenang dapat memberikan

kesempatan pada ibu untuk beradaptasi terhadap stressor yang ada sehingga ibu dapat

terhindar dari stres yang berkepanjangan.

F. Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan

Tanggal 26 September 2014 jam 11.20 WITA

1. Mengobservasi perdarahan pervaginam setiap 8 jam.

Hasil : Tampak ada pengeluaran flek-flek darah pervaginam yang

intermiten.

2. Mengobservasi keadaan ibu dan vital sign setiap 8 jam.

Hasil : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,7ºC

P : 20 x/menit

3. Mengkaji adanya tanda-tanda syok hipovolemik.

Hasil : Tidak ada tanda-tanda awal syok hipovolemik seperti nadi cepat

dan lemah, akral dingin, dan CRT > 2 detik.

4. Mencatat karakteristik nyeri.

Hasil : Nyeri tekan pada uterus saat perabaan dan ibu mengatakan nyeri

pada perut bagian bawah tembus ke belakang.

5. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan atau nafas dalam.

Hasil : Ibu mau melakukan tekhnik relaksasi dan nafas dalam yang

diajarkan.

6. Menciptakan lingkungan dengan suasana rilaks serta tenang dan berikan dukungan emosional

kepada ibu.

Hasil : Kondisi ruangan atau lingkungan tampak tenang dan ibu mulai
kelihatan rilaks karena selalu didampingi oleh suami dan keluarga.

7. Memberitahu ibu tentang kondisi kehamilannya.

Hasil : Ibu mengerti bahwa ia mengalami kehamilan ektopik terganggu

dan bersedia mengakhiri kehamilannya.

8. Memberitahu ibu tentang rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan.

Hasil : Ibu mengerti dan siap dengan segala risiko yang dipilih.

9. Menganjurkan pada ibu untuk bed rest total.

Hasil : Ibu mau mengikuti dan tampak berbaring di atas tempat tidur

dalam posisi terlentang.

10. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk mengungkapkan perasaan khawatir, kehilangan,

dan kesedihan yang dirasakan.

Hasil : Ibu tampak bersedih dan meneteskan air mata saat bercerita

tentang kehamilan pertamanya yang keguguran. Dan ingin sekali memiliki anak dari

kehamilan yang keduanya.

11. Penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena.

Hasil : Tampak terpasang infus dengan cairan RL (Ringer Laktat) 28

tetes/menit.

12. Penatalaksanaan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi seperti pemberian

obat analgetik,antibiotik, dan anti perdarahan.

Hasil : Cefotaxime 1 gr IV, Ranitidin 50 mg (2 ml) IV, Asam

traneksamat 3 x 1 IV, dan Ketorolac 4 x 1 IV.

13. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya.

Hasil : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan bersedia bekerja

sama terhadap tindakan yang akan diberikan.

G. Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Tanggal 26 September 2014 jam 13.40 WITA

1. Kehamilan ektopik terganggu belum teratasi ditandai dengan :


a. Ibu mengatakan masih ada darah yang keluar dari jalan lahir.

b. Tampak terpasang pembalut pada vulva.

c. Hasil pemeriksaan Ultrasonografi (USG) terlihat kantong kehamilan di luar uterus dengan

kesan : Kehamilan Ektopik Terganggu pada tuba fallopi.

2. Nyeri belum teratasi ditandai dengan :

a. Ibu mengatakan masih nyeri pada perut bagian bawah

b. Ekspresi wajah tampak meringis.

c. Ibu tampak terbaring di atas tempat tidur.

d. Ibu tampak hati-hati saat bergerak.

3. Kecemasan berkurang ditandai dengan :

a. Ekspresi wajah mulai tenang.

b. Ibu tidak bertanya-tanya lagi tentang kehamilannya.

c. Ibu mulai mengerti dengan kondisinya.

4. Potensial terjadi syok hipovolemik dapat dicegah ditandai dengan :

a. Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik seperti bibir pucat, nadi lemah dan cepat, akral

dingin, dan CRT > 2 detik.

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

TD : 110/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,7ºC

P : 20 x/menit
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN HARI I
TGL 26 SEPTEMBER 2014

Nomor register : 023078

Tanggal masuk RS : 26 September 2014, jam 07.15 WITA

Tanggal pengkajian : 26 September 2014, jam 08.30 WITA

Nama pengkaji : Wa Ode Fatmawati

A. Data Subjektif

1. Identitas ibu/suami

Nama ibu/suami : Ny. “N”/ Tn. “I”

Umur : 29 tahun / 32 tahun

Nikah/lamanya : 1 kali / ± 2 tahun

Suku : Bugis / Makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMK / STM

Pekerjaan : IRT / tukang kayu

Alamat : Antang

2. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua.

3. HPHT tanggal 30 Juli 2014.

4. Ibu mengatakan sering berkemih.

5. Ibu mengatakan umur kehamilannya sudah 2 bulan.

6. Ibu belum merasakan adanya pergerakkan janin.

7. Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dan jaringan dari jalan lahir dan perut bagian

bawa terasa nyeri.

8. Keluar darah sedikit-sedikit dirasakan sejak usia kehamilan ± 7 minggu.


9. Ibu mengatakan pernah mengalami abortus 1 kali.

10. Ibu mengeluh nyeri pada abdomen bagian bawah.

11. Keluhan nyeri yang dirasakan hilang timbul.

12. Keluhan yang dirasakan mengganggu aktivitas ibu.

13. Nyeri bertambah pada saat ibu banyak bergerak.

14. Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya saat ini.

15. Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami.

16. Ibu ingin sekali memiliki anak dari kehamilannya sekarang.

17. Hubungan ibu dengan keluarga dan petugas baik.

B. Data Objektif

1. Tampak linea alba maupun nigra.

2. Tampak ada striae albican maupun livide.

3. Tampak hyperpigmentasi pada areola.

4. Uterus teraba keras.

5. Portio teraba lunak.

6. Tinggi fundus uteri 1 jari di atas simphysis.

7. HTP tanggal 6 Oktober 2015.

8. Tanggal pengkajian 26 September 2014.

9. Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam.

10. Pada pemeriksaan Ultrasonografi (USG) terlihat kantong kehamilan di luar uterus dan

konsepsi pada tuba fallopi.

11. Nyeri tekan pada daerah simphysis.

12. Ekpresi wajah tampak meringis.

13. Ibu tampak hati-hati saat bergerak.

14. Ekspresi wajah tampak tegang.

15. Ibu tampak cemas.

16. Konjungtiva agak pucat.


17. Tanda-tanda vital :

a. TD : 110/70 mmHg

b. Nadi : 80 x/menit

c. Suhu : 36,7ºC

d. Respirasi : 20 x/menit

C. Assesment

GII P0 AI umur 29 tahun gestasi 8 minggu 3 hari dengan kehamilan ektopik terganggu dan

masalah nyeri pada perut bagian bawah disertai kecemasan dan potensial terjadi syok

hipovolemik

D. Planning

Tanggal 26 September 2014 jam 11.20 WITA

1. Mengobservasi perdarahan pervaginam setiap 8 jam. Dan tampak ada pengeluaran flek-flek

darah pervaginam yang intermiten.

2. Mengobservasi keadaan ibu dan vital sign setiap 8 jam. Ditemukan hasil : keadaan umum

baik, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36,7ºC, dan P : 20 x/menit.

3. Mengkaji adanya tanda-tanda syok hipovolemik. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda syok

hipovolemik seperti nadi cepat dan lemah, akral dingin, dan CRT > 2 detik.

4. Mencatat karakteristik nyeri. Nyeri tekan pada uterus saat perabaan dan ibu mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah tembus ke belakang.

5. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan atau nafas dalam. Ibu mau melakukan tekhnik relaksasi

dan nafas dalam yang diajarkan dengan mandiri.

6. Menciptakan lingkungan dengan suasana rilaks serta tenang dan berikan dukungan

emosional kepada ibu. Kondisi ruangan atau lingkungan tampak tenang dan ibu mulai

kelihatan rilaks karena selalu didampingi oleh suami dan keluarga.

7. Memberitahu ibu tentang kondisi kehamilannya. Ibu mengerti bahwa ia mengalami

kehamilan ektopik terganggu dan bersedia mengakhiri kehamilannya.


8. Memberitahu ibu tentang rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Ibu mengerti

dan siap dengan segala risiko yang dipilih.

9. Menganjurkan pada ibu untuk bed rest total. Ibu mau mengikuti dan tampak berbaring di

atas tempat tidur dalam posisi terlentang.

10. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk mengungkapkan perasaan khawatir, kehilangan,

dan kesedihan yang dirasakan. Ibu tampak bersedih dan meneteskan air mata saat bercerita

tentang kehamilan pertamanya yang keguguran. Dan ingin sekali memiliki anak dari

kehamilan yang keduanya.

11. Penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena. Tampak terpasang infus dengan cairan

RL (Ringer Laktat) 28 tetes/menit.

12. Penatalaksanaan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi seperti pemberian obat

analgetik, antibiotik, dan anti perdarahan. Cefotaxime 1 gr IV, Ranitidin 50 mg (2 ml) IV,

Asam traneksamat3 x 1 IV, dan Ketorolac 4 x 1 IV.

13. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya. Ibu mengerti penjelasan yang

diberikan dan bersedia bekerja sama terhadap tindakan yang akan diberikan.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN HARI II


TGL 27 SEPTEMBER 2014
A. Data Subjektif

1. Ibu belum merasakan adanya pergerakkan janin.

2. Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dan jaringan dari jalan lahir dan perut bagian

bawa terasa nyeri.

3. Keluar darah sedikit-sedikit dirasakan sejak usia kehamilan ± 7 minggu.

4. Ibu mengatakan pernah mengalami abortus 1 kali.

5. Ibu mengeluh nyeri pada abdomen bagian bawah.

6. Keluhan nyeri yang dirasakan hilang timbul.

7. Keluhan yang dirasakan mengganggu aktivitas ibu.

8. Nyeri bertambah pada saat ibu banyak bergerak.

9. Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi dengan kehamilannya saat ini.

10. Ibu mengerti tentang kondisinya bahwa ia mengalami kehamilan ektopik terganggu dan

harus segera dioperasi.

11. Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan oleh ibu dan suami.

12. Ibu ingin sekali memiliki anak dari kehamilannya sekarang.

13. Hubungan ibu dengan keluarga dan petugas baik.

B. Data Objektif

1. Uterus teraba keras.

2. Portio teraba lunak.

3. Tinggi fundus uteri 1 jari di atas simphysis.

4. Ada pengeluaran darah dan stolsel pervaginam.

5. Pada pemeriksaan Ultrasonografi (USG) terlihat kantong kehamilan di luar uterus dan

konsepsi pada tuba fallopi.

6. Nyeri tekan pada daerah simphysis.

7. Ekpresi wajah tampak meringis.

8. Ibu tampak hati-hati saat bergerak.

9. Ekspresi wajah tampak tegang.


10. Konjungtiva agak pucat.

11. Tanda-tanda vital :

a. TD : 110/80 mmHg

b. Nadi : 82 x/menit

c. Suhu : 36ºC

d. Respirasi : 22 x/menit

C. Assesment

Kehamilan ektopik terganggu dan masalah nyeri pada perut bagian bawah disertai kecemasan

dan potensial terjadi syok hipovolemik.

D. Planning

Tanggal 27 September 2014 jam 09.15 WITA

1. Mengobservasi perdarahan pervaginam setiap 8 jam. Dan tampak ada pengeluaran flek-flek

darah pervaginam yang intermiten.

2. Mengobservasi keadaan ibu dan vital sign setiap 8 jam. Ditemukan hasil : keadaan umum

baik, TD : 110/80 mmHg, Nadi : 82 x/menit, Suhu : 36ºC, dan P : 22 x/menit.

3. Mengkaji adanya tanda-tanda syok hipovolemik. Tidak ditemukan adanya tanda-tanda syok

hipovolemik seperti nadi cepat dan lemah, akral dingin, dan CRT > 2 detik.

4. Mencatat karakteristik nyeri. Nyeri tekan pada uterus saat perabaan dan ibu mengatakan

nyeri pada perut bagian bawah tembus ke belakang.

5. Mengajarkan tekhnik relaksasi dan atau nafas dalam. Ibu mau melakukan tekhnik relaksasi

dan nafas dalam yang diajarkan dengan mandiri.

6. Menciptakan lingkungan dengan suasana rilaks serta tenang dan berikan dukungan

emosional kepada ibu. Kondisi ruangan atau lingkungan tampak tenang dan ibu mulai

kelihatan rilaks karena selalu didampingi oleh suami dan keluarga.

7. Memberitahu ibu tentang kondisi kehamilannya. Ibu mengerti bahwa ia mengalami

kehamilan ektopik terganggu dan bersedia mengakhiri kehamilannya.


8. Memberitahu ibu tentang rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Ibu mengerti

dan siap dengan segala risiko yang dipilih.

9. Menganjurkan pada ibu untuk bed rest total. Ibu mau mengikuti dan tampak berbaring di

atas tempat tidur dalam posisi terlentang.

10. Menganjurkan pada ibu dan suami untuk mengungkapkan perasaan khawatir, kehilangan,

dan kesedihan yang dirasakan. Ibu tampak bersedih dan meneteskan air mata saat bercerita

tentang kehamilan pertamanya yang keguguran. Dan ingin sekali memiliki anak dari

kehamilan yang keduanya.

11. Penatalaksanaan pemberian terapi cairan intravena. Tampak terpasang infus dengan cairan

RL (Ringer Laktat) 28 tetes/menit.

12. Penatalaksanaan terapi dokter spesialis obstetri dan ginekologi seperti pemberian obat

analgetik, antibiotik, dan anti perdarahan. Cefotaxime 1 gr IV, Ranitidin 50 mg (2 ml) IV,

Asam traneksamat3 x 1 IV, dan Ketorolac 4 x 1 IV.

13. Menginformasikan pada ibu tentang hasil pemeriksaannya. Ibu mengerti penjelasan yang

diberikan dan bersedia bekerja sama terhadap tindakan yang akan diberikan.

14. Operasi akan dilaksanakan tanggal 27 September 2014 jam 11.50 WITA dengan

indikasi Ruptur Tuba Pors Ampularis, nama atau jenis operasi : Salpingektomi, jenis anastesi

: SAB, spesialis bedah : dr. Nursanty A.P, SpOG.

Anda mungkin juga menyukai