MUTU PENDIDIKAN
Dosen Pengamp :
Disusun oleh:
1. Anas Tasia Erna Widayanti (D03216002)
2. Fatichah Rohmatillah (D93216045)
3. Nur Isnaini (D93216058)
4. Syebi Dwi Nofian (D93216064)
5. Naylun Nada (D93216082)
2018
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Pelanggan Dan Kepuasannya Dalam Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami berterima kasih pada Bapak Ahmad Fauzi, M.Pd selaku Dosen mata
kuliah Manajemen Mutu Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Tim Penyusun
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
PENUTUP ................................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................ 16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara filosofis, konsep Total Quality Management (TQM)
menekankan pada pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang
berkelanjutan untuk mencapai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Jasa
atau pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan tentu saja merupakan
sesuatu yang bermutu dan memberikan kepuasan kepada mereka. Maka
pada saat itulah, dibutuhkan suatu sistem manajemen yang mampu
memberdayakan institusi pendidikan agas lebih bermutu.1
Produk pendidikan di samping sebagai hasil dari kegiatan
pendidikan juga merupakan penjelas mutu pendidikan sehingga membantu
dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu. Selain produk
pendidikan, layanan pendidikan juga aspek penting untuk melihat mutu
pendidikan karena pendidikan sangat erat berhubungan dengan layanan.
Maka dari itu, untuk memahami penjelas mutu dalam pendidikan harus
memahami makna pelayanan dalam pendidikan.2
Manajemen pendidikan mutu terpadu berlandaskan pada kepuasan
pelanggan sebagai sasaran utama. Pelanggan dapat dibedakan menjadi
pelanggan dalam (internal customer) dan pelanggan luar (external
customer).3
Pembahasan perbedaan antara produk dan pelanggan serta
kepuasan pelanggan dalam sistem penjaminan mutu pendidikan akan
dibahas di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud layanan mutu dalam pendidikan?
2. Apa yang dimaksud produk pendidikan sebagai dasar penjaminan
mutu?
1
Edward Sallis, Total Quality Management in Education (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012) 5.
2
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya:UIN Sunan Ampel Press, 2014) 52.
3
Edward Sallis, Total Quality Management in Education (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012) 6.
3. Bagaimana penjelasan mengenai pelanggan pendidikan untuk
memberikan pelayanan mutu pendidikan?
C. Tujuan
1. Memahami layanan mutu dalam pendidikan
2. Memahami produk pendidikan sebagai dasar penjaminan mutu
3. Memahami penjelasan mengenai pelanggan pendidikan untuk
memberikan pelayanan mutu pendidikan
PEMBAHASAN
4
Hanun Asohah, Manajemen Mutu Pendidikan, (Surabaya: UIN SA Press, 2014), 56
5
Ahmad Kurnaidi, Manajemen Layanan Mutu dalam Pendidikan,
http://mibusumberanyar.blogspot.co.id/2012/10/managemen-layanan-mutu-dalam-pendidikan.html
(Maret 13, 2018)
6
Muhammad Basri, Budaya Mutu dalam Pelayanan Pendidikan, Vol. I, No. 2, (Oktober 2011),
110
7
Asmi, Engla, dan Chalid Sahuri. “Pelayanan Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Peserta Didik”
Jurnal Kebijakan Publik 4 no.1 (Maret 2013): 52
8
Asmi, Engla, dan Chalid Sahuri. “Pelayanan Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Peserta Didik”:
52
9
Muhammad Basri, 112
1. Cepat (faster)
10
Hanun Asrohah, 56
11
Hanun Asrohah, 57
12
Asmi, Engla, dan Chalid Sahuri. “Pelayanan Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Peserta
Didik” Jurnal Kebijakan Publik 4 no.1 (Maret 2013): 53-55
2. Adil (Fairer)
Guru harus adil kepada seluruh peserta didiknya. Kesulitan berlaku
adil dari guru lebih menjurus kepada memberikan perhatian yang
sama kepada setiap peserta didik yang ada di kelas. Sebab perhatian
yang diberikan merupakan bahasa nurani yang sulit diukur dengan
tingkat rasionalitas, sehingga terkadang perhatian yang diberikan bisa
saja berjalan dengan sendirinya. Fakta ini memang sering terjadi
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru,
dimana seorang guru akan lebih memberikan perhatian yang lebih
kepada peserta didiknya yang pintar atau malah sebaliknya seorang
guru akan memberikan perhatian yang lebih kepada peserta didiknya
yang paling tertinggal di kelas. Dengan demikian guru harus bersikap
adil kepada semua peserta didik. Bersikap adil bukan berarti setiap
peserta didik harus sama, akan tetapi adil sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh peserta didik.
3. Baik (Better)
Seorang guru harus mampu mempersiapkan materi dan metode
pengajaran dengan baik serta harus mampu memberikan penilaian
yang objektif bagi setiap peserta didik dalam setiap mata pelajaran.
Dengan demikian, dengan adanya penguasaan yang baik akan materi
dan metode pengajaran yang akan digunakan, tentunya akan
mempermudah dalam memberikan pemahaman kepada peserta didik
13
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya:UIN Sunan Ampel Press, 2014) 55.
14
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan, 55.
15
Niken Syamsuddin,”Definisi Produk Pendidikan,” Management systems. http://amalia-
excellent.blogspot.co.id/2011/04/definisi-produk-pendidikanhtml?m=1 (Maret 11,2018).
16
Faisal Mubarak, “Faktor dan Indikator Mutu Pendidikan Islam,” Jurnal Management of
Education 1, no. 1 : 12.
17
Hanun Asrohah, Manajemen Mutu Pendidikan (Surabaya:UIN Sunan Ampel Press, 2014) 56.
18
Niken Syamsuddin, ”Definisi Produk Pendidikan,” Management Systems. http://amalia-
excellent.blogspot.co.id/2011/04/definisi-produk-pendidikanhtml?m=1 (Maret 11,2018).
Unsur dasar yang mempengarui suatu mutu yaitu (1) manusia, (2)
metode, (3) alat, (4) bahan, (5) ukuran, (6) Evaluasi berkelanjutan.
Badan Nasional Serifikasi Profesi (BNSP) juga memaparkan bahwa
penerapan standar mutu meliputi delapan Standar Nasional Pendidikan
(SNP) yaitu (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi
lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar
sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) Standar pembiayaan,
(8) Standar penilaian pendidikan. Delapan standar tersebut sebagai
penentu mutu pendidikan suatu lembaga pendidikan20
Sebagai masukan utama (input) unsur utama dalam proses layanan
pembelajaran dan unsur utama dalam keluaran (output) kondisi peserta
didik merupakan potensi dasar untuk menentukan mutu proses dan
hasil pembelajaran.21
Jadi, dari dua sumber yang kami dapatkan tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa, produk pendidikan dijadikan sebagai penjaminan
mutu pendidikan dikarenakan produk pendidikan yakni kompetensi
siswa atau peserta didik menjadi unsur pertama dalam pendidikan baik
input atau output.
Mutu produk pendidikan akan dipengaruhi oleh sejauh mana
lembaga mampu mengelola seluruh potensi secara optimal mulai dari
tenaga kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana
19
Google, ”Definisi Produk Pendidikan.”
20
Sri Haningsih,“Implementasi Program Mutu Pendidikan Dalam Meningkatkan Budaya
Akademik di Madrasah Aliyah Sunan Pandanaran (MASPA) Sardonoharjo Ngaglik Sleman,” Diy
El-Tarbawi7, no. 1 (2014): 27.
21
Siti Roskina Mas,Pengelolaan Penjaminan Mutu Pendidikan(Yogyakarta: ZAHR Publishing,
2017),netLibrary e-book
25
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2009), 572-573.
26
Edward Sallis, Total Quality Management in Education (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012) 7.
27
Edward Sallis, Total Quality Management in Education, 8.
28
Samsirin, “Konsep Mutu dan Kepuasan Pelanggan dalam Pendidikan Islam” Jurnal Manajemen
Pendidikan 10, no.1 ( Juni 2015) : 51-52.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Selain produk pendidikan, layanan pendidikan juga merupakan aspek
penting untuk melihat mutu pendidikan, karena pendidikan sangat erat
hubungannya dengan layanan. Maka dari itu, untuk memahami
penjelasan mutu dalam pendidikan harus memahami makna pelayanan
dalam pendidikan. Membedakan antara produk dan layanan itu sangat
penting, karena keduanya berbeda dalam memahami mutu yang dapat
dijadikan sebagai penjaminan mutu. Pelayanan diartikan sebagai jasa
atau service yang disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa
kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan dan keramahtamahan
yang ditujukan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan
untuk kepuasan konsumen.
2. Produk dari pendidikan adalah kompetensi siswa yang didalamnya
terdapat karakter/sifat/sikap dari siswa yang didapat dari proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) dan didukung oleh sarana kegiatan
belajar mengajar yang memadai. Produk pendidikan dijadikan sebagai
penjaminan mutu pendidikan dikarenakan produk pendidikan yakni
kompetensi siswa atau peserta didik menjadi unsur pertama dalam
pendidikan baik input atau output. Produk pendidikan dipengaruhi oleh
pengelolaan dari lembaga pendidikan yang meliputi tenaga
kependidikan, peserta didik, proses pembelajaran, sarana pendidikan,
tenaga kependidikan, keuangan dan termasuk hubungan dengan
masyarakat yang akan menghasilkan peserta didik yang memiliki
kompetensi sesuai dengan mutu lembaga pendidikan tersebut
3. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang
disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan internal berperan
besar dalam menentukan kualitas tenaga kerja, proses dan lingkungan
yang berhubungan dengan produk atau jasa, oleh karena itu sebelum